(Minghui.org)
I. Menyingkirkan Keterikatan Mempertahankan Pendapat Sendiri,
Perhatikan Kultivasi Pembicaraan
Saya punya keterikatan kuat untuk mempertahankan pendapat sendiri.
Sepertinya saya tahu segalanya. Saya percaya bahwa saya lebih benar
dan bijak dari orang lain. Saya pikir yang orang lain katakana dan
kerjakan tidak benar, jadi saya selalu berbicara dengan posisi
memerintah dan memberitahukan orang bagaimana melakukan sesuatu
dengan benar. Jika orang tidak mengikuti nasehat saya dan mempunyai
pendapat yang berbeda, saya akan merasa tidak nyaman, bahkan marah.
Mentalitas ini telah menjadi sifat dasar saya. Ketika orang lain
berbicara, sebuah gelombang akan tercetus di hati saya. Saya ingin
menginterupsi mereka dan tidak dapat menunggu untuk menyatakan
pendapat saya yang “benar.”
Istri saya menunjukannya
keterikatan saya ini dengan tajam beberapa kali. Namun, saya tidak
pernah melihat ke dalam dan tetap tidak berubah. Saya sering
menulis pesan di forum di website Tiandixing. Karena penulis tidak
saling mengenal, kami sering emosi dan berbicara cukup kasar.
Ketika keterikatan terhadap mempertahankan pendapat sendiri saya
tersentuh, saya bisa melihatnya dengan jelas, karena kata-kata saya
terekam di sana. Saya sadar dengan manifestasinya: menarik
kesimpulan sesuai dengan imajinasi, menarik kesimpulan dari
penilaian subyektif, berbicara dengan nada yang kaku, dan tidak
damai.
Keterikatan ini memainkan peranan negative ketika saya membuktikan
Fa dan mengklarifikasi fakta kepada orang-orng. Contohnya, ketika
menelpon dengan rekaman klarifikasi fakta, untuk beberapa waktu,
saya mempunyai perbedaan pandangan dengan isi rekaman, yang telah
dipublikasikan di website Minghui. Saya berpikir “kalimat ini tidak
akan diterima oleh orang-orang biasa,” “kalimat itu seharusnya
diletakan di awal,” dst. Konsep manusia saya menghalangi efek
positif mereka. Jika saya tidak setuju, bagaimana saya bisa
mengharapkan orang untuk mendengarnya denga sabar? Proses
mengklarifikasi fakta juga adalah kultivasi. Kemudian saya
menyadari bahwa konsep pikiran yang menentang itu bukanlah saya
yang sejati. Ketika mereka disingkirkan, efek dari klarifikasi
fakta jadi meningkat.
Karena saya telah menyadari keterikatan, saya tahu sudah waktunya
untuk menyingkirkan mereka. Kapan pun pertentangan timbul, saya
memperingati diri sendiri untuk melihat ke dalam tanpa syarat. Saya
tidak lagi dibingungkan oleh masalah benar atau salah yang dangkal.
Saya mulai memperhatikan kultivasi pembicaraan. Dalam banyak
situasi saya tidak berbicara. Bahkan ketika harus berbicara, saya
tetap merendah. Saya meletakan diri saya rendah-rendah, berbicar
dengan tenang, damai dan tulus, menghormati orang lain, dan
mendukung kata-kata saya dengan penalaran.
Berbicara adalah suara dari hati. Kultivasi pembicaraan juga adalah
kultivasi hati. Tingkatan xinxing seseorang dengan sendirinya
termanifestasi dalam kata-kata dan tingkah laku seseorang. Ketika
saya diinterogasi di bawah penindasan pada tahun 2007, karena
keterikatan manusia saya, saya tidak berada dalam Fa dan mengalami
penganiayaan. Pelajaran dari pengalaman itu sangat mendalam.
Sekarang saya menyadari bahwa karean saya tidak belajar Fa dengan
baik. Di hadapan penindassan atau konflik, jika saya memiliki
pikiran dari Fa Guru dan melihat ke dalam, saya akan membuat
kemajuan pesat. Sekarang saya melakukannya dengan jauh lebih baik
dalam hal ini dan akan terus mempertahankannya.
II. Menyingkirkan Mentalitas Pamer
Dipermukaannya saya tetap merendah, tetapi secara tidak sadar saya
mempunyai mentalitas pamer. Saya berpikir walaupun saya tidak
memimpin, saya lebih baik dari yang lain. Saya selalu membandingkan
diri sendiri dengan orang lain tanpa menyadarinya. Saya tidak
menyesuaikan diri dengan Fa pada berbagai tingkat yang berbeda.
Ketika berbagi dengan orang lain, saya tidak dapat dengan sabar
mendengarkan orang lain. Saya tidak dapat menunggu untuk menyatakan
pendapat saya dan saya menginterupsi orang lain dengan kasar. Saya
suka menjadi berbeda dan tidak mengikuti aturan. Karena saya
menyadarinya, saya mulai menekannya. Sekarang saya lebih banyak
mendengar, berpikir, sedikit berbicara dan berunding dengan orang
lain dengan sikap ramah. Saya juga dapat bekerja sama dengan orang
lain. Saya tidak lagi mempertahankan pandangan saya sendiri.
III. Menyingkirkan Iri Hati
Saya menyadari sifat iri hati setelah saya mulai berlatih kultivasi
Dafa. Selama saya diperguruan tinggi, saya merasa tidak suka ketika
melihat teman sekamar saya akrab satu sama lain. Hal ini juga
timbul dalam proses mengemukakan pendapat, jika ada orang yang
mengemukakan pendapat yang bagus, orang-orang memujinya, namun,
saya tidak pernah melakukan hal yang sama dari lubuk hati, saya
malah sangat kritis. Guru mengajarkan kepada kita mengenai iri hati
di Zhuan Falun. Saya mencari ke dalam dan sangat takut. Saya
sekarang bahkan menemukan bahwa saya masih belum menyingkirkan
sifat iri hati saya. Keterikatan tidak dapat disingkirkan kecuali
kita menyadarinya. Setelah melihat ke dalam dan menyesuaikan setiap
pikiran dengan Fa, saya mengidentifikasi sifat iri hati yang telah
tersembunyi lama tetapi tidak saya sadari.
IV. Menyingkirkan Nafsu dan Hasrat
Dalam Zhuan Falun, Guru berkata, “Nafsu dan seks semua merupakan
keterikatan hati manusia, semua benda ini selayaknya harus
disingkirkan.” (Zhuan Falun) Untuk waktu tertentu, saya cukup
bingung mengenai hubungan antara hasrat dan tingkah laku seksual,
dan saya tidak yakin bahwa tingkah laku seksual sama dengan
memiliki hasrat. Setelah berdiskusi dengan rekan praktisi, saya
memperoleh pemahaman. Awalnya, dalam pikiran saya tidak setuju
dengan mereka. Lebih lagi, saya menemukan alasan untuk membela
diri. Sesungguhnya, itu karena saya belum berkultivasi dengan baik.
Pemahaman kami terhadap Fa meningkat bersamaan dengan tingkatan
xinxing kita. Mencapai tingkatan tertentu adalah sebuah proses yang
alami dan tidak bisa dipaksa. Namun, sisi manusia kita harus selalu
rajin dan inisiatif bertindak. Selama kita menaruh perhatian, kita
dapat melewati ujian. Setiap pikiran sangat krusial bagi kita untuk
melewati ujian. Standar apa yang kita gunakan untuk mendisiplinkan
diri kita? Itu sangatlah penting. Sedikit saja mengendur bisa
membawa kita ke pikiran manusia. Selam proses itu, juga sangat
mudah timbul keterikatan mengejar hasil. Kultivasi sangat
serius.
V. Menyingkirkan Egois
Konsep egois saya telah menghalangi saya dari percaya penuh pada
Guru dan Fa sejak saya mulai berlatih Falun Dafa. Akibatnya, saya
tidak dapat benar-benar mengikuti prinsip-prinsip Dafa. Saya selalu
berusaha mencari jalan keluar atau menghindar, terutama ketika
berhadapan dengan tekanan. Lambat laun saya menyadari bahwa konsep
pikiran ini telah menghalangi saya berasimilasi dengan Dafa tanpa
syarat.
Ini mungkin berhubungan dekat dengan pengalaman saya tumbuh dewasa.
Saya memperoleh nilai yang bagus waktu sekolah dan cepat mendapat
promosi sewaktu bekerja. Saya mempunyai perasaan diistimewakan
dibandingkan orang lain. Akibatnya, saya sering memerintah orang
lain dan berpkir orang lain harus menuruti perintah saya. Saya
selalu berpikir, saya ini istimewa, jadi selalu mengendurkan
standar untuk diri saya sendiri. Secara bawah sadar saya berpikir
bahwa saya unik dan istimewa jadi tidak perlu lagi ketat terhadap
diri sendiri, tetapi tidak demikian untuk orang lain. Saya bisa
menyuruh orang lain melakukan sesuatu sementara saya sendiri
menganggur. Sedang untuk masalah-masalah yang dicetuskan orang
lain, saya mencari alasan untuk tidak bekerja sama dengan aktiv.
Saya tidak suka terikat, oportunistik, dan tidak konvensional. Saya
selalu mencari keluar dan mencari kekurangan dan keterikatan orang
lain. Namun, saya takut menyakiti mereka dan tidak pernah dengan
belas kasih menunjukkannya pada mereka. Sementara, saya tidak
pernah melihat ke dalam untuk mencari keterikatan saya
sendiri.
Sebenarnya, hal ini dikarena saya tidak dapat menyingkirkan dengan
tuntas ego diri saya sendiri dan tidak mau merubah total diri
sendiri dan berasimiliasi dengan Dafa tanpa syarat. Ketika saya
menyingkirkan keterikatan, selalu ada yang tertinggal. Lebih lagi,
saya menutupi ketidaklurusan saya dengan mencari alasan dari Fa.
Termanifestasi ke permukaan seperti berikut ini: Saya berharap
pulang ke rumah bersama Guru, tetapi tidak mau menyingkirkan
keterikatan manusia saya. Atau saya berusaha mempertanhankan
sesuatu yang saya suka. Contohnya, saya tidak bisa melepaskan hidup
mati di bawah tekanan, tidak dapat menyangkal pengaturan yang
dibuat oleh kekuatan lama, dan berkompromi dengan iblis dalam
pikiran maupun tindakan.
Sebuah artikel berjudul “Singkirkan Faktor-faktor yang Menghambat
Pelurusan Fa,” dipbulikasikan dalam Mingguan Minghui no. 498,
sangat menyentuh saya. Saya dengan serius serta teliti melihat ke
dalam dan menemukan bahwa faktor tersebut ternyata ada dalam hati
saya. Adalah konsep-konsep pikiran yang telah merosot yang telah
saya singgung di atas: keegoisan. Ia sangat umum terdapat dalam
kehidupan alam semesta lama. Namun, sulit disadari dan
diidentifikasi tanpa penelitian yang mendalam. Itulah mengapa
setiap kali saya berada dalam kesulitan, saya selalu menuruti
perasaan dan kemudian menyesalinya. Terus terang, saya tidak
membedakan saya yang sejati dengan konsep-konsep yang telah
merosot, yang saya anggap sebagai bagian dari hidup saya.
Ketika berbicara mengenai percaya pada Guru dan Dafa, saya cukup
yakin bahwa saya memiliki keyakinan yang teguh. Jika ada orang yang
mengatakan bahwa saya tidak seratus persen mempercai Guru dan Dafa,
saya akan tidak senang. Namun, ketika saya melihat ke dalam dengan
teliti, saya menemukan bahwa hati saya tidak pernah ingin
sungguh-sungguh mengikuti persyaratan dibutuhkan oleh pelurusan Fa,
jangan lagi bicara soal tindakan saya. Ini tepat adalah titik
dimana saya segan untuk menghadapinya, lebih memikirkannya, atau
mengakuinya. Saya belum pernah menyadari sebelumnya. Kali ini, saat
saya menulis artikel sharing ini, saya menenangkan diri dan
memperkuat pikiran saya. Sangat tersembunyi dan tidak sejelas
mentalitas pamer dan sifat mau menang sendiri. Namun, ketika saya
mengukur diri sendiri dengan Dafa secara rasional, dengan jelas
saya mengenali faktor-faktor di dalam diri saya yang menghambat
pelurusan Fa. Seiring saya mengenali substansi yang telah merosot
itu, saya merasa lebih ringan dari sebelumnya. Saya akan terus
menyingkirkan mereka dalam kultvasi saya selanjutnya hingga mereka
musnah.
VI. Memperlaukan Keluarga dengan Belas Kasih
Istri saya memahami kebenaran Falun Dafa, jadi ia mendukung saya
dalam kultivasi. Namun, ia takut dengan penindasan yang saya alami
beberapa tahun yang lalu. Penindasan yang didukung oleh kekuatan
lama mencegah istri saya berkultivasi. Suatu kali, ketika istri
menyimpan uang kertas yang telah saya tulis dengan kalimat-kalimat
klarifikasi fakta, saya tidak mengatakan apapun. Baru-baru ini, ia
melakukannya lagi. Saya mencari ke dalam dan menyadari bahwa saya
tidak memberitahukan dia apa yang seharusnya saya katakan. Saya
tidak bertanggung jawab padanya. Kali ini, saya mengatakan
kepadanya apa yang dia lakukan sama dengan berdiri di pihak iblis,
dan itu merugikan saya juga merugikan dirinya sendiri. Akhirnya ia
setuju dengan saya dan mengembalikan uang kertas itu. Dari
pengalaman ini, saya menyadari bahwa kita harus menunjukan
kepedulian terhadap kaluarga kita dari perspektif Fa dan memikirkan
kehidupan abadi mereka. Begitu barulah sungguh-sungguh sedang
memperhatikan mereka dan menunjukan belas kasih yang seharusnya
dimiliki praktisi Dafa.
VII. Klarifikasi Fakta dengan Usaha yang Lebih
Besar
Setahun yang lalu, saya mempunyai keinginan besar untuk
mengklarifikasi kebenaran dengan handphone (Hp). Saya pikir proyek
ini dapat mengatasi ruang. Sekarang Hp telah digunakan secara luas
dan tidak kena biaya untuk menerima telepon. Di mana pun orang
berada, ia punya kesempatan menerima telepon klarifikasi fakta.
Saya telah mengerjakan proyek ini dengan baik dan mengganti telepon
beberapa kali. Sekarang saya telah mempelajari untuk menggunakan
telepon pintar, yang sangat meningkatkan efisiensi saya dalam
mengklarifikasi fakta.
VIII. Memperkuat Kesadaran Utama
Memancarkan pikiran lurus adalah salah satu dari tiga hal yang guru
minta kita lakukan. Kadang-kadang, kesadaran utama saya tidak kuat
ketika memancarkan pikiran lurus. Hasilnya, telapak tangan saya
jatuh, dan kadang jari saya saling bersentuhan pada posisi isyarat
tangan lotus. Satu hal yang patut disinggung adalah bahwa
sebelumnya, isyarat tangan lotus saya tidak sesuai standar. Baru
saja dikoreksi tahun ini ketika saya bersama dengan rekan praktisi.
Ini adalah belas kasih Guru bagi pengikutnya.
Ketika saya berlatih gerakan, banyak pikiran manusia yang muncul,
jadi saya tidak dapat mencapai keadaan tubuh dan jiwa menyatu.
Sekarang saya sadari bahwa hal itu dikarenakan saya belum
memusnahkan gangguan dengan tekad yang kuat, dan kesadaran utama
saya tidak kuat. Sekarang, sepanjang saya menaruh perhatian pada
masalah ini dan menanganinya dengan serius, ada tanda-tanda
peningkatan. Kuncinya adalah ketekunan.
Chinese version click here
English
version click here