(Minghui.org) Cerita ini berdasarkan pengalaman saya di tengah masyarakat manusia biasa. Cerita saya ini baik atau buruk, silakan teman-teman yang menilai.
Pada saat kelompok kami melakukan
kegiatan ngaben massal di kampung, saya bertemu dengan orang dari
kampung lain. Beliau dikenal sebagai tokoh agama dan keseharian
sebagai dalang wayang kulit dan dukun yang sudah terkenal di
masyarakat. Karena ketenaran namanya maka dia ditunjuk oleh tokoh
kampung kami sebagai pengendali upacara tersebut. Saat itu saya
ditunjuk oleh kelompok sebagai bendahara sekaligus sebagai seksi
belanja, karenanya saya sering bertatap muka dengannya. Karena
sering bertemu dan berbicara secara pribadi di depan umum, dia
berkali-kali mengatakan, ”Kamu kok lain dari yang lain. Saya rasa
kamu memiliki medan aura yang sangat bagus.” Saya menjawab, ”Maaf
Gusti, saya ini orang bodoh yang tidak tahu apa-apa, jika ada
tindakan saya kurang berkenan di hati gusti saya minta maaf.” Dia
balik menjawab, ”Ah janganlah kamu merendah. Aku tahu apa yang ada
pada dirimu. Kamu seperti kucing saja yang selalu menyembunyikan
kuku. Kalau kamu mau belajar, aku juga mau mengajar kamu.” Saya
jadi bingung lalu berpikir dalam hati, disuruh belajar, belajar apa
ya? Seketika teringat kata-kata Shifu dalam Zhuan Falun, ”Kita
sebut sebuah contoh, Xiulian pada tingkat rendah untuk mencapai
hati yang teguh, adalah sangat sulit diwujudkan. Bagaimana rupa
guru mungkin anda belum dapat melihat dengan jelas. Tiba-tiba pada
suatu hari anda melihat telah datang satu Dewa yang tinggi dan
besar. Dewa besar ini memuji anda beberapa patah kata, kemudian
mengajarkan anda beberapa hal, jika anda juga mau, maka Gong anda
niscaya sudah tercampur aduk. Sekali hati anda senang, sudah
mengakui dia sebagai Shifu, sudah belajar mengikuti dia, namun
sebenarnya dia juga belum memperoleh buah sejati, di ruang dia itu
memang dapat membesar dan menyusut kecil. Ini diperlihatkan di
hadapan anda, anda melihat Dewa besar ini, hati sungguh haru
tersentuh!” Mengapa setelah xiulian Falun Dafa ada yang menawarkan
diri menjadi Guru? Mengapa tidak sebelumnya? Apakah hati saya tetap
teguh Xiulian Falun Dafa? Maka saya pandang hal itu sebagai cobaan
dan ujian xinxing.
Karena seringnya dia menyanjung-nyanjung, saya jadi malu dengan
teman-teman. Apakah yang dia katakan benar atau tidak, apakah dia
tahu atau tidak, saya tidak tahu dan tidak merasakan apa yang
dikatakannya. Saya tidak peduli dan tidak serius menanggapi
ucapannya. Kalau ditanya, saya akan jawab seperlunya saja. Entah
kenapa setiap dia datang saya selalu diminta untuk mendampinginya.
Tentang perkataannya mungkin karena saya terlalu bodoh atau dia mau
mengolok-olok saya agar saya mabuk sanjungan dan pujian dalam
kebodohan. Saya jadi waspada, saya tidak boleh terlena dengan
sanjungan dan pujian, apalagi sampai tidak rasional dan lupa diri.
Menjadi sangat lucu, orang bodoh kok bangga mendapat sanjungan dan
pujian yang belum tentu kebenarannya. Beberapa saat saya memahami
bahwa Shifu dalam Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju mengatakan,
”Sebagai seorang yang Xiulian, segala kerisauan yang dialami di
tengah manusia biasa adalah menjalani cobaan; segala pujian yang
dialami adalah ujian.” (“Orang Xiulian Secara Alami Berada di
Dalamnya”)
Saya sebagai perwakilan rombongan saat itu banyak mengalami ujian
xinxing di tengah konflik masyarakat manusia biasa. Saya baru
sadari bahwa tidak ada kejadian yang kebetulan, mungkin saja Shifu
telah mengatur saya untuk mengklarifikasi fakta kepada mereka
sebagai tokoh masyarakat. Saya minta maaf pada Shifu yang belas
kasih, walau saya sukses melakukan pekerjaan manusia biasa,
dipercaya mengelola uang ratusan juta, namun telah gagal sebagai
seorang praktisi Dafa yang harus mengklarifikasi fakta kepada
orang-orang yang kita jumpai, termasuk para tokoh masyarakat itu.
Saat itu pemahaman masih dangkal dan takut berbicara akan membuat
kesalahan dan takut juga dikatakan mencoba menggarami lautan.
Setelah lewat beberapa waktu baru menyesal, kenapa waktu itu tidak
mencoba?
Dari peristiwa ini dapat saya ambil hikmahnya, tapi bukan masalah
benar atau tidak yang dikatakan orang. Jika kita sebagai praktisi
sejati, janganlah menjadi puas dan bangga jika mendapat pujian
serta memperoleh sedikit keuntungan. Jangan terlalu kecewa apabila
mengalami kesusahan atau kegagalan.
Pemahaman saya masih dangkal, tolong tunjukkan jika ada yang tidak
sesuai.