(Minghui.org)
Ketika bus praktisi Falun Dafa tiba di Lok Ma Chau, sebuah desa di
wilayah baru Hong Kong yang terletak di perbatasan antara daratan
China dan Hong Kong, mereka semua bisa melihat spanduk putih dengan
kata-kata berwarna hitam yang memfitnah Falun Dafa. Spanduk-spanduk
tampaknya telah menutupi seluruh pandangan. Tak satu pun dari
praktisi yang ingin melihatnya dan mengakui keberadaannya.
Saya merasa tidak keruan. Bus
berhenti di stasiun. Begitu saya turun dari bus, saya menangis.
"Maafkan saya, Guru." Saya terisak menghadap dinding, seperti anak
yang tidak berani pulang karena telah melakukan kesalahan.
Untuk sementara, ketika saya memancarkan pikiran lurus, saya
memusatkan pikiran untuk "memusnahkan semua spanduk jahat." Namun,
begitu saya memusatkan pikiran, saya menjadi mengantuk, atau sakit
kepala dan pose tangan saya menjadi tidak benar. Hal ini
berlangsung selama berhari-hari.
Saya sangat terganggu dan mencoba untuk mencari tahu di mana
pikiran lurus saya, pikiran lurus yang "dengan satu pikiran sudah
dapat membelah gunung" ("Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York
2010") Guru berkata, "Saya menganggap memberantas kejahatan hanya
dianggap sebagai menyapu debu." ("Semua untuk hari ini" dari Hong
Yin III).
Saya sangat khawatir dengan kondisi kultivasi saya dan terus
mencari ke dalam. Hingga saya membaca sebuah artikel yang seorang
praktisi kirim pada saya dan saya mengerti, “Para praktisi di Hong
Kong tidak membentuk tubuh kesatuan, tidak memperhatikan pemancaran
pikiran lurus, dan tidak memperhatikan masalah ini." Itulah mengapa
saya tak berdaya.
Rekan-rekan praktisi! Kejahatan berani memfitnah Guru dan Falun
Dafa di Hong Kong - menunjukkan kepada kita bahwa setiap praktisi
di Hong Kong tidak efektif. Kekuatan jahat memandang rendah kita
dan itulah sebabnya mereka berani memfitnah Guru di depan
kita!
Dalam artikel itu, seorang praktisi mengatakan, "Apa yang disebut
'Hong Kong Youth Care Association' menyabotase tempat-tempat
klarifikasi fakta dan mengganggu apa yang kita lakukan. Kita semua
tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah disengaja dan secara
sistematis telah direncanakan. Orang-orang ini datang ke hadapan
kita, karena mereka tahu kita bagaikan pasir lepas (tidak menyatu),
kita takut, memiliki hal-hal lain di benak kita, tidak bekerja sama
satu sama lain, dan tidak satu tubuh."
Tak terhindarkan, saya berpikir bahwa kita seperti yang
digambarkannya: Kita tidak berkultivasi dengan rajin dan meningkat
sesuai dengan Fa. Kita tidak sabar, penuh kebencian, cengeng,
agresif, dan tak peduli. Kita menanggapi dengan baik terhadap
serangan, dan kita seperti pasir lepas yang tidak saling melekat.
Ketika saya membaca bahwa dia berkata, "Malulah para praktisi di
Hong Kong," Saya pun merasa malu dan terluka.
Praktisi Hong Kong mengusulkan tiga cara untuk menangani situasi:
"Memancarkan pikiran lurus, mengklarifikasi fakta penganiayaan
terhadap Falun Gong, dan membersihkan spanduk kejahatan dengan
pikiran lurus." Praktisi juga mengusulkan: "Kita harus mencari ke
dalam tanpa syarat, kultivasikan diri kita dengan baik, dan
membentuk kesatuan yang kuat. Kita harus berkoordinasi satu sama
lain dan memperbaiki situasi jahat dengan pikiran dan tindakan
lurus. Kita harus membantu Guru untuk mencapai apa yang beliau
inginkan dan menyelamatkan lebih banyak makhluk!"
Silakan tunjukkan setiap pendapat yang salah. Terima kasih.
Chinese
version click here
English
version click here