1. Mengatasi Kesulitan
dan Mulai Berlatih
Pada 13 Mei 1998, seorang teman meminta saya untuk datang ke
rumahnya dan menonton video tentang qigong. Saya setuju tanpa
banyak pikir. Kemudian, ia meneleponku lagi pada sore hari untuk
mengingatkan. Namun, suatu kesulitan hampir menghalangiku untuk
mengenal Dafa: setelah saya tutup teleponnya, saya pingsan di
ranjang tanpa sebab. Setelah beberapa waktu, temanku menelepon lagi
untuk meminta saya datang. Saya berdiri dan bergegas ke rumahnya.
Pada layar TV, seorang yang tampan dan ramah melambaikan tangan
kanannya dan berkata, ”Karakteristik ini, Zhen-Shan-Ren
(Sejati-Baik-Sabar) adalah kriteria untuk mengukur baik dan jahat
di alam semesta.” Kata-katanya ringkas dan padat. Tayangan jarak
dekat menunjukkan wajah Guru dengan kulit terang. Saya tercengang
dan tahu dari lubuk hatiku inilah Guru yang telah
kutunggu-tunggu.
2. Menemukan Zhuan Falun
Meski banyak orang telah memberitahuku tentang Guru dan berkata ia
sudah sangat terkenal, saya tidak tahu bahwa ia adalah orang yang
saya lihat di TV. Saya juga tidak menghubungkan video tentang
Zhen-Shan-Ren (Sejati-Baik-Sabar) dengan Falun Gong. Pada hari
berikutnya, saya tiba-tiba ingin memeriksa pekerjaan rumah (PR)
putra saya. Saya biasanya tidak merasa perlu memeriksanya karena
sangat sibuk. Herannya, dari tas sekolah, ia mengeluarkan buku
Zhuan Falun. Saya melihat buku itu dan memutuskan untuk membaca
seluruhnya.
Saya baca Zhuan Falun sekali tanpa berhenti dan berkata pada
putraku, ”Ini adalah buku sangat berharga dan kamu beruntung.
Jangan kehilangankesempatan ini dan pelajari dengan baik.” Ia
berkata dengan serius, ”Bu, kamu lebih beruntung dariku. Kebanyakan
orang memperoleh buku ini dari toko buku, dengan pertolongan Guru.
Tetapi bagi ibu, buku ini diserahkan kepada ibu. Pelajarilah dengan
baik.”
3. Memutuskan untuk Berkultivasi
Saya dijadwalkan untuk pergi ke luar negeri pada 3 Agustus 1998.
Sebelum meninggalkan rumah, saya memeriksa bawah bantalku dan
membawa Zhuan Falun bersamaku, seperti layaknya seseorang
menyerahkannya padaku. Ketika mengingat kembali, setelah putraku
mengeluarkan buku ini dari tas sekolahnya dan saya membacanya, saya
menaruhnya di suatu tempat, tetapi seharusnya tidak boleh di bawah
bantal.
Setelah naik kereta, saya mulai membaca buku. Kata-katanya bersinar
emas, seperti kalung emas digantung di tiap barisnya. Setelah
beberapa waktu, saya perhatikan buku itu menghilang dan juga
kertasnya. Kata-katanya, yang berubah menjadi bidang raksasa,
sekarang menjadi sangat besar. Saya membaca kata-kata yang besar
itu dengan tenang. Di balik kata-kata ada bidang besar terbuka,
dengan barisan pohon-pohon dan juga binatang-binatang. Saya begitu
menikmati membaca buku itu sehingga tidak menyadari kereta telah
tertunda 12 jam.
Karena saya bepergian bersama satu kelompok, jadwal penerbangannya
tidak bisa dirubah dan saya harus tiba di Bandara Guangzhou pada
pukul 16.00, 4 Agustus. Karena tertunda 12 jam, ketika tiba di Kota
Wuhan sudah pagi hari, 4 Agustus dan tidak mungkin bagiku sampai di
Bandara Guangzhou tepat waktu dengan kereta. Jadi setelah turun
dari kereta, suami dan aku naik taksi dan pergi ke Bandara Wuhan.
Seorang pria hendak mengembalikan dua tiketnya. Kami membeli
tiketnya, pergi ke Guangzhou dan tiba di sana pada sore hari. Satu
rombongan temanku sudah menunggu kami dan mereka sangat gembira
melihat kami dapat menyusulnya. Seorang teman adalah profesor di
Universitas Shanxi bidang Iptek dan Hukum. Ketika ia berjabat
denganku, ia melihat buku Zhuan Falun di tangan kiriku dan
membisikkan, ”Seseorang berencana memfitnahnya (Falun Dafa) dan
Guru. Kami telah banyak mendengar berita tentang ini.” Saya
menjawab, ”Falun Dafa sangat bagus dan itu mengajarkan seseorang
menjadi orang yang lebih baik.”
Setelah tiba di Bangkok, saya membatalkan semua kegiatan dan
tinggal di hotel untuk membaca buku. Suami dan teman-temanku pergi
pesiar dengan tur. Di kamar hotel, saya memegang Zhuan Falun,
melihat foto Guru dan berkata dengan tulus, ”Guru, saya mau
berkultivasi!”
4. Guru Mengurusku Selama Belajar Sendiri
Kebanyakan orang bepergian ke luar negeri untuk bersenang-senang
dan belanja. Ini terutama pada tahun 90-an ketika bepergian ke luar
negeri memerlukan pengurusan dokumen yang berbelit-belit dan mahal.
Setelah membaca Zhuan Falun, saya mengetahui apa ini sebenarnya dan
lebih menghargai lebih dari nyawaku sendiri. Sebagian alasanku
untuk bepergian ke luar negeri adalah untuk mengevaluasi kesempatan
investasi. Tetapi, saya tahu ini semua adalah hal untuk masa depan
dan tidak dapat diperkirakan, sementara buku ini “Benar-benar
Membimbing Orang Menuju Tingkat Tinggi” (Zhuan Falun). Maka, ini
lebih berharga dari ratusan juta dollar dan saya lebih suka membaca
buku daripada melakukan hal lainnya.
Karena saya tidak mengejar dan hanya ingin berkultivasi, Guru mulai
memurnikan tubuhku setelah saya tiba di Thailand. Seperti murid
yang disebutkan Guru dalam ceramah, saya harus berulang kali pergi
ke WC. Dua temanku dari Beijing mengkhawatirkan saya. Mereka juga
terkejut oleh suasana hatiku yang bersemangat dan berkata, ”Kamu
mungkin dilindungi oleh dewa tingkat tinggi.” Saya menjawab, ”Ya,
Guru Falun Dafa melindungiku.” Jumlah total 97 teman bepergian
bersama saya, saya menceritakan keindahan dan supernormal Dafa.
Mereka sangat terkesan dengan prinsip yang disebutkan Guru, ”….
dipukul tidak membalas, dicaci juga tidak membalas.” (“Ceramah
Empat” dari Zhuan Falun). Meski mereka semuanya adalah masyarakat
kelas atas, mereka memerhatikan ucapanku, dengan mulut sedikit
tercengang, seperti hendak menangkap setiap kata yang kuucapkan dan
tidak membiarkannya lewat. Professor dari Universitas Shanxi juruan
Iptek dan Hukum juga setuju, ”Falun Dafa sungguh-sungguh
bagus!”
5. Manfaat Dafa
Seluruh perjalanan memakan waktu 20 hari dan tempat terakhir adalah
Macau. Ketika keluar hotel, banyak orang menemukan barang-barang
pribadi mereka dicuri, dari cincin berlian, uang tunai, sampai
kamera video. Saya punya segepok uang tunai dan kutaruh bersama
Zhuan Falun. Saya membuka koperku dan menemukan uangku masih utuh.
Guru sudah melindungiku meski saya baru mulai berlatih.
Setelah kembali dari perjalanan, seseorang menawarkan untuk menanam
modal masa depan di sebuah perusahaan besar. Ketika saya akan
mendaftar akun, seorang pemuda berkata keras di ruangan,
”Perusahaan ini melakukan penipuan.” Saya segera menghentikan
proses pendaftaran. Saya pikir telah berkultivasi dan tidak ada
yang kebetulan. Ini seperti yang disebutkan di Zhuan Falun, ”…yang
semestinya milik anda tidak akan hilang,…..” (“Ceramah VII”) Saya
sungguh bersyukur atas pertolongan Guru.
6. Belajar Fa dengan Baik dan Memperoleh
Kegembiraan
Ada banyak ujian setelah saya kembali dari perjalanan.
Keterikatanku pada nama dan materi juga melemah. Dari akhir 1998
sampai Juli 1999, saya dapat belajar Fa dengan tenang, menciptakan
fondasi bagus bagiku untuk membantu Guru dalam pelurusan Fa. Dengan
terus belajar Fa dan memurnikan pikiranku, saya mendapat perasaan
harmonis dan kegembiraan. Saya tidak punya rasa takut atau
khawatir, karena saya larut dalam Fa. Kemudian, saya sungguh
merasakan bahwa mendapatkan reputasi dan ketenaran dalam masyarakat
manusia bukanlah kegembiraan sejati. Malah, berasimilasi dengan Fa
adalah kegembiraan sejati. Pada April 1997, saya menghabiskan 27
hari menyalin seluruh Zhuan Falun.
7. Guru Menyelamatkan Putraku
Satu hari pada Mei 1999, saya tiba-tiba merasa tidak nyaman dan
gelisah saat tengah hari. Itu sudah jam makan siang tetapi putraku
yang berusia 12 tahun belum kembali ke rumah. Kemudian seorang
teman menelponku, ”Ada kecelakaan dekat restoranku dan si korban
sepertinya putramu. Segera datang dan lihat!” Saya bergegas ke sana
sambil memikirkan cerita yang Guru sebutkan dalam Zhuan Falun di
mana seorang nenek ditabrak dalam kecelakaan mobil tetapi baik-baik
saja. Saya percaya putraku akan baik-baik saja.
Saya bergegas ke UGD dan melihat putraku terbaring di ranjang. Saya
tidak memeriksa ia masih hidup atau tidak, saya hanya berbisik ke
telinganya, ”Anakku, kamu akan baik-baik saja. Guru akan
mengurusmu. Mari pulang ke rumah!”
Saya tidak menyalahkan supir atau meminta uang darinya. Saya hanya
membersihkan pasir dari luka-luka putraku, menaruh kain kasa dan
membawanya pulang dengan naik taksi. Kemudian saya memutar ceramah
Guru untuknya. Pada saat itu, saya melihat seberkas cahaya, satu
kaki panjangnya dan satu inci lebarnya, berputar di tubuh putraku,
tempat yang ada luka. Setelah enam jam, saya melihat air mata di
mata putraku. Saya sangat senang, ”Anakku, kamu baik-baik saja?” Ia
menangis dan berkata, ”Bu, kalau ibu tidak berlatih Dafa, saya
mungkin telah meninggal sekarang.” Saya juga menangis. Sekali lagi,
saya sangat berterima kasih atas pertolongan Guru.
( Bersambung ke
bagian 2 )
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2011/11/17/明慧法会--风雨兼程皆潇洒-1--249227.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/12/11/130029.html