Pada 22 Juli, kami dibawa ke aula
utama Departemen Keamanan Publik di Beijing. Di aula, saya melihat
gongshen besar Guru berdiri di depan sisi kanan kami. Dalam
menghadapi penganiayaan, setiap pengikut Dafa terlihat tenang,
belas kasih, dan tak kenal takut. Para penjahat mencoba untuk
memutar berbagai program TV yang memfitnah Falun Gong. Namun
kejahatan tertahan oleh kekuatan keadilan. Dalam dimensi ini,
seorang petugas hanya bisa menayangkan sebuah program singkat
secara terputus-putus setelah penyetelan televisi selama setengah
hari.
Karena mereka benar-benar tidak dapat menayangkan program TV
fitnahan, polisi memindahkan kami ke tempat lain. Saya disambut
seorang fotografer dengan ramah dan dia menerima dengan hangat.
Saya mengobrol dengannya seolah-olah ia seorang kenalan lama:
"Sangatlah jelas bahwa adegan dalam film dimana perut seseorang
dipotong untuk menemukan Falun adalah sebuah penipuan. Siapa yang
akan meminta seseorang untuk memotong perutnya untuk mencari Falun
sebelum dia meninggal? Ini adalah suatu upaya untuk mencemarkan
reputasi Falun Gong." Selanjutnya, Bahkan polisi merasa bahwa
program TV terlalu konyol dan berhenti memutarnya.
Kami semua dibawa ke Stadion Shijinshan. Di sana ada banyak
pengikut Dafa. Awalnya, setiap orang melafal kalimat dalam puisi
"Tidak Tersisa" - Hong Yin: "Hidup dengan tidak ada yang dicari.
Meninggal pun tidak menyesali yang ditinggalkan. Padamkan semua
pikiran yang berlebihan. Tidak sulit berkultivasi Buddha." Setelah
itu kami melafal Lunyu, "Sejati Berkultivasi," "Meluruskan
Cakrawala Besar," dan "Membantu Fa." Saya merasakan perasaan tak
terlukiskan, kepahlawanan yang luar biasa tragis. Saya sangat
merasakan kekuatan belas kasih tidak dapat dikalahkan oleh apa pun
di alam semesta. Saya pikir semua yang hadir bisa merasakan
kekuatan megah ini yang menekan semua kejahatan. Semua praktisi
begitu rasional, belas kasih, dan bermartabat.
Pada pagi hari tanggal 24 Juli 1999, seluruh langit penuh Falun
semua warna. Seolah-olah Guru ada di sana tengah memberi semangat
kepada para pengikut Dafa. Setiap pengikut Dafa bersorak serempak.
Bahkan polisi yang berada di stadion melihat Falun.
9. Membuktikan Dafa dengan Pikiran Lurus
Banyak praktisi mengatakan, "Kami akan membuktikan Dafa dengan
hidup kami." Pemahaman saya adalah: dalam lingkungan yang rumit
ini, meskipun terlibat dalam konflik intens, asalkan kata-kata dan
tindakan kita mematuhi kriteria Fa, kita mempertimbangkan orang
lain terlebih dahulu, dan kita bersikap damai dan rasional dengan
belas kasih dan kesabaran besar, maka ini adalah membuktikan Fa
dengan hidup kita. Ini sama sekali bukanlah sebuah tindakan
pengorbanan diri yang barangkali manusia biasa bayangkan. Tentu
saja, para pengikut yang mampu membuktikan Fa sedemikian berani dan
damai sejak lama telah melepaskan keterikatan pada hidup dan
mati.
Pada tanggal 19 Januari 2000, saya pergi ke Beijing lagi untuk
memohon keadilan. Seseorang menarik saya menjauh dari Jembatan
Jinshui di Lapangan Tiananmen, membawa saya ke sebuah hotel
terdekat, dan kemudian mencoba untuk memeras 100 yuan dari saya.
(Mulanya dia mengatakan kepada saya akan dikenakan biaya 5 yuan.)
Saya tidak berdebat dengan dia karena saya menganggap diri saya
orang xiulian, tapi saya merasa bahwa saya tidak seharusnya
membiarkan penjahat seperti dia. Saya kembali ke Lapangan Tiananmen
untuk melaporkan kejadian tersebut dan melihat empat pria keluar
dari mobil polisi. Saya menemui mereka dan berkata, "Ada penjahat
di lapangan." Lalu saya mengatakan kepada mereka apa yang terjadi.
Salah satu dari mereka berkata pada saya sambil tersenyum, "Kami
tidak bisa menangkap penjahat." Saya bertanya, "Jangan bilang anda
ditugaskan untuk menangkap orang-orang baik seperti para pengikut
Dafa?" Dia bertanya pelan, "Apakah Anda seorang praktisi?" Saya
menjawab dengan bangga, "Benar." Dia menurunkan suaranya dan
berkata, "Sebaiknya anda cepat pergi." Saat itu, tiga petugas
lainnya berpakaian preman datang dan bertanya apa yang saya
lakukan. Petugas ini dengan cepat memberi tahu mereka bahwa saya
berasal dari kota yang sama dengannya dan tengah berbisnis di
Beijing. Saya meminta petugas memberikan alamat kantor urusan
permohonan. Mereka memberi tahu di mana itu dan mengatakan bahwa
Departemen Keamanan Publik juga menangani pengaduan. Semua dari
mereka khawatir bahwa saya akan ditangkap. Saya katakan kepada
mereka saya harus memberi tahu pemerintah bahwa Falun Gong adalah
benar-benar baik. Ketika mereka melihat bahwa saya bertekad untuk
melakukannya, mereka meminta saya untuk masuk ke mobil.
Segera, mobil membawa saya ke sebuah bangunan besar di Kementerian
Keamanan Publik. Dua petugas militer berdiri di kedua sisi gerbang
masuk depan, tersenyum. Mereka memberi hormat kepada saya. Saya
juga menyapa mereka sangat ramah, kemudian berjalan ke dalam
gedung. Ada banyak pengikut Dafa di dalam. Seorang petugas
mendatangi kami satu demi satu dan menuliskan informasi pribadi
kami. Dia berkata, "Kalian semua adalah orang baik dan di sini
untuk menegakkan Fa." Dia menunjukkan kartu pendaftaran, menunjuk
pada bagian "tujuan datang ke Beijing" dan mengatakan bahwa ia akan
menuliskan "menegakkan Fa" dalam cetak besar.
Selanjutnya, saya dibawa ke sebuah rumah dengan pagar logam dan
melihat rekan-rekan praktisi dari seluruh China. Beberapa menit
kemudian, saya dipanggil keluar. Malam itu, dilindungi oleh Guru,
saya kembali pulang dengan selamat. Perjalanan ke Beijing ini
membuat saya menyadari bahwa sebagai pengikut Dafa, kita harus
selalu bertindak dengan pikiran lurus.
Pada tanggal 3 Maret, saya menerima surat dengan rekaman konferensi
Fa yang diselenggarakan di luar negeri. Rekaman itu berisi salam
hormat dari praktisi luar negeri dan dukungan bagi para pengikut di
China serta berbagi pemahaman mereka tentang Fa. Saya sangat
tersentuh. Pada saat yang sama, saya juga menyadari parahnya
penganiayaan ini. Setelah mendengarkan rekaman selama 10 menit,
saya segera memberi tahu beberapa praktisi yang gigih untuk datang
mendengarkan rekaman itu bersama-sama. Setelah itu, semua orang
memutuskan untuk menyelenggarakan konferensi Fa pada tanggal 5
Maret di rumah saya. Tiga puluh praktisi datang, dan setelah
berbagi pengalaman, setiap orang mengesampingkan kekhawatiran
mereka tentang hidup dan mati dan bertekad untuk melindungi
Fa.
10. Menentang Penganiayaan di Kamp Kerja
Pada bulan April 2000, 83 praktisi ditahan di sebuah kamp kerja
paksa. Kami diperlakukan seperti penjahat kriminal dan dipaksa
untuk melakukan kerja berat selama 17-18 jam sehari. Suatu pagi
selama perakitan, saya melepas seragam tahanan, mengenakan pakaian
sendiri, dan berteriak, "Rekan-rekan praktisi, kita di sini untuk
membantu Guru dalam pelurusan Fa! Kita harus belajar Fa dan
melakukan latihan bersama setiap hari! Penjaga, berikan kami
pemutar audio. Datang dan melakukan latihan dengan kami. Falun Dafa
baik!" Kegaduhan muncul. Semua narapidana muncul menerkam setiap
praktisi, namun praktisi mencoba bergegas dan melindungi saya. Saya
dijebloskan ke sel isolasi. Biasanya, mereka yang dikirim ke kamar
ini akan disiksa sampai mati atau kehilangan lapisan kulit. Di sel
kecil, saya menghadapi dua penjaga. Saya sangat santai dan tenang.
Tanpa diduga, dua penjaga memperlakukan saya seperti seorang teman
lama, "Bagaimana kabarmu? Ajari kami bagaimana melakukan
bisnis."
Sebagai tanda tekad saya untuk benar-benar menentang penganiayaan,
saya menulis surat kepada para penjaga menjelaskan keindahan
Sejati-Baik-Sabar-dan bahwa Falun Dafa mengajarkan seseorang untuk
menjadi orang baik dan menyatakan niat saya untuk berhenti
melakukan kerja paksa serta untuk melakukan mogok makan sebagai
tanda protes. Akibatnya, ketika para penjaga melihat saya, mereka
semua tersenyum dan berkata ramah kepada saya, "Kamu menolak untuk
bekerja saat di tahanan. Kami angkat topi untukmu." Banyak penjaga
memiliki pikiran baik dan mulai berlatih Dafa diam-diam.
Saya sangat beruntung. Dari hari pertama sejak saya mulai
berkultivasi, saya telah dilindungi oleh karunia besar Dafa dan
perlindungan Guru yang cermat. Bahkan petugas di kepolisian,
kejaksaan, dan sistem hukum menyimpulkan: "Tidak mungkin menyentuh
wanita ini. Dia telah menyaksikan terlalu banyak keajaiban Dafa,
dan tidak ada yang mampu menggoyahkan keyakinan teguhnya."
Sebenarnya, bukan karena saya melihat mukjizat lalu keyakinan saya
diperkuat. Sebaliknya, karena setiap kali saya menemui situasi yang
menantang saya memiliki keyakinan yang kuat terhadap Dafa dan
barulah mukjizat muncul!
Dari 1 Maret - 7 April 2001, sembilan praktisi yang dipenjara
melanjutkan mogok makan untuk menentang penganiayaan. Pada hari
ke-37, pada malam hari, penjaga diam-diam mengirim dua praktisi dan
diri saya ke Rumah Sakit Kedua di kota dengan ambulans untuk
perawatan darurat.
Di koridor, petugas bertanggung jawab yang membawa kami ke rumah
sakit mengatakan kepada sekelompok orang, "Falun Gong ajaib! Orang
biasa akan mati setelah tujuh hari. Lihatlah dia: dia tidak makan
atau minum sudah selama 38 hari. Namun dia berjalan seperti seorang
model!" Praktisi yang tianmunya terbuka melihat banyak naga emas
yang bersinar sedang melindungi diri saya. Pada hari ke-38, kami
bertiga kembali ke rumah dengan selamat.
Pada kenyataannya, pada hari 27 saya mogok makan, larut malam, saya
melihat melalui tianmu (mata ketiga) sebuah tabung dari alam surga
masuk ke tubuh saya seperti infus. Saya berpikir bahwa Guru
mengirimkan materi energi tinggi ke dalam tubuh saya. Oleh karena
itu, tidak ada yang terjadi pada saya meski 38 hari tanpa makan dan
minum. Segera, saya kembali sehat. Terima kasih, Guru, karena telah
menyelamatkan hidup saya. Saya secara mendalam merasakan kebebasan
yang tak terbatas dari satu dewa yang tengah berjalan di jalan
Ketuhanan.
Pada tanggal 18 Januari 2002, saya sekali lagi dianiaya. Seorang
polisi membawa saya ke pos. Ketika kami tiba di sana, wajahnya
berubah pucat. Ketika ia keluar dari mobil, ia pingsan di lapangan
merasakan sakit yang hebat. Akibatnya, petugas lain diperintahkan
untuk membawa saya ke kamp kerja paksa. Ketika ia masuk ke dalam
mobil, petugas ini menanyakan kepada saya apakah dia bisa belajar
Dafa dari saya. Sepanjang jalan, saya mengajarkan dia untuk
melafalkan puisi dari Hong Yin. Saat melewati jalan raya tol, saya
mengangkat tangan saya yang diborgol dan menyapa seorang petugas
jalan tol. Saya mengklarifikasi fakta kepadanya dan memintanya agar
mengingat bahwa "Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik." Setelah
mendengarkan apa yang saya katakan, dia membebaskan biaya tol.
Petugas polisi mengatakan, "Dalam perjalanan kita kembali, kenapa
Anda tidak memberikan borgol kepada saya. Dengan begitu kita tidak
harus membayar tol." Dengan itu, ia melepas borgol saya dan
benar-benar membebaskan kedua tangan. Saya meletakkan borgol pada
dirinya.
Sejak saya bicara dengan kepala kamp kerja paksa wanita mengenai
perilaku menyimpang para penjaga, penjaga berhenti memukuli
pengikut Dafa secara langsung. Sebaliknya, mereka menggunakan
narapidana untuk menyiksa para praktisi. Mereka yang paling kejam
dalam menyiksa praktisi hukuman penjara mereka akan berkurang. Di
antara mereka ada seorang narapidana yang bertindak seolah-olah dia
adalah pemimpin di Partai Komunis. Dia menunjuk seorang pengikut
Dafa dan berkata, "Saya mewakili Partai Komunis dan akan menganiaya
mati kamu." Kemudian, seorang penjaga wanita dikirim untuk
berbicara dengan saya. Saya berkata padanya, "Bisakah terpidana
mewakili Partai Komunis menindas Falun Gong?" Dia menjawab,
"Narapidana ini tidak dapat mewakili Partai. Namun, perilakunya
dapat mewakili Partai." Saya berkata kepada petugas ini,
"Narapidana ini didakwa karena prostitusi. Ketika dia melacurkan
diri, tindakannya mewakili Partai?" Penjaga itu malu dan
pergi.
( Bersambung ke
bagian 3 )
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2011/11/18/明慧法会--风雨兼程皆潇洒-2--249228.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/12/12/130052.html