(Minghui.org) Pada jaman kuno, orang-orang
sering membaca dengan suatu pemikiran, "Baca buku seratus kali
dengan sendirinya anda akan mengerti maksudnya," dan tanpa
menginginkan pengertian secara mendetil. Saya menyadari, saya
terkadang punya pemikiran yang sama selama belajar Fa. Namun saya
tidak berpikir adalah tepat belajar Fa seperti ini, karena karma
pikiran, konsep pikiran manusia, dan pikiran yang mengganggu
mungkin mendominasi.
Orang pada jaman kuno mempunyai
standar moral lebih tinggi dari orang-orang sekarang. Pemikiran
mereka lebih simpel dan hati yang lebih tenang. Mereka juga
menitikberatkan kerapihan penampilan dan perlakuan yang benar
ketika membaca buku.
Kita praktisi Dafa hidup di masyarakat modern. Mengalami lebih
banyak gangguan karma pikiran, gangguan hati manusia, dan gangguan
pikiran. Oleh karena itu langkah-langkah tambahan diperlukan. Kita
harus menghilangkan semua gangguan sewaktu belajar Fa. Kita harus
belajar dengan lebih perhatian, dan kita harus betul-betul belajar.
Dengan demikian, kita bisa belajar Fa dan memperoleh pemahaman dari
Fa. Beginilah mengapa banyak di antara kita merasa mendapat
peningkatan besar dari menghapal Fa.
Belajar dengan memfokuskan pikiran adalah metode dasar untuk
menghilangkan gangguan. Ini juga merupakan hasil dari kultivasi
kita selama belajar Fa. Terkadang konsep pikiran manusia mengganggu
kita, dan bahkan kita tidak menyadarinya.
Suatu hari di tahun 2004, saya membaca salah satu ceramah Guru.
Setelah membaca beberapa paragraf, buku saya tutup dan saya mencoba
mengingat apa yang telah saya baca. Herannya, pikiran saya kosong
total, dan saya tidak ingat apapun. Saya terkejut dan memutuskan
untuk membaca sekali lagi. Saat ini saya hanya baca satu paragraf.
Buku saya tutup dan masih tidak ingat apa yang saya telah baca.
Saya baca berulang-ulang, dan saya bisa mengingat semua kecuali
satu kalimat. Saya buka buku dan menemukan bahwa kalimat ini
membicarakan tentang dua tujuan agama. Saya baca sekali lagi,
menutup buku, dan lagi tidak bisa mengingat dua tujuan tadi. Saya
terus mengulang sampai saya ingat semua di paragraf tersebut.
Walaupun saya membutuhkan waktu lebih dari satu jam, hal itu
sungguh membuat kesan yang mendalam pada saya. Saya dapat mengingat
dua tujuan agama tadi bahkan sampai pada hari ini.
Dari kejadian tersebut, saya menemukan bahwa saya memegang
pemikiran, "Baca buku seratus kali dan Anda akan mengerti artinya
secara alamiah," Dengan pikiran seperti itu, saya tidak konsentrasi
belajar Fa. Belajar Fa saya biasanya formalitas belaka dan tidak
effektif.
Ketika pertama kali saya membaca Sembilan Komentar Mengenai Partai
Komunis, beberapa bahasa pada paragraf tertentu nampaknya menantang
saya. Namun setelah saya baca ulang paragraf yang sama dengan
pikiran tenang, saya sadari bahwa saya mempunyai mentalitas
bersaing. Saya juga menyadari bahwa elemen budaya PKC sudah berada
di pikiran ketika saya membaca sembilan komentar untuk pertama
kali. Ketika saya membaca kata-kata yang dipakai oleh PKC
unsur-unsur pertempuran dan kebencian muncul di pikiran saya. Jika
saya tidak mempunyai unsur-unsur partai tersebut saya tidak akan
mempunyai perasaan pertempuran dan benci ketika membaca kata-kara
yang dipakai oleh PKC yang dipresentasikan oleh sembilan komentar.
Melalui hal ini, saya juga menyadari bahwa terkadang saya punya
pikiran yang tidak baik sewaktu belajar Fa. Karena pikiran manusia
dan hati manusia, saya merasa bahwa beberapa kalimat dalam ceramah
diutarakan dengan nada tertentu atau sikap tertentu. Namun persepsi
ini sebenarnya dari pikiran dan hati manusia saya sendiri yang
telah merosot. Kita tidak hanya harus meningkatkan perhatian kita,
tapi juga menjaga ketenangan dalam belajar Fa. Bila tidak kita
mungkin akan memahami Fa pada jalan yang menyimpang.
Seorang praktisi dalan kelompok belajar Fa membaca cepat dan keras.
Praktisi lain merasa tidak enak mendengarnya dan tidak ingin
belajar dengannya. Sudah pasti praktisi tersebut harus melihat ke
dalam. Tapi praktisi yang membaca cepat dan keras juga harus
melihat ke dalam, mungkin ada sesuatu dalam dirinya yang
menyebabkan reaksi teman praktisi.
Saya merasa sangat nyaman mendengarkan salah satu praktisi membaca
Fa. Mendengarkan dia membaca menenangkan pikiran saya. Dia
menyilangkan kakinya keposisi lotus dan membaca dengan suara
lembut. Suaranya tidak keras tapi jelas. Dia mempertahankan
intonasi tenang selama belajar Fa.
Saya juga percaya bahwa kita juga harus mempunyai penampilan yang
rapi dan perilaku yang benar ketika membaca Fa. Pengalaman saya,
jika saya mempertahankan posisi duduk yang benar, semakin banyak
yang saya baca, pikiran jadi semakin jernih. Jika posisi duduk acak
dan tidak lurus, saya selalu merasa sedikit ngantuk dan tidak bisa
memasukkan Fa ke hati secara utuh. Suatu saat ketika saya belajar
Fa dalam jangka waktu lama sambil duduk dalam posisi lotus, saya
merasa energi yang kuat membersihkan unsur-unsur negatif dalam
medan saya, membersihkan baik dalam belajar Fa atau sesudah belajar
Fa. Kesadaran pikiran saya bersih dan juga waspada.
Semakin banyak praktisi membentuk kelompok belajar Fa akhir-akhir
ini. Selama belajar Fa kita seharusnya tidak belajar Fa sebagai
formalitas belaka. Kita seharusnya sungguh-sungguh belajar Fa dan
mengkultivasi diri dalam satu kelompok belajar. Jika kita tidak
menghilangkan pikiran manusia dan hati manusia, mungkin kita bisa
mengganggu yang lainnya dan berimbas pada kelompok belajar. Inilah
mungkin alasan mengapa terkadang kita belajar Fa lebih baik secara
individu dan tidak ingin ikut belajar Fa bersama.
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2007/11/6/165993.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/9/125031.html