(Minghui.org) Saya lahir di keluarga yang sangat miskin di sebuah desa, sejak kecil badan lemah banyak penyakit. Sewaktu berumur 7 tahun, sangat tidak beruntung terinfeksi penyakit schistosomiasis, karena 7 hari 7 malam panas tubuh sangat tinggi, saya masuk dalam kondisi koma, hanya tinggal sedikit nafas. Dokter sudah memakai segala cara, namun panas tinggi tersebut sama sekali tidak menurun. Dokter terpaksa memberitahukan orang di rumah bahwa mereka telah berusaha dan sekarang hanya bisa menyerahkan kepada nasib saja. Pada waktu dokter tidak mempunyai pilihan lagi, pada hari ke 8 terjadi keajaiban, panas tinggi tersebut menurun dengan sendirinya, saya terbangun kembali dan merasa lapar, meminta makanan dari orang di rumah, badan sudah sangat kurus seperti tulang dibungkus kulit.
Waktu itu kondisi pengobatan
sangat parah, rumah sakit dibentuk sementara di sebuah kelas di
dalam sekolah, obat utama yang digunakan untuk perawatan adalah
minyak wijen yang telah dimasak sampai mendidih, sehari minum 2
kali, baunya terasa memualkan, sangat menderita, perawatan di rumah
sakit ini berlangsung selama 40 hari lebih. Tahun ke 2 juga dirawat
inap di rumah sakit selama hampir 1 bulan karena penyakit
schistosomiasis. Dua kali pengobatan penyakit ini membuat tubuh
saya sangat menderita, badan saya menjadi sangat lemah dan rapuh,
tidak mempunyai daya tahan tubuh sedikit pun, setiap hari kalau
bukan flu, menderita penyakit malaria. Waktu itu saya selalu
berpikir, hidup begitu menderita, apakah ada artinya hidup ini?
Apakah manusia datang ke sini untuk menderita? Masalah ini telah
menggangu saya beberapa tahun, selama ini tidak ada
solusinya.
Setelah mulai bekerja, kondisi kehidupan memang ada perbaikkan,
tetapi kesehatan tubuh saya semakin memburuk, selain flu, juga
menderita sakit syaraf (neurosis), radang lambung dan banyak
penyakit lain, ingin makan tetapi tidak enak, ingin tidur pun tidak
nyenyak, membuat warna wajah saya menjadi kuning, badan
menjadi kurus, sepanjang hari merasa lesu, mempunyai perasaan lebih
baik mati dari pada hidup. Mencari pengobatan kemana-mana,
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, sama sekali tidak ada
perubahan. Dalam kondisi yang sudah tidak mempunyai keyakinan
terhadap pengobatan di rumah sakit, saya mulai belajar Qigong,
mencari cara bagaimana menghalau penyakit dan menyehatkan tubuh.
Membeli tidak sedikit majalah Qigong, koran Qigong, Qigong mana
yang cocok dengan kondisi sendiri, langsung mulai mempelajarinya,
hari ini belajar Gong ini, besok belajar Gong itu, asal mendengar
di mana ada ceramah Qigong, pasti pergi mendengar, hasilnya dapat
diketahui, badan semakin kacau.
Dalam jangka waktu ini, ada seorang teman kantor yang sudah pensiun
terus mengamati saya dengan diam-diam, dan mempelajari kondisi saya
dari berbagai sisi, dari segi kehidupan juga memberikan perhatian
yang luar biasa kepada saya. Akhirnya baru diketahui, orang tua ini
ternyata adalah seorang pemimpin sebuah aliran Gong agama buddha
yang diajarkan secara rahasia, mempunyai sejumlah pengikut, semua
melakukan kultivasi dan latihan dengan rahasia, tidak diketahui
oleh orang biasa. Orang tua ini mempunyai niat ingin menerima saya
sebagai pengikutnya (Seperti yang dikatakan Guru yaitu Shifu yang
mencari pengikut). Tentunya saya merasakan ini adalah hal yang amat
susah untuk diperoleh, kemudian memilih hari baik dan menyiapkan
meja dupa, secara resmi memasuki aliran ini, bersumpah selamanya
tidak membelot, jika membelot, akan disambar petir oleh langit.
Beberapa tahun kemudian, orang tua ini meninggal dunia, sebelum ia
meninggal dunia, ia telah mewariskan “baju dan mangkok” aliran ini
kepada saya, mewariskan kepada saya asal usul dan perkembangan
aliran ini, juga mewariskan kepada saya hal latihan Gong yang
paling dirahasiakan, hal yang hanya bisa diwariskan kepada satu
orang semua diwariskan kepada saya, mengharapkan saya mampu
mengembangkan aliran ini, mewariskan dari generasi ke generasi
seterusnya selama-lamanya. Kemudian saya menggunakan semua waktu
dengan rajin berlatih metode Gong yang diajarkan orang tua itu, dan
menyempatkan diri untuk belajar banyak kitab Buddha, kitab
Konghucu, dan tidak sedikit kitab Tao, menggunakan hari libur untuk
mengunjungi banyak klenteng buddha dan Tao.
Tahun 1996 saya adalah seorang pimpinan di aliran tersebut, pada
bulan juli tahun tersebut, terasa badan sangat tidak enak, selalu
merasa seperti sedang memikul beban yang berat, setiap hari jam 3
sore mulai mengalami demam ringan. Akhirnya melakukan pemeriksaan
di rumah sakit ibukota provinsi, dan hasil diagnosa saya menderita
penyakit kanker paru-paru. Setelah mendengar berita ini, keluarga
dan teman kantor terkejut, tetapi saya tidak menganggapnya benar.
Dalam hati berpikir, orang tua itu telah mewariskan “baju dan
mangkok aliran” kepada saya, tidak seharusnya membiarkan saya
meninggal begitu cepat, karena saudara-saudara seperguruan masih
menunggu bimbingan saya, hal-hal yang dipesannya masih banyak yang
saya belum lakukan, saya masih berumur 37 tahun, dokter ingin
melakukan operasi, saya tidak menyetujuinya, juga tidak dirawat
inap dan tidak meminum obat. Di rumah selain latihan Gong tiap
hari, pagi hari tetap berjalan kaki untuk berolah raga. Setelah 3
bulan kembali melakukan pemeriksaan di rumah sakit ibukota
provinsi, dokter mengatakan sel kanker telah menyebar, hanya bisa
melakukan radioterapi, kemoterapi, saya juga tidak mengikuti saran
dokter. Saya hanya kembali ke kampung untuk beristirahat dengan
tenang, tetapi terasa masa depan diri sendiri tidak menentu dan
sangat mengkhawatirkan nasib diri sendiri.
Sewaktu teman sekolah datang menjenguk, dan menceritakan kepada
saya mengenai Falun Gong, dan juga memberikan saya sebuah buku
pusaka (Zhuan Falun), di majalah Qigong saya pernah membaca
mengenai perkenalan Falun Gong. Sehubungan saya percaya kepada
orang tua tersebut dan sama sekali tidak mencurigainya, ditambah
lagi saya sudah pernah bersumpah di depan patung buddha, saya tidak
berani mengambil keputusan dengan mudah. Akhirnya kondisi tubuh
saya semakin tidak baik, ada perasaan sudah tidak bisa disembuhkan
lagi, saya kembali ke tempat kerja.
Waktu berjalan sampai Januari 1997. Satu hari putra saya yang masih
beberapa tahun umurnya membawa pulang selembar brosur penyebaran
Falun Dafa, dan mengatakan kepada saya: “Papa, belajarlah Falun
Gong!” Tiba-tiba mendengar ucapan anak saya yang asal berbicara
tanpa mengerti apapun, seluruh tubuh saya bergetar. Kemudian saya
menyiapkan meja dupa di rumah, menggunakan metode yang paling
primitif “melempar Yao atau coin,” meminta persetujuan orang tua
tersebut, berturut-turut muncul 3 pasang yang berarti orang tua
tersebut telah menyetujui (sekarang teringat terasa lucu). Akhirnya
saya menyadari, Guru sudah lama mengurusi saya, hanya saya yang
tidak sadar, dan melalui anak saya ia mengingatkan saya lagi.
Sejak itu saya dengan gigih berkultivasi Falun Dafa, tidak lama
kemudian Guru memurnikan tubuh saya, menghilangkan karma di dalam
tubuh saya. Dalam kultivasi Dafa, saya benar-benar merasakan, Falun
Dafa meliputi segala sesuatu yang ada di alam semesta, benar-benar
adalah Dafa alam semesta, ia ajaib dan mengandung arti yang sangat
memdalam, meliputi segala-galanya, segala apapun tidak ada yang
tidak bisa diwujudkan.
Pada waktu bersamaan, dari Dafa saya mengerti, pengikut Dafa hari
ini, telah berjanji dengan Guru di masa lampau, pada kehidupan ini
ingin datang ke dunia untuk membantu Guru meluruskan Fa.
Terima kasih kepada Guru yang agung dan penuh belas kasih! Heshi
(Kedua tangan merangkap di depan dada).