(Minghui.org) Pada 25 April 1999, peristiwa bersejarah meletus di Beijing. Tiga tahun kemudian, pada 24 April 2002, itu adalah awal dari sepuluh tahun protes terus-menerus di luar Kedutaan Besar China di Copenhagen, Denmark.
Pada 25 April 1999, adalah hari
bersejarah ketika lebih dari sepuluh ribu praktisi Falun Gong
berkumpul di Kantor Pengaduan Dewan Negara dekat komplek
pemerintahan pusat dan menyerahkan tiga permintaan:
1. Bebaskan beberapa lusin praktisi yang baru ditahan di Kota
Tianjin karena memprotes artikel koran yang salah
2. Membolehkan orang-orang bebas berlatih Falun Gong
3. Mengizinkan buku-buku Falun Gong diterbitkan
Tidak ada teriakan slogan, tidak ada spanduk, dan tidak menghalangi
lalu lintas di wilayah tersebut. Permohonan berlangsung dengan
damai dan diselesaikan dengan rasional.
Tetapi, tiga bulan kemudian, penangkapan besar-besaran diikuti
penganiayaan brutal terhadap Falun Gong dimulai di China. Sebagai
bagian dari kampanye propaganda terhadap Falun Gong, Partai Komunis
China (PKC) merekayasa peristiwa “Bakar Diri di Lapangan Tiananmen”
untuk memfitnah Falun Gong dan pemerintah mengeluarkan daftar 1400
kasus yang menuduh bahwa berlatih akan menyebabkan kematian.
Dalam menghadapi kampanye propaganda politik secara nasional dan
global dengan berbagai kebohongan untuk mendiskreditkan Falun Gong,
praktisi di seluruh dunia memulai perjalanan khusus untuk
mengklarifikasi fakta kepada orang-orang di dunia.
Praktisi Falun Gong Denmark memprotes di luar Kedutaan Besar China di Copenhagen
Maka, pada 24 April 2002,
praktisi Falun Gong di Copenhagen, Denmark memulai protes mereka di
depan Kedutaan Besar China. Sejak itu, praktisi melakukan aksi
damai dalam segala cuaca selama sepuluh tahun dengan misi untuk
mengklarifikasi fakta kepada dunia.
“Tak Ada Seorangpun Dapat Menghentikan Saya untuk Membela
Falun Gong”
Zhu (pria), adalah penduduk Copenhagen yang mulai berlatih Falun
Gong pada 1997. Setelah mendapatkan manfaat dari latihan tersebut,
Zhu berkata ia merasa harus berbicara demi rekan-rekan praktisi di
China ketika Falun Gong difitnah dan dianiaya.
Suatu kali seorang pengusaha sukses di China, protes Zhu di depan
kedutaan besar mendapat balasan dari pemerintah China. Mereka
menutup tiga perusahaannya di China dan membubarkan semua
karyawannya. Rumahnya di China digeledah. Zhu tidak diperkenankan
kembali ke China. Bahkan anak perempuannya tidak diperkenankan
mendapatkan kewarganegaraan China.
“Saya hanya bisa melakukan protes di Kedutaan Besar China. Banyak
orang Denmark dan Tionghoa datang ke kedutaan untuk meminta visa
atau urusan lainnya. Mereka mungkin tidak menyadari penganiayaan
Falun Gong di China. Saya berkewajiban untuk memberitahu mereka
tentang kebenaran,” kata Zhu.
Seorang Warga Senior yang Teguh
Poul Andersen adalah pensiunan mekanik berusia 80-an. Setelah
berlatih Falun Gong, ia menjadi sehat. Setiap pagi, Anderson
bergabung dengan rekan-rekan praktisinya di Kedutaan Besar China
untuk membangkitkan kesadaran masyarakat.
“Latihan kami berdasarkan pada prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya
tidak dapat berpaling dari rekan-rekan praktisi saya yang sedang
dianiaya di China,” kata Andersen.
Meski sulit, Andersen telah bertekad untuk menolong
praktisi-praktisi China dengan terus membangkitkan kesadaran.
“Kesulitan yang kami alami dalam memprotes bukan apa-apa jika
dibandingkan mereka yang dipenjara dan disiksa di China. Tujuan
kami adalah menghentikan penganiayaan. Saya akan terus memprotes
sampai penganiayaan berakhir,” katanya.
Menyuarakan Keadilan
Bao (wanita), pernah menderita berbagai penyakit sebelum berlatih
Falun Gong seperti gastric mucosal lesions, gallstones, cardiac
arrhythmia, Coccyx fracture dan lain-lain. Hanya tiga hari setelah
menghadiri sesi ceramah sembilan hari Falun Dafa, ia mulai
mengalami peningkatan kesehatan fisik. Dalam tiga bulan, semua
penyakitnya lenyap. Ia kembali kerja dan sangat berenergi. Seluruh
keluarganya melihat efek penyembuhan dari Falun Dafa.
Mengetahui betapa baiknya latihan ini, Bao menyuarakan perlawanan
terhadap penganiayaan yang tidak adil ini. Bao berkata,
”Rekan-rekan praktisi saya ditangkap dan dipenjarakan di China. Itu
seperti kakakku dipenjarakan. Tentu saya harus berbicara demi
mereka dan meminta keadilan.”
Dukungan Publik
Selama sepuluh tahun, ada banyak cerita yang menyentuh hati dari
orang-orang yang mengungkapkan dukungan mereka bagi Falun
Gong.
Banyak orang pergi ke perpustakaan dekat Kedutaan Besar China.
Beberapa pejalan kaki menghampiri dan berbicara dengan praktisi.
Ketika cuaca dingin, ada yang membawakan kopi panas untuk
menunjukkan dukungan mereka. Banyak yang bertanya apa yang dapat
mereka lakukan untuk mengakhiri penganiayaan.
Suatu kali, dua pemuda Tionghoa datang ke Kedutaan Besar untuk
meminta visa. Praktisi Lu memberitahu mereka tentang fakta
kebenaran Falun Dafa dan penganiayaan di China. Pemuda itu
mendaftarkan nama aslinya untuk keluar dari Liga Pemuda (yang
berafiliasi dengan Partai Komunis China).
Seorang pria mendengar pengenalan Falun Gong dan tentang
penganiayaan di China. Ia berkata, ”Kerja yang bagus. Teruskan!” Ia
kemudian berkata akan duduk bersama dengan praktisi jika bukan
karena ia harus pergi ke Thailand sore itu.
Beberapa pengunjung China ke kedutaan besar menyemangati praktisi
dengan berkata, ”Berlatih dengan rajin dan terus membuat kemajuan.”
Mereka berkata telah membaca koran Epoch Times (bahasa Mandarin)
dan mereka tahu fakta kebenaran tentang penganiayaan terhadap Falun
Gong.
Suatu kali, kedutaan besar campur tangan dan tempat protes harus
mundur 50 m. Para praktisi berbicara dengan pemerintah setempat dan
sistem peradilan. Akhirnya, tempat protes pindah lagi ke tempat
yang menghadap ke kedubes China.
Protes dan klarifikasi fakta di depan Kedutaan Besar China membuat
lebih banyak orang tahu fakta kebenaran. Makin banyak orang
menyadari adanya penganiayaan terhadap orang karena kepercayaan
mereka mempengaruhi semua orang. Itu adalah kejahatan terhadap
kemanusiaan jadi itu berkaitan dengan seluruh dunia. Setiap orang
berkewajiban untuk menyuarakan dan menolong menghentikan
penganiayaan tersebut.
Chinese version click here