(Minghui.org) Praktisi Falun Gong di
Perancis berkumpul di Trocadéro Human Rights Plaza sebelah Menara
Eiffel pada tanggal 24 April 2011, untuk memperingati 12 tahun
permohonan 25 April. Mereka memperagakan latihan Falun Gong dan
memajang sebuah poster memperkenalkan Falun Gong serta
membangkitkan kesadaran para turis terhadap penindasan.
Praktisi Falun Gong memperagakan latihan Falun Gong di Human Rights
Plaza sebelah Menara Eiffel
Zhang (wanita) pindah ke Perancis
dari Tianjin, China. Dia menceritakan permohonan 25 April, "Pada
tanggal 1 April 1999, He Zuoxiu, saudara ipar pejabat senior PKC
Luo Gan, menerbitkan sebuah artikel di majalah Pembaca Muda
Universitas Umum Tianjin yang memfitnah Falun Gong. Mulai tanggal
18 April, praktisi Falun Gong di Tianjin pergi ke institusi terkait
untuk klarifikasi fakta. Pada tanggal 23 dan 24 April, beberapa
aparat keamanan di Tianjin memukul praktisi Falun Gong. Empat puluh
lima praktisi Falun Gong ditahan. Praktisi lain meminta pembebasan
praktisi yang ditahan. Mereka diberitahu oleh polisi Tianjin,
'Pergi ke Beijing. Di sana kalian bisa menyelesaikan
masalah." Mereka percaya kepada pemerintah dan keinginan mereka
untuk klarifikasi fakta, praktisi Falun Gong berkumpul di luar
Kantor Pengaduan Dewan Negara di Beijing pada 25 April untuk
meminta pembebasan praktisi Falun Gong yang ditahan. Perwakilan
Falun Gong bertemu dengan Perdana Menteri Zhu Rongji dan
menyampaikan tiga permasalahan utama: Pertama, mereka berharap
polisi Tianjin segera bebaskan praktisi Falun Gong; kedua,
membolehkan penerbitan buku Zhuan Falun secara resmi; ketiga,
diberi lingkungan latihan Falun Gong yang leluasa. Zhu setuju untuk
melepaskan praktisi Tianjin, dan meyakinkan perwakilan bahwa
pemerintah tidak akan menentang Falun Gong. Semua praktisi
membubarkan diri dengan tertib sekitar pukul 21:00. Namun, Jiang
Zemin melancarkan penganiayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya
terhadap Falun Gong pada 20 Juli 1999. Menurut perhitungan yang
belum lengkap, lebih dari 3.400 praktisi Falun Gong telah meninggal
dunia akibat penganiayaan. Ratusan ribu orang telah ditahan, ada
yang dijebloskan ke dalam penjara. Puluhan juta orang diganggu atau
diancam."
Menghadapi penganiayaan brutal tersebut, praktisi Falun Gong
menolak untuk melepaskan keyakinan mereka. Sebaliknya, mereka
menyebarkan kisah nyata Falun Gong secara luas. Zhang mengatakan,
"Praktisi Falun Gong menolak untuk dibatasi. Untuk melindungi hak
mereka untuk mengikuti Sejati-Baik-Sabar, mereka telah berupaya
untuk menentang penganiayaan ini selama dua belas tahun ini.
Semangat pantang menyerah mereka merupakan semangat moral bangsa
China. Jika tak seorang pun melangkah maju, yang salah, yang jahat
dan yang tidak toleran akan semakin merajalela. Tidak akan ada
harapan bagi bangsa ini.”
Praktisi Falun Gong Liu, wanita yang berasal dari Provinsi
Liaoning, di timur laut China. Dia ingat Partai Komunis China mulai
mengganggu praktisi Falun Gong jauh sebelum permohonan damai 25
April, termasuk menyerang Falun Gong di koran Guangming dan
menyuruh polisi menyemprotkan air atau membuang kotoran kepada
praktisi Falun Gong ketika mereka sedang melakukan latihan. Alasan
mereka pergi ke Beijing adalah meminta pembebasan praktisi yang
ditahan di Tianjin, serta memberitahu pejabat pemerintah di Beijing
tentang gangguan terhadap praktisi Falun Gong di Provinsi Liaoning.
"Kami hanya ingin memiliki sebuah lingkungan latihan yang bebas,"
kata Liu. "Setiap orang dari kami telah memperoleh manfaat dari
latihan Falun Gong. Kami mengikuti ajaran Guru Li, yaitu
Sejati-Baik-Sabar di lingkungan tempat kerja, keluarga dan
masyarakat. Kami mencari ke dalam hati kami ketika menghadapi
konflik, menyelesaikan konflik secara damai dan bersikap baik
kepada orang lain. Semakin banyak orang hidup seperti ini, semakin
baik untuk masyarakat. Kami ingin memberitahu pemerintah tentang
hal ini dan menceritakan kisah nyata Falun Gong." Liu berkata bahwa
peringatan permohonan 25 April bertujuan agar lebih banyak orang
tahu tentang kisah nyata ini dan menyingkap kejahatan PKC. PKC
tidak hanya menganiaya Falun Gong, tetapi juga hati nurani seluruh
masyarakat.
Praktisi Falun Gong Perancis keturunan China, Cheng (pria)
mengatakan bahwa penganiayaan tersebut mengungkap kejahatan PKC.
"Setelah permohonan 25 April, surat kabar di Prancis menerbitkan
berita di China pada tanggal 14 Juni, mengatakan pemerintah China
tidak pernah melawan Falun Gong dan orang-orang memiliki kebebasan
untuk berlatih. Kedengarannya sangat baik. Namun, penindasan dan
penangkapan terhadap praktisi Falun Gong secara terbuka dilancarkan
pada tanggal 20 Juli. Banyak praktisi di China ditangkap di tengah
malam pada tanggal 19 Juli. Konstitusi China membolehkan untuk
mengajukan permohonan, tetapi praktisi telah dianiaya. PKC hanya
menipu rakyat. Kejadian ini membuktikan bahwa PKC tidak menepati
janjinya." Cheng mengatakan peringatan permohonan 25 April memiliki
makna besar. "Kami ingin memberitahu masyarakat dunia bahwa PKC
menganiaya orang yang tidak bersalah. Hal ini jelas siapa yang
benar dan siapa yang jahat. Kita harus menghentikan PKC menganiaya
sebangsa kami yang tidak bersalah. Kami berharap orang-orang akan
melihat situasi yang sebenarnya dan mengambil sikap."
Banyak warga setempat dan turis berhenti untuk melihat aktivitas di
Human Rights Plaza. Setelah mempelajari tentang penindasan
tersebut, banyak orang menandatangani petisi yang menyerukan
dihentinya penindasan tersebut.
Chinese version click here
English
version click here