(Minghui.org) Ms. Li Tingfang, berusia
enampuluhan tahun dari Desa Fujiang, Longping, Kabupaten Nanqing,
Kota Madya Chuanshan, di Distrik Pusat Kota Suining, Provinsi
Sichuan. Ketika ia mulai berlatih Falun Gong, semua penyakitnya
hilang tanpa perawatan medis. Sejak itu ia menjadi orang yang sehat
dan tidak memerlukan pengobatan.
Ms. Li dibawa oleh agen Partai
Komunis China PKC ke Pusat Pencucian Otak Suining (dikenal oleh
orang luar sebagai “Sekolah Advokasi IPTEK”) pada bulan juli 2010.
Ketika dibebaskan, ia menderita demensia, dan meninggal pada
tanggal 13 November 2011.
Praktisi Falun Gong yang ditahan di Pusat Pencucian Otak Suining
semuanya ditangkap secara ilegal, tanpa pengecualian dan tidak
pernah mengikuti hukum yang ada. Tidak ada seorang pun yang datang
ke tempat ini dengan sukarela. Pusat pencucian otak itu berlokasi
di Pusat Penahanan Suining di Chengbei. Dikelilingi oleh tembok
tinggi dan diperkuat dengan beberapa gerbang besi. Praktisi yang
ditangkap adalah orang baik dan penduduk yang tidak bersalah,
mereka tidak diijinkan memiliki telepon selular atau besi. Mereka
tidak diijinkan untuk menelepon atau pun menerima telepon, dan
ditahan sesuai dengan keinginan staff pusat pencucian otak,
sedikitnya selama satu bulan, atau selama leibh dari enam bulan.
Kebebasan mereka telah dirampas.
Pergerakan praktisi Falun Gong dibatasi hanya di sebuah ruangan
sebesar sepuluh meter persegi. Merka tidak diperbolehkan keluar.
Peralatan monitor dipasang di koridor, kamar tidur, dan toilet
untuk mengawasi setiap pergerakan mereka. Dua orang mengawasi satu
praktisi. Jika praktisi berada dalam toilet terlalu lama, mereka
akan pergi memeriksa.
Taktik yang Digunakan di Pusat Pencucian Otak Suining untuk
Menyiksa Praktisi
1. Dengan sengaja membuat keributan. TV dinyalakan dari sekitar jam
6:00 pagi hingga setelah jam 11:00 malam (seharusnya dinyalakan
terus menerus tetapi para penanggung jawab tidak tahan, jadi mereka
menyetujui untuk dimatikan beberapa jam.) Volume suara di atur
sangat keras, orang-orang yang sedang tidak sehat tidak akan tahan.
Volumenya bahkan semakin diperbesar di sore hari. Para penanggung
jawab percaya, jika volume suara extrim kerasnya, pada praktisi
Falun Gong tidak akan berpikiran lain. Peraturannya mereka harus
memutar film perang, tetapi para asisten tidak tahan dengan suara
berisiknya, mereka pergi setelah menyalakan TV. Mereka memaksa
praktisi untuk duduk dipinggir ranjang menonton TV, dan menghadap
ke area yang masuk di monitor. Memperlihatkan ketertarikan dan
berreaksi secara positif terhadap film yang diputar seperti
tersenyum dianggap sebagai “perbuatan yang baik.” Praktisi tidak di
ijinkan untuk mengganti saluran atau mematikan atau menyalakan
TV.
2. Tiga buah lampu dinyalakan siang dan malam (dua di kamar tidur,
satu di toilet). Praktisi tidak boleh menutupi matanya ketika
tidur, karena jika staff tidak dapat melihat wajah mereka, mereka
akan curiga praktisi sedang melakukan sesuatu yang dilarang. Hal
ini menyebabkan praktisi tidak dapat tidur dengan nyenyak, dan
bahkan menderita insomnia. Mereka akan dipksa “bertransformasi”
setelah tidak lagi dapat menahan penderitaan.
3. Praktisi Falun Gong dipaksa untuk membersihkan kamar dan mencuci
seprei serta piring. Mereka sering ditegur. Praktisi diancam jika
mereka tidak “bertransformasi” dalam waktu satu atau dua bulan,
mereka akan dikirim ke penjara di Chengdu, dan uang pensiun mereka
akan dibatalkan.
4. Praktisi harus menonton TV di ranjang setelah makan malam.
Ketika udara dingin mereka diperbolehkan menggunakan selimut,
tetapi kaki mereka harus tetap lurus. Mereka tidak dapat menekuk
kaki mereka, jika tidak mereka akan dicurigai sedang berlatih Falun
Gong. Praktisi yang berlatih ketika lampu dimatikan akan dipukuli
dan selimut mereka akan diambil.
5. Praktisi dipaksa menghadiri kegiatan sosial rutin, tetapi mereka
yang bertanggung jawab ingin praktisi saling berkhianat. Jika
seseorang tidak berbicara, akan dianggap “transformasi,” palsu dan
orang itu tidak akan dibebaskan. Terlebih lagi, praktisi yang telah
menyelesaikan masa kerja paksa dikirim langsung ke pusat pencucian
otak.
6. Praktisi difoto dan divideokan sebelum dibebaskan. Mereka
diperintahkan untuk memfitnah Guru dan Dafa selama lebih dari dua
menit dan harus memenuhi persyaratan tertentu.
Staff PKC terus menerus menindas praktisi setelah mereka pulang.
Mereka mengirim dua atau tiga orang untuk mengawasi mereka selama
setahun dan tidak mengijinkan mereka untuk berhubungan dengan
rekan-rekan praktisi. Mereka juga tidak diperbolehkan untuk
melakukan apapun yang berhubungan dengan Falun Gong. Mereka harus
melapor kepada kantor lingkungan ke mana mereka akan pergi, dan
harus menulis alamat, kontak person, unit kerja dan telepon tujuan
mereka. Otoritas juga mengunjungi rumah praktisi sekitar satu tahun
setelah mereka dibebaskan untuk memeriksa apakah mereka benar-benar
telah “bertransformasi (melepaskan keyakinan mereka terhadap Falun
Gong).”
Berdasarkan fakta-fakta yang disebutkan di atas, “Sekolah Advokasi
IPTEK” Suining bukanlah sebuah sekolah IPTEK, tetapi adalah sebuah
penjara yang melanggar kebebasan berkumpul dan berkeyakinan warga
negara, dengan ilegal menahan orang yang tidak bersalah, melakukan
penyiksaan mental dan memaksa pengakuan, dan mencelakakan baik
fisik maupun mental.
Tan Huaming, “kepala sekolah”
Chen Dongmei (dari Pengxi) dan Zhang Jia (dari Shehong),
anggota
Liu Yuan dari kantor cabang distrik Jalan Yucai
Bo Xue dari Anju
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2012/1/4/四川遂宁市“崇尚科学学校”实为洗脑黑窝-251465.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2012/3/8/131962.html