Di
bawah tekanan Beijing, pihak berwenang Vietnam menculik, menyerang
praktisi Falun Gong setempat
29 September 2011
(Minghui.org) New York--Di bawah tekanan Beijing, pihak
berwajib Vietnam telah meningkatkan intimidasi dan kekerasan
terhadap komunitas Falun Gong setempat dalam beberapa minggu
terakhir, secara berkelanjutan mengintensifkan tren yang dimulai
tahun lalu. Dua praktisi Falun Gong dijadwalkan akan disidang
minggu depan karena menyiarkan berita yang tak disensor ke China.
Sejak akhir Agustus, para praktisi Falun Gong setempat dalam dua
insiden telah diciduk oleh polisi atau diserang oleh preman ketika
sedang berlatih perangkat gerakan di sebuah taman.
Sebuah pengadilan di Hanoi
dijadwalkan akan mengadakan sidang pada Kamis (6 Oktober 2011) bagi
dua praktisi Falun Gong Vietnam karena menyiarkan informasi ke
China, hal mana menuruti permintaan Beijing untuk menindas Falun
Gong. Ini merupakan upaya kedua untuk menghukum Vu Duc Trung, CEO
berusia 30 tahun dari sebuah perusahaan teknologi tinggi, dan kakak
iparnya Le Van Thanh (35 tahun). Sidang pertama dijadwalkan pada
April 2011 telah ditunda karena tekanan dunia internasional dan
kritik dari kelompok pembela kebebasan pers seperti Reporters
without Borders.
Seorang praktisi Falun Gong
Vietnam menunjukkan bekas luka pada sikunya ketika polisi
menyulutnya dengan puntung rokok pada akhir Agustus 2011
Peningkatan gangguan berasal dari
pengarahan langsung akibat tekanan Partai Komunis China pada
otoritas Vietnam. Menurut dakwaan yang digunakan, pemerintah
Vietnam menangkap kedua pria tersebut setelah nota diplomatik
dikirim pada 5 Maret 2010, dari Kedutaan Besar China kepada
Kementerian Investigasi dan Keamanan Vietnam.
“Nota diplomatik menyatakan bahwa Departemen Kepolisian di China
telah menemukan sinyal radio dari wilayah Vietnam yang bermuatan
Falun Gong seperti yang didengar pada stasiun radio ‘Sound of
Hope,’ demikian dakwaan. ‘Direkomendasikan bahwa semua... aktivitas
dari individu Falun Gong di wilayah Vietnam harus diserang dan
dihentikan.”
Falun Dafa Information Center menghimbau kepada pemerintah Vietnam
agar menentang tekanan China dan segera menghentikan aksi yang
membatasi hak berekspresi dan berkeyakinan para praktisi Falun
Gong.
“Dengan meningkatkan kesehatan orang-orang dan mendorong integritas
moral serta kebaikan, Falun Gong adalah baik bagi masyarakat dan
telah diterima di lebih dari 100 negara di seluruh dunia,” ujar
jurubicara Falun Gong, Erping Zhang. “Kami berharap pihak berwenang
Vietnam dapat menahan tekanan Partai Komunis China dan menghentikan
ancaman terhadap para praktisi Falun Gong. Meskipun klaim mereka
bahwa Falun Gong tidak legal di China, penganiayaan terhadap
praktisi di Vietnam juga melanggar undang-undang setempat.”
“Reaksi cepat dunia internasional atas sidang yang dijadwalkan pada
April membantu mengimbangi tekanan China pada Vietnam yang
menargetkan Falun Gong,” ujar Zhang. “Sekarang kedua pria tidak
berdosa – dan lainnya seperti mereka - kembali berada dalam bahaya.
Komunitas internasional harus segera menyuarakan bagi pembebasan
mereka tanpa syarat, agar situasi tidak memburuk lebih
lanjut.”
Serangan Fisik, Ancaman dan Penahanan
Disamping sidang bagi kedua praktisi tersebut di atas, praktisi
Falun Gong lainnya telah mengalami intimidasi dan kekerasan,
yang melanggar hukum Vietnam:
• Pada 31 Agustus 2011, tiga praktisi di Long An diciduk petugas
tanpa surat perintah ketika sedang berlatih perangkat latihan Falun
Gong di Taman Tiga Daerah. Di tahanan, polisi menggunakan puntung
rokok untuk menyulut tangan dan hidung seorang praktisi (lihat
foto) dan menyita telepon genggam dan kunci mobil para praktisi.
Polisi kemudian menggeledah rumah mereka tanpa surat perintah,
menyita buku-buku Falun Gong, CD dan DVD film ‘Sand Storm’ termasuk
barang-barang milik pribadi lainnya. Yang mengkhawatirkan insiden
tersebut tampaknya telah mendapat persetujuan otoritas tingkat
atas, media negara kemudian menyiarkan laporan mengenai insiden,
menyatakan bahwa penangkapan dilakukan kerena mereka ‘secara ilegal
mempromosikan’ Falun Gong.
• Pada malam 7 September 2011, para praktisi diserang oleh preman
ketika tengah berlatih di sebuah taman. Ha Van Dung, seorang korban
melaporkan:
“Saya diserang dengan kasar oleh para penjahat. Kedua sisi tangan
tergores... saya berlari. Ketika saya kembali ke taman, mereka
melucuti kaos dan ikat pinggang saya di depan umum. Seorang preman
menendang saya demikian keras di kepala sehingga menimbulkan
kepeningan... tiga petugas polisi berdiri dalam jarak sangat dekat
dan hanya menonton pemukulan terhadap diri saya tanpa membantu.
Kami mencatat kehadiran perwira polisi Nguyen Van Be Hai, yang
memerintahkan beberapa petugas berpakaian sipil di sekitarnya. Para
penjahat itu berulang kali datang melapor kepadanya setelah
memukuli saya, kemudian kembali memukul saya lagi.”
• Lebih lanjut, sekelompok kecil praktisi Falun Gong yang tengah
bermeditasi di depan Kedutaan China di Hanoi telah diganggu secara
serius oleh polisi dan mereka ditekan agar meninggalkan lokasi.
Polisi telah menggunakan cara-cara seperti memainkan musik keras,
menghembuskan asap, mengatur preman untuk menyerang, dan melempar
makanan busuk kepada para praktisi untuk mencoba menakut-nakuti
mereka.
Tekanan yang digunakan Partai Komunis China (PKC) terhadap Vietnam
bukanlah insiden terisolasi. Melainkan, bagian dari pola gangguan
meluas yang PKC terapkan pada pemerintah Asia Tenggara untuk
membantu menindas praktisi Falun Gong dan membungkam upaya-upaya
orang China di luar negeri yang mengungkap kejahatan HAM PKC.
Pada 6 September, dalam sebuah keputusan yang dikutuk oleh kelompok
pembela kebebasan pers, seorang hakim di Indonesia telah memvonis
enam bulan penjara bagi direktur stasiun radio yang menyiarkan
berita Sound of Hope terkait HAM di China, termasuk penganiayaan
Falun Gong. Sementara itu, Korea Selatan telah dan tengah
mendeportasi para pencari suaka Falun Gong, setidaknya dua tengah
menghadapi resiko pemulangan ke China di mana mereka menghadapi
bahaya penyiksaan.
Rincian Sidang Mendatang
Trung dan Thanh adalah dua pria Vietnam yang berlatih Falun Gong.
Mereka didakwa dengan tuduhan ‘menyebarkan informasi secara ilegal
dalam jaringan telekomunikasi’ karena telah menyiarkan program
berita Radio Sound of Hope melalui radio gelombang pendek ke China.
Program Sound of Hope umumnya memberitakan laporan mengenai
pelanggaran HAM, korupsi, dan penindasan praktisi Falun Gong maupun
kelompok minoritas lainnya. Trung memulai penyiaran pada April
2009.
Dua pria itu diciduk pada 11 Juni 2010 dan ditahan sejak itu,
dengan sedikit kemungkinan bagi keluarga untuk mengunjungi mereka.
Saat itu, selain komputer dan alat penyiaran, polisi juga menyita
buku-buku dan materi terkait Falun Gong milik mereka.
Delapan hari setelah penahanan mereka, hukuman diterapkan pada
kedua orang itu, sebuah aksi yang menurut para pengacara adalah
tidak adil dan melanggar UU Vietnam sendiri.
Di bulan April 2011, kasus ini dikutuk oleh Reporters without
Borders dan diberitakan secara luas oleh media internasional,
termasuk Radio Free Asia, The Economist, The Epoch Times dan Agence
France Presse (AFP).
Informasi lebih lanjut, silakan baca:
* Urgent Appeal: Vietnam Must Halt Trial of Falun Gong
Practitioners over China Broadcasts:
http://faluninfo.net/article/1129/
* Urgent Appeal Update: Falun Gong Trial in Vietnam Postponed, but
Practitioners Remain in Custody, April 8, 2011:
http://faluninfo.net/article/1130/
*************************
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT, SILAKAN HUBUNGI FALUN DAFA
INFORMATION CENTER
Kontak: Gail Rachlin (+1 917-757-9780), Levi Browde (+1
845-418-4870), Erping Zhang (+1 646-533-6147), or Joel Chipkar (+1
416-731-6000)
Faks: 646-792-3916 Email: Alamat E-mail ini dilindungi dari robot spam. Anda perlu
mengaktifkan JavaScript untuk melihatnya , Website: http://faluninfo.net/
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/9/30/128429.html