(Minghui.org)
Fan Zhongyan
Fan Zhongyan suatu ketika
memerintahkan putra keduanya, Fan Chunren, untuk membawa beberapa
ember gandum dari Suzhou ke Provinsi Sichuan. Dalam perjalanan
pulang, Chunren bertemu teman lamanya Shi Manqing. Ia segera tahu
bahwa keluarga Shi jatuh miskin. Anggota keluarga Shi telah
meninggal, namun tidak mempunyai uang untuk pemakaman atau tempat
penguburan. Segera setelah Chunren mendengar tentang nasib buruk
Shi, dia memberikan beberapa ember gandum tersebut kepadanya
sebagai hadiah untuk membantunya kembali pulang ke kampung
halamannya. Fan Chunren pulang ke rumah dan takut menceritakan
kejadian ini pada ayahnya, jadi dia hanya berdiri dekat ayahnya
untuk waktu yang lama dan takut menceritakannya. Fan Zhongyan
bertanya padanya, ”Apakah kamu bertemu temanmu di Suzhou?” Fan
Chunren berkata, ”Ya, ketika saya melewati Danyang, saya bertemu
Shi Manqing. Ia tertahan di sana tanpa memiliki cukup uang.” Fan
Zhongyan berkata, ”Mengapa kamu tidak memberinya gandum?” Fan
Chunren berkata, ”Saya memberikannya.” Ketika Fan Zhongyan
mendengar perbuatan putranya, ia sangat gembira dan berulang kali
memuji putranya karena melakukan perbuatan yang benar.
Meski Fan Zhongyan berkedudukan tinggi di pemerintahan dan
mempunyai pendapatan yang tinggi, dia tidak menabung uang untuk
anak-anaknya dan malahan menggunakan semua kekayaannya untuk
membantu orang miskin dan menjadi contoh bagi anak-cucu dan
keturunannya. Ketika putra pertamanya Fan Chunyou berumur 16 tahun,
ia mengikuti Fan Zhongyan memerangi Xixia dan menerima banyak
hadiah atas keberaniannya. Dia adalah asisten hebat ayahnya. Putra
keduanya, Fan Chunren, di kemudian hari menjadi perdana menteri.
Selama 50 tahun bekerja sebagai pejabat pemerintahan, dia telah
melakukan segala hal dalam menjalankan tanggung jawabnya. Putra
ketiganya, Fan Chunli, adalah asisten perdana menteri. Putra
keempatnya, Fan Chuncui, wakil menteri urusan sipil. Dengan
pengaruh positif ayahnya, putra-putra tersebut semuanya berbudi dan
perhatian terhadap rakyatnya. Mereka jujur, tulus dan sederhana.
Mereka menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk membantu
penduduk miskin desa dan menjalani hidup sederhana.
Filosofi kuno dari pendidikan keluarga selalu memasukkan orientasi
terhadap cara pandang etika sebagai nilai moral tertinggi. Orang
tua selalu ingin meninggalkan yang terbaik bagi anak-anaknya.
Kenyataannya, tidak perduli berapa banyak uang yang ditinggalkan
orang tua bagi anak-anaknya, mereka hanya harta duniawi. Hanya
dengan mengajarkan anak-anak untuk melakukan perbuatan baik dan
berfokus pada kebajikan adalah sebuah rencana jangka panjang yang
diperlukan bagi anak-anak, karena kebajikan adalah hal yang paling
mendasar dan sikap terbaik. Itu adalah sumber segala berkah. Itu
adalah kekayaan yang paling dapat diandalkan yang dapat Anda
tinggalkan bagi anak-anak Anda.
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2011/3/3/古人教子理念-重德修身(四)-236986.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/3/26/124048.html