(Minghui.org)
Baru-baru ini, reporter dari Sunday Times di Australia bagian barat
ingin memverifikasi informasi yang dia terima tentang praktisi
Falun Gong di China dipaksa untuk melakukan kerja buruh untuk
membuat produk bagi negara-negara barat. Dua praktisi setempat
menceritakan pengalaman mereka kepadanya.
Kerja Buruh di Kamp Kerja
Paksa Shanghai No. 1 dan No. 3
Zhao, pria, sekarang tinggal di Australia bagian barat. Ia mulai
berlatih Falun Gong pada 1996. Dari tahun 2001 sampai 2003, dia
ditahan di Kamp Kerja Paksa Shanghai No. 1 dan No. 3, di mana dia
mengalami penyiksaan dan dipaksa melakukan kerja buruh. Zhao
memproduksi banyak barang ekspor, termasuk boneka katun, alat
mengupas, lampu hemat energi 110 watt, lampu dekorasi Natal, dan
segala macam kaos, baju, dan pakaian wanita dan pria.
Zhao mengatakan bahwa panjangnya waktu kerja pada musim sepi dan
musim ramai berbeda. Saat musim sepi, para tahanan dipaksa bekerja
di pagi hari namun biasanya selesai sebelum pukul 18.00. Saat musim
puncak, jam kerja sangat panjang. Saat beban kerja mendesak,
tahanan dipaksa memulai kerja sebelum jam 06.00. Kemudian mereka
sarapan pada pukul 06.00. Setelah sarapan, mereka meneruskan
pekerjaan sepanjang pagi hari. Setiap tahanan diperkenankan
menggunakan kamar kecil hanya satu kali di pagi hari.
Saat waktu makan siang, ratusan tahanan dalam beberapa baris
mengambil makanan siang mereka. Waktu istirahat makan siang 10
menit lebih sedikit. Jika tidak habis, maka tidak ada kesempatan
untuk makan lagi. Pada sore hari, tahanan hanya boleh menggunakan
kamar kecil satu kali.
Tempat bekerja berukuran sebesar workshop, panjang 50 meter dan
lebar 20-30 meter. Selama produksi, jika seseorang lamban, dia akan
dipukul atau disiksa. Saat produksi lampu dekorasi Natal, tahanan
dipaksa bekerja bahkan setelah masuk ke sel mereka. Ada yang harus
bekerja sampai tengah malam untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Tangan tahanan seringkali terluka ketika membuat lampu atau
bola.
Kerja Buruh di Pusat Penahanan Gaoqiao dan
Xiangcheng
Zhang, wanita, tinggal di rumah putrinya di Perth, Australia. Pada
20 Juni 2001, ketika dia masih di China, 7-8 petugas polisi masuk
ke rumahnya dan secara ilegal menangkap dia karena berlatih Falun
Gong. Mereka memasukkan ia di Pusat Penahanan Gaoqiao, Kota
Xuchang, Provinsi Henan, di mana dipaksa untuk melakukan kerja
buruh untuk membuat produk ekspor.
Zhang berkata, “Awalnya, kami dipaksa membuat wig. Setiap tahanan
harus membuat 5 buah wig setiap hari. Jika ada yang tidak
menyelesaikan, dia akan dipukul. Setiap hari bekerja sampai 14 jam,
di mana dianggap beban kerja ringan yang wajar. Ada juga praktisi
Falun Gong lain yang ditahan di pusat tersebut. Mereka dipaksa
untuk membuat ikat pinggang untuk kimono Jepang dan sering kali
harus bekerja sampai larut malam.”
Zhang melanjutkan, “Ketika saya dipenjara di Pusat Penahanan
Xiangcheng, saya dipaksa untuk melakukan banyak pekerjaan untuk
membuat lampu neon dan barang-barang lainnya untuk ekspor. Labelnya
dalam bahasa Inggris. Makanan sehari-hari kami adalah 1 kue kismis
untuk sarapan, 1 kue kismis untuk makan malam dan setengah mie kuah
untuk makan siang. Tidak ada sayur-mayur. Kadang-kadang ada
serangga mati atau tikus di dalam mie kuah. Tidak ada ranjang untuk
tidur. Jika ingin makan sesuatu yang lebih bagus, harus meminta
staf kamp kerja paksa untuk membelinya. Ketika mereka membeli
barang untuk kami, mereka biasanya mengenakan biaya 3 kali lipat
dari harga barang.”
Keuntungan Kamp Kerja Paksa Berasal dari Penahanan Ilegal
Praktisi Falun Gong
Menurut Organisasi Dunia untuk Penyelidikan Penganiayaan Falun Gong
(WOIPFG – World Organization to Investigate the Persecution of
Falun Gong), Henan Rebecca Hair Products Co., Ltd. di Kota Xuchang,
kerjasama pertama antara Sino-AS di industri produk rambut dan
perusahaan terbesar di industri rambut di China, telah menggunakan
kamp kerja paksa, penjara, dan pusat penahanan untuk menghasilkan
keuntungan melalui kerja buruh.
Perusahaan-perusahaan besar bergantung pada produk China berbiaya
rendah untuk diekspor, dan kamp kerja paksa menghasilkan keuntungan
dengan memaksa praktisi Falun Gong yang ditahan untuk melakukan
kerja buruh. Agar mendapat keuntungan yang lebih besar, Kamp Kerja
Paksa No. 3 di Provinsi Henan bahkan membeli praktisi Falun Gong
dari kamp kerja paksa lain seharga 800 yuan per orang.
Melalui upaya praktisi, masyarakat Australia semakin sadar akan
kondisi praktisi Falun Gong di China, dan media makin tertarik
untuk meliput kisah-kisah seperti ini. Pada tempat kegiatan
praktisi, orang-orang menyatakan apresiasi atas upaya praktisi
untuk membangkitkan kesadaran tentang penindasan di China. Beberapa
pengusaha ingin mengetahui lebih banyak, jadi mereka dapat menjamin
bahwa barang-barang yang mereka dapatkan dari China dibuat dengan
cara yang sah.
Chinese version click here
English
version click here