(Minghui.org) Bulan Desember ini, kami
bertiga diperintahkan perusahaan mengikuti pelatihan di
Bandung selama dua hari.
Perjalanan Denpasar-Bandung menggunakan moda transportasi udara.
Rencana perjalanan kami, berangkat langsung Denpasar-Bandung dan
pulangnya lewat Jakarta. Tiket pulang pergi telah dipersiapkan di
Denpasar.
Sebelum melakukan perjalanan,
saya memikirkan apa yang harus saya perbuat untuk mengklarifikasi
fakta Falun Dafa dan penganiayaan di China - selain menggunakan
brosur. Sejalan meningkatnya arus turis dari daratan China ke Bali,
seketika saya teringat untuk mengenakan baju kaos dengan berbagai
ajakan Tuidang di bagian depan maupun bagian belakang. Saya segera
membeli baju tersebut dan bukan kebetulan persediaan masih ada,
serta ukuran cocok dengan tubuh gemuk saya. Jadilah saya akan
terbang ke Bandung menggunakan baju bertuliskan ajakan
Tuidang.
Sebelum keberangkatan saya mencoba baju di rumah dan diamati oleh
istri yang juga seorang praktisi. Dia bertanya,”Apa arti tulisan
itu?” Seketika saya bingung, yang saya tahu hanya tulisan di tengah
bermakna kira-kira “Apakah anda sudah mundur?” Seketika itu saya
sibuk menelepon teman yang sudah sering membantu kegiatan Tuidang
dan mengenakan baju sejenis. Tapi belum satu pun teman yang mampu
menjawab pertanyaan saya. Tapi saya tidak akan batal menggunakan
walau tidak tahu arti semua tulisan tersebut.
Keberangkatan lewat bandara Ngurah Rai, dengan harapan tulisan di
baju saya dibaca oleh turis China yang berangkat hari itu. Saat
check in dan boarding saya sengaja tidak menggendong tas berharap
para turis China akan membaca dan memahami ajakan tersebut. Memang
hanya saya seorang yang menggunakan baju dengan tulisan Mandarin,
tapi tidak mengecilkan hati ini, hanya ada satu nian yang tulus -
agar tulisan ini dapat dibaca oleh orang-orang yang berjodoh.
Dalam perjalanan, rekan yang saya ajak memang suka menyindir dan
bertanya, “Hao tahu apa arti tulisan itu? Kamu mencintai Tibet,
untuk apa kamu mengurus orang jauh. Biarlah pemerintahnya mau
berbuat apa.” (Dia memanggil saya dengan sebutan ‘Hao’ itu karena
tahu praktisi sering memberi tahu orang lain, “Falun Dafa Hao” =
Falun Dafa Baik). Apa pun kata teman saya itu tidak membuat hati
ini tergerak dan seperti yang sudah sering saya sharingkan padanya,
maksud saya melakukan hal itu adalah menolong para turis China
tersebut agar memahami fakta kebenaran dan fakta penganiayaan.
Hanya ingin menolong mereka. Setiap bertemu teman atau orang, dia
sengaja menyindir sehingga hal itu justru memberi saya kesempatan
menjelaskan fakta Falun Dafa kepada orang-orang yang kami temui.
Dalam kesempatan seperti itu saya sering mengingat kata-kata Guru
dalam Zhuan Falun, “Selaku seorang praktisi Gong, harus mematut
diri dengan kriteria yang tinggi, dipukul tidak membalas, dicaci
juga tidak membalas.”
Saat kami keliling kota selepas acara kantor, awalnya berjalan
beriringan dengan para kolega. Karena tujuan saya ingin menyebarkan
brosur dan mengklarifikasi fakta, kami berpisah di taman. Setelah
saya selesai berkeliling dan makan, saya telepon rekan untuk
mengabarkan akan pulang. Dia menjawab di ujung telepon, ”Aku sudah
di hotel. Kamu pulang sendiri saja, habis sibuk nyebarin brosur.”
Akhirnya saya pulang sendiri mencari taksi.
Dalam perjalanan menggunakan taksi, saya juga bercerita konsep umum
“hal baik akan memperoleh balasan baik dan sebaliknya melakukan hal
buruk akan mendapatkan ganjaran.” Ternyata sopir taksi juga telah
memahami prinsip tersebut dan cerita jadi berkembang. Saya berikan
brosur pengenalan Falun Dafa dan menjelaskan lebih lanjut. Kami
berkeliling sambil berbincang hingga akhirnya tiba di hotel.
Setelah turun, saya bayar lebih banyak dari di argo dan mengucapkan
terima kasih. Dia membalas terima kasih dan berkata, ”Selamat
beristirahat.”
Demikianlah, melalui pengaturan Shifu yang belas kasih, saya telah
mendapat kesempatan beberapa kali ke lain daerah untuk membantu
menyebarkan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup.
Teman praktisi, mohon tunjukkan jika ada yang tidak sesuai Fa,
karena ini adalah artikel pertama yang saya tuliskan. Sekali lagi
terima kasih pada Shifu yang belas kasih.