Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kultivasi Selama Belajar Fa

23 Mei 2011 |   Oleh: seorang praktisi China


(Minghui.org) Pada jaman kuno, orang-orang sering membaca dengan suatu pemikiran, "Baca buku seratus kali dengan sendirinya anda akan mengerti maksudnya," dan tanpa menginginkan pengertian secara mendetil. Saya menyadari, saya terkadang punya pemikiran yang sama selama belajar Fa. Namun saya tidak berpikir adalah tepat belajar Fa seperti ini, karena karma pikiran, konsep pikiran manusia, dan pikiran yang mengganggu mungkin mendominasi.

Orang pada jaman kuno mempunyai standar moral lebih tinggi dari orang-orang sekarang. Pemikiran mereka lebih simpel dan hati yang lebih tenang. Mereka juga menitikberatkan kerapihan penampilan dan perlakuan yang benar ketika membaca buku.

Kita praktisi Dafa hidup di masyarakat modern. Mengalami lebih banyak gangguan karma pikiran, gangguan hati manusia, dan gangguan pikiran. Oleh karena itu langkah-langkah tambahan diperlukan. Kita harus menghilangkan semua gangguan sewaktu belajar Fa. Kita harus belajar dengan lebih perhatian, dan kita harus betul-betul belajar. Dengan demikian, kita bisa belajar Fa dan memperoleh pemahaman dari Fa. Beginilah mengapa banyak di antara kita merasa mendapat peningkatan besar dari menghapal Fa.

Belajar dengan memfokuskan pikiran adalah metode dasar untuk menghilangkan gangguan. Ini juga merupakan hasil dari kultivasi kita selama belajar Fa. Terkadang konsep pikiran manusia mengganggu kita, dan bahkan kita tidak menyadarinya.

Suatu hari di tahun 2004, saya membaca salah satu ceramah Guru. Setelah membaca beberapa paragraf, buku saya tutup dan saya mencoba mengingat apa yang telah saya baca. Herannya, pikiran saya kosong total, dan saya tidak ingat apapun. Saya terkejut dan memutuskan untuk membaca sekali lagi. Saat ini saya hanya baca satu paragraf. Buku saya tutup dan masih tidak ingat apa yang saya telah baca. Saya baca berulang-ulang, dan saya bisa mengingat semua kecuali satu kalimat. Saya buka buku dan menemukan bahwa kalimat ini membicarakan tentang dua tujuan agama. Saya baca sekali lagi, menutup buku, dan lagi tidak bisa mengingat dua tujuan tadi. Saya terus mengulang sampai saya ingat semua di paragraf tersebut. Walaupun saya membutuhkan waktu lebih dari satu jam, hal itu sungguh membuat kesan yang mendalam pada saya. Saya dapat mengingat dua tujuan agama tadi bahkan sampai pada hari ini.    

Dari kejadian tersebut, saya menemukan bahwa saya memegang pemikiran, "Baca buku seratus kali dan Anda akan mengerti artinya secara alamiah," Dengan pikiran seperti itu, saya tidak konsentrasi belajar Fa. Belajar Fa saya biasanya formalitas belaka dan tidak effektif.

Ketika pertama kali saya membaca Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis, beberapa bahasa pada paragraf tertentu nampaknya menantang saya. Namun setelah saya baca ulang paragraf yang sama dengan pikiran tenang, saya sadari bahwa saya mempunyai mentalitas bersaing. Saya juga menyadari bahwa elemen budaya PKC sudah berada di pikiran ketika saya membaca sembilan komentar untuk pertama kali. Ketika saya membaca kata-kata yang dipakai oleh PKC unsur-unsur pertempuran dan kebencian muncul di pikiran saya. Jika saya tidak mempunyai unsur-unsur partai tersebut saya tidak akan mempunyai perasaan pertempuran dan benci ketika membaca kata-kara yang dipakai oleh PKC yang dipresentasikan oleh sembilan komentar.  

Melalui hal ini, saya juga menyadari bahwa terkadang saya punya pikiran yang tidak baik sewaktu belajar Fa. Karena pikiran manusia dan hati manusia, saya merasa bahwa beberapa kalimat dalam ceramah diutarakan dengan nada tertentu atau sikap tertentu. Namun persepsi ini sebenarnya dari pikiran dan hati manusia saya sendiri yang telah merosot. Kita tidak hanya harus meningkatkan perhatian kita, tapi juga menjaga ketenangan dalam belajar Fa. Bila tidak kita mungkin akan memahami Fa pada jalan yang menyimpang.

Seorang praktisi dalan kelompok belajar Fa membaca cepat dan keras. Praktisi lain merasa tidak enak mendengarnya dan tidak ingin belajar dengannya. Sudah pasti praktisi tersebut harus melihat ke dalam. Tapi praktisi yang membaca cepat dan keras juga harus melihat ke dalam, mungkin ada sesuatu dalam dirinya yang menyebabkan reaksi teman praktisi.

Saya merasa sangat nyaman mendengarkan salah satu praktisi membaca Fa. Mendengarkan dia membaca menenangkan pikiran saya. Dia menyilangkan kakinya keposisi lotus dan membaca dengan suara lembut. Suaranya tidak keras tapi jelas. Dia mempertahankan intonasi tenang selama belajar Fa.  

Saya juga percaya bahwa kita juga harus mempunyai penampilan yang rapi dan perilaku yang benar ketika membaca Fa. Pengalaman saya, jika saya mempertahankan posisi duduk yang benar, semakin banyak yang saya baca, pikiran jadi semakin jernih. Jika posisi duduk acak dan tidak lurus, saya selalu merasa sedikit ngantuk dan tidak bisa memasukkan Fa ke hati secara utuh. Suatu saat ketika saya belajar Fa dalam jangka waktu lama sambil duduk dalam posisi lotus, saya merasa energi yang kuat membersihkan unsur-unsur negatif dalam medan saya, membersihkan baik dalam belajar Fa atau sesudah belajar Fa. Kesadaran pikiran saya bersih dan juga waspada.

Semakin banyak praktisi membentuk kelompok belajar Fa akhir-akhir ini. Selama belajar Fa kita seharusnya tidak belajar Fa sebagai formalitas belaka. Kita seharusnya sungguh-sungguh belajar Fa dan mengkultivasi diri dalam satu kelompok belajar. Jika kita tidak menghilangkan pikiran manusia dan hati manusia, mungkin kita bisa mengganggu yang lainnya dan berimbas pada kelompok belajar. Inilah mungkin alasan mengapa terkadang kita belajar Fa lebih baik secara individu dan tidak ingin ikut belajar Fa bersama.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2007/11/6/165993.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/9/125031.html