Gambaran laporan dari orang-orang
di daratan China, Pusat Informasi Falun Dafa sudah
mendokumentasikan kematian akibat penyiksaan 26 praktisi Falun Gong
sejak januari 2011. Tujuh kasus disertai foto-foto yang
diselundupkan keluar China yang menunjukkan tanda-tanda disiksa,
kurus kering, atau dirawat dirumah sakit (
foto). Mengingat sulitnya
mendapatkan informasi dari China, jumlah korban meninggal yang
sebenarnya sepertinya jauh lebih tinggi.
Zhou Yongkang yang disebut dalam berita bertindak selaku pemimpin
peristiwa kekerasan terhadap artist terkenal Ai Weiwei dan
“hilangnya” sejumlah ahli hukum hak asasi manusia, sudah lebih dari
satu dekade terakhir terlibat dalam penindasan terhadap praktisi
Falun Gong. Zhou secara khusus menyebutkan Falun Gong sebagai
target penumpasannya selama pra-Olympiade dimana ribuan praktisi
telah ditahan. Enam diantara mereka tercatat telah terbunuh awal
2011.
"Kasus kematian yang dilaporkan sejak Januari adalah sebuah lingkup
kecil dari kampanye melawan Falun Gong, PKC juga mengabaikan
kehidupan manusia," kata direktur eksekutif Pusat Informasi Falun
Dafa Levi browde. "Zhou Yongkang dan berandalan partai lainnya
selama dekade terakhir, telah memperbaiki cara-cara pengintaian,
intimidasi dan penyiksaan terhadap praktisi Falun Gong, dan
sekarang kami melihat taktik seperti ini diterapkan bahkan kesegmen
yang lebih luas dari penduduk China."
"Kematian Falun Gong ini harus berfungsi sebagai lonceng peringatan
kepada masyarakat international atas seberapa jauh para peminpin
partai akan menghilangkan kebebasan berpikir anggota masyarakat
China."
Ke 26 para korban berasal dari berbagai umur, lapisan
masyarakat dan daerah yang berbeda. Yang termuda seorang
perempuan berumur 32 tahun dari provinsi Hebei, dan yang tertua
adalah seorang pensiunan pekerja rel kereta api berumur 71 tahun
dari Hunan. Setengah dari mereka dibunuh (13 orang) diculik dari
rumah mereka atau tempat kerja semata-mata karena mereka diketahui
oleh yang berwajib berlatih Falun Gong. Setidaknya ada enam orang
ditahan sewaktu sedang menggunakan hak mereka untuk bebas
berekpresi, seperti mencetak dan mendistribusikan selebaran yang
menginformasikan pelanggaran hak azasi terhadap sesama orang China.
Banyak korban telah ditahan atau dipenjarakan sebelum peristiwa
penculikan terhadap mereka yang terbaru, menyoroti upaya gigih dari
pihak penguasa China untuk mencari tahu praktisi Falun Gong.
Sebagian besar korban meninggal karena penyiksaan fisik dan
jiwa. Beberapa dibunuh diminggu penahanan mereka. Dalam
kasus lain, korban sudah dijatuhi hukuman dalam waktu yang lama dan
setelah bertahun-tahun penyiksaan dan perampasan, meninggal
ditahanan atau dibebaskan menjelang kematian, hanya untuk meninggal
sesudahnya.
Setengah dari mereka dibunuh (13 orang) yang sudah ditahan
di kamp penjara, suatu indikasi dari penyiksaan yang
diderita oleh praktisi Falun Gong di fasilitas seperti itu, selain
untuk mendidiknya kembali melalui kamp kerja. Barang kali contoh
yang paling dramatis adalah tiga praktisi Falun Gong tahanan hati
nurani ditahan di penjara Jiamusi provinsi Helionjiang tewas dalam
dua minggu setelah dibawa ke bangsal khusus dalam upaya
"transformasi."
Beberapa kematian jelas berhubungan dengan diintensifkannya
tiga tahun kampanye "transformasi" oleh PKC pada pertengahan
2010. Sebagai tambahan dari yang telah disebutkan di atas,
tiga hingga empat korban lain setelah diculik diakhir 2010 dan
dibawa ke fasilitas penahanan sementara di hotel, perusahaan atau
sekolah yang diperuntukkan khusus untuk menahan praktisi Falun
Gong, menggunakan berbagai cara yang memungkinkan untuk
"mentransformasikan" mereka. Setelah pembebasan mereka sebelum
meninggal, dua orang menginformasikan anggota keluarga bahwa mereka
telah dipaksa mengkonsumsi obat yang tidak dikenal yang menyebabkan
sakit kepala, pusing dan kehilangan memori.
Detail kasus dan kotanya tertulis pada daftar yang dikumpulkan dari
berbagai sumber, termasuk kesaksian kerabat atau kawan almarhum dan
bukti foto yang menunjukkan tanda siksaan.
Totalnya, pusat informasi Falun Dafa telah mencatat yang meninggal,
3.434 praktisi Falun Gong akibat berbagai macam penganiayaan sejak
1999. Mengingat PKC berusaha keras untuk menghalangi penyelidikan
terhadap praktisi Falun Gong yang meninggal sebelum waktunya serta
laporan sejumlah pengambilan organ secara paksa dari tahanan Falun
Gong, jumlah keseluruhan kematian selama 2011 dipercaya jauh lebih
tinggi dari yang bisa didokumentasikan pusat informasi Falun
Dafa.
Semenjak 1999, PKC telah menjalankan kampanye brutal pemusnahan
Falun Gong, suatu latihan qigong dan spiritual tradisional China,
yang pengikutnya di China mencapai puluhan juta orang. Ratusan ribu
orang China yang berlatih Falun Gong masih dalam penangkapan,
menjadikan mereka sebuah kelompok terbesar tahanan hati nurani di
China.
Persatuan Bangsa Bangsa, Amnesty International, Pengacara Hak Asasi
China, dan media barat telah mendokumentassikan penganiayaan Falun
Gong dan kematian ditangan para pejabat China. Dalam laporan
tahunan yang disiarkan bulan lalu, Amnesty International menyatakan
bahwa praktisi Falun Gong yang menolak melepaskan kepercayaannya
"menjadi sasaran utama penyiksaan sampai mereka bekerja sama;
banyak yang meninggal dalam tahanan atau meninggal tidak lama
setelah dibebaskan." Kampanye PKC dan pelaksanaannya melanggar
perundang-undangan China, berbalikan dengan laporan umum, Falun
Gong tidak dilarang sebagai "aliran sesat."
Berikut illustrasi kasus serupa yang mencerminkan keadaan seputar
kematian Falun Gong. Data lengkap tersedia disini.
*
Chen Shiming (pria) dari Meishan Provinsi
Sichuan: Di bulan July 2010, Chen diculik dari rumahnya.
Ini adalah kelima kalinya ia ditahan karena berlatih Falun Gong,
termasuk dua kali menjalasni hukuman di kamp kerja paksa. Ia
dipukul dan ditendang, polisi menyeretnya masuk ke mobil polisi. Ia
dibawa ke pusat cuci otak darurat di departemen telekomunikasi 505
Meishan. Di pusat cuci otak ini, ia disuntik dengan obat yang tidak
diketahui jenisnya dan diduga pada makanan dan minumannya juga
mengandung substansi itu. Ia dibebaskan ketika menderita tekanan
darah tinggi. Setelah itu, ia menampakkan gejala kehilangan ingatan
dan kemampuan kognitif lainnya. Ia tak bisa berhenti gemetar dan
menjadi sangat kurus. Ia tidak pernah sembuh dan meninggal dalam
waktu kurang dari enam bulan.
*
Dai Lijuan (wanita), 48, dari Wuxi provinsi
Jiangsu: 20 June 2003, agen dari kantor polisi Baitang
menculik Dai. Dia dibawa ke Biro Keamanan Publik dan dipukul dengan
kejam selama tiga hari hingga berada dalam keadaan kritis. Pukulan
dan suntikan membuat Dai lumpuh, kehilangan kontrol saluran
kemih dan usus besar, serta penyusutan otot. Dia susah bicara dan
tidak bisa menggerakkan jarinya, dia tidak pernah sembuh dan
meninggal delapan tahun kemudian di bulan Maret 2011. Fotonya yang
berhasil dibawa keluar China memperlihatkan dia sangat kurus dan
memakai popok.
*
Zheng Baohua (wanita), 32, dari Renqiu provinsi
Hebei: Antara 2000 dan 2009, Zheng ditahan empat kali
karena berlatih Falun Gong dan ia ditahan selama tujuh tahun. Ia
terakhir ditangkap July 2008, ketika dia bicara pada orang-orang
tentang Falun Gong dan penganiayaan. Dia dikirim ke pusat cuci otak
kemudian ke kamp Pendidikan Ulang Melalui Kerja Tangshan Kaiping,
dimana dia dipukul, disetrum dengan tongkat listrik, dan dicekoki
makan secara brutal. Mei 2009, dia terinfeksi TBC. Dia dibebaskan
November 2009, ketika sudah dalam keadaan kritis. Dia tidak pernah
sembuh dan meninggal di bulan April 2011.
*********************************
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT, SILAHKAN HUBUNGI PUSAT INFORMASI
FALUN DAFA
Contacts: Gail Rachlin (+1 917-757-9780), Levi Browde (+1
845-418-4870), Erping Zhang (+1 646-533-6147), or Joel Chipkar (+1
416-731-6000)
Fax: 646-792-3916 Email: Alamat E-mail ini dilindungi dari robot spam. Anda perlu
mengaktifkan JavaScript untuk melihatnya , Website: http://www.faluninfo.net/
Sumber: http://faluninfo.net/print/1138/
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/6/3/125796.html