(Minghui.org) Saya mengajukan kisah cinta
saya kepada majalah Zhiyin untuk dipublikasikan. Awalnya, majalah
itu tertarik pada kisah saya, namun kemudian dengan cepat berubah
pikiran setelah mereka mengetahui tunangan saya dianiaya.
Saya bertemu dengan tunangan saya Zhou Xiangyang hanya tiga kali
sebelum dia ditahan secara ilegal selama sembilan tahun. Selama
itu, saya menunggu dan mengajukan permohonan baginya selama tujuh
tahun di bawah tekanan besar baik dari masyarakat maupun keluarga
kami. Segera saya juga ditangkap dan ditahan di sebuah kamp kerja
paksa selama 15 bulan karena mengajukan permohonan bagi tunangan
saya.
Tunangan saya dianiaya dengan
berbagai cara keji selama 4 bulan. Kakinya diborgol pada cincin
metal, tangannya diborgol ke belenggu di lantai beton, dan
terus-menerus disetrum dengan tongkat listrik selama berhari-hari.
Dia melancarkan mogok makan selama 18 bulan untuk memprotes
penganiayaan tersebut dan beberapa kali dibawa ke ruang gawat
darurat di rumah sakit. Dia selamat dari penganiayaan ini dengan
tekad yang luar biasa, dan segera setelah keluar dari penjara, dia
menikahi saya. Ketika kami menikmati kegembiraan pada awal
pernikahan, mimpi buruk datang kembali. Dia ditangkap dan tanpa
proses hukum dibawa ke penjara untuk kedua kalinya, jadi saya mulai
mengajukan permohonan lagi. Berikutnya adalah kisah kami.
Praktisi Falun Gong, Zhou Xiangyang, mantan insinyur Institut
Survei dan Perancangan Jalur Kereta Api ke-3 di Tianjin
Li Shanshan, istri Zhou Xiangyang
Nama saya Li Shanshan. Saya
menunggu pembebasan Zhou Xiangyang selama tujuh tahun sejak
pertemuan pertama untuk menikahinya. Diantara waktu itu, dia
dipenjara selama enam tahun. Kami sebenarnya bertemu sebanyak tiga
kali sebelum dia dikirim ke penjara. Kami tidak berpegangan tangan
sama sekali. Saya pertama kali mengenal tentang dirinya melalui
keluarga, teman, dan surat. Dia menyentuh hati saya, jadi saya
setuju untuk menjadi istrinya dan memulai kehidupan luar biasa
bersamanya.
Seorang pria dengan Integritas - “Sejati-Baik-Sabar”
Membuat Dirinya Menjadi Orang Baik
Zhou Xiangyang lahir di Kabupaten Changli, Kota Qinhuangdao. Ibu
mertua mengatakan dia sangat baik ketika masih kecil. Dia tidak
pernah mengeluh ketika orang lain mengambil keuntungan darinya. Dia
adalah seorang siswa yang baik dan berkerja di Institut Survei dan
Perancangan Kereta Api ke-3 di Tianjin setelah lulus dari
Universitass Jiantong Utara. Karena kinerjanya yang sangat baik,
perusahaan memberi penghargaan dengan mengirimnya ke Universitas
Tianjin untuk pendidikan lebih lanjut.
Dia mendapatkan gelar investasi keuangan, dan pada tahun 1998 dia
menjadi surveyor kwantitatif. Pada saat itu, hanya ada 60 surveyor
kwantitatif negara. Dia berpikir cepat, pekerja keras, dan tidak
pernah bertengkar dengan orang lain untuk keuntungan pribadi.
Pada 1998, seorang insinyur senior bersikeras ingin memperkerjakan
Zhou Xiangyang untuk pengajuan proposal bagi sebuah proyek besar
skala nasional. Dia menerima penghargaan dan bonus terbesar di
kalangan para insinyur muda karena dia diakui bersikap jujur, dapat
diandalkan dan pekerja keras. Sangat mudah di China untuk mendapat
sedikit uang tambahan dari proyek, tetapi dia tidak pernah menerima
uang suap yang ditawarkan. Saya melihat dia mampu menolak pengaruh
buruk dalam kehidupannya karena keyakinannya pada Sejati,Baik,
sabar. Dia pria yang baik dan mengikuti prinsip-prinsip Falun
Dafa.
Permintaan untuk Menikahi Xiangyang Mengejutkan Petugas
Penjara
Setelah 20 Juli 1999, ketika penganiayaan Falun Gong dimulai, Zhou
Xiangyang pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan bagi Falun
Gong. Dia dikirim ke kamp kerja paksa selama satu setengah tahun,
dan dianiaya berat. Dia dipukul, disetrum dengan tongkat listrik
dan dicaci-maki oleh sipir penjara serta narapidana lain. Mereka
pernah secara terus-menerus menyiksanya setelah dia pingsan dan
sadar, dia melihat darahnya berceceran di seluruh dinding.
Zhou Xiangyang menolak dicuci otak dan teguh pada keyakinannya pada
Falun Dafa. Ketika dia memprotes penahanan ilegal, masa hukumannya
diperpanjang satu tahun. Dia dipaksa melakukan kerja paksa dan
menggali terowongan di Kamp Kerja Paksa Yushan, Kabupaten Ji,
Tianjin.
Seseorang yang dibebaskan dari kamp kerja paksa mengatakan kepada
kami apa yang terjadi: Pada musim gugur 2000, polisi Wei Wei
memukul Zhou Xiangyang untuk memaksa dia melepaskan keyakinannya.
Dia memukul Zhou Xiangyang dan bertanya, "Akankah kamu masih
berlatih Falun Gong?" Zhou perlahan bangkit dan mengabaikannya. Wei
Wei berteriak padanya, "Di Kamp Kerja Paksa Shuangkou tidak ada
orang yang tidak takut pada saya!" Dia mulai memukul Zhou lagi.
Wajah Zhou berdarah, tapi Wei Wei tidak berhenti dan menjatuhkannya
ke lantai lagi, mengajukan pertanyaan yang sama. Dia perlahan
bangkit dan sekali lagi tidak menjawabnya. Wei Wei kemudian
menampar wajah Zhou secara membabi-buta sampai bengkak dan terluka,
serta menjatuhkannya lagi. Siklus ini terus berulang. Wei Wei
berkata, "Hari ini saya akan memukulmu sampai mati!" Dia kemudian
memukul Zhou Xiangyang dengan pentungan tebal. Zhou pingsan, dan
setelah sadar, dia mencoba berdiri lagi. Wei Wei merasa takut akan
tekad Zhou dan berkata, "Baik, saya menyerah. Tetap berdiri setelah
saya pergi." Wei Wei berlari keluar ruangan dengan cepat.
Zhou Xiangyang mulai melancarkan mogok makan untuk memprotes
penganiayaan yang terus-menerus. Dia menjadi sangat lemah. Kamp
kerja paksa meminta perusahaannya untuk mempekerjakan Zhou kembali
sehingga dia dapat pulih, namun perusahaan telah memecatnya. Dia
dipaksa bekerja di tempat lain untuk mencari nafkah. Disinilah saat
saya bertemu dengannya. Seiring saya berlatih Falun Gong juga, kami
memiliki standar moral dan pengalaman yang sama. Saya bersimpati
dan memiliki kekaguman yang besar kepadanya.
Pada Mei 2003, Zhou Xiangyang diikuti dan dilaporkan ke polisi
sewaktu dia mengklarifikasi fakta kebenaran Falun Gong kepada orang
lain. Pada saat itu, kami hanya bertemu sebanyak tiga kali. Dia
dihukum penjara secara ilegal selama sembilan tahun dan ditahan di
Penjara Gangbei di Tianjin sejak 9 Agustus 2004.
Semua anggota keluarga Zhou Xiangyang adalah praktisi Falun Dafa.
Orangtuanya dipaksa menjadi tunawisma untuk menghindari
penangkapan. Kakaknya juga dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara.
Saudari iparnya dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, dan saudarinya
ditahan di sebuah pusat penahanan. Saudara iparnya bertugas untuk
mengunjungi kerabatnya di penjara. Kisah keluarga ini menyentuh
saya, dan saya memutuskan untuk mengunjungi Zhou Xiangyang. Saya
mendapatkan pekerjaan di sebuah sekolah taman kanak-kanak di
Tianjin. Kemudian saya pergi ke Penjara Gangbei untuk mengunjungi
Xiangyang, namun petugas penjara menolak permintaan saya untuk
bertemu dia dengan alasan saya bukan kerabatnya.
Tanah di sekitar Penjara Gangbei kosong. Pada kedua sisi selokan
penuh dengan alang-alang. Setelah 1 jam naik bus, saya harus
berjalan selama setengah jam ke bangunan penjara, dan di musim
dingin, salju turun dengan deras. Semua narapidana kriminal boleh
bertemu dengan teman-teman dan keluarganya, namun Xiangyang
tidak boleh. Saya duduk di gerbang penjara dan menjadi sangat
sedih. Saya merasa bahwa dunia ini lebih dingin daripada musim
dingin itu sendiri. Xiangyang hanya ingin hidup sesuai
Sejati-Baik-Sabar. Dia tidak melakukan kejahatan apa pun. Saya
tiba-tiba memiliki keberanian untuk meminta petugas penjara, untuk
menikahkan Xiangyang dan saya. Permintaan ini mengejutkan hati
dingin petugas. Banyak keluarga praktisi Falun Gong tercerai-berai
sejak dimulainya penindasan Falun Gong. Penjara biasanya hanya
menerima permintaan cerai. Ini adalah pertama kalinya mereka
menerima permintaan pernikahan. Setelah lima bulan melakukannya,
pihak penjara akhirnya setuju bahwa saya boleh bertemu dengan
tunangan saya. Pada saat itu, saya sangat gembira setelah
bertahun-tahun dalam kesedihan dan penderitaan.
Diancam dan Dipenjara karena Mengajukan
Permohonan
Meskipun sekarang saya sudah bertunangan dengan Xiangyang, petugas
penjara masih mempesulit saya untuk benar-benar bisa bertemu
dengannya. Dari tanggal 13 sampai 21 Juli 2005, Xiangyang mengirim
dua surat keluhan untuk mengekspos penggunaan siksaan selama
interogasi oleh Tim Investigasi Kriminal ke-8 dari Departemen
Kepolisian Distrik Hexi di Tianjin. Namun surat-surat itu disimpan
oleh Zhang Shilin, kepala penjara Bangsal Ke-5, selama enam bulan.
Mereka akhirnya menyerahkan pada saya pada akhir Desember 2005.
Saya dan saudara iparnya akhirnya menemui administrasi penjara dan
mengajukan protes. Namun mereka mengatakan bahwa kami seharusnya
tidak menentang penjara, karena akan menyebabkan lebih banyak
masalah. Kami pergi ke kejaksaan Hexi untuk memprotes dan pimpinan
yang bertugas mengatakan bahwa kami adalah kerabat praktisi Falun
Gong yang pertama kali memprotes penjara selama sekian tahun. Kami
mengirim keluhan ke Seksi Inspeksi Disiplin Departement kepolisian
Hexi. Kami tiba di sana, namun kepala seksi mengatakan bahwa dia
sibuk dan meminta kami meninggalkan nomor ponselr. Meskipun para
agen tampak memproses dokumen sesuai aturan, sebenarnya tidak ada
seorangpun yang benar-benar membantu kami.
Setelah pertemuan itu, saya diikuti oleh petugas Keamanan Nasional.
Suatu hari, masih di bulan Desember, penjaga Luo Zhiguo menelepon
saya dan berkata, ”Kamu tidak perlu datang menjenguk Zhou
Xiangyang. Dia melanggar aturan penjara, dan mogok makan. Kami
tidak akan bertanggung jawab akibatnya.” Kemudian seorang rekan
praktisi yang keluar dari penjara mengatakan fakta sebenarnya
kepada saya. Xiangyang berusaha untuk menghentikan penayangan video
yang memfitnah pencipta Falun Gong, Guru Li Hongzhi. Para
narapidana, dibawah perintah para sipir, menyeretnya ke ruang
penyiaran dan memukulinya. Dia dikurung di sel isolasi kecil dan
dianiaya dengan kedua kaki dibelenggu pada cincin metal dan
tangannya diborgol ke belenggu di lantai beton.
Saat saya dilarang mengunjungi Xiangyang, saya menelepon Luo
Zhiguo, kepala Brigade Pertama, selama beberapa hari. Dia
mengatakan pada saya bahwa Xiangyang baik-baik saja, dan sangat
sehat. Beberapa hari kemudian, instruktur politik Zhang Shilin
meminta saya mendatangi penjara untuk membicarakan tentang
Xiangyang. Zhang Silin, Luo Zhiguo dan kepala Brigade Kedua Song
Xueshen, hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengatakan bahwa
Xiangyang tidak melepaskan latihan Falun Gong dan “menolak
bekerjasama” dengan mereka. Penjara ingin menindaknya. Zhang Silin
berbicara dengan saya selama satu jam, mengatakan bahwa Xiangyang
seharusnya tidak mengirim surat keluhan, karena tidak baik baginya.
Dia juga mengatakan tidak takut pada keluhan Xiangyang dan akan
bertarung dengan Xiangyang sampai akhir. Saya mengatakan padanya
bahwa saya akan meneruskan keluhan ini untuk Xiangyang. Segera
setelah itu, Penjara Gangbei memulai babak lain yaitu sesi cuci
otak secara intensif.
Luo Zhiguo menelepon saya suatu hari pada Januari 2006 dan berkata,
”Li Shanshan, kamu harus melindungi dirimu dengan baik.” Beberapa
hari kemudian saya diancam karena mengajukan permohonan bagi
Xiangyang. Setelah petugas Keamanan Nasional mengikuti saya selama
tiga bulan. Ketua Tim Keamanan Nasional Hao Baogang memerintahkan
polisi dari Kantor Polisi Wang Dingti untuk menggeledah rumah saya.
Saya ditahan dan dimasukan ke penjara selama 30 hari. Ketika
dibebaskan, saya diawasi di rumah selama 15 hari sebelum dikirim ke
kamp kerja paksa selama 15 bulan. He Baogang menginterogasi saya,
dan mengatakan bahwa Zhang Silin berkata bahwa saya telah mengancam
penjara mereka. Dia mengatakan bahwa dengan menyuarakan
penganiayaan Xiangyang, saya berusaha menghasut orang untuk
melakukan kerusuhan di gerbang penjara. Jadi saya dituduh
"melakukan subversi terhadap negara" dan dihukum kerja paksa.
Saya hanya berumur 25 tahun pada waktu itu. Saya menderita karena
kerja paksa dan kesepian yang tak tertahankan. Tapi saya tidak
menyesal atas pengajuan permohonan bagi Xiangyang. Sehari sebelum
masa hukuman saya berakhir, seorang pemimpin Keamanan Nasional
datang ke kamp kerja paksa untuk berbicara dengan saya. Dia mencoba
membuat saya menyerah atas permohonan saya bagi Xiangyang. Saya
mengatakan padanya dengan serius bahwa saya akan membantu teman
manapun yang membutuhkannya, apalagi tunangan saya.
Setelah dibebaskan, saya tetap mengunjungi Xiangyang. Dia kemudian
dipindahkan ke Penjara Liyantou di Tianjin. Penjara masih
mempersulit kunjungan saya. Pada April 2008, Penjara Gangbei
menarik Xiangyang kembali dan memulai babak lain pencucian otak.
Dia diisolasi di sel isolasi kecil dan dikurangi hak kunjungan
keluarga. Dia dianiaya dengan "Jangkar Tanah," dan kemudian mulai
melancarkan mogok makan yang berlangsung sekitar satu tahun. Dia
pantang menyerah atas keyakinanya. Pada April dan Mei 2009, dia
dikirim untuk perawatan darurat sebanyak dua kali di Rumah Sakit
Xinsheng dan rumah sakit penjara. Dia sangat lemah, dan keluarganya
diberitahu bahwa mereka dapat membawanya pulang dengan alasan
medis. Jadi, pada 28 Juli 2009, Xiangyang meninggalkan penjara dan
kembali ke kota asalnya Changli untuk memulihkan kesehatan. Penjara
Gangbei mengharuskan kami hidup di bawah pengawasan Tim Keamanan
Nasional dari Kantor 610 Tianjin. Selama pembebasan bersyaratnya,
saya mendengar ceritanya tentang apa yang dia alami di
penjara.
Ketika Xiangyang pertama kali kembali dari Penjara Gangbei, dia
sangat lemah. Perawakannya setinggi 5'9", namun beratnya hanya 86
lbs. Dia nyaris tidak bisa berjalan sendiri dan hanya dapat makan
makanan cair. Pada hari ketujuh setelah Xiangyang kembali ke rumah,
sekelompok orang terdiri dari enam orang, termasuk yang bertanggung
jawab di Penjara Gangbei dan petugas polisi dari Kantor Polisi
Changli, tiba-tiba menerobos rumah untuk mengganggunya. Kemudian
kami mengetahui bahwa ini karena perincian penganiayaan Zhou
Xiangyang tercatat pada Komite Anti Penganiayaan PBB, dan mereka
berencana untuk mengirim seorang komisaris untuk menyelidiki Rumah
Sakit Perusahaan Institut Survei dan Rancangan Kereta Api
ke-3
Ada tiga bekas luka di tangan Xiangyang, di belakang telinga, dan
di kaki, disebabkan oleh setruman tongkat listrik bertegangan
tinggi berulang-kali. Dia menggambar peta “Jangkar Lantai” dan
melukiskan rincian bagaimana para praktisi Falun Gong dianiaya di
sel isolasi.
"Tiga narapidana kriminal mengawasi saya, dan salah satunya duduk
di atas kepala saya dan menginjak tangan saya. Ini juga merupakan
penghinaan dengan menduduki kepala saya di bawah pantatnya. Dua
narapidana lainnya duduk dekat kaki saya dan terus membaca artikel
yang memfitnah Falun Dafa. Mereka terus memukul dan menghina saya.
Beberapa bahkan mengancam untuk membunuh saya. Mereka terus menekan
kaki saya, yang menyebabkan rasa sakit yang hebat, karena betis
saya menggantung setengah. Mereka mengatakan bahwa mereka
'membantu' saya melatih tulang dengan tidak mengunci saya ke tanah
dan mencoba mematahkan pinggang, kaki, dan lengan saya. Ini juga
sangat menyakitkan. Kepala Penjaga, Song Xuesen, berada di luar
ruangan dan mendengarkan. Ketika sunyi, dia mengancam para
narapidana, "Apakah kalian masih ingin melakukannya? Tidakkah
kalian ingin mengurangi masa hukuman? Jika tidak ingin
melakukannya, keluar saja." Ketika para sipir tidak puas dengan
penganiayaan yang dilakukan oleh seorang narapidana kriminal,
mereka membawa narapidana ini kembali ke sel dan menghukumnya. Dia
lalu dianiaya oleh para sipir dan narapidana lainnya di dalam sel
dan dipaksa melakukan pekerjaan yang sangat kotor. Di bawah tekanan
besar dan iming-iming pengurangan hukuman penjara, para narapidana
berusaha berbagai cara untuk menyiksa saya. Saya hampir tidak dapat
berdiri akibat metode penyiksaan tersebut.”
“Jangkar tanah” adalah penyiksaan yang umum digunakan di Penjara
Gangbei, dan diperkenalkan ke semua penjara di Tianjin. Setelah
Zhou Xiangyang dibebaskan dari siksaan “Jangkar Tanah”, dia tidak
dapat berdiri tegak, dan tidak mampu meluruskan punggungnya selama
beberapa bulan. Setelah mendengarkan penderitaan anaknya di
penjara, Ibu Xiangyang tidak bisa apa-apa selain mengucurkan air
mata.
Setelah Tujuh Tahun Penantian, Akhirnya Kami
Menikah
Selama tujuh tahun, saya seringkali bermimpi tentang pertemuan
dengan kekasih saya. Tidak ada harapan, ayah saya menyuruh saya
keluar untuk berkencan beberapa kali. Ketika dia mengetahui bahwa
saya mengajukan permohonan bagi Xiangyang dan berurusan dengan
penjara, dia mengkhawatirkan keselamatan saya dan cemas kalau
polisi akan menggeledah rumah kami lagi. Dia ingin memutuskan
hubungan ayah-anak, bahkan sampai memukul saya, karena takut dan
frustrasi. Namun saya sangat yakin bahwa saya harus berdiri untuk
Xiangyang, apapun yang terjadi.
Falun Dafa Menakjubkan
Setelah dua bulan mempelajari ajaran Falun Dafa dan melakukan
latihan, berat badan Xiangyang meningkat menjadi 103 lbs. Dengan
kebaikan yang dia peroleh dari latihan Falun Gong, Xiangyang dengan
cepat memperoleh sambutan dari keluarga saya dan teman-teman,
terutama ayah saya. Pada 26 Oktober, kami secara resmi menikah.
Karena 11 tahun penganiayaan, keluarga Xiangyang hidup penuh
kesulitan. Kami tidak berniat mengadakan upacara pernikahan. Namun,
Xiangyang memiliki reputasi yang sangat baik diantara keluarga dan
teman, begitu banyak orang menawarkan bantuan dan mengadakan pesta.
Saya akhirnya mengenakan gaun pengantin putih yang telah saya
impikan sangat lama.
Ketika Xiangyang pergi ke unit kerja untuk bertemu dengan para
pemimpinnya di Kelompok Perusahaan Institut Survei dan Rancangan
Kereta Api ke-3, rekan-rekannya sangat gembira melihatnya. Seorang
koleganya sangat mengagumi semangatnya yang pantang menyerah dan
ingin menyediakan dana baginya untuk pergi ke luar negeri. Dia
menawarkan uang kepada Xiangyang untuk mendukung keluarganya namun
Xiangyang tidak menerimanya.
Namun, presiden perusahaan tersebut tidak ingin melihat Xiangyang
dan meminta bawahannya untuk memberitahu Xiangyang bahwa file
personil-nya masih ditahan di Penjara Gangbei. Hanya jika Tim
Keamanan Nasional dari Kantor 610 setuju untuk mentransfernya
kembali ke unit kerja awalnya, maka dia akan menerima kedatangannya
untuk kembali bekerja.
Pada Mei 2010, ayah saya membantu kami dengan menyewa stan di
sebuah supermarket besar dan kami mulai berbisnis. Akhirnya, kami
memiliki sumber pendapatan yang stabil. Meskipun hidup kami
membaik, Xiangyang masih sangat hemat. Saya sedih melihatnya
menderita begitu banyak dan saya selalu ingin membelikan sesuatu
yang baik kepadanya untuk membantu meningkatkan kesehatannya.
Setiap kali dia meminta saya untuk tidak membuang-buang uang
untuknya. Pada musim panas, dia enggan membeli sandal, melainkan
tetap mengenakan sepasang sepatu kets yang sama. Mantel musim
dinginnya berusia lebih dari sepuluh tahun dan tidak ingin membeli
yang baru. Karena dia memilih hidup dengan Sejati-Baik-Sabar, dia
menjalani hidup sebagai seorang insinyur tingkat negara sampai
mendirikan sebuah usaha kecil di sebuah stan, namun dia tidak
pernah mengeluh. Sebaliknya, dia diam-diam terus melakukan apa yang
dia harus lakukan. Untuk itu, sebagai istrinya, saya mengaguminya
dari lubuk hati.
Secara Ilegal Dikirim Ke Penjara Lagi
Tanpa terduga, pada 5 Maret 2011, petugas berpakaian preman dari
Tim Keamanan Nasional Kota Tangshan tiba-tiba menerobos ke rumah
kami dan mengobrak-abrik rumah kami. Mereka menangkap kami berdua
dan mengambil uang tunai 13.000 yuan dan harta pribadi senilai
lebih dari 10.000 yuan. Mereka juga menyita semua buku-buku Falun
Dafa kami. Saya ditahan selama 15 hari dan kemudian dipindahkan ke
fasilitas pencucian otak setempat. Xiangyang diinterogasi dan
dianiaya. Tidak ada yang tahu keberadaannya. Ibu mertua dan adik
ipar pergi ke Penjara Gangbei dan menunggu di sana selama dua hari
berturut-turut. Namun petugas penjara masih tidak mengizinkan
mereka mengunjunginya.
Pada 24 Maret, setelah kembali ke rumah, saya menelepon Penjara
Gangbei dan bertanya tentang kondisi fisik Xiangyang. Li Guoyu,
asisten kepala penjara, mengatakan bahwa Xiangyang menolak makan
apa pun. Karena dia belum pulih sepenuhnya, perut, limpa, dan
ginjalnya rusak. Dia mengalami hematuria dan membutuhkan infus
setiap dua hari.
Ibu Zhou Xiangyang mengenakan rompi bertuliskan, “Anakku dalam
kondisi kritis – Penjara Gangbei tidak mengijinkan kunjungan
orangtuanya – putra saya adalah orang baik.”
Pada 12 April, ibu Xiangyang tak bisa menahan rasa derita karena
mengkhawatirkan putranya, jadi dia pergi ke Penjara Gangbei lagi.
Dalam keputusasaan, dia mengenakan rompi dengan tulisan yang
menyatakan anaknya dipenjara secara ilegal dan ditolak haknya untuk
mengunjungi putranya. Setelah melihat anaknya dibawa keluar oleh
dua kriminal yang mengawasinya, dia tidak bisa menahan air mata.
Pada 5 Maret, ketika Xiangyang ditangkap, dia tidak makan apa-apa.
Dia bersikeras memprotes penganiayaan. Saya tidak tahu berapa lama
kami harus melakukan permohonan namun kami akan terus mengajukan
permohonan dan tidak pernah berhenti.
Artikel terkait:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/6/24/126227.html
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/6/20/126150.html
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/5/124948.html
Chinese:
http://minghui.ca/mh/articles/2011/6/9/一对年轻人的苦难经历-七年等待-九年冤狱-242179.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/6/26/126261.html