(Minghui.org) Rabu tanggal 21 November, praktisi Falun Dafa Bali mengadakan kegiatan malam kesenian memeriahkan Hari Pahlawan 20 November di Wantilan Taman Makam Pahlawan Margarana, Tabanan - Bali.
Malam kesenian dimaksudkan untuk
menampilkan keindahan Falun Dafa melalui seni agar masyarakat dapat
lebih memahami kebaikan dari prinsip universal
Sejati-Baik-Sabar.
Kegiatan dimulai pukul 19.00 dengan pembawa acara mengenalkan Falun
Dafa; Sejarah Falun Dafa, manfaatnya bagi kesehatan dan peningkatan
moral, latihan yang bebas biaya, penganiayaan sejak 1999 oleh rezim
komunis China, penyebaran Dafa di seluruh dunia, kejahatan
pengambilan organ dari para praktisi yang masih hidup di
China.
Sebagai pembuka acara dimulai dengan penampilan Tian Guo Marching
Band. Sebelum marching band memulai pertunjukan, pembawa acara
memperkenalkan profil marching band yang seluruh anggotanya
berlatih Falun Dafa. Lagu pertama “Falun Dafa Hao” memecah
keramaian di sekitar panggung sehingga mata tertuju ke panggung.
Hentakan bus drum dan suara lengkingan terompet membuat beberapa
penonton menggerakkan tangan dan kepalanya menirukan suaranya. Lagu
selanjutnya “Fa Gu Fa Hao”, “Rasa Sayange”, “OTJ dan Falun King”,
Fa Zheng Qian Kun dan Aida”, ditutup dengan “Falun Dafa Hao”.
Marching Band Tian Guo pentas di panggung Wantilan Margarana
Dilanjutkan dengan tarian, nyanyian, genderang pinggang, tarian genderang pinggang dewasa dan anak-anak. Khusus untuk tarian genderang anak-anak dan tarian anak-anak disukai oleh penonton anak-anak karena masih polos dan lugu.
Tarian anak-anak Minghui
School
Tarian Kipas anak-anak remaja Minghui School
Genderang Pinggang
Suara genderang yang gemuruh dan
gerakan lucu anak-anak memberi nuansa lain malam itu. Beberapa
penonton ikut menirukan gerak atraktif anak-anak.
Dalam menutup pentas seni, ibu Parwati membawakan lagu “Gatra
Becik” (Berita Baik) gubahan praktisi dan susul oleh trio
melantunkan lagu “Falun Dafa Becik” (Falun Dafa Baik).
Dalam kesempatan itu banyak praktisi bisa secara langsung
mengklarifikasi fakta kepada penonton yang memadati wantilan.
Beberapa ada yang meminta dukungan petisi menghentikan perampasan
organ paksa praktisi yang masih hidup di China. Beberapa orang mau
menandatangani. Seorang praktisi berkata, ”Awalnya beberapa orang
tidak mau menerima dan menandatangani karena mendengar berita yang
tidak baik tentang Falun Dafa, setelah dijelaskan panjang lebar
akhirnya mereka dapat memahami dan mau memberikan dukungan
tandatangan.” Dia melanjutkan, ”Ternyata masih banyak orang yang
belum memahami fakta Falun Dafa dan ada yang masih memiliki pikiran
tidak baik terhadap Dafa. Sehingga kegiatan ini benar-benar dapat
meluruskan kesalahpemahaman khalayak.”