Nama: Wang
Caixia (汪彩霞)
Jenis Kelamin: Wanita
Umur: Tidak diketahui
Alamat: Kota Lanzhou, Provinsi Gansu
Pekerjaan: Tidak diketahui
Tanggal Penangkapan Terakhir: 31 Mei 2012
Tempat Penahanan Terakhir: Pusat Pencucian Otak
Gongjiawan (龚家湾洗脑班)
Kota: Lanzhou
Provinsi: Gansu
Penindasan yang Diderita: Penahanan, pengeledahan
rumah, pemukulan brutal, pencucian otak, digantung dengan borgol,
tangan diborgol di belakang punggung, belenggu sambil jongkok,
dicekok paksa, sel isolasi, pemerasan
(Minghui.net)
Sekitar jam 10:00 tanggal 31 Mei 2012, Wang Caixia, praktisi Falun
Gong di Kota Lanzhou, Provinsi Gansu, ditangkap saat pergi bekerja.
Penangkapan terakhir ini adalah babak baru dari penganiayaan
terhadap Wang, yang telah mengalami penganiayaan, pemenjaraan, dan
penyiksaan selama bertahun-tahun oleh Partai Komunis China. Polisi
menyita komputer dari rumahnya, dan pada siang hari, empat orang
dari kantor polisi dan kantor sekretariat Partai Komunis China di
Jalan Weiyuan (dua pria dan dua wanita) datang ke rumah orang tua
Wang Caixia dan memberitahu mereka bahwa Wang Caixia sedang ditahan
di Pusat Pencucian Otak Gongjiawan. Mereka memberitahu kepada
orangtuanya bahwa penangkapan itu tidak dilakukan oleh mereka,
tetapi oleh Kantor 610. Keluarga Wang pergi ke Pusat Pencucian Otak
Gongjiawan menjenguknya, namun petugas yang bertugas menjawab,
"Atasan tidak mengijinkan siapapun untuk menjenguk Wang
Caixia."
Praktisi Dafa Wang Caixia
Lima Praktisi Falun Gong sedang
ditahan di Pusat Pencucian Otak Gongjiawan, termasuk Wang Caixia,
Yue Puling, Zhang Luchan, Jing Jilin, dan Chen Jianru. Ada berita
bahwa beberapa praktisi memulai mogok makan pada tanggal 31 Mei
untuk memprotes penahanan ilegal.
Wang Caixia mulai berlatih Falun Dafa pada Januari 1996. Saat itu,
dia baru saja dipecat dari pekerjaan dan pernikahannya mengalami
krisis. Dia menjadi depresi, mengakibatkan kesehatannya memburuk.
Segera setelah berkultivasi Falun Dafa, dia banyak berubah baik
secara fisik maupun mental. Penyakit fisiknya, termasuk asma telah
sembuh, dan ia menemukan pekerjaan yang memuaskan. Ia melahirkan
seorang anak perempuan yang sehat pada tahun 1998.
Pada Juli 1999, penganiayaan terhadap Falun Dafa dimulai. Latihan
ini difitnah dan dianiaya oleh Partai Komunis China (PKC). Untuk
menunjukkan rasa hormatnya kepada Dafa dan pencipta Falun Gong,
pada Oktober 2000, Wang Caixia pergi ke Beijing untuk mengajukan
permohonan. Dia dipukuli oleh polisi di Lapangan Tiananmen. Dia
kemudian ditahan di Pusat Penahanan Taoshuping di Lanzhou selama
dua minggu.
Pada April 2001, Wang Caixia ditangkap oleh petugas dari Kantor
Polisi Chengguan. Dia mengalami penyiksaan yang mengerikan di Tim
14 dari Pusat Penahanan Tingkat Satu Lanzhou dan melakukan mogok
makan sebagai protes. Zhang Linlin dan kepala tim Tian
memerintahkan tahanan lain untuk memukulinya. Wang dipukul sampai
berubah hitam dan biru. Kemudian, beberapa tahanan menahannya ke
lantai, menjepit pipi, membuka mulutnya dengan sumpit dan sendok,
dan melakukan cekok dengan brutal. Cekok paksa ini menyebabkan Wang
hampir mati lemas. Dokter penjara kemudian dengan kasar memasukkan
sebuah tabung ke dalam perut Wang dan dengan paksa memasukkan air
garam, nyaris menyebabkan kematiannya.
Setelah hampir empat bulan penahanan dan penyiksaan, Wang Caixia
menderita kudis yang serius di lingkungan pusat penahanan yang
basah dan kotor. Setelah ayahnya menyuap 2.000 yuan kepada Wei
Dong, petugas polisi di Kantor 26 dari Kantor Kepolisian Cabang
Chengguan, Wang Caixia dibebaskan dan diperbolehkan pulang. Selama
masa penahanan, anak perempuannya sering bersembunyi di bawah
selimut dan menangis. Setelah Wang Caixia kembali ke rumah,
putrinya juga terinfeksi kudis. Dia merasa sangat gatal setiap
malam sampai hampir tidak bisa tidur. Dia juga kehilangan nafsu
makan dan menderita baik secara fisik maupun mental.
Pada Agustus 2001, suami Wang Caixia tidak bisa lagi menanggung
tekanan besar dari penganiayaan dan meminta cerai. Pengadilan Jalan
Weiyuan memberikan hak asuh tiga tahun kepada suaminya dan memberi
rumah kepadanya juga, karena Wang Caixia berlatih Falun Gong.
Polisi PKC masih mengganggu Wang secara teratur. Dalam rangka untuk
mencari dan menangkap Wang Caixia setelah dia menjadi tunawisma,
mereka pergi ke sekolah di mana putrinya duduk di taman kanak-kanak
dan meminta agar guru mengumumkan bahwa anak itu sakit. Guru yang
masih memiliki hati nurani ini menolak untuk berbohong. Pada
September 2002, polisi mengintai kakek gadis itu, yang menjemputnya
di taman kanak-kanak, dan menerobos masuk ke rumah orang tua itu.
Mereka memaksa keluarga untuk memberitahukan keberadaan Wang.
Selama cobaan berat itu, gadis kecil tersebut lapar, lelah, dan
ketakutan. Dia menangis sampai dirinya tertidur.
Pada tanggal 1 Oktober 2004, sejumlah besar petugas dikirim lagi
dari Bagian 26 dari Departemen Kepolisian Chenguan di Lanzhou,
untuk menangkap Wang Caixia. Mereka mengepung rumahnya selama dua
hari dan menggunakan berbagai metode untuk mengancam Wang dan
orangtuanya. Berkat kegigihan keluarga Wang, yang menolak untuk
menyerahkannya, upaya penangkapan tersebut gagal.
Ketika suami Wang Caixia mendaftarkan anaknya di sekolah pada
Agustus 2005, dia diberitahu bahwa Biro Keamanan Publik sedang
melacak Wang Caixia. Jika dia (Wang) mengunjungi sekolah, suaminya
harus melapor hal ini kepada polisi segera. Polisi mengirim petugas
ke sekolah dan mengancam sang ayah lagi, mengatakan kepadanya bahwa
ia akan ditangkap jika tidak melaporkan Wang.
Pada pertengahan Mei 2007, Liu Tongchang, Liu Bailin, dan lainnya
dari Kantor 610 yang terkait dengan Kantor Kepolisian Universitas
Lanzhou, menangkap secara ilegal Wang Caixia dengan cara menguntit,
melacak, dan cara tercela lainnya. Mereka membawanya ke Pusat
Pencucian Otak Gongjiawan, dengan tujuan untuk memaksanya
melepaskan Falun Dafa. Segera setelah tiba di pusat pencucian otak,
Wang Caixia diborgol ke tempat tidur selama tiga hari tiga malam.
Dia mulai mogok makan sebagai protes. Pada hari kelima mogok makan,
ia diborgol lagi ke tempat tidur di lantai pertama selama empat
hari tiga malam, dan dianiaya oleh Sun Qiang, Yang Wentai, dan
polisi lainnya. Selang makanan dimasukkan ke dalam perutnya.
Pada November 2007, petugas Qi Ruijun mengklaim bahwa Wang Caixia
tidak melakukan pekerjaan kebersihan, dan menggunakan alasan itu
untuk memasukkannya ke dalam sel isolasi. Area kurungan adalah
sekitar 150 meter persegi, dengan sebuah pintu menghadap ke barat
dan ruang 20-30 meter panjangnya membentang sepanjang area
kurungan. Sekitar dua lusin kamar kurungan terletak di sana,
masing-masing sekitar delapan meter persegi. Tidak ada sinar
matahari, panas, atau ventilasi di kamar-kamar ini sepanjang tahun,
sehingga sangat redup, dingin, dan lembab. Toilet dan wastafel
berada di dalam kamar. Semua kamar kurungan dilengkapi dengan pintu
besi, dan batangan besi diikat di pintu. Batangan tersebut
digunakan untuk menggantung para praktisi dengan tangan terborgol.
Wang Caixia dan tiga praktisi Dafa lainnya yang sedang dianiaya di
kamar kurungan digantung dengan borgol mereka pada batangan besi
siang dan malam, dengan punggung mereka menghadap ke pintu. Hanya
waktu tiga kali makan, dan pada pukul 11:00 malam, ketika mereka
pergi ke kamar mandi, barulah borgol dilepas. Lengan dan tangan
mereka mengalami bengkak parah akibat penyiksaan ini.
Selama periode ini, Wang Caixia tidak pernah melepaskan
keyakinannya pada Sejati-Baik-Sabar. Karena aksi penyelamatan terus
menerus dilakukan oleh keluarganya, polisi membebaskan Wang Caixia
setelah memborgolnya selama dua minggu. Kaki, tungkai, dan tangan
mengalami bengkak besar dan ia tidak bisa menggerakkan lengannya
dengan normal. Wang Caixia menderita penganiayaan brutal sekitar
tujuh bulan, termasuk cekok paksa, diborgol dengan tangan di
belakang punggung, dipaksa jongkok, serta penganiayaan
mental.
Selama Wang Caixia ditahan di Pusat Pencucian Otak Gongjiawan,
ibunya mengalami tekanan yang luar biasa dan hidupnya sering dalam
bahaya. Putrinya, di bawah sepuluh tahun, tampak kurus dan
sakit-sakitan karena kurang perawatan dari ibunya. Dia takut pada
orang, dan nilai akademisnya menurun secara dramatis. Gadis kecil
itu sering merindukan ibunya tetapi tidak berani mengungkapkan
perasaan ini di depan orang lain. Dia hanya diam-diam menulis di
bagian belakang foto ibunya. "Saya merindukan ibu saya. Ibu akan
selalu menjadi ibu terbaik di dunia."
Karena permintaan yang kuat dari keluarga Wang, pada akhir 2007,
Liu Tongchang, Liu Bailing, Wu Jianqiang, dan lain-lain dari kantor
polisi di Universitas Lanzhou membebaskan Wang Caixia dari Pusat
Pencucian Otak Gongjiawan dengan ketentuan bahwa ayahanda Wang
(seorang pensiunan tua) dan adik laki (yang bekerja di Universitas
Lanzhou) dapat terlibat di tempat Wang. Lengan Wang mengalami
lumpuh karena terlalu lama digantung dengan borgol. Bahkan dalam
situasi ini, Liu Tongchang, Liu Bailing dari kantor polisi, dan
petugas Kantor 610 di Universitas Lanzhou masih menindas Wang.
Mereka mencoba memaksa Wang Caixia melepaskan Falun Gong dengan
mengancam adiknya akan kehilangan pekerjaan karena latihannya.
Mereka pergi ke rumah orangtua Wang untuk mengganggu dan mengancam
mereka. Orangtua Wang sangat tua, dan harus hidup dalam suasana
teror. Akhirnya, Wang dipaksa untuk meninggalkan rumah lagi dan
karenanya tidak bisa mengurus ibunya yang terbaring di tempat tidur
dan putrinya yang masih duduk di sekolah dasar.
Staf di Pusat Pencucian Otak Gongjiawan, Lanzhou:
Shan Yongsheng, Qi Ruijun, Yang Dongchen, Mou Xiangyang, Wen Jing,
Du Mei, and Xu Zhihong
Telepon: +86-931-2868792
Dong Jianmin, direktur Kantor 610 di Lanzhou
Silahkan merujuk pada artikel bahasa Mandarin untuk nama-nama dan
nomor telepon lainnya.
Chinese version click here
English
version click here