Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Guru Bahasa Inggris dari Provinsi Hunan, Meninggal Akibat Penganiayaan

12 Sep. 2010 |   Oleh: koresponden Clearwisdom dari Provinsi Hunan, China


Nama: Chen Liying
Jenis Kelamin: Wanita
Umur: 60
Alamat: Kota Yueyang, Provinsi Hunan
Pekerjaan: Guru Bahasa Inggris SMA
Tanggal Kematian: Akhir September 2005
Tanggal Penangkapan Terakhir: Januari 2001
Tempat Penahanan Terakhir: Pusat Penahanan Kota Yueyang
Kota: Yueyang
Provinsi: Hunan
Penganiayaan yang Diderita: Cuci otak, gangguan, diawasi, penahanan, diperas, dipecat dari tempat kerja
Penganiaya Utama: Su Shaolai

(Minghui.org) Chen Liying (wanita) dari Kota Changsha, Provinsi Hunan, mengajar bahasa Inggris di SMA Yizhong Kota Yueyang. Dia adalah seorang guru yang cakap dan mengajar banyak siswa. Chen mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1998.

Pada tahun 1998, Chen disewa untuk mengajar di sebuah sekolah di Zhuhai, Provinsi Guangdong. Dia senang melakukan latihan qigong di pagi hari. Suatu hari di sebuah taman, dia melihat sekelompok praktisi Falun Gong dan dia tertarik dengan keharmonisan energi mereka. Dia berhenti dan melihat mereka. Ketika seorang koordinator datang untuk mengenalkan Falun Gong padanya, dia berkata dengan sangsi, “Jika Falun Gong dapat membuka Lingkaran Langit saya, maka saya akan berlatih.” Koordinator menyarankan agar dia membaca Zhuan Falun. Dia mulai membaca buku itu dengan banyak keraguan, namun segera setelah membacanya, dia melihat baris demi baris huruf berwarna-warni yang memancarkan sinar. Pada saat yang sama, dia merasa aliran hangat mengalir dari atas ubun-ubun, dan Lingkaran Langitnya terbuka. Dia tahu dia telah memperoleh sesuatu, dan mulai berlatih Falun Gong.


Chen Liying

Chen mengalami keindahan Falun Dafa dan tahu bahwa seseorang harus berspesialisasi tunggal dalam kultivasi, jadi dia melepaskan semua latihan yang dia pelajari sebelumnya dan berlatih Falun Gong dengan sepenuh hati. Dia mengenalkan Falun Dafa pada teman-teman, para pekerja, dan pejabat pemerintah yang dia jumpai. Ketika penindasan terhadap Falun Gong dimulai pada 1999, dia mulai menjadi sasaran penganiayaan. Chen tidak ingin melepaskan latihan. Dia berpikir bahwa prinsip Sejati-Baik-Sabar adalah baik dan menjadi orang baik adalah hal yang harus dilakukan. Mungkin orang-orang yang menganiaya dirinya tidak memahami Falun Gong, pikirnya. Jadi dia menjelaskan kebaikan Falun Dafa pada mereka yang ingin “merubahnya”. Dibawah perintah Kantor 610, pengurus sekolah dan polisi setempat membawanya ke pusat penahanan selama sebulan. Pengurus sekolah memecatnya dan menghubungi sekolah di Kota Yueyang, di mana dia semula mengajar, untuk mengembalikannya.

Segera setelah pulang ke Yueyang, Su Shaolai, seorang petugas dari Kantor 610 SMA Yizhong, dan beberapa petugas lainnya dari Kantor 610 kota, mengawasinya. Dia kehilangan kebebasan dan tidak bisa pulang. Dia dibawa untuk menjalani sesi cuci otak dan ditekan untuk melepaskan latihan. Setelah enam bulan cuci otak, dia tetap menolak bekerja sama. Suatu kali, dia memanfaatkan kesempatan saat diperbolehkan menggunakan kamar mandi untuk kabur. Orang yang mengawasinya, melihat dia memanjat dinding dan menarik kakinya. Dia menendang dan memanjat dinding, namun jatuh di sisi dinding sebelahnya dan pingsan. Dia dibawa ke rumah sakit. Ketika sadar, dia melihat satu kakinya patah. Dia meminta pulang. Setelah pulang ke rumah dia melanjutkan latihan Falun Gong. Dua puluh hari kemudian, dia mampu berjalan dengan bantuan sebuah tongkat. Sekali lagi, dia mengalami keajaiban Falun Dafa.

Pada Januari 2001, dibawa perintah Kantor 610 kota, petugas dari Kantor 610 SMA dan kantor polisi setempat menangkap Chen dan membawanya ke Pusat Penahanan Kota Yueyang selama tiga bulan.

Pada 23 Januari 2001, Partai Komunis China merekayasa peristiwa “bakar diri” di Lapangan Tiananmen untuk memfitnah dan menghasut kebencian orang-orang terhadap Falun Gong. Setelah kejadian ini, penganiayaan terhadap Falun Gong diintensifkan. Para praktisi yang ditahan di Pusat Penahanan Kota Yueyang mengklarifikasi fakta kebenaran kepada para sipir dan melancarkan mogok makan untuk memprotes penganiayaan tersebut. Akibatnya, banyak praktisi hidup dalam bahaya. Akhirnya, pihak otoritas berkompromi dan membebaskan para praktisi yang ditahan.

Sebelum berlatih Falun Gong, Chen menderita sakit perut, rematik, dan uterine fibroids. Setelah berlatih, dia menjadi sehat dan penyakitnya hilang. Namun, penganiayaan jangka panjang mengganggu pikiran dan tubuhnya. Selama ditahan, dia mengalami pendarahan yang tidak normal. Dia memberitahu dokter penjara dan meminta agar dibebaskan tanpa syarat. Kanto 610 menolak permohonannya dan ingin memindahkannya ke Kamp Kerja Paksa Zhuzhoubaimalong selama dua tahun. Namun, karena dia didiagnosa mengalami tekanan darah tinggi yang hebat dan kanker kandung peranakan, pemindahannya dibatalkan. Pihak otoritas tidak ingin bertanggung jawab, jadi mereka mengirimnya pulang. Mereka memeras 4000 yuan dari putranya sebagai “jaminan” sebelum dia dibebaskan.

Setelah pembebasannya, kesehatan Chen menjadi tidak stabil. Dia terus-menerus diawasi dan diganggu. Akibatnya, kesehatannya memburuk karena tekanan tersebut. Suatu ketika, dia pingsan di jalanan dan tidak bisa pulang sampai setelah dia sadar kembali. Tubuhnya bengkak, dan mengalami pendarahan terus-menerus. Dia meninggal dunia pada akhir September 2005.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2010/8/24/228733.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/8/29/119699.html