(Minghui.org) Pada Rabu, 20 Juli 2011, sekitar 500 orang lebih praktisi Falun Dafa Bali berkumpul bersama di Pantai Kuta, mengadakan berbagai kegiatan serta renungan lilin, untuk membangkitkan kesadaran publik akan penganiayaan yang masih berlanjut di China, serta mengajak khalayak agar bersama-sama menyerukan penghentian 12 tahun penindasan terhadap rekan-rekan praktisi Falun Gong di China, yang masih terus berlanjut hingga hari ini.
Acara dimulai pada pukul 15:00 terbagi dalam empat kelompok. Grup Marching Band Dunia Surga Bali mengadakan pawai di sepanjang Pantai Kuta, kedua adalah barisan genderang pinggang juga mengadakan pawai di sepanjang bibir pantai dengan rute yang berbeda dan satu lagi adalah sekelompok praktisi yang mengadakan latihan bersama di pantai depan Hardrock Cafe, satu kelompok lagi adalah tim klarifikasi fakta yang menyebarkan brosur dan bunga lotus ke para pengunjung pantai. Sekitar pukul 16:50 seluruh kelompok berkumpul bersama untuk mengadakan nyala lilin.
Ribuan lilin membentuk tulisan “Stop Persecution of Falun Dafa in
China”
Nyala lilin untuk mengenang rekan-rekan praktisi yang meninggal
dunia akibat penganiayaan
Praktisi mengenang rekan-rekan mereka yang dianiaya hingga
meninggal dunia
Marching Band Dunia Surga
Tim Genderang Pinggang
Praktisi Falun Dafa Bali sedang memancarkan pikiran lurus
Praktisi mengklarifikasi fakta kepada pengunjung
Para pengunjung Pantai Kuta, Bali mempelajari fakta kebenaran
Sebuah media mewawancarai praktisi Falun Gong
Marching Band Dunia Surga tampil
memukau para pengunjung pantai dengan memainkan lagu-lagu Dafa.
Barisan genderang pinggang berkostum khas Tiongkok dengan atraksi
gerakan dan tabuhan menarik perhatian banyak pengunjung
pantai.
Di depan praktisi yang mengadakan latihan Falun Gong terpampang
tulisan dari ribuan lilin "Stop Persecution of Falun Dafa in
China." Beberapa praktisi juga terlihat mengusung foto-foto rekan
praktisi China yang telah meninggal akibat penganiayaan oleh rejim
Partai Komunis China.
Ratusan kamera milik turis lokal maupun mancanegara turut
mengabadikan kegiatan dengan atmosfer yang sakral ini. Beberapa
wartawan dari media cetak nasional maupun TV turut meliput kegiatan
tersebut serta mewawancarai praktisi.