(Minghui.org)
Sepuluh tahun lalu di bulan Januari 2001, saya masuk ke daftar
pencarian orang Partai Komunis China, dan kepala saya ada harganya,
ini semua karena saya berlatih Falun Gong. Demi menghindari
penganiayaan dan demi membuktikan Dafa, saya meninggalkan kampung
halaman pergi menuju Beijing.
Karena menjelang Tahun Baru Imlek, saya berharap untuk mengirim
ucapan selamat kepada keluarga sekaligus memberitahukan mereka
bahwa saya tidak apa-apa. Saat itu pertengahan bulan Januari 2001,
saya menggunakan telepon umum untuk menghubungi mereka.
Hari itu saat sedang menelepon, keluarga saya dengan cemas dan
berulang-ulang kali memperingati saya, “Jangan pergi ke Lapangan
Tiananmen di hari Tahun Baru China; kalau tidak, konsekuensinya
tidak terbayangkan ngerinya.”
Ketika saya tanya mengapa, keluarga saya mengatakan, “Seorang
kerabat yang bekerja di sistem keamanan publik mengatakan, bahwa
praktisi Falun Gong akan ‘menyalakan api’, pemerintah sudah
mengetahui rencana itu lebih awal dan akan menunggu di Lapangan
Tiananmen.”
Saat itu, saya tidak menanggapinya dengan serius. Semuanya serba
tidak masuk akal, “menyalakan api” ini hanya dapat direncanakan
oleh kelompok Jiang Zemin yang memfitnah Falun Gong dan menganiaya
praktisi. Praktisi Falun Gong mengkultivasikan Sejati-Baik-Sabar.
Bagaimana mungkin orang yang mengetahui kebenaran Falun Gong dan
berpikiran normal percaya dengan omong kosong dan kebohongan yang
tidak logis itu?
Setelah itu, saya melihat laporan Peristiwa Pembakaran Diri di
Lapangan Tiananmen disiarkan berulang-ulang oleh China Central
Television (CCTV). Saya segera teringat dengan apa yang
diperingatkan oleh keluarga saya, sekali lagi saya menyadari betapa
iblis dan tidak tahu malunya PKC.
Beberapa tahun kemudian, saya membaca sebuah artikel yang ditulis
praktisi di Minghui website (kebijakanjernih versi mandarin).
Praktisi tersebut mengingat pengalamannya ditahan di Pusat
Penahanan Departemen Kepolisian Beijing. Dia disatukan dengan Xue
Hongjun, salah seorang yang ikut “Membakar diri”. Praktisi itu
melihat sendiri Xue Hongjun berebut untuk mendapatkan rokok dari
seorang narapidana dan tingkah laku buruk Xue itu disebabkan karena
dia kecanduan rokok. (Padahal sudah terkenal luas bahwa praktisi
Falun Gong tidak merokok.) Hal ini mengingatkan saya pada
pengalaman saya sendiri ketika ditahan secara ilegal di Pusat
Penahanan Departemen Kepolisan Beijing.
Suatu hari di awal Mei 2001, saya disuruh untuk pergi ke suatu
ruang tempat pengambilan foto. Setelah tiba, saya melihat sudah ada
seseorang di sana. Pria itu memegang selembar kertas putih di
dadanya menunggu difoto. Di kertas itu tertera dengan huruf hitam
besar, “Liu Yun Fang.”
Di pusat penahanan, biasanya penjaga memisahkan praktisi Falun Gong
dengan narapidana ketika menginterogasi atau mengambil foto mereka.
Oleh karena itulah, otomatis saya berpikir bahwa orang ini adalah
praktisi Falun Gong. Saya sangat gembira bertemu dengan seorang
teman praktisi setelah begitu lama ditahan (praktisi dilarang untuk
berhubungan dengan sesama praktisi; bahkan sebuah ekspresi ataupun
reaksi di mata dapat menyebabkan praktisi di setrum ataupun disiksa
oleh penjaga). Saya segera menghampirinya dan menyapa, berharap
untuk memberinya kata-kata penyemangat.
Sangat mengejutkan, sepertinya “Liu Yun Fang” sama sekali tidak
mendengar sapaan ramah saya. Saya berdiri hanya beberapa kaki
darinya. Dia tampak sayu; sama sekali tidak terlihat ada respon di
matanya yang datar. Dia sama sekali tidak bereaksi dengan sapaan
saya.
Ada getaran di hati saya. Insting saya mengatakan bahwa orang ini
tidak normal. Mata matinya dan ekspresi wajah yang tidak normal
jelas memperlihatkan ada yang salah dengannya.
Setelah itu, PKC terus menerus menyiarkan Peristiwa Pembakaran Diri
di Lapangan Tiananmen. Dalam acara itu, Liu Yun Fang memerankan
seorang praktisi yang menolak untuk dirubah (cuci otak). Setelah
bertemu langsung dengannya dan kemudian melihat ekspresi wajahnya
diwawancara televisi, saya yakin pria ini mentalnya tidak stabil.
Dalam acara itu, Liu menyatakan bahwa di penjara para penjaga
memperlakukannya dengan manusiawi, dan bahkan dia bebas untuk
berlatih gerakan di dalam penjara, yang mutlak dilarang dilakukan
dimanapun juga di luar. Melalui ocehan seperti itu, saya tidak saja
melihat ketidaktahumalunnya PKC, tetapi juga kebodohannya kelompok
Jiang Zemin.
Latar belakang:
Setelah 20 Juli 1999, faksi Jiang Zemin meluncurkan kampanye meluas
dalam rangka melegalkan penindasan mereka terhadap Falun Gong dan
untuk meloloskan diri dari kutukan dari seluruh dunia. Setelah
penindasan dimulai, media pemerintah membanjiri media cetak maupun
elektronik dengan informasi palsu mengenai pendiri Falun Gong Mr.
Li Hongzhi dan Falun Gong.
Awal tahun 2001, tergesa-gesa ingin menghancurkan Falun Gong, PKC
mencoba sebuah aksi kotor: sebuah sandiwara pembakaran diri lima
orang di Lapangan Tiananmen. Media pemerintah lalu menimpakan semua
kesalahan kepada Falun Gong.
Chinese version click here
English
version click here