(Minghui.org)
Sebanyak 300 cap jempol dan tanda-tangan dikumpulkan atas nama Wang
Xiaodong (pria) di Desa Zhouguantun, Kota kecil Fu, Kota Botou,
Provinsi Hebei, telah menarik perhatian dunia, dan hal ini telah
mengejutkan rejim Komunis. Baru-baru ini putri Wang, Wang Fengru
(juga dikenal dengan nama Wang Xiaomei), diam-diam ditahan di kamp
kerja paksa karena mengumpulkan tanda-tangan dan cap jempol
tersebut. Pejabat setempat menekan ibunda Wang untuk memecat Cheng
Hai, pengacara yang disewa kakaknya untuk membela Wang Xiaodong.
Ketika Wang Xiaodong menunjuk perwakilan hukum, Li Changming, pergi
menjumpainya di Pusat Penahanan Kota Botou. Dia menghadapi sejumlah
hambatan yang dibuat oleh para pejabat berwenang.
Wang Fengru Dikirim ke
Kamp Kerja Paksa karena Mengumpulkan Tanda-tangan
Pada 26 Juni, Wang Fengru, tokoh kunci dalam pengumpulan 300 cap
jempol untuk membantu saudaranya, dihukum satu tahun di kamp kerja
paksa. Dia dikirim ke Kamp Kerja Paksa Wanita Shijiazhuang.
Pengacara Dicegah untuk Bertemu Wang
Xiaodong
Sejak berita “300 cap jempol” menyebabkan kehebohan di manca
negara, Komite Politik dan Hukum penggunaan tekanan pada keluarga
Wang Xiaodong, pengacara, dan penduduk desa Zhouguantun. Polisi,
Jaksa, dan entitas hukum di Kota Botou bekerjasama untuk mencegah
pengacaranya membela di pengadilan.
Tanggal 2 dan 3 Juli, sekertaris Partai Kecamatan Fu, Guo
Zhongxuan dan kepala kota, Zheng Lanhui pergi ke rumah Wang
Xiaodong beberapa kali untuk menekan ibunya agar memecat pengacara
Cheng Hai, yang disewa saudaranya, Wang Junjie. Tanpa memberitahu
keluarga, mereka memecat Cheng Hao dan memaksa keluarga itu untuk
menerima pengacara yang ditunjuk oleh rejim. Tanggal 4 Juli, Wang
Junjie menerima telepon dari Cheng Hai, memberitahu bahwa
Pengadilan Kota Botou menolak memberikan izin kepadanya untuk
membela Wang Xiaodong.
Namun pada 9 Juli, ketika Wang Xiaodong menunjuk pengacara Li
Changming pergi ke Pusat Penahanan Kota Botou untuk menjumpai
kliennya, dia dikelilingi oleh polisi. Dia diusir oleh penjaga
pusat penahanan.
Penyiksaan Selama Interogasi dan Penahanan
Menurut Wang Xiaodong, pada pagi hari, 25 Februari, polisi Feng
Yabin menggunakan engkol gagang telepon yang telah dimodifikasi
untuk melakukan penyiksaan setrum listrik saat menginterogasi
dirinya. Polisi Han Yang mengikat Wang ke sebuah kursi, mengikat
tangannya dengan kawat, lalu mulai memutar engkol telepon listrik.
Arus listrik yang dialirkan kepada Wang menyebabkan dia gemetaran.
Dia diinterogasi sepanjang hari dan sebentar-sebentar disetrum
dengan alat ini. Wang Guiqi dari Divisi Keamanan Domestik Kota
Botou mengancam Wang dengan mengatakan, “Kami akan tetap menyiksa
sampai kamu menyerah.”
Di Pusat Penahanan Botou, Wang Xiaodong dipaksa untuk melakukan
kerja paksa secara intensif di hari pertama. Dia harus menstaples
bunga plastik ke rangkaian bunga dari jam 4 pagi hingga jam 9
malam. Beberapa napi tidak berani berhenti untuk makan siang ketika
mereka tidak mencapai kuota kerja mereka. Mereka disiksa jika tidak
mencapai kuota. Menurut perkiraan kasar, sedikitnya 70 jenis
penyiksaan digunakan di pusat penahanan, termasuk pemukulan, kaki
dan tangan dijatuhi benda berat, dibakar dengan puntung rokok,
tidak diijinkan makan atau tidur, menggunakan staples untuk
mengikat dan memelintir jari. Wang Xiaodong dipukuli dan tidak
diberi makan.
Rejim Membalas Dendam dengan Mengganggu Warga Desa yang
Menandatangani Petisi
Pada 24 April, kepala Divisi Keamanan Domestik Botou, Wang Wensheng
dan sekretaris cabang Desa Zhouguantun, Zhou Yinzhong mengumpulkan
belasan penduduk desa, yang telah menandatangani petisi pembebasan
Wang Xiaodong, di sebuah restoran di desa tersebut. Mereka menanyai
penduduk desa dan ingin tahu bagaimana mereka berhubungan dengan
Falun Gong. Mereka juga memisahkan mereka dan masuk satu per satu
ke dalam ruangan dan kemudian merekam, menciptakan suasana teror.
Akhirnya setiap orang harus menandatangani “dokumen
penyelidikan”.
Setelah 15 Mei, para pejabat pemerintah di Kecamatan Fu, Kota
Botou, dipisahkan menjadi empat kelompok dan memulai babak baru
ancaman yang secara khusus ditujukan pada penduduk desa yang
menandatangani petisi. Tidak ada yang bertahan. Penduduk desa
diperintahkan untuk memfitnah Falun Gong.
Ibu Tua Berharap Putranya Kembali dan Memohon Bantuan
kepada Komunitas Internasional
Menurut kakak perempuan Wang Xiaodong, setiap hari ibunya, yang
hampir berusia 80 tahun, mengurus anak Wang yang berusia 7 tahun.
Mereka terus hidup dalam ketakutan karena gangguan dan ancaman
terus-menerus dari para pejabat terhadap keluarga tersebut. Mereka
tergantung pada penghasilan Wang Xiaodong yang kecil untuk
mendukung keluarga tersebut, namun sekarang mereka tidak punya
penghasilan.
Ibunda Wang dengan amat sangat meminta bantuan komunitas
internasional dan memohon pada semua orang yang mempunyai rasa
keadilan untuk mengulurkan bantuan.
Chinese version click here
English
version click here