(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1998. Sebelum itu, saya sakit parah. Saya punya dua tumor di perut saya, batu empedu, dan jantung yang lemah. Dokter menyarankan saya untuk menjalani operasi mahal. Suami saya adalah pencari nafkah tunggal dan kami memiliki tiga anak usia sekolah. Saya menjadi kurus dan kelelahan karena berurusan dengan penyakit.
Adik saya yang tinggal di lantai
yang sama dengan kami menyarankan, "Belajarlah Dafa! Malam ini kami
akan menunjukkan video ceramah Guru di gedung Taman Kanak-kanak.
Mengapa kamu tidak bergabung dengan kami?"
Malam itu, saya pergi ke Taman Kanak-kanak. Para praktisi mengajari
saya latihan meditasi dan kemudian mulai memutar video ceramah
Guru. Saya berpikir di dalam hati, "Guru bukanlah orang biasa!"
Saya merasa jauh lebih baik dan bisa tidur dengan nyenyak pada
malam hari.
Setelah menonton semua sembilan ceramah, saya penuh energi. Saya
pergi ke taman dan bergabung dengan praktisi dalam kelompok latihan
setiap pagi dan kemudian bergabung dengan mereka untuk belajar Fa
bersama di malam hari. Saya juga pergi dengan praktisi lain ke
daerah sekitar untuk memberitahu orang-orang tentang kebaikan Dafa.
Saya seperti anak hilang yang telah menemukan orangtuanya
kembali.
Setelah tahun pertama saya berkultivasi, Partai Komunis China (PKC)
mulai menganiaya Falun Dafa. Dengan Guru dan Dafa yang begitu baik,
bagaimana mungkin pemerintah tidak mengizinkan kami untuk berlatih.
Saya merasa frustrasi dan tidak bahagia. Suami saya berkata, "Kamu
berlatih saja di rumah. Tak seorang pun yang akan melarangmu." Tapi
saya tidak tahan melihat Guru difitnah dan Dafa dianiaya. Ketika
rekan-rekan praktisi membeli komputer dan membuat materi
klarifikasi fakta, saya pergi keluar untuk
mendistribusikannya.
Ada suatu saat ketika saya mengumpulkan materi klarifikasi fakta
dan sedang bersiap-siap untuk keluar. Suami saya berdiri
menghalangi jalan saya dan berteriak, "Apakah kamu masih ingin
rumah ini?" Saya berkata, "Saya ingin rumah ini, tapi saya juga
ingin menyelamatkan orang-orang." Dia melihat bahwa saya begitu
teguh dan membiarkan saya pergi.
Ketika suami saya bekerja di wilayah lain, para pejabat rezim
menelepon dan memintanya pulang. Ketika suami saya kembali, saya
ingin dia memberitahu mereka fakta tentang Falun Gong. Tapi dia
tidak mengatakan apa-apa. Keesokan harinya, beberapa petugas
berpakaian sipil datang dan meminta saya pergi bersama mereka.
Mereka mencoba untuk "mengubah" saya. Dengan kebijaksanaan yang
diberikan oleh Guru kepada saya, saya bisa membantahnya. Mereka
terdiam dan memukul meja. Interogasi berlangsung sampai tengah
malam.
Kepala urusan politik juga mendatangi saya. Saya memberitahunya
fakta-fakta tentang Falun Gong, dan ia menyadari bahwa ia tidak
dapat membujuk saya. Kemudian ia meminta putri sulung saya untuk
memberitahu saya pendapatnya tentang latihan Falun Dafa. Putri saya
menjawab, "Latihan ini sangat baik. Di masa lalu Ibu sakit dan
minum obat setiap hari. Sekarang dia sehat. Saya tidak keberatan.
"Kepala pejabat itu marah dan berkata, "Ibumu seperti ini dan kamu
lebih parah." Sejak saat itu, dia tidak mendatangi saya lagi.
Ketika suami saya pergi ke wilayah lain untuk bekerja, ia akan
membawa beberapa materi klarifikasi fakta bersamanya. Ia akan
menempatkan artikel di bawah kaca meja, sehingga siapa pun yang
duduk akan membacanya.
Ketika mereka mulai mengerjakan konstruksi rel kereta api
Qingzhang, suami saya mengatakan kepada saya bahwa penyakit hati
yang dideritanya membaik, ia akan bergabung dengan proyek. Saya
berpikir bahwa ini harus diputuskan oleh Guru. Setelah pemeriksaan,
dia benar-benar membaik. Kemudian, ia memimpin sebuah tim ke lokasi
pembangunan dan mengambil spanduk yang berisi kata-kata klarifikasi
fakta tentang Dafa dan menggantungnya di sepanjang pinggir
jalan.
Di luar, saya pernah mendengar seseorang berteriak, "Falun Dafa
baik, Sejati-Baik-Sabar baik!" Saya bertanya kepada suami saya,
siapa yang berteriak itu. Dia mengatakan dia adalah komandan
cabang. Dan ketika sopirnya pergi pada hari libur, dia menyetir
sendiri menaiki dan menuruni bukit, sambil bernyanyi "Falun Dafa
baik, Sejati-Baik-Sabar baik."
Satu orang berlatih, seluruh keluarga memperoleh
manfaat
Suatu kali, suami saya sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah
lokasi konstruksi tiba-tiba ada seorang anak laki-laki berlari
keluar dari deretan pohon dan tertabrak mobilnya. Tubuh anak itu
berputar dua kali di udara sebelum mendarat di tanah. Tapi ia tidak
terluka. Saya berkata, "Pada waktu itu Guru melindungi dia dan
kamu." Suami saya sependapat.
Pada kesempatan yang lain, ia mengemudi ke daerah lain untuk
menghadiri sebuah pertemuan. Itu adalah saat di mana ia
terburu-buru dan hari mulai gelap ketika pertemuan berakhir.
Tiba-tiba ia melihat ia akan menabrak seorang pengendara sepeda. Ia
ingin menginjak rem, tetapi justru menekan pedal gas. Ia menabrak
orang tersebut dan terus melaju hingga ke trotoar di sebelah kanan.
Suami saya sangat terkejut hingga ia jatuh pingsan. Tetapi orang
yang ditabrak berdiri dan baik-baik saja. Korban pergi ke rumah
sakit tetapi dia baik-baik saja. Suami saya mengatakan bahwa itu
adalah Guru yang menyelamatkannya lagi, dan ia sangat berterima
kasih.
Dari keluarga saya berlima, hanya putri kecil saya dan saya yang
berlatih Falun Gong. Namun, anggota keluarga lainnya telah membaca
buku-buku Dafa dan menonton ceramah Guru.
Ketika putri sulung saya lulus dari universitas, ia menjadi seorang
akuntan. Ayahnya mengatakan kepadanya bahwa jika dia tidak punya
uang, dia bisa minta bantuan darinya, tapi ia tidak boleh mengambil
uang dari orang lain. Putri saya sekarang menjadi seorang kepala
bagian keuangan. Suatu kali bosnya meletakkan uang bonus dalam
lacinya. Ketika dia tahu, dia mentransfer uang tersebut ke rekening
bank bosnya dan mengatakan kepadanya bahwa ia harus berhenti
melakukan hal itu.
Anak saya menjadi pengawas teknis ketika ia lulus. Saya mengatakan
kepadanya bahwa ia harus sopan dan penuh pengertian untuk dapat
melakukan tugasnya dengan baik; ia tidak boleh mengambil keuntungan
dari orang lain. Dia kemudian mengatakan kepada saya bahwa bosnya
mencoba memberinya uang, tapi ia menolak untuk menerimanya.