(Minghui.org) Zhang Kechen, pria, adalah
seorang dokter gigi yang telah tua dari Desa Nanmancai di Kotapraja
Xiedian, Kabupaten Guan, Provinsi Shandong. Keluarganya terdiri
dari tiga generasi dokter gigi. Putra sulungnya, Zhang Guangcai,
dan istri, Zhang Xingfang; putra kedua, Zhang Guangbao, dan istri,
Wu Guomin; putri, Zhang Qiaohua, dan suaminya, Gao Mingju; dan
putri bungsu, Zhang Qiaochun, dan suaminya, Xu Hengchao, semuanya
adalah dokter gigi.
Setelah Falun Gong diperkenalkan
di Kabupaten Guan pada awal 1990-an, Zhang Kechen (Zhang ikut
berlatih) dan seluruh anaknya menjadi praktisi.
Sejak Partai Komunis China (PKC) memulai penganiayaan Falun Gong
pada 1999, agen-agen dari Kantor 610 sering pergi ke rumah Zhang
untuk mengganggu dia dan keluarganya. Petugas menutup klinik Zhang
beberapa kali. Pada Oktober 2000, polisi secara ilegal menangkap
Zhang, menggeledah rumah dan menyita uang tunai, sebuah TV, VCR,
tape recorder, komputer dan perabot yang bagus. Empat anggota
keluarganya dikirim ke kamp kerja paksa. Istrinya ditinggal di
rumah sendirian untuk mengurus beberapa cucu yang masih
kecil.
Penganiayaan yang Dialami oleh Zhang Guangcai dan Zhang
Xingfang
Zhang Guangcai dan istrinya, Zhang Xingfang membuka sebuah klinik
gigi di Kota Shahe, Provinsi Hebei.
Tak lama setelah PKC mulai penganiayaan terhadap praktisi Falun
Gong pada 1999, Zhang Guangcai pergi ke Beijing untuk memohon
keadilan bagi Falun Gong. Dia dan istrinya kemudian ditangkap oleh
petugas dari Departemen Kepolisian Kota Shahe. Tiga anak mereka
yang masih sekolah ditinggal sendirian. Setiap hari pulang dari
sekolah, anak-anak mereka pergi ke departemen kepolisian untuk
meminta pembebasan orangtua mereka. Permintaan mereka ditolak, dan
mereka tidak diberi penjelasan apapun tentang mengapa orangtua
mereka ditahan.
Pada Oktober 2000, Zhang Guangcai dihukum dua tahun kerja paksa dan
dikirim ke Kamp Kerja Paksa Kota Handan. Di sana, ia disiksa karena
menolak untuk melepaskan keyakinannya. Penjaga Wang Xusheng
menendang dan mematahkan dua tulang rusuknya karena merawat
praktisi lain yang dipenjara yang membutuhkan bantuan.
Pada 6 Juni 2004, polisi Kota Shahe, Liu Tonglin, Yu Shuping dan
lainnya berusaha untuk menangkap Zhang Guangcai di kantornya.
Putranya, Zhang Hualong berusaha melawan mereka dan akibatnya ikut
ditahan; dia ditolak untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi
nasional beberapa hari kemudian. Para petugas kemudian merusak
pintu keamanan, mengambil uang tunai 500 yuan dan menangkap Zhang
Guangcai. Di departemen kepolisian, petugas memborgolnya ke kursi
besi, meninju dan menendangnya. Ia disiksa selama delapan hari dan
kemudian dibawa ke pusat pencucian otak di Kota Xingtai. Di pusat
tersebut, para agen melarang dia tidur dan membatasinya untuk
menggunakan kamar mandi. Ia disiksa selama tiga bulan dan menjadi
kurus.
Istri Zhang Guangcai juga ditahan selama tiga bulan dan mengalami
berbagai penyiksaan, termasuk pengurangan tidur.
Pada 24 Desember 2004, petugas dari Departemen Kepolisian Kota
Shahe kembali menangkap Zhang Guangcai dan istrinya di kantor
mereka. Zhang Guangcai dibawa langsung ke Pusat Pencucian Otak
Xingtai. Selama diinterogasi, petugas Song Jiaxi memborgol kedua
tangannya ke belakang dan menyetrum dia dengan tongkat listrik;
pergelangan Zhang Guangcai menjadi memar. Song mengatakan, "Jika
Anda dipukuli sampai mati, maka akan dihitung sebagai bunuh
diri."
Zhang Guangcai melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan,
tetapi dicekok secara brutal oleh Qiu Youlin, wakil kepala pusat
pencucian otak. Zhang Guangcai mengalami kesulitan bernapas, batuk
terus-menerus, dan merasa sakit sekujur tubuhnya akibat penyiksaan.
Pemeriksaan rumah sakit menunjukkan bahwa paru-parunya mengalami
kerusakan parah. Ia dikirim kembali ke Departemen Kepolisian Kota
Shahe karena kondisinya yang buruk. Polisi kemudian mengirimnya ke
Kamp Kerja Paksa Handan, juga menolak dia karena kondisi fisiknya
yang buruk. Dia kemudian dibebaskan.
Zhang Xingfang dijatuhi hukuman satu tahun dan sembilan bulan kerja
paksa di Kota Shijiazhuang.
Pada 20 September 2010, Wang Jianjun dan para petugas berpakaian
preman lainnya dari Divisi Keamanan Domestik Kota Shahe menangkap
Zhang Guangcai lagi, saat ia sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit
Kota Shahe, di mana ayahnya sedang dirawat karena gejala stroke.
Dia dijatuhi hukuman satu tahun dan sembilan bulan kerja paksa pada
hari berikutnya.
Istri Zhang Guangcai pergi ke Departemen Kepolisian Kota Shahe
untuk memohon pembebasan suaminya, tapi Wang Jianjun meneriaki dan
mengusir dia pergi.
Istri Zhang Guangcai kemudian menyewa pengacara Liu Zhengqing dari
Firma Hukum Fulinguotai di Guangdong. Liu mempersiapkan dokumen
banding dan pergi ke Kamp Kerja Paksa Xingtai untuk mengunjungi
Zhang Guangcai pada 9 Oktober 2010. Namun, petugas kamp kerja paksa
tidak mengizinkannya karena Zhang Guangcai terus berlatih Falun
Gong di kamp kerja paksa. Wang, kepala politik di kamp itu,
memperingatkan Liu bahwa membela praktisi Falun Gong tidaklah
berguna. Liu mengatakan padanya bahwa kunjungan diijinkan oleh
hukum, dan penolakan atas kunjungan adalah ilegal. Ia diizinkan
untuk mengunjungi Zhang Guangcai dua hari kemudian.
Pada 12 Oktober 2010, istri Zhang Guangcai mengajukan keluhan
administratif kepada Pengadilan Qiaoxi di Kota Xingtai. Hakim Shi
Yuanshun terkejut karena menyadari bahwa praktisi Falun Gong
menggugat komite kerja paksa, dan dia tidak mengambil tindakan
apapun. Istri Zhang Guangcai kemudian pergi ke pengadilan yang
lebih tinggi, pemerintahan kota, Kejaksaan dan Kongres Rakyat
Nasional untuk memohon keadilan bagi suaminya. Namun, semua kantor
menolak untuk mengambil tindakan apapun dan hanya melempar ke
departemen yang lain. Sejauh ini, tidak ada kantor pemerintah yang
berani menerima kasus ini.
Penindasan yang Diderita oleh Zhang Guangbao dan Wu
Guomin
Setelah PKC memulai penganiayaan terhadap Falun Gong, Departemen
Kepolisian Kabupaten Guan menargetkan Zhang Guangbao, putra kedua
Zhang Kechen. Dia ditahan beberapa kali, dua kali dikirim ke kamp
kerja paksa dan mengalami penganiayaan selama enam tahun penjara
yang tidak sah.
Pada 1999, Zhang Guangbao dua kali ditahan oleh Kantor Polisi
Xiedianxiang di Kabupaten Guan karena memohon di Beijing untuk hak
berlatih Falun Gong.
Pada akhir September 2000, sejumlah besar praktisi dari Kabupaten
Guan pergi ke Beijing untuk memohon. Istri Zhang Guangbao, Wu
Guomin, ditangkap di Lapangan Tiananmen dan dibawa ke kantor
Kabupaten Guan di Beijing. Dia kemudian dikirim ke Pusat Penahanan
Kabupaten Guan. Para petugas juga memeras 2.000 yuan darinya.
Zhang Guangbao ditahan oleh petugas polisi Li Hanqing dari
Departemen Kepolisian Kabupaten Guan ketika ia sedang dalam
perjalanan untuk mengajukan permohonan. Dia disiksa oleh polisi Ma
Guoqiang dengan cambuk dan tongkat listrik. Pada 29 Oktober 2000,
ia ditangkap lagi dan dikirim ke Kamp Kerja Paksa Wangcun di
Provinsi Shandong dan ditahan di Sektor 9.
Di kamp kerja paksa, para praktisi dipaksa untuk duduk tegak di
bangku kecil tanpa bergerak. Tidur mereka dikurangi untuk jangka
panjang, dan penyiksaan lainnya. Para penjaga juga memerintahkan
kaki-tangan mereka untuk menyerang secara verbal dan “mengubah"
praktisi. Zhang Guangbao tetap teguh dan tidak melepaskan
keyakinannya. Penjaga menyiapkan sebuah ruangan penyiksaan khusus,
di mana ia ditahan dan diawasi secara ketat.
Selama 4 sampai 5 jam setiap hari, kaki-tangan itu memaksa Zhang
Guangbao untuk duduk dalam posisi teratai penuh, kaki dan tangannya
terikat. Dia sangat kesakitan karena duduk dalam posisi ini sangat
lama. Metode penyiksaan ini berlangsung selama lebih dari tiga
tahun. Kaki-tangan juga menyumbat mulut Zhang Guangbao dengan kaus
kaki kotor dan memaksanya duduk lurus dengan selembar kertas
ditaruh di antara kakinya, jika kertas tersebut jatuh, ia akan
dipukuli. Penjaga Li Qinfu mengancamnya, "Saya akan menyiksamu
sampai mati dan membuang tubuhmu di pegunungan untuk diberi makan
kepada serigala."
Zhang Guangbao juga dilarang tidur. Ketika ia mengantuk, penjaga
akan menuangkan air dingin di kepalanya, menggosokan minyak
pengusir nyamuk ke matanya dan menggunakan sapu jerami untuk
menusuk hidungnya. Ia sering dipukuli, dipaksa untuk berdiri tegak
menghadap tembok dan dilarang menggunakan kamar kecil. Di musim
dingin, para penjaga menaruh bola salju di lehernya. Setelah minum,
mereka akan meletakkan cangkir di kepalanya, menggunakan kepalanya
sebagai meja kopi. Kaki-tangan Wang Yong dari Laigang dan Zhan Wei
dari Yantai memukul kaki Zhang dengan tongkat; setelah itu ia tidak
bisa jalan.
Pada 25 Desember 2000, penjaga Zheng Wanxin memaksa Zhang Guangbao
untuk menyalin surat yang ditulis oleh kaki-tangan yang memfitnah
Falun Gong. Zhang Guangbao malah menuangkan pendapatnya atas
pernyataan yang tidak benar di surat itu. Zheng Wanxin menjadi
marah dan menempatkannya di Sektor 6 Kamp Kerja Paksa Wangchun,
yang digunakan untuk penyiksaan tertutup. Cuaca sangat dingin,
tetapi Zhang Wanxin tidak mengizinkannya mengenakan mantel. Dia
memukul dan menendang Zhang Guangbao sebelum memborgolnya ke
gerbang besi sehingga tumitnya tidak bisa menyentuh tanah. Zhang
Guangbao menahan rasa sakit yang hebat akibat penyiksaan ini.
Sepuluh hari kemudian, ia dibawa kembali ke Sektor 9.
Dua hari setelah Tahun Baru Imlek 2002, penjaga Zhang Wanxin dan
Yue Zhenyu memborgol tangan Zhang Guangbao pada dua tempat tidur di
mana tangannya ditarik ke arah yang berlawanan. Mereka tidak akan
melepaskan dia bahkan untuk makan dan malah memberitahu kepada
kaki-tangan untuk memberinya makan. Saat ia diikat di tempat tidur,
Yue Zhenyu bersama dengan kaki-tangan lainnya memukul kepalanya
dengan tongkat, mereka juga menyalakan rokok serta mengembuskan
asap ke dalam hidungnya. Ketika Zhang Guangbao diturunkan setelah 7
hari, otot-otot di tangannya telah rusak dan dia tidak bisa lagi
mengambil atau memegang sesuatu. Dia juga mengalami edema parah di
kedua kaki dan telapak kakinya. Zhang Wanxin mengatakan padanya:
"Jika kamu tidak 'berubah,' ada dua jalan di depan kamu, satu
adalah kematian dan yang lainnya adalah disiksa sampai gila."
Penjaga penjara selanjutnya meningkatkan penyiksaan terhadap Zhang
Guangbao dalam upaya mereka untuk "mengubah" dia. Mereka juga
menghasut tahanan untuk menganiaya dia. Narapidana dijanjikan akan
dikurangi masa tahanan jika mereka bisa "mengubah" praktisi.
Akibatnya, Zhang Guangbao sering dipukuli, dari 150 narapidana yang
ditahan di sektor tersebut, lebih dari setengah bergantian
memukulinya.
Petugas kemudian memindahkan Zhang Guangbao ke bagian lain yang
digunakan untuk "mengubah" praktisi Falun Gong. Mereka menempel
gambar pencipta Falun Gong di bangku dan memaksa Zhang Guangbao
untuk duduk di atasnya. Penjaga Zhao Yongming memilih 20
kaki-tangan yang khusus bertugas untuk menganiaya praktisi dan
mengatakan kepada Zhang Guangbao: "Jika kamu bisa meyakinkan mereka
[tidak untuk menganiaya Falun Gong], maka 'mengubah' kami tidak
dilanjutkan." Zhang Guangbao melafal ajaran Falun Gong, dan segera
dua praktisi lain bergabung dengannya serta menulis pernyataan suci
untuk melanjutkan latihan mereka. Zhao Yongming menjadi marah, dan
ia memperpanjang masa tahanan Zhang Guangbao menjadi tiga bulan.
Setelah itu, ia memilih kaki-tangan yang paling kejam untuk
menyerang Zhang Guangbao. Mereka memaksa dia untuk berdiri tegak di
koridor menghadap tembok dan tidak membiarkan dia berbicara.
Setelah enam bulan di bawah tekanan berat, para petugas kamp kerja
paksa menyerah dalam upaya "mengubah" Zhang Guangbao dan
mengirimnya kembali ke Sektor 9, di mana Zhang Wanxin memaksanya
untuk melakukan pekerjaan manual. Dia membebankan pekerjaan dua
orang kepada Zhang Guangbao dan hanya diperbolehkan istirahat 10
menit untuk makan. Zhang Guangbao bahkan dipaksa untuk bekerja di
koridor di malam hari setelah yang lain pergi ke tidur. Kemudian,
ia melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan dan kemudian
para penjaga berhenti memaksanya bekerja.
Selama lebih dari tiga tahun, Zhang Guangbao diawasi dengan ketat
oleh mantan praktisi yang telah "berubah." Pada siang hari, mereka
duduk tepat di sampingnya, satu di setiap sisinya, dalam apa yang
disebut "tim ganda." Malam harinya, mereka bergantian duduk di
tempat tidurnya.
Para tahanan diwajibkan untuk mengisi formulir sebelum dibebaskan
dari kamp kerja paksa. Zhang Guangbao menulis salah satu ajaran
Falun Gong di formulir pembebasan kerja paksa. Zheng Wanxin
memerintahkan dia untuk mengisi formulir lain, tapi Zhang Guangbao
tidak melakukannya. Petugas kemudian mencoba untuk memperpanjang
masa tahanannya, tetapi tidak berhasil. Penjaga Li Gongming meraih
tangan Zhang dan berusaha untuk mendapatkan sidik jarinya. Zhang
Guangbao dibebaskan dari Kamp Kerja Paksa Wangcun pada 19 Februari
2004.
Pada 4 Februari 2005, petugas polisi dari Kota Shahe dan polisi
Kabupaten Guan, Chen Yuezhi menangkap Zhang Guangbao, saudaranya,
Zhang Guangcai, dan putranya Zhang Huafei saat mereka mengunjungi
orangtuanya untuk Tahun Baru Imlek.
Zhang Guangbao menghabiskan Tahun Baru Imlek di pusat penahanan.
Sehari setelah Tahun Baru Imlek, penjaga Liu Shuxin mengikatnya
pada kursi besi dan secara kejam menampar wajahnya dengan sepatu.
Penjaga lain juga berpartisipasi dalam penganiayaan tersebut. Ia
dibebaskan 10 hari kemudian.
Setelah Zhang Guangbao kembali ke rumah, ia menulis surat kepada
departemen terkait di Kota Liaocheng, menuduh petugas Chen Yuezhi
dan lainnya menganiaya dirinya. Dalam upaya pembalasan, Chen Yuezhi
bersama dengan petugas Xue Lianchun menangkapnya lagi pada 15
Agustus 2005. Zhang Guangbao dibawa kembali ke Kamp Kerja Paksa
Wangcun pada subuh hari berikutnya.
Penjaga Zheng Wanxin memasukkan dia ke dalam "kelompok kritis"
Sektor 6 dari kamp kerja paksa. Penjaga Zhao Yongming, Wang
Xinjiang, Li Qinfu, Zhang Tao dan Feng Wenping tidak mengizinkannya
berbicara dan memaksanya duduk di bangku kecil menghadap
tembok.
Zhang Guangbao melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan
tersebut. Keluarganya dan rekan-rekan praktisi datang ke kamp kerja
paksa untuk mengunjunginya pada waktu itu, tapi para penjaga
menolak kunjungan mereka. Istri dan dua anaknya harus memanggil
namanya dari luar untuk memberitahu bahwa mereka ada di sana. Zhang
dipukuli oleh penjaga Zhao Yongming dan Wang Xinjiang karena
melakukan meditasi. Meskipun menjadi kurus tidak normal karena
penganiayaan, Zhang Guangbao berteriak, "Falun Dafa baik!" yang
menakutkan para penjaga. Wang Xinjiang memborgolnya ke tempat
tidur. Penjaga Zhu dari angkatan juru rawat kamp kerja paksa
mencekokinya, sengaja menusuk tenggorokannya dengan selang untuk
menimbulkan rasa sakit. Suatu kali, selang itu dimasukkan ke dalam
paru-paru Zhang Guangbao, yang membuatnya pingsan. Zhang Guangbao
dibebaskan pada 1 Februari 2008, dan segera dikirim ke Rumah Sakit
Liaocheng untuk operasi besar. Kesehatannya tidak sembuh akibat
penyiksaan untuk waktu yang lama; ia sangat lemah dan kel
uarganya harus merawatnya.
Pada 4 Maret 2010, petugas Wang Yong dan Zhang Zhenzhen mendatangi
klinik gigi Zhang Guangbao saat dia tidak berada di sana dan
menyita barang-barang pribadinya. Mereka menangkap istrinya, Wu
Guomin. Kliniknya harus ditutup lagi.
Penindasan yang Diderita oleh Zhang Qiaohua dan
GaoMingju
Zhang Qiaohua (putri Zhang Kechen) dan suaminya, Gao Mingju,
membuka klinik gigi di Gaosanlizhuang, Kabupaten Guan. Rumah mereka
diawasi oleh Departemen Kepolisian Kabupaten Guan karena digunakan
sebagai tempat berkumpul bagi praktisi untuk belajar Falun Gong
bersama-sama. Zhang Qiaohua pergi ke Beijing memohon hak untuk
berlatih Falun Gong di akhir bulan September 2000 dan ditahan.
Ketika dibebaskan, ia mendengar Li Bolin, sekretaris Komite Politik
dan Hukum, memfitnah Falun Gong. Dia dengan ramah berkata kepada
Li: "Tolong jangan lakukan itu. Hal ini tidak baik untuk Anda." Li
menjadi marah dan berteriak: "Beraninya kamu! Saya akan mengirim
kamu ke kamp kerja paksa segera. Bahkan, saya secara pribadi akan
mengantar kamu ke penjara." Zhang Qiaohua dikirim ke Kamp Kerja
Paksa Wangcun dan ditahan di sana selama tiga tahun.
Selama bertahun-tahun, polisi telah berulang kali berusaha untuk
memaksa Gao Mingju untuk menandatangani perjanjian untuk melepaskan
latihan Falun Gong. Dia dipaksa untuk meninggalkan rumah dan
menjadi tunawisma agar menghindari penganiayaan lebih lanjut.
Penindasan yang Diderita oleh Zhang Qiaochun dan Xu
Hengchao
Zhang Qiaochun (putri bungsu Zhang Kechen) dan suaminya, Xu
Hengchao, membuka klinik gigi di Desa Gantun di Kabupaten Guan.
Zhang Qiaochun pergi ke Beijing memohon hak untuk berlatih Falun
Gong pada akhir September 2000, tapi dikirim ke pusat penahanan di
Beijing setelah berteriak "Falun Dafa baik!" di Lapangan Tiananmen.
Kemudian, dia dibawa kembali ke Kabupaten Guan.
Zhang Qiaochun dikirim ke pusat pencucian otak oleh Kantor 610 pada
Maret 2002. Setelah dia melarikan diri dari pusat pencucian otak,
Shi Xuezeng dan Ma Wenchang, yang bertugas mencuci-otak, mengirim
orang untuk mencarinya. Dia tertangkap kembali dan dipukuli dengan
parah hingga hampir mati oleh sekelompok agen yang dipimpin oleh
Bing Fengtai. Selanjutnya, ia menjadi tunawisma untuk menghindari
penganiayaan lebih lanjut.
Tujuh tahun kemudian, Zhang Qiaochun dan suaminya ditangkap oleh
personil Kantor 610 saat berbelanja di Lapangan Xinyu di Kabupaten
Guan. Zhang Qiaochun melakukan mogok makan untuk memprotes
penganiayaan di dalam tahanan. Ketika jiwanya dalam bahaya, penjaga
mengirimnya ke rumah sakit daerah. Dia dibebaskan setelah
itu.
Chinese:
http://minghui.ca/mh/articles/2011/1/18/牙医世家的遭际(图)-235011.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/2/18/123313.html