(Minghui.org)
Saya beruntung mendapat kesempatan untuk berlatih Falun Dafa pada
1995. Ada sembilan praktisi di keluarga saya. Ayah dan adik saya
(laki-laki) menghadiri ceramah Guru. Ibu dan adik saya (perempuan)
dapat melihat dengan Tianmu (mata ketiga) mereka. IbuĀ berkata
bahwa dia melihat sebuah mata besar yang berkedip-kedip yang
disebutkan di dalam Zhuan Falun. Saya percaya apa yang dikatakannya
dan mengagumi kemampuannya.
Setelah penganiayaan terhadap
Dafa dimulai pada Juli 1999, kami pergi ke Beijing untuk mengajukan
permohonan kepada otoritas yang lebih tinggi. Kami kemudian ditahan
selama enam bulan sebelum diizinkan pulang. Setelah kembali,
sejumlah praktisi mulai membagikan brosur tentang kebaikan Dafa ke
desa-desa terdekat. Setiap minggu, saya pergi ke kota terdekat
untuk mengambil brosur. Tak lama kemudian kami telah membagikan
brosur di seluruh desa sekitarnya, dan kami berencana untuk
memperluas sampai ke desa-desa yang jauh. Untuk melakukan hal itu
kami harus melewati beberapa bukit dan dimulai pada pagi
hari.
Suatu hari di musim panas, praktisi A, seorang wanita berusia lima
puluhan, ikut dalam kelompok kami. Dia sedang sibuk memanen di
ladang. Saat selesai bekerja, ia tidak punya waktu untuk makan
sebelum kami memulai perjalanan ke desa-desa yang jauh. Berjalan di
kawasan pergunungan tidaklah mudah. Terjadi kekeringan pada waktu
itu dan beberapa orang harus menebang pohon untuk memberi jalan.
Pohon yang rapat membuat jalur lebih sulit dilewati. Setelah itu,
kami melihat sebuah desa kecil, saat itu hari mulai menjelang
malam. Kami mendengar gonggongan anjing, jadi kami duduk dan mulai
memancarkan pikiran lurus. Tak lama kemudian, suasana menjadi
tenang kembali.
Kami mulai menyebarkan brosur, dan orang-orang yang lewat tidak
memperhatikan kami. Segera kami selesai di desa ini dan pindah ke
desa berikutnya, dipandu oleh lampu-lampu dari rumah mereka. Kami
terus memancarkan pikiran lurus sepanjang jalan untuk melenyapkan
unsur jahat yang mungkin mengganggu penyelamatan makhluk hidup.
Ketika kami melihat tiang listrik, kami menempel pesan "Falun Dafa
Hao (baik)." Di wilayah ini, desa-desa tersebar cukup jauh, tapi
kami tidak merasa lelah. Kami mendatangi beberapa desa tanpa
mendapat rintangan sampai kami menyebarkan semua brosur. Kami
merasa cukup bagus dalam mengerjakan keseluruhan hal ini dan Guru
sedang membimbing kami.
Dalam perjalanan pulang, saya harus meraba di depan kami saat
berjalan ke depan. Di belakang saya, kakak saya berpegangan dengan
praktisi A. Baterai senter kami mati saat kami melewati area hutan
yang sangat gelap. Kami menempuh sejauh beberapa mil dan berjalan
ke depan berdasarkan ingatan. Meski jalan cukup curam, kami merasa
berjalan di atas tanah datar. Praktisi A bertanya pada saya, apakah
kami berada di jalan yang benar, karena tampaknya kami sedang
melewati jalanan menurun, bukan mendaki. Ketika kami berada di
dekat puncak gunung, kami baru dapat melihat ada persimpangan
jalan. Tak seorangpun yang mengingat jalan mana yang kami lalui
waktu datang. Saat kami ragu-ragu, kami melihat seberkas cahaya di
jalur sebelah kanan. Pada awalnya kami mengira cahaya itu berasal
dari lampu mobil, tapi ternyata cahaya itu berasal dari langit,
jadi adalah Guru sedang menunjukan arah kepada kami.
Tidak mungin untuk menggambarkan rasa syukur kami kepada Guru.
Setelah mengikuti berkas cahaya itu, kami segera mencapai puncak
gunung. Cahaya itu lalu menghilang, dan ada cahaya bulan yang cukup
terang bagi kami untuk melihat desa kami yang tidak jauh dari kaki
gunung ini. Kami berjalan dengan hati-hati melalui kawasan hutan,
ketika saya melihat jalan krikil putih di depan saya. Jalan ini
mudah dilalui, jadi saya meminta lainnya untuk melalui jalan ini.
Namun, mereka berkata telah menemukan jalan yang bagus juga. Jadi,
kamiĀ melalui jalan lain untuk pulang. Kami tahu bahwa ada
pohon-pohon tumbang yang menghalangi jalan kami ketika kami
memulainya dan kami berhasil melewati area pergunungan. Namun,
sepertinya kami sedang berjalan di tanah datar sepanjang waktu.
Kami sangat berterima kasih kepada Guru atas pengaturan ini.
Kami sampai di rumah pada pukul satu pagi. Ibu sedang memancarkan
pikiran lurus untuk membantu kami, beliau lakukan setiap kali kami
pergi keluar untuk membagikan brosur. Di dalam kamar, saya merasa
tidak ingin tidur. Nyatanya, saya merasa sangat ringan dan luar
biasa. Saya memancarkan pikiran lurus bahwa setiap brosur yang kami
bagikan dapat menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup. Sebuah
cahaya bekilauan kemudian menerangi kamar saya, lalu diikuti
bunga-bunga bermekaran di sekeliling saya. Saya tidak pernah
melihat sesuatu yang begitu indah. Saya tahu bahwa Guru sedang
menyemangati saya sehingga saya bisa melakukan lebih baik lagi
sepanjang jalur penyelamatan makhluk hidup dan membuktikan
kebenaran Fa.
Chinese version click here
English
version click here