(Minghui.org) Sekitar 20 tahun silam, tepatnya pada 13 Mei 1992, Master Li Hongzhi memperkenalkan Falun Dafa (Falun Gong) untuk pertama kalinya ke publik di daratan China. Master Li Hongzhi selama dalam proses tersebut, tidak pernah membeda-bedakan latar belakang, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, gender, agama, usia para praktisi.
Master Li mengatakan: “Ini sudah
merupakan satu aliran Fa yang paling leluasa, selain itu juga
secara langsung berlatih mengikuti karakter alam semesta, sudah
merupakan kultivasi yang paling cepat dengan jalan pintas, langsung
ditujukan pada hati manusia.” (Zhuan Falun, “Siapa Berlatih Gong
Dialah Yang Memperoleh Gong”)
Para praktisi dalam memperkenalkan metode kultivasi dan latihan
Falun Dafa, juga menyikapi dengan semangat yang sama. Tidak
membeda-bedakan siapa pun, hanya memandang hati manusia yang
mendambakan dan mencari kebenaran.
Maret 2012, atas dukungan pihak rumah tahanan, beberapa praktisi
Falun Gong secara bersama-sama memperkenalkan Falun Dafa kepada
sekitar 40 penghuni maupun staf di Rumah Tahanan Cipinang, salah
satu penjara utama di Jakarta. Awalnya, para praktisi memutarkan
video perjalanan dan penyebaran Falun Dafa, kemudian mengajarkan
perangkat latihan, yang diikuti bersama oleh para penghuni rutan
maupun staf. Dalam kesempatan tersebut, para praktisi juga
memperkenalkan buku Zhuan Falun, sekaligus menjelaskan pentingnya
membaca buku tersebut untuk memahami prinsip universal
Sejati-Baik-Sabar – yang merupakan bimbingan dalam berkultivasi
Falun Gong.
Pada saat melakukan perangkat kedua, banyak penghuni yang mengalami
gejala pemurnian tubuh. Meskipun perangkat kedua (Berdiri Memancang
Metode Falun) terdiri dari empat gerakan memeluk roda yang terlihat
sederhana, namun banyak peserta merasakan metode tersebut sangatlah
berat, sehingga ada beberapa yang harus duduk beristirahat atau ke
kamar kecil. Pada saat sharing setelah latihan, banyak peserta
menanyakan hal tersebut. Seorang peserta berujar saat berlatih
perangkat kedua air liur mengalir sangat deras mendesak hingga
rongga hidung, sehingga dia harus ke kamar kecil. Praktisi
menjelaskan bahwa itu adalah gejala baik, dan merujuk pada buku
Zhuan Falun: “Semua hal ini akan kami benahi, yang baik
dipertahankan, yang buruk disingkirkan,...” (Zhuan Falun,
“Benar-Benar Membawa Orang Menuju Tingkat Tinggi”). Dari
pembicaraan lanjutan, para praktisi mendapat masukan bahwa beberapa
penghuni pernah memakai obat-obatan.
Para penghuni Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta sedang melakukan metode latihan kedua
Seorang pria usia 60-an dengan
air mata berlinang, menceritakan ketika pertama kali melihat
kata-kata ‘Sejati-Baik-Sabar’, dia menangis, dan merasa inilah yang
telah dia nanti-nantikan. Dia menceritakan bagaimana dirinya berada
di rumah tahanan, karena tanpa sadar telah menerima uang palsu yang
kemudian dia belanjakan, dan dihukum dengan dakwaan mengedarkan
uang palsu. Setelah sesi sharing, dia menyimpan brosur pengenalan
Falun Dafa seperti layaknya benda berharga, dan berujar lirih,
beberapa bulan lagi dia akan bebas dan akan mencari tempat latihan
yang tertera pada brosur tersebut.
Meskipun acara pengenalan tersebut singkat, namun terasa cukup
akrab. Seorang pejabat rumah tahanan dalam kata penutupan
menyampaikan terima kasih kepada para praktisi atas kepeduliannya
terhadap nasib para tahanan, yang selama ini kerap merasa
terisolasi dan terpinggirkan dari masyarakat.