Pada 25 April 1999, sebanyak
10.000 praktisi berkumpul di luar Kantor Pengaduan Dewan Negara di
Beijing untuk menuntut hak dasar berkeyakinan mereka. Resolusi
damai dari permohonan ini memukau dunia. Komunitas internasional
sangat memuji aksi peristiwa ini. Tiga bulan kemudian, corong
propaganda rezim memutarbalikkan fakta peristiwa Permohonan Damai
25 April menjadi “pengepungan komplek pemerintahan pusat” dan
menggunakan ini sebagai cara untuk memutar opini publik terhadap
Falun Gong dan “membenarkan” penindasan secara luas di seluruh
negeri. Penganiayaan brutal telah berlangsung selama 12
tahun.
Profesor Nie Sen dari Catholic University of America mengatakan,
“Selama dua belas tahun lebih, praktisi Falun Gong di lebih dari
100 negara dan China terus mempertahankan kebaikan dan keteguhan
yang diperlihatkan dalam Permohonan 25 April, dan melakukan
upaya-upaya yang belum pernah ada sebelumnya untuk klarifikasi
fakta serta berusaha menentang penganiayaan tersebut.”
Peragaan latihan nan damai dan harmonis di Lafayette Square menarik
banyak perhatian dari para turis yang lewat. Adriana, seorang turis
dari Brasil sangat tersentuh dan berkata bahwa kakaknya Raul di
Brasil ikut berlatih Falun Gong. Dia berkata bahwa seorang
dokter menyarankan Raul untuk mencoba meditasi untuk menyembuhkan
masalah serius pada perutnya. Dia telah mencoba beberapa meditasi,
namun tidak satupun yang membawakan hasil. Dia lalu berlatih Falun
Gong sembilan bulan yang lalu, dan masalah perutnya telah sembuh.
Bahkan dokternya merasa takjub. Adriana berkata bahwa Raul
melakukan latihan tiga kali seminggu di sebuah tempat latihan di
Brasil.
Adriana berkata dia tidak menyangka bisa bertemu Falun Gong di
depan Gedung Putih. Dia berfoto bersama seorang teman di depan para
praktisi yang sedang berlatih.
Lauri, seorang turis dari Finlandia melintas Lafayette Square dan
memotret para praktisi yang sedang berlatih. Dia berkata bahwa
temannya di London juga berlatih Falun Gong, dan telah berlatih
selama satu atau dua tahun. Temannya mengatakan bahwa latihan
tersebut sangat damai, dan menghasilkan konsentrasi yang baik.
Lauri berkata ini adalah pertama kalinya dia melihat latihan
Falun Gong, kelihatan benar-benar bagus.
Anand Varghese yang bekerja di sebuah LSM di Washington DC
mengatakan bahwa dia mengetahui tentang penganiayaan Falun Gong
selama sepuluh tahun yang lalu. Dia berkata bahwa laporan tentang
penganiayaan tersebut telah tersebar di seluruh belahan dunia,
meskipun itu adalah berita buruk, ini sangat penting. Dia
menambahkan bahwa dia juga tahu catatan rekor HAM China adalah
sangat buruk, terutama dalam perlakuannya terhadap Falun Gong. Dia
percaya segalanya akan berubah menjadi lebih baik pada suatu hari
nanti, dan berharap hak asasi mendasar dari praktisi Falun Gong
akan dihormati.
Varghese menemukan bahwa penganiayaan brutal rezim Komunis China
terhadap Falun Gong tidak dapat dibayangkan. Dia mengatakan ini
pertama kalinya dia melihat latihan Falun Gong. Dia percaya
Sejati-Baik-Sabar adalah prinsip yang sangat baik. Dia benar-benar
tidak melihat adanya ancaman dari latihan semacam ini terhadap
pemerintah China.
Seorang turis asal Nanning, China, yang berimigrasi ke Florida
tahun lalu, duduk di atas sebuah bangku panjang di lapangan
tersebut dan dengan tenang mengamati para praktisi yang sedang
berlatih. Dia berkata pernah berlatih Falun Gong pada 1999, namun
hanya berlatih selama dua hari, lalu pemerintah China memulai
penganiayaan. Sejak saat itu dia berhenti berlatih. Dia mengambil
sebuah brosur dan berharap bisa menemukan tempat latihan setempat
setelah pulang ke rumah.
Seorang pria China yang berusia 60-an datang ke AS dari Fujian,
China, untuk mengunjungi kerabatnya beberapa saat yang lalu. Dia
berkata bahwa dia melihat begitu banyak orang yang berlatih Falun
Gong dari kejauhan, dan tertarik mendatangi praktisi. Dia berkata
bahwa seorang pejabat setempat yang bekerja di Komite Penasihat
Politik menyarankannya untuk berlatih Falun Gong sebelum 1999. Dia
berkata bahwa dia tidak dapat memahami mengapa rezim Komunis China
menganiaya Falun Gong. Dia duduk di bangku panjang dan membaca
dengan saksama materi-materi informasi mengenai Permohonan Damai 25
April.
Remy, seorang imigran dari Haiti yang tinggal di Maryland, bersama
keluarganya melintasi lapangan tersebut. Mereka berhenti untuk
melihat para praktisi berlatih. Putri Remy berkata, “Mengapa saya
belum pernah melihat atau mendengarnya, latihan ini sangat penting
buat saya. Ini adalah yang saya tertarik. Saya bahkan tidak tahu,
saya sepertinya hidup dalam kegelapan.”
Setelah mengetahui rezim Komunis China menganiaya Falun Gong selama
dua belas tahun, Remy berkata itu karena banyak orang, seperti
keluarganya, belum pernah mendengar tentang penganiayaan tersebut.
Hanya ketika semakin banyak orang sadar akan situasi sebenarnya,
mereka dapat membantu menghentikan penganiayaan itu dengan lebih
cepat.
Chinese version click here
English
version click here