(Minghui.org) Segera setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada Juli 1999, Partai Komunis China (PKC) dibawah arahan Jiang Zemin, mengerahkan semua media massa negara dengan serangkaian propaganda bohong. Diantara propaganda yang paling merusak reputasi Falun Dafa adalah apa yang disebut “1.400 kasus kematian.” – sebuah tuduhan yang mengatakan bahwa berlatih Falun Gong telah menyebabkan kematian 1.400 orang. Bukti-bukti dari analisa yang lebih mendalam, tidak hanya mengungkapkan betapa bohongnya tuduhan itu, tetapi juga beberapa statistik PKC sendiri sesungguhnya mendukung manfaat kesehatan Falun Gong yang luar biasa. Artikel ini adalah kumpulan dari beragam fakta yang menyingkap kebohongan PKC tersebut.
* * *
Pendahuluan
Falun Gong adalah metode kultivasi Fa Buddha tingkat tinggi yang
diperkenalkan kepada publik oleh pendirinya, Master Li Hongzhi pada
Mei 1992. Master Li Hongzhi mengajarkan latihan (Gong) dan
prinsip-prinsip Falun Gong ke seluruh negeri China, mengajarkan
orang-orang mengikuti prinsip-prinsip Zhen-Shan-Ren
(Sejati-Baik-Sabar). Jumlah praktisi Falun Gong meningkat secara
drastis di seluruh pelosok China seiring menyebarnya berita tentang
dampak positif Falun Gong terhadap penyembuhan penyakit dan
menjaga kebugaran tubuh. Pada 1998, Kantor Olahraga Negara
mengadakan lima survei kesehatan terhadap 35.000 praktisi Falun
Gong di kota-kota Beijing, Wuhan, Dalian dan provinsi Guangdong.
Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari 98% orang-orang yang
berlatih Falun Gong memperoleh manfaat bagi kesehatan mereka dari
latihan tersebut. Survei tersebut menyimpulkan “Falun Gong
mempunyai ratusan manfaat bagi rakyat dan bangsa China, dan tidak
ada sedikit pun mudarat.“
“Laporan Dampak Kesehatan Falun Gong dalam Survei 10.000
Kasus di Bejing,” berikut menunjukkan perubahan kesehatan
orang-orang sebelum dan sesudah berlatih Falun Gong:
Ada banyak laporan media massa
yang positif tentang Falun Gong sebelum 1999. Majalah Medicine and
Health menerbitkan sebuah artikel yang berjudul “Untuk Menyembuhkan
Penyakit dan Menjaga Kebugaran Tubuh, Falun Gong adalah yang
Terbaik” pada 24 Desember 1997. Setelah survei Kantor Olahraga
Negara dilakukan di Kota Changchun pada 15 Mei 1998, CCTV (stasiun
televisi sentral China) melaporkan bagaimana orang-orang yang
berlatih Falun Gong memperoleh tubuh yang sangat sehat. Surat kabar
The China Economy Times melaporkan mengenai Xie Xiufen, seorang ibu
rumah tangga, dari Kota Handan, Provinsi Hebei pada 19 Juli 1998.
Dia memperoleh kemampuannya untuk berjalan kembali setelah
menderita kelumpuhan selama 16 tahun. Artikel itu berjudul “Saya
Berdiri!”
Selama upacara pembukaan Pekan Aktivitas Kesehatan Tradisional
China pada Festival Olahraga Asia yang diselenggarakan di Kota
Shenyang pada 28 Agustus 1998, surat kabar China Youth melaporkan
banyak praktisi Falun Gong telah sembuh dari penyakit parah.
Yangcheng Evening News (di Kota Guangzhou) menerbitkan “Tua dan
Muda berlatih Falun Gong” pada 10 November 1998. The Shenxing Times
(di Kota Shenzhen) menerbitkan “Pengenalan Sekilas Mengenai Falun
Gong,” dan artikel tambahan memenuhi seluruh halaman pada 31
Desember 1998. Judul artikel ini adalah “Falun Gong Sangat Populer
di Shenzhen, dengan Tiga Ribu Praktisi Aktif,” Tempat Latihan
Bersama di Kampus, para Profesor dan Mahasiswa Mengambil
Inisiatif untuk Berlatih Bersama,” dan “Falun Gong
Sangat Efektif untuk Menyembuhkan Penyakit dan Menjaga Kebugaran
Tubuh, Memberikan Manfaat kepada Pasien yang Tidak Terhitung
Jumlahnya.” Tujuh foto menyertai artikel-artikel itu.
Surat kabar China Youth, 28
Agustus 1998
Surat kabar Medicine and Health, 4 Desember 1997
Ketika penganiayaan dimulai pada
bulan Juli 1999, media yang dikontrol negara memuat foto-foto mayat
bergelimpangan, menyalahkan Falun Gong sebagai penyebab lebih dari
1,400 kematian, dan mengejutkan orang-orang di seluruh negeri.
Banyak warga negara yang tidak mengetahui fakta kebenaran menjadi
bersikap bermusuhan dengan praktisi Falun Gong. Mengapa tidak ada
satu kasus kematian sebelum penganiayaan itu dimulai? Mengapa tidak
ada kasus kematian lainnya yang dilaporkan dari negara-negara lain
di mana Falun Gong dilatih?
Berikut ini adalah beberapa kasus yang termasuk bagian dari “1.400
kematian,” yang dengan jelas mengekspos propaganda PKC.
I. Pasien Gangguan Mental Digunakan Untuk Memfitnah Falun
Gong
Berdasarkan data statistik tahun 1998 dari Kementrian Kesehatan
Publik China, 5% penduduk China adalah pasien gangguan mental,
yang total jumlahnya 65.000.000 orang. 70% dari pasien
gangguan mental ini adalah cacat berat. Sekitar 400.000 pasien
cacat berat ini tidak bisa merawat diri mereka sendiri. Ini dikenal
sebagai pasien gangguan mental kambuhan. Banyak dari “1.400 kasus
kematian” adalah pasien gangguan mental. Akan tetapi, ajaran Falun
Gong secara jelas-jelas menyatakan bahwa orang-orang yang menderita
sakit parah atau pasien gangguan mental, tidak diizinkan untuk ikut
berlatih Falun Gong. Latihan ini juga secara jelas menyatakan bahwa
membunuh, termasuk bunuh diri, adalah perbuatan dosa.
● Kasus#1: Wang Anshou
Wang Ashou, seorang pekerja dari Pabrik Mesin Taishan di Kota
Xingtai, Provinsi Shandong membunuh kedua orang tuanya dengan sekop
ketika penyakit gangguan mentalnya kambuh. Keputusan Pengadilan
Rakyat Kota Xingtai yang dikeluarkan pada 10 November 1999
menyatakan, “Berdasarkan hasil observasi pengadilan dinyatakan
bahwa terdakwa pernah menderita gangguan mental sebelum dia menikah
dan berusaha menyembunyikan fakta itu. Setelah menikah, terdakwa
mengalami gangguan mental yang kambuh berulang kali dan dia
mempunyai banyak masalah sehingga dalam waktu lama tidak ada upaya
untuk mengobati penyakit gangguan mentalnya itu.” “Terdakwa
membunuh orang tuanya dengan sekop ketika gangguan mentalnya
kumat...” “Permohonan cerai istri terdakwa dikabulkan oleh pihak
pengadilan.” PKC menyalahkan tindak pembunuhan yang dilakukan Wang
karena berlatih Falun Gong, meskipun faktanya keputusan pengadilan
itu menyatakan bukan karena dia berlatih Falun Gong, tetapi karena
dia menderita gangguan mental sejak 1988.
Laporan selengkapnya: “Mengapa Wang Anshou Membunuh Orang Tuanya?
Keputusan Pengadilan Bertentangan dengan Kelompok Jiang Zemin yang
Berusaha Menyalahkan Falun Gong”:
http://clearwisdom.net/html/articles/2004/4/24/47354.html
● Kasus #2: Wu Honghui
Wu Honghui adalah mantan karyawan pada Kantor Pencegahan Penyakit
dan Kesehatan Publik Kota Shuangcheng di Provinsi Heilongjiang. Dia
menderita sakit jiwa sejak lebih dari 20 tahun yang lalu ketika dia
dipaksa oleh orang tuanya agar putus dengan pacarnya. Dia tidak
mampu bekerja lagi ketika kondisinya semakin memburuk. Dia
kemudian mengenal Falun Gong, tetapi teman-teman dan keluarganya
menyatakan secara tegas bahwa dia bukan praktisi Falun Gong
disebabkan karena masalah mental yang dideritanya. Dia melompat
dari gedung pada tahun 1999 dan melakukan percobaan bunuh diri.
Istrinya menegaskan bahwa dia (suaminya) mempunyai riwayat sakit
jiwa. Dia (sang istri) mengirim surat kepada pemerintah Kota
Shuangcheng untuk mengklarifikasi bahwa alasan suaminya melakukan
bunuh diri dikarenakan gangguan jiwanya kumat.
Laporan selengkapnya (Bahasa Mandarin saja)
http://www.minghui.org/mh/articles/2001/8/31/15695.html
● Kasus #3: Wang Chengxiang
Wang Chengxiang, 60-an, adalah pensiunan karyawan Gudang Gabah Kota
Handian di Shuangcheng. Keluarganya punya riwayat penyakit
mental--ibunya melompat ke dalam sumur dan pamannya gantung diri.
Tiga belas orang dalam keluarganya meninggal secara tidak wajar.
Pada tahun 1998, putra Wang mendapat sebuah apartemen pada lantai
keenam perumahan keluarga di fasilitas Gudang Gabah. Putranya
berusaha membujuk Wang agar pindah ke lantai itu bersama
keluarganya. Wang berpikir bahwa lantai enam itu terlalu tinggi,
dan dia lebih suka tinggal di rumah bata berumur tiga tahun yang
dimilikinya dan enggan menjualnya. Dia memberi tahu
putranya, “Saya tidak akan pindah ke apartemenmu, saya kemungkinan
melompat dari bangunan itu.” Belakangan Wang jadi pindah ke sana
bersama putranya, tetapi dia tidak pernah bahagia ketika tinggal di
sana. Dia menderita gangguan mental dan mencoba melakukan
bunuh diri.
Keluarga sangat mencemaskannya. Istrinya berupaya mengajaknya
berlatih Falun Gong dengan harapan untuk mengurangi stresnya. Dia
tidak pernah membaca buku-buku Falun Gong apa pun; dan hanya
berlatih beberapa gerakan. Pada hari kedua setelah Tahun Baru
Imlek tahun 1999 (17 Februari 1999), dia melakukan bunuh diri
dengan melompat dari gedung. Para karyawan di Gudang Penyimpanan
Gabah itu mengatakan bahwa mereka tahu bunuh diri itu bukanlah
akibat berlatih Falun Gong, seperti yang media PKC telah
nyatakan.
Laporan selengkapnya (hanya dalam bahasa Mandarin):
http://www.minghui.org/mh/articles/2001/8/31/15695.html
● Kasus #4: Yu Suzhao
Selama Revolusi Kebudayaan [gerakan politik komunis dari 1966-1976
yang mencela nilai-nilai dan budaya tradisional], Yu Suzhao dirawat
di Rumah Sakit Jiwa Fangcun di Guangzhou selama beberapa bulan
karena penyakit jiwa. Pada 1995, dia menyembunyikan riwayat
penyakitnya itu dari para praktisi Falun Gong dan mulai berlatih
Falun Gong. Pada awal 1998, penyakit jiwa Yu Suzhou kambuh lagi,
dan pihak keluarganya membawanya ke rumah sakit jiwa. Pada saat
itu, para praktisi menyarankan agar dia berhenti berlatih. Dia
setuju dan mengembalikan semua buku-buku dan musik Falun Gong,
serta tidak lagi berlatih Falun Gong. Kemudian dia dilepas dari
rumah sakit jiwa, dan enam bulan kemudian dia jatuh sakit lagi, dan
terjatuh dari gedung dan akhirnya meninggal. PKC mengklaim bahwa
Falun Gong menyebabkan kematiannya, meskipun faktanya bahwa dia
telah menderita penyakit jiwa selama 20 tahun lebih.
● Kasus #5: Long Gang
Long Gang tinggal di Kotapraja Shuangshi, Distrik Yongchuan, Kota
Chongqing. Dia melakukan bunuh diri dengan melompat ke dalam
sungai. Setelah dia meninggal, seorang jurnalis bernama Du
mewawancarai istrinya. Dia dibayar 200 yuan untuk membacakan
pernyataan fitnahan yang mengatakan bahwa Falun Gong telah
menyebabkan kematian suaminya. Orang tuanya menulis kepada situs
web Minghui, “Sebagai orang tua, kami mengetahui dengan jelas
apakah benar atau tidak putra kami menderita gangguan jiwa. Putra
kami memiliki gangguan jiwa ketika dia melompat ke dalam sungai
itu, dan tidak ada sangkut paut dengan Falun Gong. Sebagai orang
tuanya, kami harus mengungkapkan fakta kebenaran, dan kami tidak
bisa melawan hati nurani kami.”
Pernyataan selengkapnya oleh Ibu Long Gang: “Mengungkap Fakta
”1.400 Kasus Kematian”: Kematian Putra Saya Tidak Ada Sangkut
Pautnya Dengan Falun Gong”:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2002/1/20/17934.html
● Kasus #6: Zhu Changjiu
Zhu Changjiu tinggal di Desa Zhanggezhuang, Kotapraja Qingda, Kota
Renqiu, Provinsi Hebei. Dia dinyatakan gila pada tahun 1997.
Istrinya, Bian Lixin, mengatakan dia sering kali uring-uringan dan
berperilaku aneh. Kondisinya meningkat baik pada awal 1999. Setelah
penganiayaan Falun Gong dimulai pada Juli 1999, ayahnya membakar
semua buku-buku Falun Gong. Perangkat Desa dan aparat kepolisian
setempat setiap hari berbicara dengannya, yang membuatnya mengalami
tekanan mental. Gangguan mentalnya kambuh lagi. Pada 25
Desember 1999, dia terlihat bertelanjang, tertawa-tawa dan telah
menjadi gila. Dia membunuh kedua orang tuanya pada pagi hari
berikutnya denga palu. Media PKC menyalahkan Falun Gong, dan
menyembunyikan fakta bahwa dia telah menderita gangguan jiwa selama
bertahun-tahun.
Laporan selengkapnya (hanya dalam bahasa Mandarin)
http://www.minghui.org/mh/articles/2000/6/22/1714.html
● Kasus #7: Ma Jianmin
Ma Jianmin adalah pekerja di ladang minyak Huabei di Kota Renqiu
Provinsi Hebei. Ma dan lainnya di dalam keluarganya, mempunyai
riwayat penyakit jiwa. Dia berlatih berbagai jenis qigong. Ketika
Falun Gong diperkenalkan kepada orang-orang di Ladang Minyak
Huabei, dia juga mencoba berlatih perangkat Falun Gong.
Suatu hari, Ma Jianmin tinggal di rumah sendirian. Keluarganya
menemukan dia meninggal dunia di kamar mandi dengan kondisi
perutnya terburai, dan menelepon polisi. Kemudian, CCTV (televisi
negara yang dikendalikan PKC) datang untuk meliput di rumahnya.
Salah satu putra Ma Jianmin secara berulang-ulang menyatakan bahwa
kematian Ma Jianmin tidak ada sangkut pautnya dengan Falun Gong,
dan dia menolak untuk dikaitkan dengan laporan itu. Akan tetapi
CCTV, mengabaikan fakta bahwa Ma memiliki penyakit jiwa dan
memublikasikan berita palsu. “Perut dipotong untuk mencari
Falun.”
Diantara “1.400 kematian”, kasus khusus ini menghasut banyak
kebencian terhadap Falun Gong, karena publik disesatkan pada
pandangan bahwa para praktisi Falun Gong akan “memotong perutnya
sendiri untuk mencari Falun”.
Artikel terkait: “Bagaimana PKC Menyebarkan Kebohongan untuk
Menganiaya Falun Gong”:
http://clearwisdom.net/html/articles/2005/4/21/59903.html
● Kasus #8: Liu Pinqing
Pada sore tanggal 22 Juli 1999, CCTV menyiarkan perintah PKC untuk
melarang Falun Gong. Program itu menokohkan seorang pria bernama
Liu Pinqing, yang pernah menjadi kepala pabrik mesin di Kecamatan
Gushan, Kota Donggang, Provinsi Liaoning. Selama program itu,
penyiar mengatakan bahwa Liu Pinqing melakukan percobaan bunuh diri
dengan melempar dirinya ke dalam sumur setelah “berlatih” Falun
Gong. berdasarkan para warga setempat yang mengenal dirinya, Liu
Pinqing telah menderita kerugian lebih dari 100.000 yuan dalam
bisnisnya. Disamping itu, dia dan istrinya memiliki hubungan yang
sangat buruk akibat telah berpisah dalam waktu yang sangat lama.
Dibawah kondisi yang demikian, Liu menderita tekanan mental
yang sangat berat. Pada saat itu seseorang memperkenalkan Falun
Gong kepadanya. Dia membaca buku itu, tetapi dia tidak pernah
mencoba untuk menerapkannya. Menurut para warga setempat yang
mengenalnya dengan baik, dia bukan praktisi Falun Gong sama sekali.
Liu mendapat penyakit jiwa karena ketidakharmonisan keluarganya
yang demikian besar, dan itulah alasan sesungguhnya mengapa dia
melakukan bunuh diri.
II. Kematian Wajar Digunakan Untuk Memfitnah Falun
Gong
Berdasarkan Buku Tahunan Statistik China, tingkat kematian
rata-rata di China pada tahun 1998 adalah 0,0065% atau 65 kematian
dari 10.000 0rang. Banyak kasus yang termasuk dalam “1.400 kasus
kematian” adalah kematian secara wajar. Beberapa orang dari mereka
kemungkinan pernah berlatih Falun Gong, tetapi penyebab sebenarnya
dari kematiannya adalah karena sakit. Berikut ini apa yang
pihak keluarga katakan tentang kematian anggota keluarga
mereka.
● Kasus #1: Ma Jinxiu
Menurut putri Ma, “Sebelum ibunya mulai berlatih Falun Gong, dia
sudah menderita sakit parah. Jauh sebelumnya, ketika saya duduk di
bangku sekolah menengah, dia telah meminta pihak keluarga untuk
menjaga saya dan dua saudari saya seandainya dia (ibu) meninggal.
Dia menderita diabetes stadium tinggi selama lebih dari 10 tahun
dan terkena stroke berat pada tahun 1994, dan pada 1995 dia kembali
menderita stroke lagi. Pada 1996, dia mulai berlatih Falun Gong
sendiri, dan kesehatannya meningkat pesat. Dia tidak perlu
mengkonsumsi obat lagi. Seiring dia berlatih perangkat latihan
Falun Gong, membaca buku-buku Falun Gong, dan berupaya meningkatkan
Xinxing (watak, kwalitas moral), dia mulai merasa lebih baik
daripada tahun-tahun sebelumnya. Keriput di wajahnya benar-benar
kembali ke kondisi normal!
“Pada pertengahan tahun 1997, ibu saya mulai mengalami
ketidaknyamanan di tubuhnya sehingga kami membawanya ke rumah sakit
pada hari yang sama. Mereka memberi tahu kami bahwa penyakitnya
dalam kondisi kritis dan kemungkinan dia segera meninggal. Dia
terus diopname dan akhirnya meninggal beberapa bulan kemudian.
Dokternya mengatakan bahwa dia meninggal karena pembengkakan
pembuluh darah otak.”
“Kemudian saya mendengar bahwa Jiang Zemin dan “Kantor 610” telah
menggagas “1.400 Kasus Kematian” dimana orang-orang diduga telah
meninggal karena berlatih Falun Gong, termasuk kasus ibu saya di
dalamnya. Ibu saya secara jelas-jelas meninggal karena pembengkakan
pembuluh darah otak. Ketika dia diopname, dia mendapatkan perawatan
medis yang sangat banyak dan dia minum semua obat yang disarankan
dokter serta dia juga mendapatkan suntikan, tetapi sayang dia tetap
meninggal. Mengapa mereka tidak mengatakan bahwa dia meninggal
sebagai akibat perawatan yang dia jalani di rumah sakit? Bagaimana
pemerintah bisa mengatakan bahwa ibu saya meninggal karena berlatih
Falun Gong hanya karena dia telah berlatih Falun pada suatu waktu
saja?
Artikel terkait: “1.400 Kematian atau Propaganda PKC?”
http://clearwisdom.net/html/articles/2011/10/1/128695.html
● Kasus #2: Li Fengxiang
Li Fengxiang tinggal di Kota Wuchang, Provinsi Heilongjiang, dan
mantan seorang karyawan pada pabrik obat-obatan Ternak. Dia
didiagnosa terkena kanker payudara stadium akhir pada musim semi
1998, ketika tumor mulai mengeluarkan nanah. Adik perempuannya
telah berlatih Falun Gong sejak 1996, dan semua penyakitnya lenyap.
Dia pergi membujuk Li Fengxiang untuk turut berlatih Falun Gong.
Maka Li Fengxiang mulai berlatih, dan kondisinya pun membaik,
tetapi dia meninggal pada Juni 1999. Suaminya membuat pernyataan
yang tidak benar ketika menghadapi sejumlah tekanan. Saudari
perempuannya menulis di situs web Minghui dan menyatakan, “Jika dia
tidak berlatih Falun Gong, saudari perempuannya kemungkinan tidak
bisa bertahan hidup melewati tahun 1998.”
Laporan selengkapanya (hanya dalam bahasa Mandarin)
http://www.minghui.org/mh/articles/2004/10/3/85686.html
● Kasus #3: Chen Yuping
Chen Yuping, seorang guru berusia tiga puluh empat tahun dari
Sekolah Dongmen Distrik Huangzhon, Kota Huanggang, Provinsi Hubei.
Pada bulan Maret 1998, para dokter tiga kali mendiagnosisnya
menderita kanker hati, dan dia diberi tahu bahwa dia tidak punya
banyak waktu untuk bisa bertahan hidup. Dia tidak pernah berlatih
Falun Gong sebelum dia menderita penyakit. Istrinya mendesaknya
untuk berlatih Falun Gong, tanpa mempertimbangkan bahwa orang yang
berpenyakit parah seharusnya tidak ikut serta dalam kelas ceramah
Falun Gong. Chen Yuping ikut bergabung dalam kelompok latihan
dengan tujuan menyembuhkan penyakitnya. Dia meninggal tiga bulan
kemudian, seperti perkiraan dokter.
Artikel selengkapnya: “Kenali Kebenaran di Balik 1.400 Kasus
Kematian: Kisah Chen Yuping”:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2001/4/27/9094.html
● Kasus #4: Wang Ku
Wang Ku, pegawai negeri, pernah menderita hepatitis B. Diagnosa
dilakukan tahun 1984, dan dia meninggal pada 1998 karena sirosis
hati. Nampaknya, tidak ada yang istimewa dengan kasus ini: akan
tetapi, PKC mendaftarkannya sebagai salah satu dari “1.400 Kasus
Kematian”. Istrinya menyatakan, “Kematian suami saya dipublikasikan
di surat kabar untuk menyerang Falun Gong. Suami saya meninggal
karena penyakit hati, dan tidak ada hubungannya dengan Falun Gong
karena dia tidak pernah ikut berlatih Falun
Gong.”
Artikel lengkap: “Suami Saya Tidak pernah Berlatih Falun Gong,
Tetapi Dia Terdaftar Sebagai Salah Satu “1.400 Kasus Kematian”:
http://clearwisdom.net/html/articles/2001/6/19/11552.html
III. Memaksa Orang-Orang Untuk Memfitnah Falun
Gong
Sekali rezim Jiang memberikan tugas untuk menganiaya dan memfitnah
Falun Gong kepada para pejabat tinggi PKC, banyak diantara mereka
berupaya keras mengarang berita palsu untuk menaikkan posisi mereka
dalam iklim politik PKC. Tiba-tiba, polisi menjanjikan pengurangan
masa hukuman (penjara) jika para kriminal yang ditahan memfitnah
Falun Gong. Pihak pimpinan rumah sakit juga berjanji akan
mengurangi biaya pengobatan jika pasien memfitnah Falun Gong.
Beberapa orang bahkan berlagak menyamar sebagai praktisi untuk
membuat kesan yang tidak baik di TV atau untuk pemberitaan
media.
● Pembunuh Menyalahkan Falun Gong, Bebas Dari Hukuman
Mati
Pada tahun 2000, Stasiun TV Kota Panjin di Provinsi Liaoning
melaporkan tentang “Seorang Ibu yang tewas terbunuh, Wei.” Laporan
itu mengatakan bahwa wanita tua ini menghidupi dirinya sebagai
pemulung sampah. Putrinya yang masih menganggur memanfaatkan
waktunya untuk bermain Mahjong di Kota Haicheng. Tatkala putrinya
tidak mempunyai uang, dia akan minta uang kepada ibunya. Suatu
malam, ketika wanita tua itu tidak punya uang untuk diberikan
kepada putrinya, anak perempuan itu malah membunuh ibunya.
Kemudian, orang-orang dari Kantor Keamanan Publik memberi tahu anak
perempuan itu, “Kamu harus mengatakan bahwa kamu berlatih Falun
Gong – jika kamu melampiaskan semua kesalahan pada Falun Gong, kami
akan membebaskanmu dari hukuman mati itu.” Warga setempat tahu
bahwa dia tidak berlatih Falun Gong, tetapi pihak berwenang
mengintimidasi mereka agar bungkam.
● “Si Bungkuk” Zhang Haiqing Dijanjikan Diskon Biaya Medis
50 Persen Oleh CCTV
Zhang Haiqing, pria cacat yang menderita punggung bungkuk,
menjalani kehidupan yang sulit. Dia mempunyai toko ukiran di Kota
Panjin, Provinsi Liaoning dan tinggal di pedesaan. Suatu hari,
Zhang pergi ke Rumah Sakit Xiehe Bejing untuk berobat karena radang
tulang punggungnya. Istrinya menceritakan kisah berikut:
Ketika pasutri itu tiba di rumah sakit, ada antrean panjang di
loket pendaftaran. Ketika mereka tengah menunggu, seorang reporter
dari CCTV datang dan memberi tahu orang-orang di sana, ”Barang
siapa ingin muncul di CCTV untuk memfitnah Falun Gong akan didaftar
terlebih dulu dan akan mendapatkan potongan 50% biaya pengobatan
mereka.” Karena Zhang Haiping sangat ingin mendapatkan diskon, dia
mengulangi kata-kata reporter TV yang memfitnah Falun Gong, dan
mengklaim bahwa berlatih Falun Gong telah membuatnya menjadi orang
bungkuk. Dia mendapatkan pendaftaran pertama, tetapi dia tidak
pernah mendapatkan potongan biaya yang CCTV janjikan. Istrinya
mengatakan bahwa CCTV telah berbohong, dan masyarakat setempat
semua tahu bahwa Zhang tidak pernah berlatih Falun Gong.
Artikel terkait: Tuduhan Palsu Para Pejabat Terhadap Para Praktisi
Falun Gong di Kota Panjin, Provinsi Liaoning”:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2002/12/4/29349.html
● Li Shuxian Berulah Sebelum Kematiannya
Insiden ini terjadi di Desa Cuijiatun, Kotapraja Xinhua, Distrik
Acheng, Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang. Li Shuxian, seorang
petani wanita, pindah ke Kotapraja Daling di Distrik Acheng setelah
dia kawin. Pada Juli 1999, dia dibawa ke Rumah Sakit No. 4 Kota
Harbin untuk mendapatkan perawatan bisul di perutnya. Pada saat
itu, keluarga Li tidak dapat membayar biaya pengobatannya. Kepala
rumah sakit tersebut memberi tahu keluarganya jika mereka
mengatakan Li Shuxian mendapat penyakit karena berlatih Falun Gong,
maka rumah sakit tidak akan mengenakan mereka biaya atas perawatan
medis dan juga akan merawatnya dengan baik selama dia berada di
rumah sakit. Kerena terpikat oleh tawaran itu, maka mereka
menyetujuinya.
Segera, seorang wartawan dari Harbin New Evening Press tiba di
rumah sakit untuk mewancarai suami Li Shuxian. Reporter itu melatih
dia, dan memberi tahunya agar berlatih berulang-ulang untuk
mengatakan kisah yang telah ditulis sebelumnya: “Istri saya
menderita penyakit karena berlatih Falun Gong. dia menjadi begitu
kurus karena dia menolak makan ketika dia berlatih ‘Bigu’
(berpuasa). Sekarang dia telah tumbuh bisul di perut, dan kami
tidak mempunyai uang untuk membayar biaya pengobatannya.”
Semua ini adalah bohong: Li Shuxian belum pernah berlatih Falun
Gong dan Falun Gong tidak berlatih “Bigu.” Ketika reporter merasa
puas dengan penampilan suami Li, dia melakukan wawancara video.
Maka, sebuah cerita telah diciptakan untuk menyudutkan Falun Gong
dan membohongi orang-orang.
Sebelum 30 Juli 1999, Harbin New Evening Press memublikasikan
cerita bohong ini disertai dengan foto ibu Li yang sedang
memeganginya. Judul laporan itu adalah, “Menjadi Tengkorak Hidup
Karena Berlatih Falun Gong.” Dalam artikel ini, Li Shuxian berkata,
“Partai komunislah yang menyelamatkan saya. Reporter berita inilah
yang menyelamatkan saya.” Pihak berwenang di Kotapraja Xinhua dan
pemerintah Distrik Acheng membaca artikel surat kabar itu dan mulai
melakukan investigasi tentang kasus ini. Bibi Li Shuxian yang
ke-enam, Zhang Xiuli, dibawa ke kantor polisi kotapraja dan
diinterogasi oleh aparat kepolisian setempat, Hou Guofu. Hou
bertanya, “Apakah kamu mengajar Li Shuxian berlatih Falun Gong?”
Zhang Hou berkata, “Tidak, saya sama sekali tidak pernah mengajar
dia berlatih Falun Gong.” Dia juga menyerahkan pernyataan tertulis.
Investigasi lebih lanjut membuktikan bahwa Li Shuxian tidak pernah
berlatih Falun Gong.
Akan tetapi, setelah “perawaran khusus” di rumah sakit itu,
penyakit Li Shuxian menjadi semakin buruk, dan dia banyak kali
mengalami gangguan hebat. Akhirnya, pihak rumah sakit
mengeluarkannya secara paksa dan dia harus pulang. Tidak lama
setelah dia dipulangkan Li Shuxian pun meninggal; akan tetapi,
cerita palsu dilaporkan secara luas oleh media massa, seperti TV
Harbin, TV Heilongjiang, dan program “Jutaan Keluarga” CCTV.
Kemudian dia didaftarkan sebagai salah satu dari “1.400 kasus
kematian” itu. Di pusat pencucian otak yang dijalankan oleh Distrik
Acheng, mereka berusaha memutar video klip kepada para praktisi
Falun Gong. Para praktisi memberi tahu mereka, “Ini hanya terjadi
di tempat tertentu, dan kami semua tahu bahwa ini adalah kebohongan
untuk menipu orang-orang. Kalian tahu ini pula. Jangan susah-susah
menunjukkan kepada kami!” Segera staf pusat pencucian otak berhenti
memutar video itu.
Artikel selengkapnya: “Perspektif mengenai ‘1.400 Kasus Kematian
yang Direkayasa’ – Li Shuxian Berulah Sebelum Kematiannya”:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/9/24/128309.html
● Bagaimana CCTV Menggunakan Kematian Wanita Penderita
Gangguan Jiwa Untuk Memfitnah Falun Gong
Du Weiping, 22 tahun, seorang warga kecamatan Dadianzi, Kota
Tieling, dan menderita sakit mental. Meskipun Du telah berobat ke
banyak dokter, dan ke dukun, akan tetapi penyakit mentalnya
tidak kunjung sembuh. Orang tuanya juga mengajaknya ke gereja
Nasrani, berharap agar kondisinya membaik; akan tetapi kondisinya
tidak juga menunjukkan tanda-tanda membaik. Setelah semua
pengobatan alternatif lainnya gagal menyembuhkan penyakit jiwa Du;
orang tuanya mendorong Du untuk belajar Falun Gong. Du berlatih
Falun Gong sekitar dua bulan, dan kondisinya meningkat cukup
signifikan.
Du berhenti berlatih bahkan sebelum dia selesai mempelajari semua
perangkat gerakan. Kurang dari setahun setelah dia berhenti
berlatih, penyakit mentalnya kambuh lagi. Orang tua Du kembali
membawanya ke banyak dukun alternatif lainnya, tetapi situasinya
terus memburuk. Dukun terakhir yang mereka temui minta agar dia
dibiarkan sendirian bersama Du di dalam kamar selama tiga hari.
Dukun itu meminta agar tidak seorang pun diperbolehkan mendekati
mereka. Tanpa diduga, sebelum tiga hari berlalu, Du meninggal
dunia, pada bulan Augustus 1999.
Ketika polisi setempat mengetahui tentang kematian Du, bersama
dengan tim liputan TV, mereka bergegas ke rumah Du. Li Wemin, wakil
kepala Kantor Kepolisian Kota Teiling, dan Cui Daxin, direktur
stasiun TV Teiling, berbicara dengan keluarga Du. Mereka menekan
dan membujuk kedua orangtua Du untuk berbohong. Mereka memaksa
untuk mengatakan bahwa Du meninggal karena berlatih Falun Gong.
Orangtua Du dijanjikan bahwa jika mereka berbohong ketika
diwawancarai oleh TV, mereka akan diberi hadiah 5.000 yuan.
Kemudian, orangtua Du pergi ke stasiun TV Tieling untuk meminta
upah mereka. Akan tetapi, permintaan mereka ditolak. Manajer
stasiun TV Teiling menolak membayar uang itu, berdebat, “Anda masuk
TV. Saya tidak mengenakan biaya apa pun, malahan anda datang
meminta uang?”
Artikel selengkapnya: “Bagaimana CCTV Menggunakan Kematian Wanita
Penderita Gangguan Mental untuk Memfitnah Falun Dafa”
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2002/9/17/26610.html
● Seorang Ayah Dipukul Dengan Brutal Agar Menyalahkan Falun
Gong Atas Kematian Putrinya
Shi Zhengshan tinggal di Kecamatan Taoxu, Kabupaten Mengyin,
Provinsi Shandong. Putrinya meninggal karena sakit. Sejak usia
dini, dia menderitta berbagai penyakit. Sekali dia koma
sampai lebih dari dua jam pada usia dua tahun. Dia menderita
rematik persendian pada 1995. Pada musim dingin tahun 1996, dia
mulai berlatih Falun Gong bersama anggota keluarganya yang
lain, dan kesehatannya segera menjadi lebih baik. Pada musim semi
1999, dia berhenti berlatih Falun Gong. Setelah itu, kondisi
sebelumnya terjadi lagi dan dia dirawat di rumah sakit beberapa
kali. Para dokter mengatakan bahwa dia meninggal karena keracunan
saluran darah ginjal, dan kematiannya tidak ada hubungan dengan
Falun Gong.
Kantor Propaganda PKC Kabupaten Mengyin mengumpulkan pernyataan
yang mengungkapkan bahwa dia berlatih Falun Gong dan tidak
diizinkan mengkonsumsi obat, kemudian meninggal. Mereka meminta Shi
bekerja sama dan membacakan pernyataan ini di TV. Mula-mula, Shi
menolak karena dia tidak mau mengkhianati nuraninya. Tetapi
pemerintah setempat mengumpulkan sekelompok preman dan dia
dikeroyok dan dipukuli secara kejam. Shi dipaksa untuk beropini dan
berbohong di TV, sesuatu yang sangat dia sesali.
Artikel selengkapnya: “Siapa Yang Sesungguhnya Sesat?”
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2001/3/26/5579.html
● Polisi Memberi tahu Zhang Qinghe: Fitnah Falun Gong Dapat
Menghindari Hukuman
Zhang Qinghe adalah pekerja di Kota Mudanjiang, Provinsi
Heilongjiang. Dia menderita banyak penyakit dan memerlukan
persediaan delapan bulan obat herbal. Ketika dia tidak dapat
membayar biaya pengobatan, dia berusaha membeli bahan-bahan obat
sendiri sesuai resep dokter. Dia menambahkan dua jenis obat herbal
sendiri, yang menyebabkan dia menderita sakit kepala dan dia tidak
bisa mengendalikan dirinya sendiri. Suatu hari dia mencoba
melakukan bunuh diri dan insiden tersebut ditemukan oleh saudari
perempuan dan ibunya, yang berusaha untuk menghentikan tindakannya.
Dia membunuh seseorang dan melukai yang lainnya. Para petugas dari
Departemen Kepolisian Distrik Aimin secara berulang-ulang
memaksanya untuk mengatakan bahwa dia berlatih Falun Gong, dan
insiden ini adalah akibat berlatih Falun Gong. Mereka memberi
tahu jika dia mengatakan begini, maka dia bisa terhindar dari
hukuman.
Artikel selengkapnya (hanya dalam bahasa Mandarin):
http://www.minghui.org/mh/articles/2000/3/9/3736.html
● “Pria Mengantung Diri pada Alat Derek,“ Meninggal Setelah
Petugas Pasar Menggertaknya
Contoh lain yang termasuk dalam “1.400 kasus kematian” adalah
“Seorang Pria Menggantung Diri pada Alat Derek.” Media PKC
menyatakan bahwa dia menggantung diri karena berlatih Falun Gong.
Sesungguhnya, dia adalah seorang petani dari pinggiran Kota Jilin,
Provinsi Jilin, dan mencari nafkah dengan mereparasi sepeda. Dia
tidak memiliki ijin untuk usaha kecilnya itu, dan peralatannya
disita oleh petugas pasar. Dia tidak dapat menahan tekanan dalam
hidupnya, dan menggantung diri. Semua tetangganya tahu bahwa dia
tidak pernah berlatih Falun Gong. Keluarganya berencana untuk
menggugat petugas pasar atas tekanan yang mereka buat, tetapi untuk
memfitnah Falun Gong, pemerintah setempat setuju memberikan mereka
kompensasi, jika dapat diberitakan bahwa dia adalah praktisi Falun
Gong. Polisi secara sengaja mempertontonkan foto pendiri Falun Gong
dan dua botol minuman keras di dekat mayatnya ketika mereka
mengambil foto sebagai barang bukti. Karena mereka tidak tahu bahwa
praktisi Falun Gong yang sejati tidak minum minuman keras,
kebohongan pun gugur dengan sendirinya.
Artikel terkait: Para Petugas Korup dari Ladang Minyak China Utara
Memfitnah Falun Gong dan Menganiaya Para Praktisi”:
http://clearwisdom.net/html/articles/2005/1/28/56974.html