(Minghui.org)
Para praktisi Falun Dafa di Australia berusaha meningkatkan
kesadaran terhadap praktek tidak manusiawi yang dilakukan Partai
Komunis China (PKC) yaitu pengambilan organ secara hidup-hidup dari
praktisi Falun Dafa. Kegiatan tersebut berlangsung di tepi Princes
Bridge di pusat kota Melbourne, Australia pada 17 November
2012.
Rekaman audio dapat terdengar
yang menceritakan tentang kampanye nasional oleh Partai Komunis
China untuk menganiaya praktisi Falun Dafa dengan brutal. Poster
dan spanduk bergambar juga digunakan untuk menunjukkan kekejaman
PKC. Para pejalan kaki berhenti untuk melihat serta mendengarkan
rekaman audio dengan saksama. Beberapa orang menangis, menunjukkan
rasa simpatinya bagi praktisi di China. Yang lain diminta untuk
menandatangani petisi untuk mengutuk penganiayaan tanpa perasaan
oleh PKC.
Para praktisi di Melbourne
meningkatkan kesadaran tentang kekejaman PKC melalui poster
dan spanduk
Orang-orang mengetahui lebih banyak tentang Falun Gong di pusat
kota Melbourne
Amba Romb menandatangani petisi yang mengutuk pengambilan organ
secara hidup-hidup oleh PKC
Simon, seorang praktisi setempat,
mengatakan bahwa Camilla Allen menandatangani petisi atas
inisiatifnya sendiri. Allen berkata bahwa dia pernah tinggal di
China selama satu tahun, dia tidak tahu ada kejahatan kemanusiaan
ini sedang terjadi di sana. “Semua orang harus mengetahui hal ini,
dan menghentikan kekejaman pengambilan organ hidup-hidup,” katanya.
Terkejut dan sedih, dia tidak dapat menahan air matanya.
Seorang praktisi wanita, Gu, mengatakan ada seseorang yang berusia
50-an sulit menahan kesedihannya saat menandatangani petisi setelah
melihat spanduk bergambar dan poster. Dia berharap tanda tangannya
bisa membantu mnenghentikan praktek biadab pengambilan organ ini
secepatnya.
Gu menjelaskan, “Banyak pengunjung bertanya, mengapa kami ada
di sini, dan Falun Dafa ini apa. Setelah mereka mengetahui fakta
kebenaran, mereka mau menandatangani petisi untuk mendukung upaya
kami untuk menghentikan penganiayaan ini.”
Amba Romb berasal dari kota Adelaide, ibukota Australia Selatan,
bekerja di perusahaan pemerintah di sektor transportasi publik. Dia
meyempatkan diri untuk membaca setiap poster dan spanduk dengan
teliti.
Dia mengatakan kepada reporter, “Kegiatan ini sangat berarti,
karena membantu masyarakat umum mengetahui apa yang sedang terjadi
di China – karena media arus utama jarang memuat tentang hal ini.
Saya belum pernah mendengar hal ini (penganiayaan). Ini sangat
mengerikan. Kita seharusnya mengetahui dan menyadari apa yang
sedang terjadi di dunia.”
Seorang penulis naskah drama musik, Dean, sedang berjalan menuju
taman ketika dia melewati Princes Bridge. Dia juga berhenti untuk
menandatangani petisi. Dia berkata kepada reporter bahwa walaupun
dia telah melihat banyak kegiatan protes dari Falun Dafa selama
beberapa tahun, dia tidak tahu apakah tanda tangannya dapat
mengembalikan hak asasi manusia di China. Dia berharap tanda
tangannya dapat membuat sedikit perubahan.
Tiga belas tahun lalu, mantan pemimpin PKC, Jiang Zemin, memulai
kampanye penganiayaan brutal terhadap Falun Dafa pada 20 Juli 1999,
yang masih berlangsung sampai hari ini. Jiang berencana untuk
membasami Falun Dafa dalam tiga bulan, namun karena keyakinan
yang teguh dari para praktisi terhadap Hukum Buddha, bukan hanya
membuat mereka berhasil melewati penganiayaan, mereka juga
menyebarkan Falun Dafa ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
Dengan terus melawan penganiayaan, para praktisi ini telah membuat
jutaan rakyat China dan pejabat PKC mengetahui fakta sebenarnya
tentang Falun Dafa. Mereka juga telah membangkitkan kesadaran
orang-orang di luar China untuk bekerja sama demi mengakhiri
penganiayaan.
Chinese version click here
English
version click here