(Minghui.org) Suatu hari di tahun lalu,
sebuah pertemuan bisnis berubah tertawa ketika seorang manajer
pemasaran berkata, "Kita harus bekerja keras untuk mencegah
kebakaran, pencurian, dan pemerintah!" Semua yang hadir adalah
orang-orang terdidik dengan sarjana atau gelar master, dan tawa
mereka hanya menegaskan satu hal. Partai Komunis China (PKC)
merupakan ancaman yang sama seperti kebakaran dan pencurian. Rakyat
China berorientasi pada keluarga, dan selalu waspada pada potensi
kebakaran atau pencurian.
Mengenai masalah keamanan, saya
ingin mengingatkan semua orang, terutama mereka yang tertarik
menonton berita, bahwa prioritas utama dalam mencegah PKC merugikan
kita adalah bersikap kritis atas beritanya, yang tidak hanya menipu
tetapi juga meracuni dan bahkan menyesatkan pikiran rakyat China.
Ada banyak pelajaran dalam hal ini. Ketika muncul penganiayaan
terhadap Falun Gong, banyak kejadian yang tidak valid seperti yang
diperlihatkan di TV. Berikut adalah beberapa contoh yang
menunjukkan bagaimana polisi rejim Komunis mengumpulkan informasi
dari anak-anak dalam upaya untuk melakukan tuduhan palsu terhadap
orangtua mereka yang berlatih praktisi Falun Gong.
Kasus 1: Masa Kecil yang Menderita dari Seorang Gadis
Berumur 11 Tahun di Kota Wuhan, Provinsi Hubei
Qing Qing berumur sebelas tahun tidak ingin pergi ke sekolah. Untuk
pergi keluar, dia bahkan mencoba untuk melarikan diri dari rumah.
Dia tidak takut belajar. Ketika berada di sekolah, dia sering hanya
duduk dengan tenang dan mempelajari buku-bukunya. Dia mungkin
bahkan lebih baik dalam belajar membaca dan menulis daripada
anak-anak lain seusianya. Tapi dia masih dihantui oleh kenangan
yang datang kembali setiap kali pergi ke sekolah.
Foto Qing Qing semasa kecil
Qing Qing bersama ibunya, Hu Huifang
Kenangan yang terjadi di sekolah
masih membuatnya ketakutan. Pada tahun 2008, guru Qing Qing
menyuruhnya pergi ke kantor. Qing Qing mengikuti gurunya ke kantor
dan menemukan beberapa orang asing menunggunya. Mereka bertanya
tentang ibunya, Hu Huifang, adalah seorang praktisi Falun
Gong.
Ibunya dibawa ke sebuah kamp musim dingin di Cailin Guest House di
Distrik Hongshan, Kota Wuhan pada 11 Februari 2008, saat Tahun Baru
Imlek. Saat ia mengajar di kelas di kamp musim dingin, sekelompok
petugas berpakaian preman dari Divisi Keamanan Domestik Departemen
Kepolisian Kota Wuhan menerobos masuk ke kelas dan menahan Hu
Huifang dan Chen Man, guru lain yang juga seorang praktisi Falun
Gong. Hari itu adalah hari terakhir Qing Qing melihat ibunya
Sekarang Qing Qing baru mengerti siapa orang-orang asing itu.
Mereka mengajukan beberapa pertanyaan dan mencatatnya dengan
seksama. Di akhir pertanyaan, mereka meminta Qing Qing untuk
menandatangani dan cap jari pada catatan yang mereka buat. Ketika
berumur sembilan tahun, ia tidak mengerti mengapa para petugas
mengajukan pertanyaan, dan bahkan dia tidak tahu apa yang ditulis
di catatan mereka.
Petugas yang mendapatkan catatan dari anak kecil itu menjadi
"bukti," yang diajukan di pengadilan saat persidangan ibunda dari
Qing Qing pada 16 April 2009. Hu Huifang dihukum empat tahun
penjara di akhir persidangan dan dikirim ke Penjara Wanita Wuhan
pada Juli 2009. Ketika Qing Qing melihat ibunya dalam kondisi yang
sangat buruk di penjara, ia menjadi tertekan.
Polisi masih sering pergi ke sekolah Qing Qing untuk mengintimidasi
dirinya. Dia sekarang merasa ketakutan karena setiap saat bisa
bertemu petugas di sekolah. Tanpa perlindungan orangtuanya, sekolah
telah menjadi tempat yang benar-benar mengerikan bagi Qing Qing.
Setiap kali dia disuruh pergi ke sekolah, dia merasa panik.
Dalam penganiayaan Falun Gong, rejim Komunis hampir "menguasai"
setiap segmen masyarakat. Membuat kebohongan dan menyebabkan
kehancuran keluarga yang tak terhitung jumlahnya, terutama
anak-anak mereka.
Qing Qing telah mengalami penganiayaan yang sedang berlangsung di
China selama 11 tahun ini. Sepertinya penderitaan Qing Qing tidak
akan berakhir.
(Untuk detilnya, baca di sini:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/2/14/123236.html)
Kasus 2: Polisi Wuhan Mengincar Lu Hai dalam Upaya Mereka
Menganiaya Orangtuanya
Pada akhir 2010, polisi dua kali mengundang seorang anak laki-laki
bernama Lu Hai untuk makan malam di sebuah restoran yang bagus. Dia
bisa menonton kaset video orangtuanya, di mana sudah lama tidak
dilihatnya selama bertahun-tahun. Para petugas bersikap ramah dan
ngobrol santai dengannya. Pemilik restoran mungkin merasa senang
untuk Lu Hai, tetapi dia tidak tahu bahwa anak itu menjadi Qing
Qing yang kedua. Polisi juga merekam Lu Hai pada kedua pertemuan
tersebut.
Lu Hai sebelumnya memiliki keluarga yang bahagia. Kedua orangtuanya
adalah praktisi Falun Gong. Ibunya, Li Shihong, adalah seorang
wanita berhati baik dan suka membantu orang lain. Ayahnya, Lu Qiqi,
46, adalah seorang insinyur negara. Sebagai penanggung jawab utama
di bidang teknis, Lu Qiqi merancang beberapa gedung setempat.
Standar moralnya tinggi. Atasannya memuji dia dengan mengatakan,
"Orang-orang datang ke sini untuk menghasilkan uang dari
perusahaan. Lu ke sini untuk menghasilkan uang bagi perusahaan." Lu
mulai berlatih Falun Gong pada 1997 dan mengikuti prinsip
Sejati-Baik-Sabar. Namun, sejak rezim memulai penganiayaan terhadap
Falun Gong 20 Juli 1999, orangtua Lu Hai telah berulang kali
dipenjara dan disiksa.
Lu Qiqi ditangkap lagi pada Desember 2007 ketika sedang membagikan
materi klarifikasi kebenaran Falun Gong di Kota Shenzhen.
Pengadilan Negeri Baoan di Shenzhen menjatuhkan hukuman empat tahun
penjara kepadanya. Dia sekarang berada di Penjara Shaoguan,
Provinsi Guangdong.
Nenek dari pihak ibu Lu Hai berumur 70 tahun, Song Wenxiu,
ditangkap di depan rumahnya pada siang hari, 31 Maret 2009. Yang
terlibat dalam penangkapan adalah Yu Jiming dari Kantor Polisi
Danshuichi dan petugas dari Departemen Kepolisian Distrik Jiangan.
Para petugas menggeledah apartemennya dan menyita 1.200 yuan dalam
tunai. Ketika ibunda dari Lu Hai, Li Shihong, tiba di rumah sore
itu, ia juga ditangkap dan ditahan. Yang melakukan perbuatan kotor
itu adalah Luo Lin dari Divisi Keamanan Domestik, petugas dari
Departemen Distrik Jiangan, dan Yu Jiming, Yuan Qinghong, dan Wan
Baozhu dari Kantor Polisi Danshuichi.
Dalam upaya untuk mengarang apa yang disebut "bukti" terhadap Li
Shihong, polisi mengarah pada putranya, Lu Hai. Beberapa hari
setelah penangkapan, polisi pergi ke sekolah Lu Hai dan
menginterogasi dia. Setelah mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,
mereka memaksanya untuk menandatangani dan mencap sidik jarinya
pada dokumen. Mereka kembali pada Juni 2009, saat ujian
pertengahan. Mereka memerintahkan guru untuk membawanya ke kantor,
di mana mereka menekan dia selama dua jam untuk mengungkapkan siapa
yang telah menghubungi ibunya, dan apa yang telah dilakukannya. Lu
Hai tidak dapat menanggung tekanan ini dan menelepon bibinya ketika
ia pergi ke kamar kecil. Bibinya bergegas ke sekolah dan membawanya
pulang.
Dengan taktik mereka, polisi ditolak tiga kali ketika berusaha
membuat tuduhan terhadap Li Shihong. Di bawah tekanan, pengadilan
setempat akhirnya menerima kasus pada Desember 2009, dan
menjatuhkan empat tahun penjara. Dia sekarang berada di Penjara
Wanita Wuhan.
Foto waktu kecil LuHai
Lu Qiqi dan Li Shihong
PKC tidak ada bedanya dengan
penjahat ketika mendatangi Lu Hai dan keluarganya. Polisi menyita
ribuan yuan saat menggeledah rumah mereka. Parahnya lagi, PKC
merampas kebebasan keyakinan keluarganya, yang menjadi jaminan
kebahagiaan mereka. Petugas Polisi mengganggu Lu Hai di sekolah
sehingga tidak mungkin baginya untuk menjaga hubungan anak dan
orangtua yang normal. Mereka membawanya ke restoran yang bagus
adalah tidak ada kebaikan apapun, karena mereka menggunakan tipu
daya untuk mencabut kebebasan keyakinan keluarga mereka sambil
berusaha untuk menekan keberanian mereka untuk menuntut pelaku.
Singkatnya, polisi berusaha untuk merampas masa depan keluarga yang
cerah yang dibangun atas prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar,
sehingga mereka bisa mendapat uang saku kotor, Lu Qiqi dan Li
Shihong harus melepaskan keyakinan mereka di bawah tekanan.
(Informasi lebih lanjut atas penindasan Lu Qiqi dan Li
Shihong:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/5/14/107332.html
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/7/30/118948.html)
Kasus 3: Polisi Pelanggar Hukum Memaksa Putra Praktisi
Falun Gong untuk Bertindak sebagai Saksi pada Sebuah
Otopsi
Di Kabupaten Fucheng, Provinsi Hebei, sekelompok polisi Fucheng
pergi ke suatu tempat yang bernama Jiangcun pada 23 Februari 2002,
untuk mencari remaja berumur 16 tahun bernama Liu Dong. Mereka
mengatakan padanya bahwa mereka ada di sana untuk membawanya
menemui ayahnya yang sakit kritis. Remaja itu kemudian dibawa ke
lantai empat Rumah Sakit Kabupaten Fucheng, di mana ia harus
menunggu beberapa jam. Ketika polisi akhirnya mengatakan dia bisa
melihat ayahnya, Liu Dong meminta untuk menunggu ibunya. Mereka
bersikeras ia masuk terlebih dahulu karena mereka tidak tahu kapan
ia akan tiba. Mereka selanjutnya membawa dia ke sebuah kamar kumuh
di sisi tenggara rumah sakit.
Adalah normal bagi seorang anak untuk mengunjungi ayahnya yang
sakit, tapi kenapa polisi harus mengemudi sangat jauh untuk mencari
Liu Dong? Dan bagaimana ayahnya berakhir di Rumah Sakit Kabupaten
Fucheng? Berikut adalah beberapa rincian.
Praktisi Liu Qiusheng tinggal di Desa Qingdong, Kotapraja Cuimiao,
Kabupaten Fucheng, Provinsi Hebei. Polisi menangkapnya pada 2
Februari 2002, dan membawanya ke departemen kepolisian. Wakil
kepala polisi Kou Wentong, dan Zhang Zhijun, Kepala Divisi Politik
dan Keamanan, mengikat dan menyiksanya lebih dari satu jam sampai
ia kehilangan kesadaran. Hal tersebut diketahui dari tahanan bahwa
Liu kemudian dipukuli berkali-kali dan dicekok paksa di tempat
tidur kematian.
Dalam waktu 20 hari, antara tanggal 2 dan 22 Februari 2002, pria
berumur 44 tahuan yang kuat dan sehat disiksa sampai mati. Dalam
upaya untuk menutupi kejahatan mereka, polisi, termasuk Kou
Wentong, pergi ke kepala cabang partai desa. Mereka berkolusi untuk
mengelabui putra Liu Qiusheng yang berumur 16 tahun, Liu Dong, agar
meninggalkan pekerjaan pabriknya, hadir di ruang otopsi, dan
menjadi saksi.
Teatrikal: Diikat di ranjang kematian
Mengapa polisi menipu Liu Dong
untuk bertemu dengan ayahnya? Apakah mereka ingin dia mengucapkan
selamat tinggal kepada ayahnya? Tidak! Kenyataannya, oleh hukum,
anggota keluarga harus hadir. Jika ibunda dari Dong Liu datang, dia
pasti akan mempertanyakan penyebab kematian. Tetapi Liu Dong, itu
akan berbeda.
Remaja seusia Liu Dong sudah banyak menderita akibat kematian
ayahnya karena penyiksaan. Dia mengalami trauma ketika melihat
dokter membelah jasad ayahnya. Polisi memberitahu istri Liu
Qiusheng setelah otopsi selesai dilakukan. Istrinya melihat bahwa
telinga, wajah, bibir, bahu kanan, dan dada kanan berwarna
hitam-biru, namun laporan otopsi resmi menyatakan, "Tidak ada luka
eksternal yang ditemukan. Penyebab kematian adalah penyakit
jantung."
Pertama Liu Dong harus menerima kematian ayahnya, kemudian dipaksa
untuk menyaksikan otopsi! Polisi menggunakan kehadirannya di otopsi
untuk menyatakan kematian ayahnya akibat alamiah, bukan
penyiksaan!
(Untuk informasi lebih lanjut tentang penindasan dan pembunuhan Liu
Qiusheng, dapat dilihat di sini:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2005/2/15/57565.html
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2004/11/1/54081.html)
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2011/3/13/中共警察对未成年人非法取证陷害其父母(图)-237452.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/3/28/124094.html