Nama: Fu Yao (付
尧)
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Umur: 49 tahun
Pekerjaan: Guru Musik
Tanggal Penangkapan Terakhir: 24 Februari
2004
Tempat Penahanan Terakhir: Departemen Neurologi
Rumah Sakit Khusus Harbin No. 1 (哈尔滨 市 第一 专科 医院)
Kota: Harbin
Provinsi: Heilongjiang
Penganiayaan yang Diderita: Cuci otak, hukuman
ilegal, pemukulan, penjara, penyiksaan, pengekangan fisik,
penahanan, dilarang menggunakan kamar kecil, dilarang tidur, kerja
paksa, suntikan paksa obat psikotropika, ditahan di sebuah rumah
sakit jiwa, rumah digeledah, diinterogasi, dilarang makan dan
minum, di-phk, gaji ditangguhkan
(Minghui.org) Fu Yao, seorang guru musik
Sekolah Menengah Nongfeng di Kota Shuangcheng, Provinsi
Heilongjiang, telah dianiaya beberapa kali oleh rezim komunis
karena berlatih Falun Gong. Polisi bersenjata lengkap pernah
mengepungnya pada tahun 2002. Ia ditangkap lagi pada tahun
2004, dibawa ke rumah sakit jiwa, dan disuntik dengan
obat-obatan yang tidak diketahui. Sebagian besar ingatannya hilang
selama tujuh tahun. Istrinya dijatuhi hukuman penjara.
Tertekan harus mencari nafkah untuk dirinya sendiri, putri
mereka menikah sebelum ia berusia 17 tahun.
Peragaan penyiksaan: Suntikan
dengan obat-obatan tak dikenal
Setelah ingatannya pulih
sebagian, Fu mampu menggambarkan kejadian sebelumnya:
Polisi anti huru-hara dari Departemen Kepolisian Kota Harbin
menangkap saya, istri, Chen Yunxia, dan putri saya, Fu Di, membawa
kami ke Hotel Xinhe Shuangcheng untuk diinterogasi pada tanggal 22
April 2002. Selama interogasi, mereka menyiksa kami mencoba memaksa
kami untuk menandatangani sebuah "pengakuan" bahwa berlatih Falun
Gong adalah kriminal. Mereka mencambuk punggung dan telapak
kaki saya dengan ikat pinggang kulit, dan menjepit jari-jari istri
saya dengan bambu penyiksaan, dan menghina putri kecil saya dengan
kata-kata tak senonoh. Kami bertiga disiksa dari tengah hari sampai
pukul 5 sore, ketika kami dibawa ke Pusat Penahanan Shuangcheng No.
2.
Kemudian, saya dibawa ke Kamp Kerja Paksa Wanjia di Harbin. Saya
tidak diijinkan untuk menggunakan kamar kecil atau air minum dan
tidak diberikan makan yang cukup. Mereka menempatkan selimut saya
di gudang bawah tanah dan memberikannya saat saya telah kembali
pada malam hari. Selimut itu menjadi sangat basah hingga saya bisa
memeras air keluar dari sana, sangat dingin menusuk tulang;
memiliki selimut lebih buruk daripada tidak memiliki selimut. Saya
tidak bisa tidur selama enam hari dan malam. Sementara itu, saya
harus menjalankan kerja paksa, yang membuat mata saya lelah, dan
saya harus menghadiri pelatihan. Baik tubuh dan hati saya menderita
dari penyiksaan fisik dan mental tersebut.
Enam hari kemudian saya dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa
Changlinzi. Para penjaga di sana menggunakan bentuk-bentuk
penyiksaan yang lebih buruk. Mereka mencukur kepala praktisi
Falun Gong dan memaksa sembilan orang dari kami untuk melepas semua
pakaian kami dan berjongkok berjejer. Mereka kemudian memerintahkan
tahanan lain untuk menuangkan ember air dingin di atas kepala kami.
Orang terkuat dapat menahan 20 ember air. Biasanya, kurang dari 20
ember akan membuat orang terkapar pingsan karena kedinginan.
Mereka yang lemah tidak akan pernah bangun lagi. Ini adalah salah
satu bentuk penyiksaan yang paling jahat yang ditemukan di
Kamp Kerja Paksa Changlinzi. Di musim dingin praktisi disiksa
hingga mati dengan cara ini dan tidak akan meninggalkan bekas luka
apa pun pada tubuh mereka.
Ada lima divisi di kamp ini. Di Divisi No 1, Li Jinhua adalah
kepala; Yang Jintang adalah pemimpin politik, dan para penjaga
diantaranya Xue Yuan, Qiang Shengguo, dll. Direksi kamp kerja
paksa adalah Shi Changjin dan Shi Yingbai. Kepala bagian pendidikan
adalah Li Weixing. Kepala Divisi No. 4 adalah Hao Wei, dan kepala
politik Wang Yuou. Kepala Divisi No. 5 adalah Zhao Shuang.
Ketika saya tiba di sana, beberapa praktisi sudah dikunci di sel
kecil. Sepengetahuan saya, praktisi Zhang Tao dan Zhang Xiangfu
dianiaya hingga meninggal.
Setiap hari, para penjaga memaksa kami untuk menonton video yang
memfitnah Falun Gong dan menulis artikel yang menentang Falun
Gong.
Enam belas bulan kemudian, saya meninggalkan kamp kerja paksa pada
tanggal 25 Agustus 2003. Istri saya dihukum tiga tahun penjara dan
ditahan di Penjara Wanita Heilongjiang. Putri saya tidak bisa
pergi ke sekolah karena ia dianiaya di sana. Sekolah di mana saya
pernah bekerja berhenti menggaji saya. Karena tekanan hidup,
anak saya menikah bahkan sebelum ia mencapai usia 17. Saya tinggal
sendirian di sekolah. Sekolah tidak mengijinkan saya untuk
mengajar. Saya harus bekerja jaga malam untuk 200 yuan per
bulan.
Ketika saya sedang makan siang di rumah ayah saya pada 24 Februari
2004, Xu Huanwei, kepala Pos Polisi Nongfeng; Fu Xingmin, kepala
Sekolah Menengah Nongfeng, dan lainnya datang menangkap saya dan
membawa saya ke Rumah Sakit Khusus Harbin No. 1, yang merupakan
rumah sakit jiwa. Empat orang secara paksa mengikat saya ke ranjang
tidur. Long Ying, seorang dokter wanita, menyuntik saya
dengan obat-obatan yang tidak diketahui. Segera setelah itu, saya
kehilangan kesadaran dan tidak menyadari apa-apa.
Ketika saya sadar kembali, banyak memori masa lalu saya hilang.
Saya diperlakukan sebagai pasien psikotik dan dikunci dalam ruangan
gelap dengan pintu besi dan sebuah jendela. Setiap hari,
dokter Long memberi saya suntikan paksa, dan perawat memaksa saya
untuk mengambil obat. Saya mengatakan kepada dokter tersebut bahwa
saya seorang praktisi Falun Gong dan memperlakukan saya seperti ini
adalah buruk bagi diri saya dan dirinya, dan memintanya untuk tidak
melakukan hal tersebut kepada saya lagi. (Telepon rumah sakit
adalah 86-451-82426470)
Setelah lebih dari tiga minggu penyiksaan dan penahanan di Rumah
Sakit Khusus Harbin No.1, orang-orang yang menangkap saya membawa
saya pulang. Bahkan sekarang saya belum bisa memulihkan semua
ingatan saya. Saya sudah hilang ingatan selama tujuh
tahun karena pengaruh obat-obatan tersebut.
Pada malam 23 April 2011, saya ingat bahwa pada tanggal 22 April
2002, sekelompok polisi sedang mengejar saya melalui lapangan area
perkebunan dekat Sekolah Menengah Nongfeng dan berteriak bahwa
mereka akan menembak jika saya tidak berhenti. Saya terus berlari.
Tiba-tiba ada suara tembakan. Pikiranku kosong, dan polisi
menangkap saya. Putri saya juga ditangkap. Salah satu teman
sekelasnya mempertanyakan polisi, mengatakan bahwa Fu Di tidak
melanggar hukum apa pun, jadi mengapa mereka menangkapnya.
Sebaliknya, gadis itu ditangkap juga, dan dibawa ke Stasiun Polisi
Nongfeng. Polisi bertanya pada saya di mana ponsel saya. Saya
bilang saya sudah kehilangan itu. Mereka memerintahkan
beberapa ratus orang di fakultas dan mahasiswa untuk mencari ponsel
saya di perkebunan.
Bantuan perawatan tanpa pamrih dan penuh kasih dari praktisi Falun
Gong menghangatkan hati saya. Berangsur-angsur kembali pulih
ingatan saya. Saya telah menyaksikan keajaiban Dafa.
Fu Yao Pernah Dianiaya Sebelumnya
Fu Yao mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1995 dan telah tiga
kali datang ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Gong
antara 1999 dan 2002. Dia dipenjarakan dua kali dan melarikan diri
sekali. Pertama kali adalah ketika ia sedang melakukan latihan di
Lapangan Tiananmen, ia ditangkap dan dibawa ke Pusat
Penahanan Shuangcheng No. 2 dan ditahan selama
33 hari. Kedua kalinya adalah setelah Kantor 610,
Kepolisian Shuangcheng, dan Departemen Kepolisian Kota Harbin
menggeledah rumahnya dan menangkapnya pada tanggal 22 April 2002.
Dia dihukum dua tahun kerja paksa dan dibawa ke Kamp Kerja Paksa
Changlinzi. Ia kembali ke rumah pada tanggal 25 Agustus 2003.
Chinese:
http://minghui.ca/mh/articles/2011/4/30/音乐教师被注射不明药物-七年失去记忆-239866.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/28/125586.html