Nama: Chen
Liying
Jenis Kelamin: Wanita
Umur: 60
Alamat: Kota Yueyang, Provinsi Hunan
Pekerjaan: Guru Bahasa Inggris SMA
Tanggal Kematian: Akhir September 2005
Tanggal Penangkapan Terakhir: Januari 2001
Tempat Penahanan Terakhir: Pusat Penahanan Kota
Yueyang
Kota: Yueyang
Provinsi: Hunan
Penganiayaan yang Diderita: Cuci otak, gangguan,
diawasi, penahanan, diperas, dipecat dari tempat kerja
Penganiaya Utama: Su Shaolai
(Minghui.org) Chen Liying (wanita) dari
Kota Changsha, Provinsi Hunan, mengajar bahasa Inggris di SMA
Yizhong Kota Yueyang. Dia adalah seorang guru yang cakap dan
mengajar banyak siswa. Chen mulai berlatih Falun Gong pada tahun
1998.
Pada tahun 1998, Chen disewa untuk mengajar di sebuah sekolah di
Zhuhai, Provinsi Guangdong. Dia senang melakukan latihan qigong di
pagi hari. Suatu hari di sebuah taman, dia melihat sekelompok
praktisi Falun Gong dan dia tertarik dengan keharmonisan energi
mereka. Dia berhenti dan melihat mereka. Ketika seorang koordinator
datang untuk mengenalkan Falun Gong padanya, dia berkata dengan
sangsi, “Jika Falun Gong dapat membuka Lingkaran Langit saya, maka
saya akan berlatih.” Koordinator menyarankan agar dia membaca Zhuan
Falun. Dia mulai membaca buku itu dengan banyak keraguan, namun
segera setelah membacanya, dia melihat baris demi baris huruf
berwarna-warni yang memancarkan sinar. Pada saat yang sama, dia
merasa aliran hangat mengalir dari atas ubun-ubun, dan Lingkaran
Langitnya terbuka. Dia tahu dia telah memperoleh sesuatu, dan mulai
berlatih Falun Gong.
Chen Liying
Chen mengalami keindahan Falun
Dafa dan tahu bahwa seseorang harus berspesialisasi tunggal dalam
kultivasi, jadi dia melepaskan semua latihan yang dia pelajari
sebelumnya dan berlatih Falun Gong dengan sepenuh hati. Dia
mengenalkan Falun Dafa pada teman-teman, para pekerja, dan pejabat
pemerintah yang dia jumpai. Ketika penindasan terhadap Falun Gong
dimulai pada 1999, dia mulai menjadi sasaran penganiayaan. Chen
tidak ingin melepaskan latihan. Dia berpikir bahwa prinsip
Sejati-Baik-Sabar adalah baik dan menjadi orang baik adalah hal
yang harus dilakukan. Mungkin orang-orang yang menganiaya dirinya
tidak memahami Falun Gong, pikirnya. Jadi dia menjelaskan kebaikan
Falun Dafa pada mereka yang ingin “merubahnya”. Dibawah perintah
Kantor 610, pengurus sekolah dan polisi setempat membawanya ke
pusat penahanan selama sebulan. Pengurus sekolah memecatnya dan
menghubungi sekolah di Kota Yueyang, di mana dia semula mengajar,
untuk mengembalikannya.
Segera setelah pulang ke Yueyang, Su Shaolai, seorang petugas dari
Kantor 610 SMA Yizhong, dan beberapa petugas lainnya dari Kantor
610 kota, mengawasinya. Dia kehilangan kebebasan dan tidak bisa
pulang. Dia dibawa untuk menjalani sesi cuci otak dan ditekan untuk
melepaskan latihan. Setelah enam bulan cuci otak, dia tetap menolak
bekerja sama. Suatu kali, dia memanfaatkan kesempatan saat
diperbolehkan menggunakan kamar mandi untuk kabur. Orang yang
mengawasinya, melihat dia memanjat dinding dan menarik kakinya. Dia
menendang dan memanjat dinding, namun jatuh di sisi dinding
sebelahnya dan pingsan. Dia dibawa ke rumah sakit. Ketika sadar,
dia melihat satu kakinya patah. Dia meminta pulang. Setelah pulang
ke rumah dia melanjutkan latihan Falun Gong. Dua puluh hari
kemudian, dia mampu berjalan dengan bantuan sebuah tongkat. Sekali
lagi, dia mengalami keajaiban Falun Dafa.
Pada Januari 2001, dibawa perintah Kantor 610 kota, petugas dari
Kantor 610 SMA dan kantor polisi setempat menangkap Chen dan
membawanya ke Pusat Penahanan Kota Yueyang selama tiga bulan.
Pada 23 Januari 2001, Partai Komunis China merekayasa peristiwa
“bakar diri” di Lapangan Tiananmen untuk memfitnah dan menghasut
kebencian orang-orang terhadap Falun Gong. Setelah kejadian ini,
penganiayaan terhadap Falun Gong diintensifkan. Para praktisi yang
ditahan di Pusat Penahanan Kota Yueyang mengklarifikasi fakta
kebenaran kepada para sipir dan melancarkan mogok makan untuk
memprotes penganiayaan tersebut. Akibatnya, banyak praktisi hidup
dalam bahaya. Akhirnya, pihak otoritas berkompromi dan membebaskan
para praktisi yang ditahan.
Sebelum berlatih Falun Gong, Chen menderita sakit perut, rematik,
dan uterine fibroids. Setelah berlatih, dia menjadi sehat dan
penyakitnya hilang. Namun, penganiayaan jangka panjang mengganggu
pikiran dan tubuhnya. Selama ditahan, dia mengalami pendarahan yang
tidak normal. Dia memberitahu dokter penjara dan meminta agar
dibebaskan tanpa syarat. Kanto 610 menolak permohonannya dan ingin
memindahkannya ke Kamp Kerja Paksa Zhuzhoubaimalong selama dua
tahun. Namun, karena dia didiagnosa mengalami tekanan darah tinggi
yang hebat dan kanker kandung peranakan, pemindahannya dibatalkan.
Pihak otoritas tidak ingin bertanggung jawab, jadi mereka
mengirimnya pulang. Mereka memeras 4000 yuan dari putranya sebagai
“jaminan” sebelum dia dibebaskan.
Setelah pembebasannya, kesehatan Chen menjadi tidak stabil. Dia
terus-menerus diawasi dan diganggu. Akibatnya, kesehatannya
memburuk karena tekanan tersebut. Suatu ketika, dia pingsan di
jalanan dan tidak bisa pulang sampai setelah dia sadar kembali.
Tubuhnya bengkak, dan mengalami pendarahan terus-menerus. Dia
meninggal dunia pada akhir September 2005.
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2010/8/24/228733.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/8/29/119699.html