(Minghui.org) Nama saya adalah Wang
Shaoping dan tinggal di kotapraja Matuodian, Kabupaten Changli,
Kota Qinhuangdao, Provinsi Hebei. Putra saya, Zhou Xianyang
dijatuhi hukuman penjara selama sembilan tahun karena percaya pada
Sejati-Baik-Sabar dan ingin menjadi orang baik. Dia ditahan di
Penjara Gangbei di Tianjin, di mana dia dianiaya dengan tongkat
listrik, dipukul, disiram dengan air dingin, menjalani metode
penyiksaan yang dinamakan “Kurungan Isolasi dan Jangkar Tanah,” dan
lainnya. Dia beberapa kali berada dalam kondisi kritisi. Pada 28
Juli 2009, petugas dari Penjara Gangbei memberitahu saya untuk
menjemputnya dari penjara, karena dia dibebaskan dengan alasan
medis. Sebelum pulih sepenuhnya, mereka menangkapnya lagi di rumah
dan membawanya kembali ke Penjara Gangbei pada 5 Maret 2011.
Sekarang, kondisinya sangat lemah, ada benjolan di perutnya, sakit
dada, kencing darah dan penyakit lainnya. Putra saya melancarkan
mogok makan sekitar seratus hari, dimulai sejak dipenjara. Hidupnya
ditopang oleh cekok paksa dan infus I.V.
Zhou Xiangyang
Rumah Zhou setelah digeledah
Putra saya harus dipapah keluar
oleh kakak iparnya ketika dia dibebaskan pada 2009. Dia sangat
lemah, kurus kering, pucat, dan berat badan sekitar 40 kg. Giginya
berubah jadi hitam. Dia hanya dapat berbicara dengan suara pelan
dan makan makanan cair, karena lambungnya telah menyusut. Di
belakang telinga, tangan dan kaki terdapat bekas luka akibat
disetrum dengan tongkat listrik. Dia hanya dapat berjalan dengan
pelan.
Putra saya menjelaskan metode penyiksaan “Kurungan Isolasi dan
Jangkar Tanah” sebagai berikut: sebuah sel kecil khusus digunakan
untuk menyiksa praktisi Falun Gong. Seorang praktisi ditempatkan di
dalam sel berukuran 10 kaki kali 3 kaki, serta tinggi 5 kaki. Sel
itu tidak berjendela, gelap dan lembab. Dalam sel berisi papan
sepanjang 6 kaki, yang ditaruh setinggi 1 kaki di atas tanah.
Praktisi dipaksa berbaring di papan, tangannya direntangkan
membentuk huruf V dan diborgol ke gelang-gelang yang ada di lantai.
Kaki dan betis praktisi digantung di atas tanah dan dibelenggu ke
lantai. Borgol tangan dan kaki sangat ketat, tidak ada celah
sedikitpun diantaranya. Setelah “dijangkar” sepanjang waktu,
praktisi sangat kesakitan pada tangan, punggung dan tumitnya yang
menyentuh tanah menjadi robek. Rasa sakit yang berkelanjutan ini
melebihi sakit akibat disetrum dengan tongkat listrik.
Putra saya menceritakan pengalamannya, ”Tiga tahanan kriminal
mengawasi saya dan salah satu menduduki kepala serta menginjak
tangan saya. Ini adalah penghinaan dengan menduduki kepala saya
dengan pantatnya. Dua tahanan lainnya duduk dekat kaki saya dan
terus membacakan artikel yang memfitnah Falun Dafa. Mereka terus
memukul dan menghina saya. Beberapa bahkan mengancam akan membunuh
saya. Mereka terus menekan kaki saya ke bawah, sangat menyakitkan,
karena betis saya menggantung di udara. Mereka berkata bahwa mereka
‘membantu’ melatih tulang-tulang saya dengan melepaskan dari lantai
dan mencoba mematahkan pinggang bawah, kaki dan tangan. Ini juga
sangat menyakitkan. Kepala penjaga, Song Xuesen, berjaga di luar
ruangan dan mendengarkan. Ketika suasana hening, dia mengancam para
tahanan, ”Bukankah kalian masih mau melakukannya? Bukankah kalian
ingin mengurangi masa tahanan? Jika kalian tidak ingin
melakukannya, segeralah keluar.” Ketika penjaga tidak puas dengan
penyiksaan yang dilakukan para tahanan kriminal, mereka membawa
tahanan ini kembali ke selnya dan menghukumnya. Dia kemudian
dianiaya oleh para penjaga dan tahanan lain di selnya dan dipaksa
melakukan pekerjaan yang sangat kotor. Ditempatkan di bawah tekanan
berat dan mendapat insentif pengurangan masa hukuman, para tahanan
mencoba berbagai cara untuk menyiksa saya. Saya hampir tidak
sanggup menahan berbagai metode penyiksaan ini.”
Penyiksaan “Jangkar Tanah” adalah metode penyiksaan umum yang
digunakan di Penjara Gangbei dan diperkenalkan ke seluruh penjara
di Tianjin. Setelah Zhou Xiangyang dibebaskan dari penyiksaan
“Jangkar Tanah”, dia tidak bisa berdiri tegak dan tidak mampu
meluruskan punggungnya selama beberapa bulan.
Putra saya adalah jujur dan sabar. Dia tidak pernah berkelahi
dengan orang lain atau mengeluh ketika diganggu orang lain. Dia
lulus dari Universitas Jiaotong Utara. Perusahaannya kemudian
mengirim dia ke Universitas Tianjin untuk pendidikan lanjutan. Dia
mendapatkan gelar ganda dalam Teknik Konstruksi dan Investasi
Keuangan. Dia termasuk kelompok bersertifikat pertama sebagai
Insinyur Biaya Nasional. Sewaktu bekerja bagi Kementrian
Perkeretaapian dalam Institut Survei dan Desain Ketiga di Tianjin,
dia memberikan kontribusi besar pada proyek institut. Dia
dipromosikan menjadi Insinyur pada usia 26 tahun. Setelah berlatih
Falun Gong, dia menjadi lebih berdedikasi. Dia tidak pernah
menerima manfaat khusus dari pekerjannya dan tidak mau menerima
uang dari orang yang meminta pertolongannya (ini adalah hal yang
lumrah di China). Dia sangat dihargai oleh manajer, rekan kerja dan
kliennya. Namun, anak muda yang pandai ini dihukum satu tahun di
kamp kerja paksa. Kemudian hukuman ini diperpanjang setahun lagi
dan akhirnya diubah menjadi sembilan tahun penjara.
Putra saya yang baik dan penuh harapan ini hampir mati beberapa
kali karena disiksa. Kapan pun saya berpikir tentang kondisinya
yang hampir meninggal setelah dibebaskan dari Penjara Gangbei pada
2009, hati saya terasa sakit dan menangis. Saat ini, kesehatan
putra saya kembali memburuk, namun petugas penjara menolak
membebaskannya. Apakah mereka berencana membebaskannya hanya ketika
dia di ambang kematian lagi?
Saya dengar bahwa seseorang bernama Zhu Wenhua dipukuli hingga mati
di penjara yang sama. Saya juga mendengar dari seorang pengacara
bahwa tiga praktisi Falun Gong meninggal di sana ketika petugas
memasukkan pipa ke dalam tenggorokan mereka guna mencekok paksa
mereka. Putra saya berada di tengah bahaya ini. Setiap kali
mengunjungi putra saya, petugas penjara memcoba mempersulit saya.
Jadi saya memutuskan memakai rompi yang menggambarkan ketidakadilan
yang terjadi pada putra saya dalam bentuk tulisan. Saya berdiri di
luar gerbang penjara hampir seharian dan akhirnya pingsan. Hanya
ketika itu saya diijinkan untuk menemui putra saya, meskipun itu
adalah hak saya untuk mengunjunginya.
Pacar putra saya, Li Shanshan, juga memohon keadilan baginya.
Namun, petugas penjara menyatakan bahwa dia “mengancam penjara” dan
menghukumnya lima belas bulan di kamp kerja paksa, dengan tuduhan
“tersangka subversif terhadap negara.”
Wang Shaoping mengenakan rompi
buatan untuk memohon keadilan bagi putranya
Putra saya mengorbankan masa
mudanya untuk mempertahankan keyakinan dan haknya untuk membela
keadilan. Dia seharusnya dihargai. Saya menangis selama kunjungan
terakhir ketika dia memberitahu saya bahwa dia bagaikan “daging di
atas papan potong orang lain.” Sebenarnya, saya bangga pada putra
saya dan di dalam waktu dekat, dia akan menerima keadilan.
Tanpa melalui prosedur hukum atau memberitahu keluarga, para
penegak hukum membawa putra saya begitu saja dan menggeledah rumah
saya. Mereka menyita 13.000 yuan modal kerja dan usaha serta materi
yang bernilai lebih dari 10.000 yuan. Keluarga saya terus mencari
putra saya, namun polisi dari Kota Tangshan, Tianjin dan Penjara
Gangbei terus membuat kami bolak-balik dan bahkan beberapa
membohongi kami. Saya berumur 60-tahunan. Guna mencari tahu
keberadaan putra saya, saya duduk dekat gerbang Penjara Gangbei
selama dua hari. Akhirnya seseorang memberitahu saya bahwa dia
dipenjara di sini, tetapi saya tidak diperkenankan menemuinya.
(Setelah itu saya membuat rompi dan balik ke penjara lagi.)
Kali ini ketika putra saya disiksa, Li Guoyu, wakil sipir Penjara
Gangbei, ikut di dalam kelalaian tugas dan Zhang Shilin,
instruktur politik dari Divisi Kelima, terlibat dalam menyiksanya.
Keduanya harus dibawa ke pengadilan.
Warga China Wang Shaoping
Artikel terkait:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/4/5/124228.html
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/5/124948.html
Chinese:
http://minghui.ca/mh/articles/2011/6/7/一位老母亲的控诉(图)-242077.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/6/24/126227.html