(Minghui.org) Kaki tangan Partai Komunis
China (PKC) telah menerapkan banyak metode untuk menganiaya para
praktisi Falun Gong, termasuk berbagai jenis penyiksaan yang
menargetkan mata praktisi. Dalam surat terbukanya pada 12 Desember
2005, pengacara China terkemuka, Gao Zhisheng pernah mengulas
kasus-kasus di mana para praktisi Falun Gong telah disiksa secara
fisik dan diperlakukan secara sewenang-wenang di bawah arahan PKC.
Dalam kasus tiga praktisi yang disebutnya, beberapa jenis
penyiksaan fisik secara khusus menargetkan mata praktisi. Banyak
kasus penyiksaan brutal lainnya yang menargetkan mata para praktisi
telah dipublikasikan pada situs Minghui/Kebijakanjernih. Sebagian
kasus tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mata Praktisi Dilukai
Sampai Buta Selama Pemukulan Kejam
• Li Yunbiao, praktisi Falun Gong laki-laki dari Pertanian
Changshuihe, Kota Bei’an, Provinsi Heilongjiang, ditangkap dan
ditahan di Pertanian Huayuan. Petugas polisi Li Chunwei dan penjaga
lainnya menggunakan tabung plastik putih untuk memukuli Li selama
satu jam lebih, yang menyebabkan korban tersungkur berulang kali.
Gigi bagian depannya tanggal, dan darah mengalir melalui hidung dan
mulut. Yang paling menyakitkan, Li diminta untuk berdiri dan
menatap mata petugas, kemudian Li Chunwei meninjunya lebih keras
lagi sehingga menyebabkan kebutaan pada mata kiri korban.
(http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/11/13/112354.html)
• Han Zhang, praktisi laki-laki dari Nanhu, Provinsi Anhui, dikirim
ke Kamp Kerja Paksa pada tahun 2006. Suatu hari saat berjalan
menuju bengkel kerja, dua orang narapidana mencegatnya dan mulai
mengganggunya. Para sipir keluar untuk menginvestigasi. Salah satu
sipir memukul kepala Han dengan kotak makanan yang dibungkus kawat
baja. Sipir lain meninju Han pada mata kanannya hingga berdarah.
Setelah itu sipir ketiga kembali memukulinya. Kemudian korban
diseret ke dalam kantor dan dibiarkan di sana. Belakangan, Han
berulang kali minta untuk memeriksakan matanya, tetapi malahan
dipukul lagi. Akhirnya ketika dia memeriksakan matanya pada 5 April
2007, dia dinyatakan telah mengalami kebutaan pada mata kanannya.
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2007/12/2/91795.html)
• Peng Yinfeng (perempuan, 60 tahun), dari Distrik Pengembangan
Xinxang di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, dimasukkan ke Pusat
Pencucian Otak Huangpu pada bulan Maret 2004. Pukulan para pelaku
kejahatan telah mengakibatkan kebutaannya, dan bola matanya keluar
ketika dia disiksa.
• Sun Shuxiang (perempuan, 48) ditangkap dan ditahan secara ilegal
selama sembilan kali dalam enam tahun penganiayaan. Dia
menceritakan: “Pada suatu hari, pada paruh kedua tahun 2001, Li
Zhenping, petugas dari Pos Polisi Jalan Xingye, datang ke rumah
saya dengan seorang pria lain untuk membujuk suami saya agar
menceraikan diri saya. Saya berkata bahwa saya tidak ambil pusing
jika diceraikan. Dia [Li] terus memukul wajah saya sampai bengkak,
mata saya pun berdarah, dan penglihatan saya menjadi kabur.”
• Liu Shuqin (perempuan, 60) menceritakan: “Agen Kantor 610 secara
terus-menerus memukul saya, kemudian saya dibawa ke Pusat Penahanan
Nomor 3 pada tengah malam. Para penjaga memukuli saya, menargetkan
mata saya, saya melihat bintang-bintang dan penglihatan kabur untuk
beberapa waktu.”
• Yang Jusheng (perempuan, 67) adalah mantan karyawan Perusahan
Makanan Kabupaten Shuangfeng, Provinsi Hunan. Dia ditahan di Kamp
Kerja Paksa Wanita Baimalong sebanyak dua kali. Yang dilarang
tidur, pada waktu itu dia bahkan tidak diijinkan memejamkan matanya
selama 13 hari. Ketika dia menutup matanya. penjaga Yuan Jia
memerintahkan narapidana pecandu narkoba memukul mata saya sebanyak
seratus kali lebih.
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2007/5/22/85963.html)
2. Menyetrum Mata Dengan Tongkat Listrik
Setelah Sun Shuxiang ditangkap untuk kedua kalinya (karena berlatih
Falun Gong) pada tahun 2002, dia diperlakukan sewenang-wenang serta
disiksa secara fisik, dia menjadi sasaran penyiksaan yang
menargetkan matanya. Dia berkata: “Para petugas menargetkan mata
saya dengan menggunakan tongkat listrik. Mata saya terasa
seakan-akan copot, dan saya tidak dapat melihat."
(http:/www.clearwisdom.net/html/articles/2009/11/11/112242.html)
3. Diasapi Rokok dan Dibakar Dengan Puntung
Rokok
Wang Yuhuan berada di ambang kematian sebanyak sembilan kali akibat
penyiksaan kejam ketika berada di dalam tahanan. Dia menceritakan:
“Setelah mereka menyiksa saya dengan metode ‘bangku harimau’ selama
empat jam lebih, saya nyaris meninggal. Mereka menaruh ember metal
di atas kepala saya. Tujuh petugas kepolisian masing-masing
mengisap tiga batang rokok dan meniupkan asap rokok ke dalam ember
itu selama satu jam lebih. Saya merasa sesak dan jatuh pingsan
beberapa kali. Mereka membawa saya ke suatu tempat, kemudian
menyiram saya dengan air dingin. Sebelum saya benar-benar sadar
kembali, mereka membakar kelopak mata saya dengan puntung rokok.
Perasaan sakit yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata."
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2007/10/15/90516.html)
4. Menghadap ke Lampu Sorot Berkekuatan
Besar
Guo Xiaojun, mantan dosen Informatika di Universitas Jiaotong
Shanghai, ditangkap secara ilegal pada 8 Januari 2010 oleh Divisi
Keamanan Domestik Departemen Kepolisian Distrik Baoshan. Polisi
menyiksanya dengan menggunakan metode “Merebus Rajawali.” Dia harus
duduk menghadap tiga buah lampu sorot di atas kepalanya dalam waktu
lama, sebagai akibatnya dia menderita kebutaan transisi yang bisa
kambuh paling sedikit sebulan sekali, dan pandangannya masih sangat
kabur. Para dokter Rumah Sakit Penjara Nanhui mendiagnosa-nya
dengan “retinal artery spasm” (kejang-kejang pada pembuluh nadi
retina) pada 8 Januari 2011; Ini adalah gejala dadakan yang
disebabkan oleh rangsangan yang berlebihan pada mata seseorang,
yang dapat mengakibatkan kebutaan permanen jika ditangani terlambat
dan tidak tepat.
(http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/8/24/119587.html)
5. Memasukkan Cabe, Minyak Mustar, Minyak Balsem, dan Benda
Asing Lainnya ke Mata Praktisi
• Yang Xianfeng, praktisi perempuan dari Distrik Shashi, Kota
Jingzhou, Provinsi Hubei, diciduk pada 6 Maret 2001, dan ditahan di
Kawasan Perumahan Yingguanshanzhuang, di Taman Zhongshan, tempat di
mana dia disiksa. Polisi menuangkan air cabe ke mata dan mulutnya,
serta dia disiksa selama sembilan hari, dan tidak diperbolehkan
tidur. Mereka tidak berhenti menyiksanya hingga korban jatuh
pingsan.
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/4/16/96466.html)
• Zhu Yinfang, praktisi perempuan dari Kota Chengdu, Provinsi
Sichhuan, ditangkap dan dibawa ke Kamp Kerja Paksa Nanmusi.
Narapidana Chen Liyan meneteskan minyak balsem ke mata Zhu. Karena
sangat perih korban tidak dapat membuka matanya, dalam kondisi
demikian, Chen malahan memukulinya.
• Tan Shaowei, praktisi perempuan dari Desa Puhui di Distrik
Pengembangan Kota Guangzhou diciduk dan dibawa ke Pusat
Rehabilitasi Narkoba Hongshan pada bulan Juli 2002. Setelah dipaksa
meneguk air kotor dan ditusuk dengan jarum di sekujur tubuhnya, dia
harus menjalani babak penyiksaan berikutnya. Para penjahat itu
menuangkan minyak mustar ke mata, hidung, mulutnya agar matanya
bercucuran air mata, hidungnya menetes, dan mulutnya berliur.
Kemudian mereka mengumpulkan kotoran tinja dan memaksa korban
menelannya.
(http://clearwisdom.net/html/articles/2010/12/22/122053.html dan
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/12/23/122072.html)
• Metode penyiksaan yang serupa diterapkan secara meluas ke tempat
pencucian otak lainnya di Kota Guangzhou, “Pusat Studi Pendidikan
Mental Distrik Huangpu.” Fan Meixia, praktisi perempuan yang
tinggal di Distrik Haizhu, Kota Guangzhou, menceritakan, “Para
penjahat itu memaksa saya terlentang di lantai, menengadah ke atas,
kemudian mereka meneteskan cairan merica pedas, minuman keras atau
minyak mustar panas ke lubang hidung dan mata saya.”
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2004/9/17/52518.html)
• Wang Minli, praktisi perempuan dari Kota Jilin ditangkap pada
bulan Maret 2007 dan ditahan di Pos Polisi Jalan Yueshan di Kota
Jilin, dimana agen Divisi Keamanan Domestik memukuli dan
menyiksanya dengan kejam. Mereka menuangkan sebotol minyak mustar
pedas ke matanya, menyebabkan sebelah matanya buta.
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2007/7/14/87681.html)
• Zhang Quiqin, praktisi perempuan dari Kota Qiqihar, Provinsi
Heilongjiang ditangkap pada bulan April 2001 dan dibawa ke Regu
Reserse Kriminal Tiefeng, di mana polisi menuangkan air sabun ke
matanya.
6. Beraneka Ragam Penyiksaan Mata Dengan Metode “Merebus
Rajawali”
• Hou Lihua, praktisi perempuan dari Kota Mudanjiang, Provinsi
Heilongjiang, ditangkap oleh para petugas dari Departeman
Kepolisian Aimin. Para penjahat menyiksanya secara terus-menerus
selama lima hari, tidak mengijinkan korban tidur. Jika Hou
memejamkan mata, mereka menarik kelopak matanya agar terbuka.
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/2/21/104998.html)
• Ketika Li Xiuzhen dari Kota Weifang, Provinsi Shandong ditahan di
Penjara Jinan, dia dilarang tidur selama 28 hari. Ketika dia tidak
tahan lagi membuka matanya, para penjahat itu menempelkan plester
sebagai pengganjal di sekitar lekukan matanya dan menariknya ke
atas dan ke bawah. Bahkan mereka terkadang menggunakan ujung sapu
lidi untuk menyangga kelopak matanya agar tetap
terbuka.
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2005/1/19/56709.html)
Ilustrasi penyiksaan yang dialami
Li Xiuzhen di Penjara Jinan
7. Menjentik Bolamata
Praktisi
Wang Guiming, praktisi laki-laki dari Kota Tonghua, Provinsi Jilin
disiksa secara fisik dan diperlakukan sewenang-wenang di Bangsal
Satu Penjara Jilin. Narapidana menjentik bola matanya dengan ibu
jari dan jari tengah, setelah itu dia merasa sangat perih dan
penglihatannya pun menjadi kabur.
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2005/2/14/57530.html)
8. Para Pelaku Kejahatan Membunuh Praktisi untuk Menutupi
Kebutaan Yang Diakibatkan oleh Perbuatan Mereka
Li Shuhua tinggal di Jalan Peiying, Kota Yushu, Provinsi Jilin. Dia
ditangkap karena memberikan materi Falun Gong yang diunduh dari
situs Minghui kepada suaminya yang tengah ditahan secara ilegal.
Dia dijebloskan ke Pusat Penahanan Yushu, di mana dia disiksa oleh
beberapa orang petugas kepolisian. Mereka memasukkan kepalanya ke
dalam tas plastik dan menggunakan jarum untuk menusuk ujung jari,
lengan, punggung, dan dadanya. Tusukan itu sangat menyakitkan dan
Li berteriak kesakitan. Para petugas kepolisian memukul matanya
dengan sangat keras sehingga bola matanya terpukul keluar. Li
mengerang sangat kesakitan dan pingsan seketika. Para petugas
kepolisian itu terkejut dan bertanya kepada atasannya apa yang
harus mereka perbuat: Mereka diberitahu agar membunuhnya untuk
menutupi segala tindak kejahatan mereka.
(http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/2/7/114489.html)
9. Jazad Praktisi Menunjukkan Bahwa Mata Mereka Menjadi
Sasaran Penyiksaan Sebelum Mereka Meninggal
Wang Jinzhong dari Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, meninggal
akibat penyiksaan dan perlakuan sewenang-wenang di penjara.
Tubuhnya ditelanjangi kecuali celana dalamnya. Matanya terbelalak
lebar saat meninggal, dan rongga matanya penuh memar dan melesak.
Mulutnya menganga terbuka, tulang pipinya menonjol keluar, dan
pipinya luka memar sangat parah. Kulitnya terlihat menggantung dari
belakang leher, kedua bahu menyempit dan lengannya benar-benar
terlihat kurus, demikian juga tulang rusuk, pinggul, paha, dan
kakinya. Keseluruhan tubuhnya kurus kering, bengkok dan beratnya
dibawah 70 pon. Empat petugas polisi bersenjata secara tergesa-gesa
menggotong jasadnya pergi.
(http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/6/26/108599.html)
Banyak laporan yang menjelaskan mengenai mata praktisi telah
menjadi sasaran berbagai penyiksaan telah dikirim ke situs Minghui.
Tiga laporan dipublikasikan dalam situs Minghui (versi bahasa
Mandarin) pada 23 Maret 2011, menjelaskan tentang perlakuan
kejam yang menargetkan mata praktisi.
Laporan “Tindak Kejahatan Petugas Chen Lixin dari Kantor Polisi
Kotapraja Baoshan, Kota Fengcheng” menyatakan: “Chen Lixin meninju
seorang praktisi pada wajah dan matanya serta menendang korban di
depan ayahnya. Ayah praktisi itu mengatakan, “Saya telah hidup
sampai tua begini, tetapi belum pernah melihat orang yang demikian
jahatnya terhadap seorang seperti putra saya yang berusaha untuk
menjadi orang baik.”
Laporan tentang “Para Sipir di Penjara Jinzhong, Provinsi Shanxi
Menghasut Para Napi Untuk Memukuli Wang Zhigang Dengan Kejam Hingga
Membuatnya Buta” menyatakan: “Siapa saja yang berhubungan dengan
Wang Zhigang mengetahui bahwa dia adalah seorang yang tulus, baik
hati, toleran dan suka membantu. Wang mulai berlatih Falun Gong
pada tahun 1996. Dia hampir menghabiskan seluruh pendapatan dari
usahanya ketika dia menyumbangkan 15.000 yuan saat terjadi banjir
besar yang menyerang negeri pada Agustus 1998. Koran Taiyuan
Evening melaporkan mengenai kebaikannya itu. Seorang anak muda yang
demikian baik itu dipukuli secara brutal tanpa alasan apa pun, yang
sangat berbahaya bagi fisik maupun mentalnya.” Meskipun Wang
menjadi buta akibat penyiksaan itu, dia tidak henti-hentinya
berupaya untuk mematut dirinya sesuai dengan prinsip-prinsip Falun
Gong: Sejati-Baik-Sabar.
Dewasa ini, banyak praktisi Falun Gong terus mengalami penyiksaan
dan perlakuan semena-mena baik fisik maupun mental di bawah
penganiayaan kejam yang dilakukan oleh Partai Komunis China,
termasuk metode penyiksaan yang menargetkan mata mereka.
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2011/4/5/眼睛承受的酷刑之痛-238560.html
Engilsh:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/4/22/124564.html