(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa Bali kembali ikut serta dalam acara peringatan Puputan Margarana yang ke-65 di Taman Pujaan Bangsa. Peringatan hari bersejarah ini berlangsung pada 20 November 2011 dari jam 10 pagi. Para praktisi mendirikan stan informasi, disamping menggelar pentas seni dan tari.
Tim gendering pinggang praktisi
Hujan gerimis pukul dua siang, tidak menyurutkan niat praktisi membawakan keindahan Dafa melalui musik dan tari. Tari-tarian yang ditampilkan berupa tari harmoni, tari kipas dan tari merak.
Stand praktisi Falun Dafa
Pertunjukan tarian oleh praktisi muda
Barisan genderang pinggang yang
terdiri dari sekitar 50 praktisi mengawali dan menutup acara
peringatan yang berlangsung hingga jam 5 sore.
Koordinator acara mengatakan kegiatan ini sangat baik untuk
memperkenalkan Falun Dafa kepada para pejabat dan masyarakat.
Acara yang berlangsung seharian penuh, dihadiri oleh masyarakat
umum dan keluarga para korban perang yang gugur untuk melakukan
tabur bunga.
Dari delapan kabupaten di Bali, korban yang tewas dari tahun
1945-1950 sejumlah 1372 orang.
Keindahan tari-tarian dan olah suara yang dipentaskan para praktisi
muda mendapat sambutan antusias dari masyarakat Marga. Hadir pula
di tengah-tengah penonton cucu dari tokoh pejuang I Gusti Ngurah
Rai yakni Gung Wah. Pria 38 tahun ini dengan nama lengkap I Gusti
Ngurah Gede Dresta Jumena bercerita tentang sejarah perjuangan
kakeknya.
Seorang pembina Falun Dafa Bali mengatakan, “Keluarga pahlawan
nasional Ngurah Rai sangat positif terhadap Falun Dafa, dan
mengijinkan kami berlatih di depan Candi Ngurah Rai.”