Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Sekolah Advokasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kota Suining, Provinsi Sichuan Sebenarnya Adalah Sebuah Pusat Pencucian Otak

11 Maret 2012 |   Oleh: koresponden Clearwisdom di Shichuan


(Minghui.org) Ms. Li Tingfang, berusia enampuluhan tahun dari Desa Fujiang, Longping, Kabupaten Nanqing, Kota Madya Chuanshan, di Distrik Pusat Kota Suining, Provinsi Sichuan. Ketika ia mulai berlatih Falun Gong, semua penyakitnya hilang tanpa perawatan medis. Sejak itu ia menjadi orang yang sehat dan tidak memerlukan pengobatan.

Ms. Li dibawa oleh agen Partai Komunis China PKC ke Pusat Pencucian Otak Suining (dikenal oleh orang luar sebagai “Sekolah Advokasi IPTEK”) pada bulan juli 2010. Ketika dibebaskan, ia menderita demensia, dan meninggal pada tanggal 13 November 2011.

Praktisi Falun Gong yang ditahan di Pusat Pencucian Otak Suining semuanya ditangkap secara ilegal, tanpa pengecualian dan tidak pernah mengikuti hukum yang ada. Tidak ada seorang pun yang datang ke tempat ini dengan sukarela. Pusat pencucian otak itu berlokasi di Pusat Penahanan Suining di Chengbei. Dikelilingi oleh tembok tinggi dan diperkuat dengan beberapa gerbang besi. Praktisi yang ditangkap adalah orang baik dan penduduk yang tidak bersalah, mereka tidak diijinkan memiliki telepon selular atau besi. Mereka tidak diijinkan untuk menelepon atau pun menerima telepon, dan ditahan sesuai dengan keinginan staff pusat pencucian otak, sedikitnya selama satu bulan, atau selama leibh dari enam bulan. Kebebasan mereka telah dirampas.

Pergerakan praktisi Falun Gong dibatasi hanya di sebuah ruangan sebesar sepuluh meter persegi. Merka tidak diperbolehkan keluar. Peralatan monitor dipasang di koridor, kamar tidur, dan toilet untuk mengawasi setiap pergerakan mereka. Dua orang mengawasi satu praktisi. Jika praktisi berada dalam toilet terlalu lama, mereka akan pergi memeriksa.

Taktik yang Digunakan di Pusat Pencucian Otak Suining untuk Menyiksa Praktisi

1. Dengan sengaja membuat keributan. TV dinyalakan dari sekitar jam 6:00 pagi hingga setelah jam 11:00 malam (seharusnya dinyalakan terus menerus tetapi para penanggung jawab tidak tahan, jadi mereka menyetujui untuk dimatikan beberapa jam.) Volume suara di atur sangat keras, orang-orang yang sedang tidak sehat tidak akan tahan. Volumenya bahkan semakin diperbesar di sore hari. Para penanggung jawab percaya, jika volume suara extrim kerasnya, pada praktisi Falun Gong tidak akan berpikiran lain. Peraturannya mereka harus memutar film perang, tetapi para asisten tidak tahan dengan suara berisiknya, mereka pergi setelah menyalakan TV. Mereka memaksa praktisi untuk duduk dipinggir ranjang menonton TV, dan menghadap ke area yang masuk di monitor. Memperlihatkan ketertarikan dan berreaksi secara positif terhadap film yang diputar seperti tersenyum dianggap sebagai “perbuatan yang baik.” Praktisi tidak di ijinkan untuk mengganti saluran atau mematikan atau menyalakan TV.

2. Tiga buah lampu dinyalakan siang dan malam (dua di kamar tidur, satu di toilet). Praktisi tidak boleh menutupi matanya ketika tidur, karena jika staff tidak dapat melihat wajah mereka, mereka akan curiga praktisi sedang melakukan sesuatu yang dilarang. Hal ini menyebabkan praktisi tidak dapat tidur dengan nyenyak, dan bahkan menderita insomnia. Mereka akan dipksa “bertransformasi” setelah tidak lagi dapat menahan penderitaan.

3. Praktisi Falun Gong dipaksa untuk membersihkan kamar dan mencuci seprei serta piring. Mereka sering ditegur. Praktisi diancam jika mereka tidak “bertransformasi” dalam waktu satu atau dua bulan, mereka akan dikirim ke penjara di Chengdu, dan uang pensiun mereka akan dibatalkan.

4. Praktisi harus menonton TV di ranjang setelah makan malam. Ketika udara dingin mereka diperbolehkan menggunakan selimut, tetapi kaki mereka harus tetap lurus. Mereka tidak dapat menekuk kaki mereka, jika tidak mereka akan dicurigai sedang berlatih Falun Gong. Praktisi yang berlatih ketika lampu dimatikan akan dipukuli dan selimut mereka akan diambil.

5. Praktisi dipaksa menghadiri kegiatan sosial rutin, tetapi mereka yang bertanggung jawab ingin praktisi saling berkhianat. Jika seseorang tidak berbicara, akan dianggap “transformasi,” palsu dan orang itu tidak akan dibebaskan. Terlebih lagi, praktisi yang telah menyelesaikan masa kerja paksa dikirim langsung ke pusat pencucian otak.

6. Praktisi difoto dan divideokan sebelum dibebaskan. Mereka diperintahkan untuk memfitnah Guru dan Dafa selama lebih dari dua menit dan harus memenuhi persyaratan tertentu.

Staff PKC terus menerus menindas praktisi setelah mereka pulang. Mereka mengirim dua atau tiga orang untuk mengawasi mereka selama setahun dan tidak mengijinkan mereka untuk berhubungan dengan rekan-rekan praktisi. Mereka juga tidak diperbolehkan untuk melakukan apapun yang berhubungan dengan Falun Gong. Mereka harus melapor kepada kantor lingkungan ke mana mereka akan pergi, dan harus menulis alamat, kontak person, unit kerja dan telepon tujuan mereka. Otoritas juga mengunjungi rumah praktisi sekitar satu tahun setelah mereka dibebaskan untuk memeriksa apakah mereka benar-benar telah “bertransformasi (melepaskan keyakinan mereka terhadap Falun Gong).”

Berdasarkan fakta-fakta yang disebutkan di atas, “Sekolah Advokasi IPTEK” Suining bukanlah sebuah sekolah IPTEK, tetapi adalah sebuah penjara yang melanggar kebebasan berkumpul dan berkeyakinan warga negara, dengan ilegal menahan orang yang tidak bersalah, melakukan penyiksaan mental dan memaksa pengakuan, dan mencelakakan baik fisik maupun mental.

Tan Huaming, “kepala sekolah”  
Chen Dongmei (dari Pengxi) dan Zhang Jia (dari Shehong), anggota
Liu Yuan dari kantor cabang distrik Jalan Yucai
Bo Xue dari Anju

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2012/1/4/四川遂宁市“崇尚科学学校”实为洗脑黑窝-251465.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2012/3/8/131962.html