(Minghui.org) Saya baru serius menekuni Falun Dafa pada bulan Mei 2007, meskipun sudah mengenalnya bertahun-tahun sebelumnya, namun saat itu saya menganggap Falun Dafa hanya latihan saja, tidak ada Fa yang membimbing, sehingga saat itu tidak tertarik untuk bergabung.
Kultivasi adalah hal yang luar
biasa serius, seperti yang dikatakan Guru, jalan pasti terjal meski
tetap bisa dipanjat. Berikut adalah apa yang saya alami dalam kurun
waktu satu tahun: Saya mengalami tabrakan sebanyak 4 kali.
Tabrakan pertama, terjadi di bulan Desember 2007. Saya
terlibat tabrakan karambol. Melibatkan sebuah mobil dan beberapa
motor. Kejadiannya tidak jauh dari pintu rel kereta api Pasar
Minggu (dekat kompleks AL). Saat itu hari Jum’at pagi hari, Jakarta
hari itu diguyur gerimis kecil. Jalanan licin.
Tabrakan terjadi karena ada sebuah mobil yang berhenti mendadak
menghindari sepeda motor di depannya. Secara refleks semua motor di
belakangnya mengerem mendadak namun sudah terlambat. Terjadilah
tabrakan beruntun. Motor-motor di belakangnya yang terlambat
mengerem menghajar motor di depannya, termasuk motor saya.
Braakk. Saya jatuh bergulingan, helm terlepas karena kerasnya
benturan. Saya hanya pasrah saja dan sedikit berharap tidak ada
kendaraan yang melindas saya dari belakang. Saya jatuh ke kanan.
Siku membentuk benjolan sebesar telor puyuh sedangkan dengkul
sebelah kanan terluka. Jas hujan sobek-sobek terseret
aspal.
Beruntung motor saya masih bisa berjalan, meski sekitar lampu depan
sudah tidak berbentuk. Saya masih ke kantor sebentar karena ada
sesuatu yang harus diambil kemudian pamit untuk pulang.
Sesampai di rumah, saya tidak berobat ke mana-mana meski badan
sakit semua. Karena waktu itu saya berpikir sedang membayar utang
karma. Motor saya bawa ke bengkel resmi Honda dan hanya membayar
biaya perbaikan Rp. 5.000. Semula saya memperkirakan beberapa
komponen harus diganti dan akan menghabiskan ratusan ribu.
Hari ketiga saya sudah bisa masuk ke kantor, saya hanya dua hari
istirahat di rumah, yang saya isi dengan belajar Fa, pemancaran
pikiran lurus dan latihan Gong. Hari ketiga saya masuk ke kantor,
rasa sakit tetap ada dan baru tiga minggu kemudian mereda.
Tabrakan kedua: Saya baru keluar parkiran gedung, tapi dari arah
berlawanan muncul kendaraan yang mengebut. Saya tidak bisa
menghindar, demikian pula dengan penabrak tadi. Ban depan saya kena
hajar, saya jatuh, tapi tidak apa-apa. Sang penabrak juga tidak
apa-apa, cuma push step/injakan kakinya bengkok. Stang motor jadi
miring. Tapi perasaan saya tenang saja. Sang penabrak tidak
menuntut dan saya tidak menuntut, semua berlalu begitu saja.
Tabrakan ketiga terjadi pada Selasa, 10 Juni 2008 malam. Karena ada
urusan kantor yang masih perlu diselesaikan saya baru pulang jam
23.30 WIB, langsung menjemput istri. Padahal janji menjemput istri
jam 8 malam. Terlambat 3,5 jam.
Ban motor saya agak kempes, jadi saya memutuskan untuk menambah
angin. Saat melihat tukang tambal ban, saya menepikan motor ke
kiri. Di luar dugaan, di malam yang sepi itu dari arah
belakang sebuah motor dengan kecepatan tinggi menghajar motor saya
dari sisi kiri. Brakk. Kami sama-sama terjatuh. Saya dan
istri tidak apa-apa. Push step motor sebelah kiri melesak ke
dalam karena saya jatuh ke kiri.
Sang pembonceng terluka parah. Kelihatannya ada masalah
dengan tulang kakinya, saya kira patah dan dia luka dalam. Saya
berkata dalam hati kepada Shifu, kalau ini karma saya, saya akan
terima dan akan mengganti biaya pengobatan orang ini. Orang-orang
segera berkerumun membantu kami berempat.
Namun kemudian, tidak ada suasana yang saling menyalahkan dan tidak
ada tuntut-menuntut. Semuanya diam membisu. Saya juga agak bingung.
Hampir 15 menit semua sibuk sendiri dengan diam, demikian pula para
penolong kami. Akhirnya saya bantu memapah penabrak tadi ke
motornya. Kawannya yang gantian memboncengnya.
Tabrakan keempat terjadi di bulan Desember 2008. Saat itu hari
Selasa, mau berangkat ke kantor. Mendung menggantung di
langit. Ada rasa malas dan ada perasaan tidak enak. Akhirnya
berangkat juga ke kantor. Ceritanya akan melewati sebuah angkot.
Saya lihat di depan ada angkot dan dari arah berlawanan tidak ada
kendaraan. Lampu sign angkot tidak menyala sebagai tanda untuk
berbelok, jadi menurut hitungan logika kondisi aman untuk menyusul
angkot ini.
Namun saat saya berada di samping angkot, tiba-tiba supir angkot
tersebut membanting stirnya ke kanan, saya tidak bisa menghindar,
badan angkot membentur motor saya, saya jatuh ke kanan. Bahu saya
terhempas di aspal. Mula-mula terhempas ke kanan, dan kemudian
terhempas ke kiri. Sakitnya langsung terasa, terutama tangan kanan.
Tangan kanan langsung lemas, patahkah tangan saya? Kepala saya
berkunang-kunang.
Saya dipapah orang-orang ke sisi jalan. Tak berapa lama supir
angkot datang dengan berbagai alasan bercerita kenapa dia
membanting setir ke kanan. Saya hanya bilang ke dia saya tidak akan
menuntut apa-apa terhadapnya, akhirnya dia minta maaf dan pergi.
Saya lihat motor saya masih bisa berjalan.
Akhirnya saya pulang. Tangan kanan saya betul-betul sakit. Sampai
di rumah saya langsung memancarkan pikiran lurus. Krekk …. Ada yang
sedikit bergerak saat tangan kanan ditegakkan. Saya tahan
saja. Ganti baju pun sakit minta ampun. Rasa sakitnya amat
sangat.
Parahnya saat tidur. Saat mau berganti posisi tidur, kedua bahu
sakit sekali. Akibatnya semalaman posisi tidur hanya berganti
sekali dua kali. Akhirnya hanya dua hari di rumah. Hari Jum’atnya
sudah ke kantor lagi naik motor. Tapi rasa sakit itu baru berkurang
sebulan kemudian.
Dari pengalaman saya ini, saya memetik pelajaran bahwa sepanjang
kita seratus persen percaya pada Shifu dan Dafa, semuanya akan
baik-baik saja, terlepas apakah yang saya alami karena membayar
utang karma atau karena penganiayaan kekuatan lama akibat kebocoran
atau keterikatan hati saya.
Seperti yang dikatakan Shifu di dalam buku Zhuan Falun:
“Peristiwa sejenis ini sangat banyak, tidak terhitung banyaknya,
namun tidak akan terjadi bahaya. Peristiwa sejenis ini tidak mesti
dialami, individu di antara kita ada yang dapat mengalami peristiwa
ini. Baik mengalami maupun tidak, pasti tidak ada bahaya apa pun
dapat terjadi pada anda, hal ini dapat saya jamin. Ada sejumlah
praktisi yang tidak berbuat menurut ketentuan Xinxing, hanya
berlatih gerakan tidak berkultivasi Xinxing, dia tidak dapat
dihitung selaku praktisi Gong.” (Zhuan Falun, Ceramah III)
Terima kasih Shifu atas perlindungannya. Falun Dafa baik!
Sejati-Baik-Sabar baik!