(Minghui.org) Ye Biyu mengalami ancaman,
ditangkap, ditahan, kerja paksa dan pemenjaraan karena teguh
percaya pada prinsip Sejati-Baik-Sabar dan berlatih Falun Gong
selama penganiayaan yang berlangsung selama sepuluh tahun ini.
Delapan petugas dari Kantor 610 Kabupaten Xiapu, sub-departemen
Kepolisian Songcheng dan Komunitas Junxing mendobrak masuk ke rumah
Ye pada 13 Februari 2012, tanpa menunjukkan identitas ataupun
dokumen sah lainnya. Mereka menyita lebih dari 40 buku Falun Dafa,
foto Guru Li dan barang-barang pribadi lainnya.
Petugas Partai Komunis China (PKC) ini kemudian mendobrak masuk
rumah dua praktisi lainnya di mana mereka menyita lebih banyak
materi Falun Dafa dan barang-barang pribadi lainnya. Petugas dari
Kantor 610 Xiapu kemudian menangkap Ye dan praktisi lainnya.
Ini adalah pengalaman pribadi Ye atas penganiayaannya:
Penyakit Sembuh Berkat Latihan Falun Gong
Saya mulai berlatih Falun Gong pada Mei 1998, setelah
direkomendasikan oleh teman. Saya sebelumnya menderita penyakit
jantung dan jika kambuh, butuh setahun perawatan untuk bisa
mengendalikannya. Dengan bertambah tua, penyakit lebih sering
kambuh dan saya harus minum obat tiap hari guna mengontrolnya.
Ketika efek obatnya hilang, sakitnya tak tertahankan.
Saya pernah hampir mati karena reaksi alergi terhadap penisilin.
Karena penggunaan penisilin jangka lama, tubuhku berubah bentuk
akibat pembengkakan. Suamiku kebanyakan pergi bekerja dan anakku
masih kecil, jadi tidak ada seorangpun yang mengurusku. Saya masih
ingat ketika penyakitku kambuh ketiga kalinya pada Oktober 1998.
Saya minum obat selama 20 hari tanpa hasil. Apa yang dapat
kupikirkan adalah kapan penderitaan ini akan berakhir.
Dalam keputusasaanku, saya ingat Falun Gong yang direkomendasikan
oleh temanku dan berpikir harus mencobanya. Saya beli buku Zhuan
Falun dan mulai membacanya. Perlahan-lahan, saya tertarik pada isi
buku tersebut. Makin dibaca, makin saya ingin terus melanjutkannya
dan makin bahagia. Waktu berlalu tanpa sepengetahuanku. Saya lupa
minum obat dan rasa sakitku. Setelah selesai membaca seluruh buku,
saya merasa nyaman dan menjadi santai serta sangat bahagia.
Perlahan-lahan, sakit di sendi-sendiku hilang dan saya menjadi
berenergi. Saya bertanya-tanya bagaimana ini bisa terjadi –
kata-kata yang tercetak di buku dapat menyembuhkan penyakitku. Ini
sungguh ajaib! Saya kemudian membuang tas obat-obatan. Falun Gong
telah menyebar ke seluruh negeri waktu itu, jadi saya dengan cepat
dapat menemukan tempat latihan. Saya menggunakan prinsip
Sejati-Baik-Sabar untuk mengarahkan hidupku. Saya lebih menghargai
dan memaafkan orang lain serta menunjukkan toleransi bilamana
muncul masalah. Setelah beberapa bulan, kesehatanku membaik dengan
ajaib. Saya tidak memerlukan obat-obatan, injeksi atau opname di
rumah sakit. Keluarga, kerabat dan teman-temanku tahu aku sangat
sakit dan saya telah sehat kembali dengan berlatih Falun
Gong.
Empat bulan setelah berlatih, semua penyakitku telah hilang. Empat
belas tahun telah berlalu tanpa memerlukan obat apapun. Saya
sungguh berterima kasih pada Guru karena telah menyelamatkan
nyawaku.
Ditangkap dan Dipukul karena Memohon di
Beijing
Pada tahun pertama peringatan penganiayaan Falun Gong, saya pikir
harus memohon bagi latihan ini. Jadi pada 20 Juli 2000, saya pergi
ke Kantor Pengaduan di Beijing guna memberitahu pejabat pemerintah
tentang fakta Falun Gong dan menceritakan pengalamanku sendiri
mengenai latihan itu. Saya berharap mereka membolehkan kita
mempertahankan hak paling dasar untuk mempraktekkan kepercayaan
kita. Tetapi, kejujuranku berakhir dengan penganiayaan.
Ketika tiba di Lapangan Tiananmen, saya ditangkap bahkan sebelum
bisa menemukan Kantor Pengaduan. Hari berikutnya, sebuah tim yang
diketuai oleh Yang An dari Kampung Songcheng membawaku kembali ke
Kabupaten Xiapu. Ketika tiba di Songcheng, Lin Gaoshi, mantan ketua
kampung menonjokku dan hampir membuatku pingsan. Seorang temanku
mencoba menghentikannya. Saya ditahan selama 15 hari dan dipaksa
membayar ongkos perjalanan mereka ke Beijing untuk menjemputku,
sebesar lebih dari seribu yuan. Anakku berusia 12 tahun juga
ditanyai oleh petugas dari divisi keamanan domestik dan sangat
ketakutan.
Divonis Satu Tahun pada Tahun 2000
Seminggu setelah saya dibebaskan pada Agustus 2000, saya ditangkap
lagi dan tanpa tuduhan, dihukum di kamp kerja paksa selama satu
tahun. Saya seharusnya dibawa ke Kamp Kerja Paksa Fuzhou, tetapi
karena saya telah ditahan di Xiapu cukup lama, mereka memutuskan
untuk menahanku di Pusat Tahanan Xiapu.
Dipenjarakan di Pusat Cuci Otak pada 2001
Pada November 2001, beberapa bulan setelah saya kembali ke rumah,
Yang An sekali lagi memimpin sekelompok orang dengan paksa
membawaku ke Pusat Cuci Otak Shuimokeng di Kampung Zhouyang, Xiapu.
Saya ditahan di sana sebulan lebih. Selama ditahan, saya dipaksa
untuk menonton video dan membaca artikel yang memfitnah, menyerang
dan menghina Falun Gong. Mereka juga memaksaku menulis surat
pernyataan yang berjanji tidak lagi berlatih Falun Gong. Bilamana
saya tidak patuh pada penjaga, mereka akan berteriak dan mencaciku.
Saya juga dimaki-maki dan dihina ketika saya menyatakan surat
pernyataan paksaan itu tidak berlaku. Ketika akhirnya saya
dibebaskan dan kembali ke rumah, petugas Gao Guosheng dan He
Songquan dari divisi keamanan domestik terus menggangguku.
Divonis Tiga Tahun
Petugas dari divisi keamanan publik menggeledah rumahku pada sore
hari, 7 Mei 2003 dan membawaku ke Kantor Polisi Kampung Sansha.
Mereka memborgol dan menggantungkan saya pada kerangkeng besi
selama dua hari agar mendapat pengakuanku. Saya kemudian ditahan di
Pusat Tahanan Kabupaten Tuorong. Cuaca masih sangat dingin pada
awal Mei di Tuorong. Saya hanya memakai baju lengan pendek dan
celana pendek, tidak disediakan selimut untuk tidur. Seorang yang
baik hati berbagi selimut denganku, yang menolongku bertahan pada
saat-saat sulit itu.
Setelah ditahan selama tujuh bulan, petugas Ou Xiaomin dan Ruan
Shixian membawaku ke pengadilan di Xiapu. Mereka menyita lebih dari
900 yuan yang diberikan keluargaku untuk membeli makanan ekstra di
pusat tahanan dan berkata akan mengembalikannya padaku ketika tiba
di Xiapu. Tetapi, enam bulan kemudian, mereka masih belum
mengembalikan uangnya.
Adanya kerjasama antara Kantor 610, kepolisian, kejaksaan dan
pengadilan, beberapa praktisi dan saya divonis tiga tahun penjara.
Setelah Imlek 2004, seorang praktisi dan saya dibawa ke Penjara
Wanita Provinsi Fujian, yang terkenal kejam menganiaya praktisi.
Pemeriksaan fisik menunjukkan saya menderita darah tinggi dan
jantung, jadi saya dikembalikan ke Pusat Tahanan Xiapu. Tidak lama
kemudian, saya dibawa kembali ke Penjara Wanita Fujian. Saya gagal
lagi dalam pemeriksaan fisik dan dikembalikan ke Pusat Tahanan
Xiapu, di mana saya ditahan selama tiga tahun.
Hanya ada satu sel dialokasikan untuk wanita di Pusat Tahanan
Xiapu, dengan luas hanya beberapa meter persegi. Namun, terkadang
12 orang dimasukkan ke sana. Kami harus tidur menyamping pada malam
hari, hanya itu cara satu-satunya supaya semuanya bisa tidur di
lantai. Jika seseorang pergi ke toilet, hampir tidak mungkin
baginya mencari tempat untuk berbaring lagi. Situasi ini makin
memburuk saat musim panas. Hanya ada sebuah kipas listrik rusak
yang sangat berisik. Kami bisa mendengar suara makian dan orang
menangis hampir sepanjang waktu dan dipaksa bekerja selama lebih
dari sepuluh jam sehari.
Saya melakukan latihan Falun Dafa setiap hari selama masa tahananku
dan tekanan darah tinggi serta sakit jantung segera hilang, tanpa
obat-obatan. Wajahku bersinar cerah dan penuh vitalitas. Tahanan
sekitarku berpikir Falun Dafa supernormal dan saya bisa memberitahu
mereka fakta tentang latihan ini dan penganiayaan. Saya juga
memberitahu mereka perbuatan baik dan jahat akan dibalas setimpal.
Banyak tahanan percaya Falun Dafa dan berkata akan menjadi orang
baik setelah pulang ke rumah. Beberapa bahkan ingin belajar
latihan, sementara lainnya keluar dari PKC dan organisasi
terkaitnya.
Terus Diganggu di Rumah
Ketika saya dibebaskan pada Juni 2006 setelah beberapa tahun
penganiayaan, saya pikir dapat hidup normal kembali. Tetapi,
gangguan tidak pernah berhenti. Teleponku disadap dan saya diikuti
ke manapun pergi. Gangguan itu makin memburuk pada saat ‘tanggal
sensitif’. Suamiku telah menyaksikan perubahaan hebat pada diriku,
baik secara fisik dan mental, jadi ia membelaku untuk menentang
penganiayaan. Ia bahkan berdebat dengan pihak berwenang untuk
melindungiku. Petugas juga pergi ke rumah orangtuaku dan menantunya
untuk mengganggu dan mengancam mereka. Akibatnya, orangtua, kakak
lelaki dan perempuanku menjadi sangat stress.
Rumah Digeledah pada 2012
Delapan petugas dipimpin oleh agen dari Kantor 610 dan petugas dari
Sub-kepolisian Songcheng serta anggota Komunitas Junxing mendobrak
masuk rumah pada suatu pagi dan melakukan penggeledahan.
Mereka mengobrak-abrik setiap kamar. Kemudian tahu ada satu kamar
yang terkunci, menyuruh saya untuk membukanya tetapi saya menolak.
Saya mencoba mengklarifikasi fakta kepada mereka tetapi mereka
tidak mau mendengar. Mereka menemukan kuncinya dan menyita lebih
dari 40 buku Falun Dafa, foto Guru Li, perhiasan dan barang pribadi
lainnya yang ditaruh dalam kamar. Kemudian mereka pergi tanpa
memberikan tanda bukti barang sitaan.
Kebebasan berkeyakinan adalah hak universal yang diakui seluruh
dunia, tetapi PKC mengabaikan hukum dan kepantasan dalam menganiaya
praktisi Falun Gong. Sejak penganiayaan dimulai pada 1999, banyak
rekan praktisi di Kabupaten Xiapu telah ditahan, dibawa ke kamp
kerja paksa, dipenjarakan, menderita penyiksaan atau rumah mereka
digeledah. Beberapa bahkan telah terbunuh.
Chinese version click here
English
version click here