(Minghui.org) Minggu pagi, orang-orang yang berjalan kaki maupun berolah raga pagi di Taman Kota yang asri di Bumi Serpong Damai, akan menemukan sebuah oasis damai, tempat latihan Falun Gong. Suara musik lembut menggema perlahan, mengiringi sekelompok praktisi yang tengah duduk bermeditasi.
Para praktisi beragam usia berlatih perangkat kelima Falun
Gong
Prima (mengenakan kaos kuning bertuliskan ‘Falun Dafa Baik’) dengan
sabar membimbing para praktisi baru melakukan latihan
meditasi
Prima, yang menjadi relawan
pembimbing di sana, menceritakan bagaimana dirinya memperoleh
kesehatan jiwa dan raga yang prima sejak berlatih perangkat latihan
serta mengultivasikan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar dari Falun
Gong.
Dalam wawancara dengan Kebijakanjernih, ia menceritakan kembali
pengalaman pribadinya, bahwa sejak muda dia tergolong anak nakal.
Di kelas VI SD dia mulai merokok, saat usia 20-an sudah mulai
mengalami gangguan pada jantung dan di tahun 2005 bahkan merasakan
rasa nyeri luar biasa pada dada sehingga tubuh menjadi lemas. Saat
itulah, melalui pencarian di internet – dirinya menemukan Falun
Gong. Hanya dalam dua minggu setelah mulai berlatih dan membaca
buku Zhuan Falun, nyeri di dada yang selama ini menghimpitnya tanpa
disadari lenyap, dan kecanduan rokok berat pun tidak ada
lagi.
Memiliki keinginan agar lebih banyak orang dapat memperoleh manfaat
dari latihan kultivasi ini, ia dibantu dengan beberapa rekan
praktisi membentuk tempat latihan ini. Lebih lanjut para praktisi
secara inisiatif juga membentuk kelompok belajar Fa rumahan agar
praktisi selain berlatih juga memiliki lingkungan belajar serta
sharing bersama. Dan sesuai dengan tradisi yang Master Li Hongzhi
terapkan, para relawan praktisi ini - mengajarkan latihan secara
bebas biaya dan tanpa keanggotaan.
Demikianlah Falun Gong, yang diperkenalkan ke publik oleh Master Li
Hongzhi sekitar 20 tahun lalu - tepatnya pada 13 Mei 1992 – terus
menyebar dari mulut ke mulut, hati ke hati, dan saat ini telah
dilatih di lebih dari 100 negara lebih.