Unsur-unsur kejahatan dari Kamp
Kerja Paksa Masanjia datang ke sini untuk melakukan perusakan
terhadap Fa. Saya memberi tahu praktisi lain untuk tidak
mendengarkan mereka. Para penjaga sangat marah dan mengatur tahanan
lain untuk mengawasi saya. Saya kemudian dipindahkan ke Regu Kedua,
sebuah tim yang khusus memantau praktisi Falun Gong. Dalam tim
tersebut terdapat banyak kaki tangan, tetapi itu tidak mengganggu
saya. Saya juga menolak melakukan pekerjaan apa pun. Saya mengajak
para praktisi untuk belajar Fa bersama. Seorang praktisi dari Kota
Chaozhou dapat melafal Fa selagi mengerjakan pekerjaannya. Beberapa
praktisi yang sangat tekun melakukan meditasi sementara polisi
menyeret mereka sepanjang lantai beton dan pantat mereka mengalami
pendarahan parah. Seorang praktisi mengetahui bahwa polisi juga
menyeret saya, tetapi saya memintanya untuk tidak menyebutkannya
karena setiap praktisi berbeda.
Saya pernah melihat seseorang
yang tidak dapat bergerak dan berbaring di perutnya. Ia terlihat
menyedihkan. Sekilas pikiran buruk datang ke benak, “Mengapa ia
seperti itu? Bagaimana bila saya tidak dapat bergerak?” Suatu hari
secara tiba-tiba saya tidak dapat bergerak dan bagian bawah tubuh
saya menjadi mati rasa. Itu sangat menyakitkan, saya tidak dapat
buang air kecil, dan saya memiliki gejala serius lainnya. Saya
diseret pergi untuk diberikan infus. Saya berkata kepada Guru di
dalam hati, “Guru, saya tidak mau mendapatkan infus. Tolong
lepaskan dalam dimensi lain.” Guru benar-benar mengambilnya dari
saya dan tetesannya tidak masuk ke dalam tubuh saya. Saya membaca
Fa saat polisi wanita tertidur. Saya berkata pada diri, ”Bagaimana
saya telah berkultivasi sampai tahap dimana orang lain mengawasi
saya?”
Saya merasa sedih dan berkata kepada Guru bahwa saya ingin pulang
ke rumah. Saya kemudian melihat angka 11. Tetapi saya tidak yakin
apakah itu Guru yang benar-benar ingin saya meninggalkan tempat
itu. Saya berkata kepada Guru, “Jika Anda ingin saya pergi, tolong
tekan kepala saya.” Saya merasa kepala saya ditekan, tetapi saya
takut bahwa itu mungkin guru palsu. Jadi saya berkata lagi, “Apakah
itu Guru Li Hongzhi? Jika bukan, tolong jangan tekan kepala saya.”
Guru menekan kepala saya lagi. Saya melompat berdiri dan berdiri di
depan polisi wanita itu. Ia ketakutan dan bertanya mengapa saya
berdiri. Saya berkata, “Guru menginginkan saya untuk berdiri.
Apakah Anda lihat angka 11 tersebut? Bukankah ini mengindikasikan
bahwa saya seharusnya dilepaskan?” Ia bertanya apa yang harus kami
lakukan. Saya berkata kita harus pergi dan tidur.
Banyak orang dan beberapa praktisi berpikir bahwa saya
berpura-pura. Tetapi polisi berkata bahwa saya tidak berpura-pura
karena saya tidak merasakan sakit bahkan ketika jarum ditusuk ke
dalam kaki saya. Saya tidak dapat tidur dan bangun pagi keesokan
harinya sebelum bunyi terompet yang menandakan waktu untuk bangun.
Saya pergi ke luar dan melihat bahwa langit itu indah dengan banyak
Falun dan naga. Saya membangunkan semua orang untuk datang dan
menatap langit. Beberapa praktisi juga melihat pemandangan
tersebut. Polisi wanita itu juga datang, tetapi ia tidak dapat
melihat apa pun.
Saya tidak ingin mendekam di kamp kerja lagi setelah penahanan
selama satu tahun di sana, namun saya dihukum dua tahun. Saya
berkata pada Guru bahwa saya ingin pergi. Guru berkata bahwa saya
dapat pergi. Tidak ada yang pernah membayangkan bahwa saya dapat
pergi. Mereka berkata, “Anda tidak tunduk (artinya saya tidak
melepas keyakinan saya dan tidak mendengarkan para penjaga).
Beberapa narapidana mengawasi Anda. Bagaimana Anda dapat melarikan
diri?” Tetapi entah bagaimana saya berada di daftar yang dibebaskan
lebih awal, dan dibebaskan setahun lebih cepat.
Memperoleh Dao
Di dalam kamp kerja paksa, seorang praktisi yang mata ketiganya
telah terbuka melihat bahwa tempat tidur saya sangat indah dan
berkilauan dengan cahaya emas. Tempat tidur lainnya dipenuhi
ular-ular dan benda-benda buruk. Ia datang untuk tidur di tempat
tidur saya ketika saya bermeditasi. Guru mengangkat saya ke dimensi
lain yang dipenuhi oleh musik kahyangan, bunga surgawi, dan banyak
lainnya, termasuk benda yang telah saya kultivasikan. Saya melihat
diri saya sebagai seorang Taois. Terlihat sangat indah tetapi saya
sedang tidak dalam suasana hati untuk menikmati. Saya melihat Guru.
Guru tidak tersenyum pada saya. Beliau menangis dan saya juga
menangis. Wajah Guru tanpa ekspresi, dan beliau berkata, “Anda
telah berkultivasi sampai tingkat di mana Anda mempunyai banyak 卍
(lambang tingkat Buddha). Silakan hitung mereka. Apakah Anda puas?”
Saya begitu tergetar sehingga saya tidak dapat menghitung. Guru
berkata, “Anda sudah cukup baik. Anda telah melalui sangat banyak
penderitaan. Sangat banyak makhluk hidup yang tersentuh oleh Anda.
Apakah Anda ingin berhenti berkultivasi?” Saya berkata, “Guru, saya
tidak menyukai tangan dan kaki ini. Saya tidak menyukai mereka
bahkan sejak dahulu. Ini masih sebuah tubuh manusia. Saya ingin
berkultivasi hingga tingkat tanpa bentuk apa pun.” Guru berkata,
“Baiklah.” Bem! Saya didorong ke bawah dan kembali ke kamp kerja
paksa kembali.
Setiap menit saya sangat bahagia dengan sebuah senyum di wajah.
Saya tersenyum kepada semua orang. Para penjaga senang berbicara
kepada saya. Setelah saya dilepaskan dari kamp kerja paksa, saya
kembali untuk mengunjungi polisi wanita dan meminta kartu identitas
saya agar dikembalikan. Saya berbicara padanya dengan senang.
Mereka menjelaskan bahwa saya sebelumnya pernah bekerja di
departemen kereta api dan saya bisa pergi kemana pun, atau tinggal
di hotel mana pun tanpa kartu identitas diri.
Berkultivasi dari Awal Lagi
Ketika duduk bermeditasi kali ini, tubuh saya sangat tegang dan
kaki saya tidak tahan bahkan dalam posisi sila tunggal. Saya
mencoba sangat keras untuk meletakkan kaki yang satu di atas kaki
yang pertama, untuk berada dalam lotus penuh, dan sebagai akibatnya
kaki saya patah. Setelah saya berada dalam posisi tersebut, saya
berada dalam kesakitan di mana saya hampir tidak dapat menahannya.
Saya melihat Guru di belakang saya dan sesungguhnya sedang
menanggungnya untuk saya. Saya hanya menanggung sedikit tetapi Guru
menanggung sebagian besar untuk saya. Ketika Guru duduk
bermeditasi, tetesan keringat yang besar bergulir menuruni wajah
beliau, tetapi Guru masih tersenyum. Ketika saya melihat Guru
menanggung sangat banyak demi saya dan menanggung dengan mudah,
saya mencoba tetap bersabar—duduk bermeditasi selama tiga jam. Dari
dimensi lain, kaki saya terlihat seperti tengah terbakar dengan
dahsyat bagai arang.
Mulai Memancarkan Pikiran Lurus
Ketika saya membaca kalimat pertama dalam ceramah Guru terbaru
“Ceramah Fa di Amerika Bagian Barat” dalam buku Dao Hang, di mana
Guru berkata “Lama tidak bertemu,” saya menangis. Segera setelah
saya dilepaskan dari kamp kerja paksa pada Juli 2001, saya mulai
memancarkan pikiran lurus dengan rajin. Memancarkan pikiran lurus
merupakan satu dari tiga hal yang Guru minta agar kita
lakukan.
Saya kembali ke Shenzhen dan mengunjungi pembina di tempat latihan
saya. Ia telah dibayar oleh polisi dan telah menjadi seorang agen,
tetapi kami tidak mengetahui hal ini. Banyak dari kami bahkan
berpikir bahwa ia sangat baik dan mengikutinya. Ia berkata pada
saya di mana ada sebuah spanduk yang memfitnah Falun Gong di sebuah
teater yang akan mengadakan pertunjukan penuh fitnahan. Saya
berkata padanya bahwa kami harus memancarkan pikiran lurus untuk
menyingkirkannya. Ia menyuruh saya untuk pergi ke pertunjukan
terlebih dahulu dan ia akan menyusul nanti. Ketika saya sampai di
teater, saya melihat tulisan besar pada spanduk dan di bawahnya
adalah benda-benda kacau. Saya berdiri di sana dan membaca formula
pemancaran pikiran lurus dengan keras. Para praktisi datang dan
berkata pada saya bahwa mereka dapat mendengar saya dari jauh.
Mereka berkata saya tidak seharusnya berteriak seperti ini, dan ini
bukan cara untuk memancarkan pikiran lurus. Saya berkata pada
mereka bahwa saya telah melenyapkan banyak makhluk jahat. Saya
mencari tangga untuk menurunkan spanduk tersebut tetapi tidak
menemukan. Saya lalu duduk dan memancarkan pikiran lurus dengan
tenang. Saya melihat spanduk tersebut dihancurkan dalam dimensi
lain dan pertunjukan dibatalkan.
Saya mengikuti petunjuk Guru dan pergi ke kantor polisi untuk
memancarkan pikiran lurus. Saya mengucapkan formula pemancaran
pikiran lurus dengan lantang. Pada saat itu saya tidak tahu
bagaimana cara memancarkan pikiran lurus dengan benar, tetapi saya
merasa bahwa formula tersebut sangat kuat dan penuh dengan
energi.
Di Kamp Kerja Paksa untuk Kedua Kali
Penganiayaan di Guangxi sangat parah pada waktu itu, dan para
praktisi tidak bisa mendapatkan materi Dafa. Kami mempunyai pusat
materi besar di mana kami memproduksi buku Dafa, ceramah Guru
terbaru, dan materi kalrifikasi fakta dalam jumlah besar. Kami
mengirimkan berdus-dus materi ke Guangxi. Suatu hari dua orang
oraktisi dan saya membawa banyak materi ke Guangxi. Kami
membagikannya dan meninggalkan sejumlah kecil di tempat latihan
setempat. Guru memberikan saya petunjuk bahwa saya harus
meninggalkan dua praktisi lainnya, tetapi saya tidak mau. Sebagai
akibatnya, kami bertiga ditangkap dan dikirim ke Bagian Pendidikan
Kamp Kerja Paksa Guangxi. Seorang praktisi dengan seorang anak
kecil dipindahkan ke sebuah pusat pencucian otak, tetapi ia
berhasil kabur. Ia pergi ke Shenzhen dan menjelaskan keadaan saya
pada keluarga saya. Mereka tidak mengetahui apa yang tekah terjadi
sampai saat itu. Saya dihukum tiga tahun kerja paksa, dari Januari
2002 sampai Januari 2005.
Kamp kerja paksa mengkategorikan para praktisi dalam dua macam,
“telah dirubah” dan “tidak melepaskan keyakinan mereka.” Mereka
dikurung dalam sel yang berbeda. Para praktisi yang tidak
melepaskan Falun Gong dikurung dengan yang telah “dirubah” selama
satu bulan. Jika mereka tidak melepaskan Falun Gong, mereka dipaksa
untuk menetap di sana, jika tidak mereka dikirim kembali ke sel
sebelumnya. Saya dikurung di dalam sel yang telah “dirubah”,
dan beberapa praktisi berpikir bahwa saya telah “dirubah.”
Para penjaga memerintahkan saya untuk menulis sebuah laporan.
Pertama kali saya menulis “Falun Dafa baik.” Mereka menyuruh saya
untuk menulis laporan kembali. Saya berpikir bahwa mungkin saya
kurang yakin dalam kepercayaan saya, sehingga kali ini saya menulis
dengan lebih rinci. Para penjaga membuat saya menulisnya lagi,
untuk ketiga kalinya. Saya berpikir para penjaga mungkin belum
sepenuhnya mengetahui fakta kebenaran sehingga saya menulis dengan
lebih jelas. Pada akhirnya, saya telah menulis mengenai Dafa
sebanyak 9 kali. Para penjaga akhirnya mengerti.
Mereka ingin melepaskan saya, tetapi tidak dapat melakukan hal
tersebut dengan sikap yang terbuka. Sehingga mereka selalu
membiarkan pintu terbuka. Tetapi saya tidak ingin pergi. Di Guangxi
terdapat banyak unsur kejahatan. Guru belum pernah datang ke
Guangxi untuk mengadakan kelas. Para praktisi yang baru saya kenal
di sana tidak mendapatkan Fa sampai 1998. Saya menemukan bahwa di
sana ada banyak unsur kacau balau, dan saya memilih untuk tetap di
sana untuk melenyapkan kejahatan. Saya dikurung di Bagian
Pendidikan untuk waktu yang lama. Guru membiarkan saya melakukan
pelurusan Fa dalam dimensi lain. Seringkali ketika tidur di malam
hari, kesadaran utama (Zhu Yuanshen) saya meninggalkan tubuh saya
dan melenyapkan banyak kejahatan. Kesadaran saya dapat melakukan
banyak hal. Pada saat saya dilepaskan dari kamp kerja paksa, saya
telah berkultivasi sampai tingkat “tanpa bentuk.” Guru
mentransformasikan saya menjadi sebuah bunga lotus besar.
Membantu Rekan Praktisi
Di dalam kamp kerja paksa, para penjaga sering menggunakan TV dan
acara radio untuk menganiaya praktisi Dafa. Saya memancarkan
pikiran lurus dan TV serta radio berhenti bekerja. Para petugas
tidak dapat memperbaikinya.
Mata ketiga saya melihat bahwa seorang praktisi diborgol dalam
jangka panjang. Saya memancarkan pikiran lurus dan borgol dalam
dimensi lain jatuh terbuka. Hal itu terus berlanjut 3 kali.
Praktisi tersebut masih mempunyai banyak keterikatan manusia dan
terus mengeluh tentang orang lain. Saya meminta tahanan yang
mengawasi saya untuk membawa saya padanya. Ia berkata bahwa ia tak
akan melakukannya. Saya berkata padanya bahwa saya hanya akan
mengucapkan dua kalimat. Saya pergi ke sana dan berkata oada
praktisi tersebut, “Malam ini borgol akan terbuka tetapi di dalam
hati Anda harus berpikir tentang 3 kata ‘Sejati-Baik-Sabar’ dan
tidak ada yang lain. Anda harus terus mengucapkan
‘Sejati-Baik-Sabar’ dalam hati Anda.” Ia akhirnya melalui ujian
xinxing dan tidak lagi diborgol. Kejahatan hanya ingin ia untuk
melewati ujian tersebut. Kejahatan menganiayanya sampai ia
menyadari dan menyingkirkan keterikatan hatinya.
Suatu hari di sebuah mimpi saya sedang berjalan di depan yang lain
dan melompat ke dalam air. Orang yang mengikuti saya juga melompat.
Saya tidak memperhatikan makhluk buruk yang saya lihat. Saya terus
berenang hingga mencapai darat. Seorang praktisi lain juga
mempunyai mimpi yang sama. Ia berkata bahwa malam sebelumnya, ia
melompat bersama saya tetapi tidak dapat melihat saya beberapa
waktu kemudian. Ia berkata bahwa saya berenang dengan amat cepat.
Saya berkata padanya bahwa kami telah melalui ujian yang besar
malam itu. Saya mengenalnya cukup baik. Suatu hari praktisi ini
disiksa dan tidak dapat menggerakkan kakinya. Ia juga
muntah-muntah, dan orang-orang hendak mengirimnya ke rumah sakit.
Ia berteriak, “Siapa yang berani memindahkan saya? Saya ingin
[Jinglian] untuk datang dan menemui saya.” Saya diberitahu tentang
keadaannya dan pergi untuk melihatnya. Saya pergi kemanapun saya
mau, meskipun seorang tahanan mengawasi saya. Tetapi saya
megabaikannya. Saya cepat-cepat pergi ke sana. Bahkan para penjaga
tidak dapat mengejar saya. Saat melihat dirinya, saya memintanya
agar tidak bergerak dan memancarkan pikiran lurus. Saya juga
memancarkan pikiran lurus untuknya, dan ia segera sembuh. Seorang
praktisi lain juga disiksa dan meminta saya untuk melihatnya. Saya
pergi untuk melihatnya dan ia juga sembuh dengan cepat.
( Bersambung ke
bagian 5 )
Chinese:
http://minghui.ca/mh/articles/2011/11/12/明慧法会--勇猛精進-助师正法(4)-248892.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/11/22/129635.html