Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Jakarta, Indonesia: Kami Bahagia Menjadi Praktisi Dafa

14 Mei 2012 |   Oleh: koresponden Minghui di Jakarta


(Minghui.org) Sabtu pagi di bulan Maret 2012, ketika orang-orang pergi bekerja ataupun berolah raga pagi di sekitar Kedutaan Besar China, orang-orang akan bertemu dua gadis kecil, Ayu (12 tahun) dan adiknya, Nisa (10 tahun) tengah berlatih perangkat latihan Falun Gong ataupun tengah duduk bersila ganda memancarkan pikiran lurus. Demikianlah dua gadis kecil itu kadang kala melewati Sabtu pagi mereka, bergabung dengan rekan-rekan praktisi dewasa Falun Gong, yang setiap Sabtu pagi rutin bermeditasi di depan Kedubes China untuk menyampaikan kebaikan Dafa kepada khalayak yang lalu lalang, serta menyerukan penghentian penganiayaan terhadap rekan-rekan mereka di daratan China.


Ketika ditanya kapan memperoleh Dafa, Ayu berkata polos, “Sudah lama sekali.” Menurut apa yang dapat diingatnya, sejak duduk di Taman Kanak-Kanak sudah mengenal Dafa. Sekarang dirinya sudah duduk di kelas V SD, sementara adiknya di kelas IV. Dia bercerita setiap Rabu, Sabtu dan Minggu – mereka berdua berlatih Gong bersama ayahnya yang juga praktisi; sementara membaca buku Zhuan Falun setiap Senin, Selasa dan Kamis. Demikianlah, tahun demi tahun mereka tumbuh besar sebagai gadis yang sehat, sepertinya tidak berbeda dengan gadis-gadis seusianya yang masih suka bermain, namun menurut penuturan mereka, Dafa telah menjauhkan mereka dari perbuatan maupun pikiran buruk, dan Ayu bertutur Dafa telah menyelamatkan jiwanya. Dalam suatu kejadian, dirinya kehilangan keseimbangan dan sudah hampir terjatuh dari tangga yang cukup tinggi namun secara ajaib ada kekuatan yang kembali menarik tubuhnya tegak kembali.



Ayu


Nisa


Keterangan Foto 1: Kakak beradik tengah berlatih Falun Gong


Di sebuah rumah di kawasan pemukiman di Jakarta Timur, beberapa praktisi tengah membaca buku Zhuan Falun. Salah satunya adalah Widjono, praktisi manula usia 76 tahun. Dia menceritakan baru memperoleh Fa sekitar tiga tahun yang silam. Sejak muda, dirinya memang tertarik dengan berbagai metode kultivasi, namun ketika pertama kali membaca Zhuan Falun, dia merasa buku ini sangatlah mendalam dan menyeluruh, serta diutarakan dalam bahasa yang sederhana. Maka dirinya pun mulai mencari kelompok belajar Fa setempat dan bergabung. Selain belajar Fa bersama, dia juga mengikuti latihan Gong bersama di sebuah sekolah menengah umum di Jakarta Timur.



Keterangan Foto: Praktisi manula tengah belajar Fa bersama


Widjono menceritakan bahwa kaki kiri sebelah atas pernah terkilir di saat usia muda, dan telah banyak kali menimbulkan rasa sakit terutama sejak usianya memasuki 60-an. Namun setelah latihan meditasi Falun Gong, rasa sakit lenyap dengan sendirinya. Dua tahun terakhir ini dia merasa sangat sehat, sehingga meskipun anggota keluarga tidak berlatih, namun juga mendukungnya terus berlatih.


+++

Siang itu, suasana di sebuah toko buku besar di sebuah pusat perbelanjaan utama di Jakarta, terlihat berbeda. Buku Zhuan Falun diperkenalkan di sana oleh beberapa praktisi Dafa. Sebelum acara pengenalan, beberapa praktisi yang tergabung dalam barisan genderang pinggang, menabuhkan beberapa lagu Dafa, termasuk ‘Falun Dafa Hao’, maka dalam waktu singkat, banyak pengunjung pun datang menghampiri. Dua di antara para pemain genderang adalah ibu dan anak. Yanny bertutur, sepuluh anggota keluarganya dari tua hingga muda berlatih Falun Dafa dan telah memperoleh manfaat besar darinya. Putranya baru duduk di bangku SD kelas III, namun sejak dua tahun telah bergabung dalam Marching Band Tianguo maupun barisan genderang pinggang setempat. Berbagai kegiatan Falun Dafa skala kecil maupun besar, baik di publik dan komunitas, mereka selalu berupaya mengikutinya. Demikianlah, putranya yang baru usia delapan tahun, tidak lagi mengeluh ketika mengikuti pawai-pawai yang memperkenalkan keindahan Dafa kepada khalayak. Berjalan kaki sejauh 5-8 km di tengah terik matahari ataupun siraman hujan - sambil meniupkan piccolo-nya, tidaklah membuat gentar putranya lagi. Sinar Dafa telah menyinari kehidupan keluarganya dan karenanya, mereka berharap semakin banyak orang dapat memperoleh manfaat  langsung dari kultivasi dan latihan Falun Gong.


Yanny bersama putranya


+++++

Demikianlah Falun Gong, yang diperkenalkan ke publik oleh Master Li Hongzhi 20 tahun lalu tepatnya pada 13 Mei 1992 – terus menyebar dari mulut ke mulut, hati ke hati, dan tanpa terasa saat ini telah dilatih di lebih dari 114 negara, termasuk Indonesia.