(Minghui.org) Nama saya Li Yuan, berusia 14 tahun. Saya belajar Falun Dafa bersama ibu pada Oktober 1998 dan merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Tapi pada 1999, rezim Jiang dan Partai Komunis China melancarkan penganiayaan terhadap Dafa dan sebuah kekejaman dipaksakan kepada saya: Saya harus memilih antara Falun Dafa dan sekolah. Tanpa ragu, saya memilih Falun Dafa. Walaupun pihak berwenang tidak mengijinkan saya pergi ke sekolah, saya belajar sendiri. Penyebaran Dafa tidak pernah terjadi sebelumnya. Shifu kita yang belas kasih memberikan penyelamatan kepada semua kehidupan. Bagaimana saya dapat melewatkan kesempatan berharga yang telah saya tunggu selama jutaan tahun! Membantu Shifu di dalam Pelurusan Fa dan membuktikan kebenaran Fa juga merupakan tanggung jawab sejarah saya.
Sebelum berkultivasi, seorang
peramal mengatakan bahwa saya akan mengalami kecelakaan mobil pada
usia sepuluh tahun, itu adalah sebuah musibah yang tidak dapat saya
hindari sebagai bagian dari takdir hidup saya. Setelah
berkultivasi, saya mengalami enam kali kecelakan mobil yang
mengerikan dan dua kali tersetrum listrik, tapi saya sama sekali
tidak terluka. Dengan perlindungan Shifu, saya telah membayar
hutang yang seharusnya telah mengambil nyawa saya.
Ketika penganiayaan ilegal dimulai pada 20 Juli 1999, ibu dan saya
pergi ke kantor pemerintah tingkat provinsi untuk melakukan
permohonan, tapi ditahan secara ilegal selama empat jam. Waktu kami
dibebaskan hari sudah gelap.
Pada tahun 2000, setelah membaca artikel dari Clearwisdom, ibu dan
saya memutuskan untuk pergi ke Beijing untuk membuktikan kebenaran
Fa. Pada pukul 09:00, 9 Juli 2000, kami tiba di Kantor Permohonan
di Beijing, tetapi malah ditahan oleh pegawai di sana. Kami menolak
untuk menyebutkan nama dan alamat kami, sehingga pada sore harinya
mereka mengirim kami bersama dengan praktisi lainnya yang juga
tidak mau memberikan namanya ke berbagai kantor polisi. Kami tetap
menolak memberitahu nama kami kepada mereka. Akhirnya, mereka
menemukan alamat kami pada kantong plastik di dalam tas bawaan
kami. Mereka mengirim kami ke kantor perwakilan pemerintah daerah
kami di Beijing, dan kemudian memerintahkan atasan tempat kerja ibu
untuk membawa kami pulang. Kami dibawa kembali ke pabrik, di mana
kami secara ilegal ditahan selama 15 hari dan diperas sebesar 1.600
yuan. Setelah dibebaskan, kami berada dalam pengawasan selama
setengah tahun.
Pada pertengahan Desember tahun itu, ibu dan saya melepaskan diri
dari pengawasan dan pergi ke Beijing lagi. Kami pergi ke Lapangan
Tiananmen untuk membentangkan spanduk untuk permohonan secara
damai. Tapi begitu kami tiba di Lapangan Tiananmen, kami dipaksa
masuk ke dalam mobil van polisi. Pada pukul 10:00, kami dikirim ke
Kantor Polisi Tiantan, di mana ada 1.000 praktisi dari seluruh
penjuru negeri telah ditahan. Diantara mereka, ada orang yang
berusia lebih dari 70 tahun, termasuk juga bayi yang baru berusia
beberapa bulan. Kami melafalkan Fa bersama, berseru “Falun Dafa Hao
(baik)!” dan satu demi satu membuka spanduk yang tidak sempat kami
tunjukkan kepada masyarakat umum di Lapangan Tiananmen. Saya
tersentuh hingga menangis oleh kemurnian, kelurusan, kedamaian, dan
belas kasih para praktisi, dan keberanian mereka di hadapan
kejahatan.
Sekitar pukul 10:00 pagi, praktisi yang menolak memberikan nama
mereka dikirim ke berbagai tempat. Ibu dan saya dikirim ke Kantor
Polisi Zhugezhuang di Daerah Tongxian. Semua polisi di sana
berbadan tegap. Mereka akan menyiksa setiap praktisi yang tidak mau
bekerjasama dengan mereka. Setelah ditahan secara ilegal selama
enam hari di tempat pemandian umum di kantor perhubungan di
Beijing, kami dibawa kembali oleh atasan ibu saya dan didenda 2.000
yuan. Pada saat Festival Musim Semi 2001, atasan ibu saya mematuhi
perintah dari pihak berwenang yang korup untuk menculik ibu dan
lima praktisi lainnya, dan menahan mereka selama tiga bulan.
Setelah ibu dibebaskan, untuk menghindari penangkapan dan
penganiayaan lagi, ibu dan saya meninggalkan rumah dan memulai
kehidupan sebagai tuna wisma.
Setelah kami tiba di ibu kota provinsi, kami hidup bersama beberapa
praktisi dari daerah lain. Kami belajar Fa, berlatih, dan pergi ke
luar mengklarifikasi kebenaran tentang Falun Gong kepada
orang-orang setiap hari. Kemudian, kami mengetahui bahwa banyak
praktsi mengalami kondisi yang mirip dengan kami. Mereka sangat
teguh berkultivasi dan saya mengikuti mereka untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan Dafa.
Pada tanggal 2 Mei 2002, beberapa tempat produksi materi besar di
daerah kami dirusak dan lebih dari 20 praktisi ditahan oleh polisi.
Ini adalah sebuah kehilangan yang besar. Ibu dan saya dikirim ke
sebuah kelas pencucian otak yang diadakan di ibu kota provinsi.
Saya ditahan secara ilegal selama hampir empat bulan. Mereka
mengisolasi saya dengan mengatur seorang kaki tangan mengikuti saya
setiap menit, takut saya akan menyebarkan artikel baru Shifu.
Tetapi, saya berusaha dengan bijaksana menyebarkan artikel tersebut
kepada rekan-rekan praktisi. Saya menerima banyak penganiyaan dari
polisi, dan bahkan mantan praktisi yang telah berbalik melawan Dafa
karena tekanan, tidak tahan melihat mereka menyiksa saya. Saya
menolak untuk menghadiri semua kegiatan atau kelas pencucian otak.
Beberapa waktu kemudian, ada praktisi yang mempublikasikan cerita
mengenai ibu dan saya di internet. Mungkin karena praktisi luar
negeri menelepon untuk menyerukan dukungan bagi kami, petugas tidak
berani terus menahan saya. Mereka membawa ayah saya sejauh 250 mil
dan memintanya untuk membawa saya pergi. Beberapa saat sebelum saya
dilepaskan, petugas masih menginginkan saya untuk menulis
“Pernyataan Jaminan.” Mereka berkata, “Tidak masalah jika kamu
tidak mau menulis pernyataan tersebut, tapi kamu harus menulis
bahwa kamu hidup dengan nyaman di sini.” Saya menjawab, ”Apakah
kamu berpikir bahwa hidup tanpa kebebasan adalah baik?” Mereka
tidak dapat berkata apa-apa dan saya meninggalkan tempat tersebut
tanpa menulis apapun.
Pada bulan Desember, ibu membawa saya pulang ke rumah dan daftar
sekolah sebanyak tiga kali. Tapi, petugas sekolah menginginkan saya
untuk menulis “Pernyataan Jaminan” atau “pernyataan penyesalan,”
jika tidak mereka tidak akan menerima saya. Ibu dan saya
mengklarifikasi kebenaran Falun Gong kepada mereka tapi mereka
tidak mau mendengar dan tidak berani bertanggung jawab. Akhirnya,
saya harus meninggalkan sekolah dan belajar di rumah, yang
menimbulkan banyak kesulitan bagi saya.
Setiap ajaran tahun baru, saya berusaha untuk kembali ke sekolah
tapi hasilnya sia-sia. Saya suka belajar dan mampu belajar dengan
baik. Tapi pihak berwenang telah mencabut hak saya untuk memperoleh
pendidikan. Ibu saya bekerja di tempat yang jauh sekali, jadi dia
harus berangkat pagi-pagi dan kembali ke rumah setelah larut malam.
Saya harus tinggal di rumah sendirian. Saya merasa kesepian dan
tidak ada seorang pun yang dapat diajak berbicara. Tetapi, setiap
keterikatan saya muncul dan merasa ketidakadilan, saya akan
mengingat perkatan Shifu pada Konferensi Fa di New Zealand:
“Kultivasi adalah hal yang paling lurus untuk dilakukan.” [bukan
terjemahan resmi] Dengan keyakinan teguh terhadap Dafa dan bantuan
dari Shifu, saya selamat dari penganiayaan dan tidak pernah tunduk
terhadap kejahatan atau bekerja sama dengannya, dan dengan demikian
tidak meninggalkan noda dalam perjalanan kultivasiku. Dibandingkan
dengan rekan-rekan praktisi yang telah ditahan secara ilegal di
kamp kerja paksa dan mengalami penganiayaan, penderitaan saya masih
tidak seberapa. Walaupun saya masih memiliki mentalitas bersaing,
iri hati, dan keterikatan lainnya, saya akan gigih maju dengan
gigih berkultivasi dan melakukan dengan baik apa yang seharusnya
saya lakukan.
Menoleh kembali ke belakang melihat lima tahun terakhir kultivasi
dan membuktikan kebenaran Fa, saya merasa waktunya begitu singkat
seperti satu kedipan mata. Tetapi, selama periode ini, saya telah
menanggung penderitaan dan siksaan yang berat bagi anak seusia
saya. Ketika saya baru berusia sepuluh tahun, saya telah ditangkap,
ditahan, diinterogasi, secara ilegal diawasi dan dicabut hak untuk
bersekolah. Saya secara pribadi telah menjadi saksi mata dari
kejahatan yang tak tahu malu dari rezim Jiang. Setiap kali saya
ditahan, mereka mencoba untuk menggoyahkan saya, tapi saya tidak
berkata apa-apa. Mereka mengancam jika saya tidak menjawab
pertanyaan mereka, mereka akan mengirim saya ke penjara anak-anak
nakal. Tapi saya menjawab, “Apa yang kamu katakan tidak berlaku!”
Akhirnya, mereka tidak memperoleh apa-apa dari saya.
Sumber: Compassion Overcome Evil (Belas Kasih Mengalahkan
Kejahatan)