Nama: Zhang Puhe
(张普贺)
Jenis Kelamin: Pria
Usia: 46 tahun
Alamat: Pertanian Qindeli, Administrasi
Jiansanjiang, Administrasi Umum Reklamasi Provinsi
Heilongjiang
Tanggal Penangkapan Terakhir: 25 Desember
2002
Tempat penahanan Terakhir: Penjara Lianjiangkou di
Kota Jiamusi (佳木斯莲江口监狱)
Kota: Jiamusi
Provinsi: Heilongjiang
Penganiayaan yang Diderita: Penahanan, kerja
paksa, cekok paksa, pemukulan brutal, setrum listrik, bangku besi,
interogasi dengan penyiksaan, vonis ilegal, pemenjaraan, kurungan
isolasi
Pelaku Penganiayaan: Dong Daquan, Yang
Jiuzhi
(Minghui.org) Zhang Puhe mengalami
penganiayaan brutal selama 12 tahun secara fisik, mental dan
ekonomi hanya karena ingin menjadi orang baik dengan mengikut
prinsip Sejati-Baik-Sabar. Ia secara ilegal dihukum dua tahun
penjara dan kemudian sepuluh tahun penjara. Pejabat Partai Komunis
China (PKC) melibatkan keluarganya. Istri Zhang dipaksa
menceraikannya. Ibunya meninggal dunia akibat diintimidasi pada
2003. Ayahnya menjadi lumpuh. Sekarang, Zhang ditahan di Tim No. 2,
Bangsal No. 6, Penjara Lianjiangkou, Kota Jiamusi. Hidupnya
diambang bahaya.
Zhang lahir pada 1965, bekerja di Seksi Perbekalan di kantor pusat
Pertanian Qindeli, Administrasi Jiansanjiang dari Administrasi Umum
Reklamasi Provinsi Heilongjiang. Ia mencurahkan hatinya pada Falun
Dafa setelah menemukannya. Jiang Zemin, ketika itu sebagai pemimpin
PKC, melancarkan kampanye ke seluruh negeri untuk memfitnah dan
menganiaya Falun Gong pada Juli 1999. Pada 1 November 1999, Zhang
pergi ke Beijing untuk bersaksi untuk mengungkap kebohongan.
Akibatnya, ia mengalami penganiayaan selama 12 tahun.
I. Penyiksaan Tak Berperikemanusiaan di Kamp Kerja Paksa
Xigemu
Pada November 1999, Zhang pergi ke Beijing untuk memohon atas nama
Falun Gong. Akibatnya, ia dihukum dua tahun kamp kerja paksa. Ia
sekarang ditahan di Kamp Kerja Paksa Xigemu, di mana penjaga
menyiksanya secara brutal sambil berusaha memaksanya melepaskan
keyakinannya.
1. Makanan tidak bersih. Menurut praktisi yang ditahan di kamp
kerja pada waktu itu, kamp itu dijaga ketat. Tiap hari, mereka
diberikan makanan setengah matang, roti kotor, sering bercampur
dengan pasir. Sop yang sering dibuat dari sayuran beku dan garam
disajikan. Mereka tidak pernah mendapat nasi.
2. Pemukulan bertubi-tubi sebagai balasan. Sekitar jam 18.00 pada
12 Febuari 2000, Wu Chunlong (yang kemudian dianiaya hingga
meninggal) dan praktisi lainnya melakukan latihan Falun Gong selama
jam istriahat. Shen Yan, penjaga, dengan kejam memukuli praktisi.
Setelah jam kerja, penjaga menelanjangi praktisi, membawa mereka
keluar dan menyiram mereka dengan air dingin. Suhu waktu itu -20
derajat Celsius (sekitar -4 derajat Farenheit). Penjaga kemudian
memaksa praktisi membungkuk 90 derajat. Praktisi lainnya melepaskan
jaket mereka untuk diberikan kepada mereka yang ditelanjangi. Shen
Yan berteriak kepada praktisi itu. Zhang Hepu dan empat praktisi
lainnya mogok makan untuk memprotes. Petugas kamp kerja tidak
menghentikan penjaga melaksanakan penyiksaan. Malah, mereka
memerintahkan para penjaga untuk mencekoki praktisi dengan air
garam. Tiga minggu kemudian, penjaga membawa Zhang dan lima
praktisi lainnya ke kantor dan memukuli mereka dengan tongkat
listrik. Para penjaga berteriak, ”Kami ada di sini untuk memukuli
kalian. Kalian ingin memprotes? Coba saja jika kalian bisa!”
Peragaan penyiksaan: Pemukulan dengan brutal
3. Sering dipukuli karena membaca
buku-buku Falun Dafa dan melakukan latihan. Ketika Zhang ditahan di
divisi “latihan intens” di Kamp Kerja Paksa Xigemu, ia dipukuli
berulang kali karena melakukan latihan Falun Gong. Pada Januari
2000, Xu Xingli, ketua seksi, memukul wajah dan dada Zhang sangat
keras. Ketua tim Li memerintahkan Zhang ke kantor, di mana Li
Guojun, ketua divisi dan penjaga bernama akhir Liu bergantian
mencambukinya dengan sabuk kulit sampai keduanya menjadi lelah.
Pada suatu malam, Zhang dipukuli sebanyak enam kali.
Selama Zhang berada di Tim No. 1 dari Divisi No. 1, penjaga sering
menginspeksi selnya. Jika mereka menemukan buku Falun Gong, penjaga
memukuli semua praktisi di dalam sel. Penjaga Yang Qingchao pernah
meninju wajah Zhang lebih dari sepuluh kali, menyebabkan langsung
bengkak. Pada saat itu, parap penjaga juga pergi ke ruang makan
dari tim pertama dan memukuli praktisi Du Wenfu dan Du Wenji.
Pada pagi hari Festival Perahu Naga Mei 2000, Zhang melakukan
latihan Falun Gong. Ketika penjaga Guo Zhenwei mengetahuinya, ia
menggampar Zhang. Penjaga lainnya kemudian mengikat tangan dan
kakinya ke bangku besi dan bergantian memukuli dan menyetrumnya
dengan tongkat listrik. Pemukulan ini berlanjut hingga wajahnya
tidak dapat dikenali dan kulitnya mengelupas.
Peragaan penyiksaan: Bangku Besi
Karena penyiksaan terus-menerus,
Zhang menderita jantung, anemia dan pembengkakan usus besar, di
mana dokter di Rumah Sakit Pusat Jiamusi curiga telah berkembang
menjadi kanker usus besar. Berat badannya juga turun dari 175 pon
(79 kg) menjadi 130 pon (58 kg). Ia berada di ambang
kematian. Pejabat kamp akhirnya membebaskan dia dengan jaminan
perawatan kesehatan. Ayahnya yang berumur 65 tahun harus menempuh
ribuan mil untuk pergi ke kamp kerja paksa untuk membawa Zhang
pulang.
4. Dua kali gagal membawa Zhang ke kamp kerja paksa. Meski Zhang
dalam kondisi mengkhawatirkan, Yang Jiezhi, sekretaris PKC dari
Pertanian Qindeli, mengancam istri Zhang untuk menceraikannya.
Mereka akan membawanya ke kamp kerja paksa dan menahan semua gaji
anggota keluarganya guna memaksa Zhang melepaskan latihan Falun
Gong. Ketika Zhang menolak, Kantor 610 pertanian membawanya kembali
ke Kamp Kerja Paksa Xigemu dalam tujuh hari setelah ia pulang ke
rumah.
Otoritas kamp kerja paksa khawatir Zhang akan meninggal di sana dan
menolak untuk menerimanya. Setelah bernegosiasi, Kantor 610
pertanian dengan enggan membawanya kembali. Guna menghindari
diawasi sepanjang waktu, Zhang menyewa suatu tempat, yang membuat
marah anggota Kantor 610. Mereka memerintahkan petugas dari kantor
polisi untuk membawanya ke penahanan agar memulai babak
penganiayaan baru.
Pada 26 Januari 2002, Kantor 610 menangkap praktisi Falun Dafa Yang
Weibing dan Zhang Puhe untuk kedua kalinya. Petugas Cong Jun dan
Wang Dong dari kantor keamanan cabang pertanian bertanggung jawab
membawa mereka ke Kamp Kerja Paksa Suihua. Karena hari Minggu,
praktisi sementara ditahan di Pusat Tahanan Suihua. Komentar dari
petugas Cong Jun, ”Kedua orang ini keras kepala dan menolak
menandatangani surat pernyataan,” membuat tiga petugas militer
segera memukuli praktisi. Pendengaran pada kedua telinga Zhang
rusak parah dan sampai saat ini belum sembuh. Ketika tiba di Kamp
Kerja Paksa Suihua keesokan harinya, Zhang tidak lulus tes fisik
dan tidak diterima. Ia memerlukan perawatan medis lebih lanjut.
Polisi harus membawanya ke Pertanian Qindeli, di mana ia sekali
lagi ditahan secara ilegal di pusat tahanan dan dibiarkan dalam
keadaan setengah kelaparan, hanya diberi dua roti kecil
sehari.
Kemudian, Zhang berhasil kabur dari pusat tahanan dengan pikiran
lurus. Ia dipaksa meninggalkan rumahnya.
II. Penyiksaan Tak Berperikemanusiaan di Penjara
Lianjiankou di Kota Jiamusi
1. Penangkapan dan pemenjaraan. Pada 25 Desember 2002, Zhang
ditangkap lagi di Kota Jiamusi. Bi Jiaxin (pria), yang ditangkap
bersamanya, meninggal dunia dalam 10 hari setelah polisi
membebaskannya. Saat itu, ia tidak dapat berjalan karena tapak
kakinya beku akibat kabur dari Pertanian Qindeli. Meskipun
demikian, polisi masih menginterogasi dan menyiksanya. Ia kemudian
divonis sepuluh tahun penjara di Penjara Lianjiangkou Kota
Jiamusi.
2. Pemukulan dan setrum listrik karena tidak membacakan peraturan
penjara. Pada September 2003, penjaga Pei Gang, Guan Zhihui dan
Meng Jun dari tim kedua Penjara Lianjiangkou menyiksa Zhang. Guan
Zhihui kemudian memerintahkannya untuk membacakan peraturan
penjara. Ketika Zhang menolak, penjaga menggunakan tongkat listrik
berkekuatan tiga puluh ribu volt untuk menyetrum seluruh tubuhnya.
Mereka juga melarangnya berbicara. Empat tahanan diperintahkan
mengawasinya sepanjang waktu. Ketika Zhang masih menolak membacakan
peraturan penjara, penjaga menyuruh tahanan Li Chengtu, Feng
Weizhi, Yan Jian dan Wang Xiaobin untuk meninju wajahnya, hingga
membengkak dan biru lebam. Setelahnya, setiap beberapa hari,
petugas kamp mencari alasan untuk memaki dan memukulinya. Ia
terus-menerus diawasi oleh tahanan lain sepanjang waktu.
Peragaan penyiksaan: Disetrum dengan tongkat listrik
3. Pemukulan akibat dari belajar
Fa dan melakukan latihan Falun Gong. Pada 20 November, jam 01.00,
tahanan Liu Shaofu melihat Zhang bangun tengah malam untuk
melakukan latihan Falun Gong. Zhang menjelaskan alasan untuk
melakukan latihan. Liu memaki dan menendangnya. Supaya tidak
mengganggu tidur orang lain, Zhang mencari Gao, penjaga yang
bertanggung jawab dan Cai, penjaga yang bertugas dan memberitahu
mereka fakta tentang penganiayaan terhadap Falun Gong. Pada pagi
berikutnya, Xu Liang, kepala tim, memanggil Zhang untuk berbicara.
Ia memerintahkan Zhang untuk tidak melakukan latihan Falun Gong dan
tidak membicarakan tentang Falun Dafa. Zhang menolak. Akibatnya ia
ditahan di kurungan isolasi selama 15 hari dalam ruangan kecil,
lembab sekitar 5 yard persegi, tanpa pemanasan. Ia diberi dua
makanan kecil sehari, tidak cukup untuk menyambung hidup.
Pada November dan Desember 2007, penjaga memerintahkan tahanan
untuk memonitor Zhang. Mereka tidak mengijinkannya membaca
buku-buku Falun Gong atau melakukan latihan dan mereka sering
memukulinya. Tahanan membawa pergi salinan Zhuan Falun beberapa
kali, di mana ia mencatatnya kata demi kata. Wajahnya sering
mengalami luka-luka dan lebam. Ia mulai kehilangan napsu makan dan
kadang tidak dapat makan apapun sepanjang hari.
Pada 9 Juli 2010, jam 14.00, Wen Dong, kepala dari sub bangsal no.
1 dari Bangsal No. 6 (bagi pasien), Yu Haipeng, instruktur politik
dan dua petugas, Shan Shengrui dan Luan, menggeledah barang milik
Zhang, Huang Weizhong dan dua praktisi lainnya. Petugas juga
menggeledah tubuh praktisi. Mereka menemukan dua buku elektornik,
salinan artikel terbaru yang diterbitkan oleh pencipta Falun Gong
dan beberapa artikel mengungkap penganiayaan.
4. Menolak membebaskan meski kesehatan Zhang buruk. Pada Januari
2008, Zhang disiksa hingga kehilangan kontrol pada kandung kemih
dan anus. Ia sering mengompol di ranjang dan perlu bantuan orang
lain untuk membantunya jalan.
Pada pertengahan Januari 2008, Zhang dikirim ke Rumah Sakit Penjara
Kota Jiamusi untuk mendapat “perawatan.” Sebelum diopname, ia masih
dapat berjalan dengan bantuan orang lain dan berbicara dengan
jelas. Tetapi, setelah ia diopname sebulan, ia tidak dapat berjalan
atau berbicara dengan jelas. Zhang masih dipenjara dan disiksa di
Penjara Lianjiangkou. Ia sangat lemah dan di ambang kematian.
Setelah bertahun-tahun penyiksaan dan perlakuan keji, Zhang pada
satu kesempatan “diubah” oleh Xu Liang, kepala tim, ketika ia tidak
dapat berpikir jernih. Xu membohonginya, berkata akan membebaskan
secara bersyarat jika ia setuju untuk “diubah”. Hasilnya, Xu
menerima bonus 1000 yuan. Zhang tetap berada di penjara, sementara
Xu dipindahkan untuk menjadi ketua tim di divisi “latihan intens”
pada Agustus 2008.
Petugas dari sistem penjara Jiamusi khawatir Zhang akan segera
meninggal dunia karena kesehatannya memburuk. Tapi petugas meminta
biaya pengobatan dari keluarganya sebagai ganti bagi pengajuan
pembebasan dengan alasan medis. Setelah gagal memeras, petugas
menyalahkan keluarganya karena tidak membawanya pulang dan mereka
menganggap jika terjadi sesuatu, itu adalah kesalahan keluarganya,
agar memindahkan tanggung jawab kesalahan kepada keluarga Zhang.
Zhang sama sekali kehilangan kemampuan untuk mengurus diri sendiri.
Setiap hari, ia menggelung di ranjangnya, menahan kesengsaraan tak
terbayangkan.
III. Keluarga Zhang Dilibatkan
Petugas PKC juga menggunakan tekanan pada keluarga Zhang dan rekan
kerjanya guna menimbulkan kesalahpahaman terhadap Falun Gong serta
untuk mengancam orang-orang. Setelah Zhang dibebaskan dari Kamp
Kerja Paksa Xigemu, Yang Jiuzhi, sekretaris PKC dari pertanian
Qindel, memaksa istri Zhang untuk menceraikannya. Pejabat Pertanian
Qindeli kemudian memeras 10.000 yuan dari orangtua dan abang sulung
serta menyita bisnis keluarga mereka, juga uang pensiun orang
tuanya sebagai jaminan Zhang akan melepaskan latihan Falun Gong.
Setelah kamp kerja menyiksa Zhang pertama kali, mereka takut ia
meninggal di kamp, jadi mereka melepaskannya ke pejabat Pertanian
Qindeli. Yang Jiuzhi kemudian memerintahkan petugas Liu Dianzhen
dari departemen kepolisian setempat untuk melibatkan unit kerja
Zhang. Mereka memaksa manajer unit kerja, sekretaris, akuntan dan
kasir untuk membayar 10.000 yuan dan menggunakan posisi jabatan
mereka sebagai jaminan untuk memaksa Zhang melepaskan
keyakinannya.
Keluarga Zhang masih terus mendapat gangguan dan ancaman. Pada
2003, ibunya meninggal dunia di tengah penganiayaan dan ia tidak
dapat bertemu dengan putranya sebelum meninggal. Segera setelah
itu, ayahanda Zhang menjadi lumpuh. Sertifikat kepemilikan keluarga
atas rumah pribadi mereka dibawa oleh departemen kepolisian
pertanian dan komite permukiman setempat sebagai alat untuk
ancaman. Kerabatnya telah hidup dalam kesengsaraan dan tidak tahu
harus mengadu ke mana.
Kami menyerukan kepada organisasi HAM internasional dan semua orang
baik hati untuk menaruh perhatian pada situasi Zhang Puhe serta
membantu membebaskannya dari penjara.
Individu-individu yang bertanggung jawab atas penyiksaan:
Zhu Wenxue, kepala Departemen Adminsitrasi Penjara Provinsi
Heilongjiang: +86-451-87519666, +86-451-86343651, +86-451-86362149,
+86-13804588996 (Selular)
Dong Daquan, Kantor 610 di penjara: +86-13946424222 (Selular)
Untuk lebih lengkap tentang nomor telepon pelaku penganiayaan,
silahkan mengacu pada artikel bahasa Mandarin.
Artikel terkait:
“Praktisi Zhang Puhe dari Provinsi Heilongjiang Disiksa sampai di
Ambang Kematian”
(http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/9/14/110796.html)
Chinese:
http://www.minghui.org/mh/articles/2011/12/6/黑龙江张普贺遭迫害十二年-生命垂危-250238.html
English:
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2012/3/12/132034.html