(Minghui.org)
Salam kepada Shifu terhormat!
Salam kepada semua rekan praktisi!
Saya adalah praktisi dari Gao Xiong.
Sebelum mendapatkan Fa, saya
adalah tipe pemuda yang sukses. Sekarang saya sudah hampir berusia
40 tahun. Pada umur 15 tahun saya mulai bergelut di bisnis
restoran, usia 26 tahun saya sudah menjabat sebagai manajer
hotel berbintang lima, belum sampai usia 25 tahun, sudah ada
restoran yang mempekerjakan saya sebagai konsultan, saya juga
merangkap sebagai dosen di sekolah. Saat usia 26 saya sudah
memiliki sebuah toko sendiri, usia 27 tahun buka lagi toko yang
kedua. Karena mendambakan nama dan kepentingan, maka sebelum
memperoleh Fa, saya merangkap beberapa jabatan, hanya sibuk mencari
uang, telah kehilangan tujuan hidup yang sesungguhnya.
Sejak kecil sifat saya yang tidak mau kalah sangatlah kuat,
ditambah prestasi-prestasi kecil saat masih menjadi manusia biasa,
membuat kepribadian saya jadi lebih arogan dan sombong. Dalam
berurusan dengan segala sesuatu, saya selalu merasa orang lain
sangat bodoh, memandang rendah orang lain, tidak bisa bertoleransi
terhadap kesalahan kecil orang lain, oleh karenanya saya mudah
sekali emosi. Dahulu, sering kali begitu berangkat kerja sudah
mulai emosi, sampai pulang kerja masih emosi, bahkan saat bermimpi
dalam tidur, saya masih sedang marah-marah. Hal ini
mengakibatkan bawahan saya di perusahaan sangat takut untuk
berangkat kerja bersama saya.
Dilihat secara permukaan, teman saya makin lama makin banyak, namun
sesungguhnya kesenjangan dengan teman yang sejati makin lama makin
jauh. Dan juga karena begitu kuatnya sifat bersaing serta
keterikatan pada nama dan kepentingan, sehingga lambat laun jati
diri yang sejati mulai tertutup. Hubungan dengan orang-orang
berangsur-angsur menjadi dingin dan semu.
Saat usia 27 tahun, badan saya timbul rasa sakit ulu hati, perasaan
itu bagaikan ada sepasang tangan sedang meremas hati saya, hati ini
seolah ingin pecah, sungguh menderita. Sudah pergi ke beberapa
rumah sakit besar untuk diperiksa, namun tidak ditemukan sebabnya.
Frekwensi sakit ulu hati malah makin lama semakin meningkat, pada
awalnya 2 bulan sekali, kini hampir setiap hari. Selama masa
tersebut, walau saya di permukaan tampak tidak begitu hirau, tetapi
sesungguhnya hati diliputi bermacam perasaan, sering kali di tengah
malam terbangun kaget. Di saat menyendiri sayapun mulai berpikir,
apa yang dimaksud dengan kehidupan ini, apa tujuan manusia hidup,
mengapa orang pasti meninggal, setelah meninggal bagaimana
jadinya.
Atas dorongan tersebut, saya mulai membaca buku-buku spiritual
versi timur maupun barat dalam jumlah banyak, namun tetap tidak
menemukan jawabannya. Pada saat saya berusia 31 tahun, isteri saya
karena banyak penyakit maka ia memperoleh Fa lebih dulu, sedangkan
saya karena bayang-bayang kelabu di masa kecil, membuat saya
bersikap ragu terhadap Dewa dan Buddha, hingga suatu kali terjadi
pertengkaran dengan isteri, kejadian ini telah menimbulkan niat
saya untuk Xiulian.
Sebelum Xiulian kesehatan isteri saya sangat buruk, sepanjang tahun
selalu minum obat, menyebabkan dirinya juga berperangai keras
seperti saya. Bila saya kurang hati-hati telah menginjak kakinya,
dia akan balas dengan 10 kali injakan, hingga marahnya reda baru
berhenti. Di saat terjadi pertengkaran, dia selalu lebih galak
daripada saya, saya mencaci sepatah kata, dia akan balas mencaci
beberapa patah kata.
Saya ingat pada suatu pertengkaran dengan isteri di usia 31 tahun,
dalam pertengkaran tersebut, saya melampiaskan kemarahan dengan
beringas padanya, dalam hati berpikir bagaimana dia akan
membalasnya lebih beringas lagi. Tapi diluar dugaan, dia tidak
membalas, malah minta maaf pada saya, dan bertanya bagaimana dia
harus berbuat agar saya tidak marah. Saya seketika terbengong,
tidak berani percaya ini adalah kejadian nyata, namun saya masih
mencaci dan mengumpat dengan panjang lebar, sedangkan isteri saya
hanya berdiri diam tanpa sepatah kata pun yang diucapkan.
Kejadian ini membuat saya merasa Falun Gong benar-benar ajaib,
bagaimana mungkin perangai isteri saya bisa berubah begitu besar?
Seandainya saya juga bisa tidak marah dalam menghadapi berbagai
persoalan, bukankah hidup saya akan jauh lebih indah! Mungkin dari
Falun Gong saya akan dapat mengetahui apa yang dimaksud kehidupan
ini, atau Falun Gong dapat memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang tidak saya temukan dalam buku lainnya.
Dengan demikian saya mulailah membaca buku “Zhuan Falun” dengan
seksama.
Tiga tahun di masa awal Xiulian, saya tidak gigih dalam
berkultivasi, di antara tiga hal tak satupun yang saya lakukan
dengan sempurna. Walau demikian keajaiban tetap terjadi di
sekeliling saya. Karena Xinxing saya perlahan-lahan meningkat
setelah Xiulian, maka hubungan dengan teman dan kerabat semakin
harmonis, bisnis restoran saya juga semakin laris, bahkan
belakangan hampir setiap hari penuh dengan pelanggan, kecuali di
hari hujan. Sering kali para pelanggan harus menunggu hidangan siap
selama 45 menit sampai 1 jam, namun kebanyakan dari mereka tetap
rela menunggu.
Ketika itu jam kerja saya sangat panjang, dari pagi jam 8 lewat
hingga malam kira-kira jam 12 baru pulang ke rumah. Belajar Fa di
rumah tidak sampai 10 halaman sudah ngantuk dan letih. Walau ketika
itu ada keinginan untuk gigih maju, namun tekad dan Xinxing saya
belum mencapai taraf tersebut, sehingga kenyataan bertolak belakang
dengan keinginan.
Di masa-masa tersebut hati selalu terasa hampa, antusias ingin
Xiulian seperti saat awal saya memperoleh Fa, seakan telah hilang,
sebagai penggantinya adalah keraguan terhadap makna eksistensi
jiwa, serta keyakinan yang goyah terhadap Shifu dan Dafa. Sampai
akhirnya bahkan saya timbul keraguan terhadap perkataan Shifu,
dengan demikian saya semakin jauh dari Dafa, makin mendekati
manusia biasa, Xinxingpun tak terkendali, frekwensi kemarahan juga
kian meningkat.
Pernah sekali setelah bertengkar dengan isteri, saya seketika
terkejut dan merasa diri sendiri tiada bedanya dengan manusia
biasa. Di tengah perasaan takut saya mendekap buku Dafa dan
menangis, ketika saya membuka buku, kalimat pertama yang terlihat
adalah: “di dalam seluruh proses Xiulian anda, terdapat sebuah
masalah yang menyangkut apakah anda secara dasar memahami Fa,
apakah anda bersikap teguh, terus hingga tahap terakhir Xiulian
anda, anda masih saja diuji apakah teguh terhadap Fa. (kutipan dari
“Uraian makna Falun Dafa”)
Memang begitu, karena kurangnya taraf keyakinan saya terhadap Shifu
dan Fa, maka saya tidak merasa cemas walau tidak memancarkan Zheng
Nian; dalam satu minggu 5 perangkat latihan tidak dilatih secara
utuh, saya juga tidak cemas; sehari belajar Fa tidak sampai 10
halaman juga tidak apa-apa bagi saya; kegiatan klarifikasi apa pun
tidak saya ikuti juga merasa tidak apa-apa. Semua ini dikarenakan
keyakinan saya terhadap Shifu kurang, sehingga saya merasa tidak
apa-apa walau belum melakukan tiga hal dengan baik.
Saya mulai berpikir bagaimana supaya dalam jam kerja yang sehari 14
hingga 16 jam, saya masih bisa sambilan melakukan tiga hal dengan
baik. Apakah perlu mempekerjakan seorang koki? Namun seorang koki
yang mahir gajinya umumnya tinggi, restoran kami juga sulit untuk
menggaji dua orang koki. Jika melatih seorang pelayan restoran
menggantikan saya sebagai koki, rasanya belum ada yang cocok, lagi
pula ketrampilan memasak tidak dapat dikuasai dalam waktu singkat.
Jika mengerahkan lebih banyak orang untuk meringankan pekerjaan
saya di dapur, ruang dapur tidak memadai, malah akan berefek
menghalang-halangi. Lalu apakah restoran ini dijual saja? Agar saya
dapat berkonsentrasi dalam Xiulian untuk satu periode waktu,
meningkatkan Xinxing saya dan melakukan tiga hal dengan baik,
kemudian dengan uang penjualan restoran dan uang tabungan saya,
cari lagi sebuah tempat yang lebih baik, kami buka lagi usaha
restoran yang baru.
Setelah berulang kali berunding dengan isteri, kami memutuskan
untuk menjual restoran ini. Sebelum mengambil keputusan ini kamipun
pernah berpikir, apakah perbuatan ini bersifat ekstrim? Tetapi
akhirnya kami merasa tidak demikian. Karena pertama: kami bukan
tidak bekerja lagi hanya memedulikan Xiulian, melainkan istirahat
satu periode waktu, agar dapat berkonsentrasi dalam Xiulian dan
meningkatkan Xinxing, kemudian buka lagi sebuah restoran baru. Lagi
pula keputusan ini tidak berdampak pada ekonomi dan kehidupan kami.
Kedua: dengan taraf Xinxing dan tingkat Xiulian saya ketika itu,
ditambah kesibukan yang satu hari menyita waktu 14 hingga 16 jam,
saya benar-benar tidak dapat melakukan dengan baik satu hal apapun
di antara tiga hal; tetapi jika Xinxing dan Xiulian saya telah
meningkat, saya yakin walau sehari bekerja selama 14 hingga 16 jam,
saya masih dapat melakukan tiga hal dengan baik. Ketiga: ketika itu
keadaan saya hampir tiada bedanya dengan manusia biasa, bukan lagi
seperti orang Xiulian, jika terus berlanjut demikian, sangat
mungkin saya akan sama sekali terpisah dari Dafa, menjadi manusia
biasa yang sungguhan.
Setelah mengambil keputusan ini, masalah berikutnya ialah setelah
restoran ini terjual, bagaimana agar kami dapat berkonsentrasi
dalam Xiulian dan melakukan tiga hal dengan baik. Selama periode
itu ada sejumlah rekan praktisi bertukar pendapat dengan kami,
mereka mengusulkan bila ada waktu, pergilah ke New York Amerika.
Saya pikir ini mungkin adalah sebuah pilihan yang bagus, jika pergi
ke Amerika maka saya dapat berkonsentrasi dalam Xiulian, dan juga
dapat sambilan melakukan tiga hal. Walau berpikir demikian, dalam
hati masih penuh keraguan. Lagi pula menjual restoran walau sudah
diputuskan, tapi belum ditetapkan harinya, karena dalam hati masih
tersimpan sejumlah rasa takut.
Setelah pada suatu kesempatan bertukar pendapat dengan rekan
praktisi, kami akhirnya putuskan untuk menjual restoran secepatnya.
Sungguh ajaib, tepat setelah kami mengambil keputusan terakhir ini,
dalam tempo tidak sampai 5 menit, teman saya yang dulu sejawatan
kerja di restoran tanpa pemberitahuan, tiba-tiba datang mencari
saya dan bermaksud membeli restoran saya. Begitu mendadaknya hal
ini terjadi membuat saya tidak berani percaya ini adalah sungguhan.
Dengan timbulnya niat pikiran tadi, satu hal yang bagi orang lain
mungkin akan memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan
baru dapat selesai, sedangkan bagi kami hanya memerlukan waktu
beberapa menit saja, segalanya sudah
disepakati.
Kejadian ini perlahan-lahan tersebar di antara praktisi setempat,
ada yang setuju, ada juga yang menganggap kami melangkah ke sisi
ekstrim. Mereka yang menganggap ekstrim tiada hentinya menemui ibu
saya dan saya sendiri, juga isteri saya untuk bertukar pendapat,
ada yang saya kenal, ada yang saya tidak kenal, ada yang langsung
datang ke restoran menemui kami, ada yang melalui telpon. Sikap ibu
saya juga dari semula yang sangat setuju, kemudian mulai berubah
jadi ragu-ragu, bahkan ada sedikit menentang.
Pada mulanya saya tetap bertahan ingin menjual restoran, tetapi
beberapa hari sebelum penyerahan restoran kepada teman saya,
perasaan saya yang berkaitan dengan nama, keuntungan dan kemahiran
dalam usaha restoran, seketika muncul bersamaan, dalam benak saya
tak hentinya muncul perkataan rekan-rekan praktisi, misalnya:
betapa sayangnya restoran yang begitu laris dijual; sekiranya buka
lagi sebuah restoran baru belum tentu bisa maju, dengan susah payah
sudah berusaha 4 tahun lebih, kini tinggal memetik hasilnya,
anda malah mau menjualnya pada orang lain. Dalam hati saya juga
mulai timbul ketidak-relaan melepas restoran, keterikatan terhadap
kemasyuran, keuntungan dan kemahiran dalam usaha restoran telah
melemahkan tekad saya, membuat saya mulai goyah. Saat demikian
teman saya dengan inisiatif berkata, jika saya keberatan menjual
restoran, dia tidak jadi masalah dan tidak mengeluh.
Tetapi melalui belajar Fa bersama dan diskusi antara kami berdua
dan rekan praktisi, kami beranggapan telah menelantarkan perjalanan
Xiulian selama 3 tahun, dari itu kami tidak ingin menelantarkannya
lebih lanjut. Disamping itu, kegoyahan hati saya di saat ini,
ditambah dengan pernyataan sikap teman saya yang begitu mendadak,
bukankan semua ini sedang menguji taraf keteguhan saya terhadap Fa?
Kami yakin asalkan kami tidak melangkah ke sisi ekstrim, dan
melakukan tiga hal dengan baik, maka akan dapat menempuh perjalanan
Xiulian berikutnya dengan lebih mantap.
Sebelum berangkat ke Amerika untuk yang pertama kali, saya
senantiasa memberi semangat pada diri sendiri, setibanya di sana,
dimana saya dibutuhkan saya akan pergi ke sana, tidak harus terikat
untuk bekerja di dapur. Walau berkata demikian, dalam lubuk hati
masih ada keterikatan untuk masuk dapur. Maka setibanya di Amerika,
saya diatur bekerja di kelompok tukang kayu. Ketika itu hati saya
penuh dengan kekesalan dan ketidak-relaan, rasanya ingin segera
menumpang pesawat kembali ke Taiwan; isteri saya diatur bekerja di
bagian pengecatan kayu. Sebulan kemudian, saya dan isteri baru
dialihkan ke dapur menangani hidangan ala barat.
Sekembalinya dari Amerika ke Taiwan, di saat mempersiapkan
pembukaan restoran kedua, saya baru menyadari ketika di Amerika
mengapa saya diatur bekerja di kelompok tukang kayu, sedangkan
isteri saya di bagian pengecatan kayu.
Dengan sedikit bekal kebolehan tukang kayu yang dipelajari di
Amerika, saya pergunakan untuk membuat kursi dan meja di ruang
restoran, juga dekorasi dan lantai, sedangkan isteri saya menangani
bagian pengecatan kayu. Memang ajaib, walaupun ketrampilan kami
tidak memadai, namun suasana sekeliling ruang restoran memberi
kesan damai bagi para tamu. Kami berterima kasih atas pengaturan
Shifu yang jerih payah.
Karena faktor pekerjaan, maka saya jarang ada waktu untuk belajar
bersama dan berdiskusi dengan rekan praktisi setempat, saya hanya
dapat memanfaatkan waktu belajar Fa bersama isteri saya di malam
hari sepulang kerja, dan pagi hari sehabis latihan sebelum
berangkat kerja. Di samping itu, saya juga memanfaatkan waktu libur
restoran, ikut serta dalam kelompok klarifikasi, misalnya menulis
artikel yang berkaitan dengan kuliner untuk dimuat dalam koran
Dajiyuan dan media lainnya, juga bergabung dalam grup ketik cepat
bahasa asing, kadang juga menyebarkan SMS.
Walaupun masih ada banyak kekurangan dalam Xiulian, namun saya
mempunyai lebih cukup waktu untuk melakukan tiga hal dengan baik.
Bagi saya restoran tidak hanya sebagai tempat kerja kami, juga
adalah sebuah tempat untuk klarifikasi fakta bagi kami. Ada
beberapa orang yang semula adalah tamu biasa restoran, kini berkat
hubungan restoran telah menjadi pengikut Dafa. Di dalam ruang
restoran kami tidak menaruh koran atau majalah biasa, hanya menaruh
koran dan majalah yang diterbitkan oleh pengikut Dafa. Dengan
demikian para tamu tidak ada pilihan lain, mereka hanya membaca
koran dan majalah kita. Sekarang ada banyak tamu setiba di restoran
dengan sendirinya ambil koran kita untuk dibaca, juga ada yang
bertanya bagaimana untuk berlangganan koran dan majalah kita, ada
pula yang membawanya pulang ke rumah untuk dibaca. Tetapi kadang
juga ada yang bertanya mengapa hanya menyiapkan koran Dajiyuan, dan
sejenisnya? Saat begitu kami akan manfaatkan keadaan memperkenalkan
visi media tersebut dan manfaatnya bagi masyarakat, dengan demikian
para tamu akan sangat mudah menerima penjelasan kami, juga akan
coba melihat-lihat media tersebut yang dikelola oleh pengikut
Dafa.
Sewaktu mempromosikan Shen Yun di Taiwan, saya putarkan film
perkenalan Shen Yun di ruang restoran, juga gunakan kesempatan
tersebut menawarkan karcis kepada para tamu. Meskipun setiap tahun
karcis yang terjual tidak banyak, tetapi telah memerankan efek yang
baik. Saya ingat ada seorang tamu restoran pernah memberi tahu, dia
pertama kali masuk ke restoran hanya untuk keperluan buang air
kecil, tetapi kebetulan dia telah melihat film perkenalan Shen Yun,
dia merasa Shen Yun sangat bagus. Tak disangka beberapa hari
kemudian ada yang mempromosikan Shen Yun, tanpa banyak bicara dia
lalu membeli karcis dan menyaksikan pertunjukan Shen Yun.
Bagi karyawan restoran, kami tidak mengharuskan mereka belajar
Dafa, tetapi setelah bekerja tidak terlalu lama, kami pasti
melakukan klarifikasi fakta pada mereka, dan mencari waktu yang
cocok memperkenalkan Dafa pada mereka. Sekarang selain seorang
karyawan tidak ikut berlatih karena ayahnya sering keluar masuk
daratan Tiongkok dan bersikap menentang, yang lainnya sudah mulai
ikut latihan dan belajar Fa. Di antaranya ada satu orang yang baru
memperoleh Fa dua bulan lebih, sebelum dia masuk jadi tentara,
setiap hari masih datang menemani kami belajar Fa dan berlatih
Gong, pada hari Senin dan Selasa juga bersama kami pergi ke tempat
latihan mengikuti latihan di pagi hari.
Selama restoran kami berfungsi sebagai tempat Xiulian, hal-hal yang
bersifat ajaib terjadi berturut-turut. Di sini saya hanya
mengangkat sebuah contoh, untuk di-sharingkan kepada
teman-teman.
Teringat di saat banjir besar 8 Agustus beberapa tahun lalu, banyak
tempat di kota Gao Xiong terputus suplai airnya, termasuk
tetangga di sekeliling restoran kami juga terputus suplai airnya
selama 3 hingga 7 hari, sedangkan restoran kami tidak pernah
terputus. Pada awalnya kami tidak merasakan hal yang ajaib terus
terjadi di restoran, sampai tetangga dan tamu restoran menanyakan
pada kami mengapa suplai air tidak terputus, kami baru merasakan
hal ajaib tersebut.
Terima kasih kepada Shifu yang selalu memperhatikan saya ---
pengikut Dafa yang tidak begitu gigih maju, juga terima kasih
kepada rekan-rekan praktisi yang menemani saya sepanjang jalan
Xiulian.
Terima kasih Shifu, terima kasih rekan semuanya.