(Minghui.org)
Saya adalah mahasiswa berusia 22 tahun di Korea. Setelah berlatih
Falun Dafa, hidup saya berubah drastis dan saya hendak menceritakan
manfaat apa yang saya peroleh.
Ibu saya yang pertama belajar
Falun Dafa dan saya mulai berlatih saat di akhir tahun SMA. Sebelum
berlatih Falun Dafa, ibu saya sering jatuh sakit dan menghabiskan
banyak uang untuk pergi ke dokter. Namun, kesehatannya tidak
meningkat sampai ia mulai berkultivasi Falun Dafa. Segera, ia
memiliki corak kulit yang sehat dan berenergi.
Nenek saya melihat perubahan ibu, juga mulai berlatih. Nenek
menderita rematik dan radang saraf, seperti ibu saya, beliau
menjadi sehat setelah berlatih Falun Dafa. Setelah ibu
memperkenalkan Falun Dafa pada saya, saya mulai membaca buku Zhuan
Falun. Awalnya, saya tidak mengerti apa isinya. Saya juga tidak
suka berlatih. Perlahan-lahan seiring saya terus membacanya, saya
bisa membaca buku itu dengan penuh perhatian. Pelan-pelan saya
berubah dan dapat merasakan sangat nyaman ketika belajar Fa dan
melakukan latihan.
Ketika duduk di SMA, saya membaca Zhuan Falun setiap malam. Itu
mengajarkan saya Sejati-Baik-Sabar dan membimbing hidup saya ke
arah yang benar. Saya melakukan latihan Gong bersama kakak pada
akhir pekan.
Sebelum saya belajar Falun Dafa, saya sering menderita flu, mimisan
dan sariawan di lidahku. Semuanya hilang saat saya berkultivasi
Falun Dafa. Sebelumnya, Dahulu, saya memiliki kecenderungan
bersaing yang kuat dengan teman-teman kelas. Jika nilai saya jatuh,
saya merasa malu karena tidak memenuhi harapan orangtuan, teman dan
guru. Saya akan menangis di malam hari, ingin bunuh diri. Saya
sering membaca artikel koran tentang mahasiswa yang bunuh diri.
Saat itu, saya merasakan hal yang sama.
Pada waktu itu, belajar dan mendapatkan nilai bagus hanya
satu-satunya tujuan dalam hidup saya. Saya kelelahan mental dan
fisik tanpa mengetahui apakah kehidupan itu. Melalui berlatih Falun
Dafa, saya menjadi sadar arti dari hidup dan hidup dalam kesusahan,
berusaha memenangkan penghargaan dari lainnya, bukanlah tujuannya.
Mulai dari itu, tidak peduli nilai saya bagus atau buruk, saya
dapat menghadapi fakta secara terbuka dan bangga. Melihat
teman-teman saya di SMA mati-matian belajar, saya merasa kasihan
pada mereka dan merasa beruntung menjadi praktisi.
Saya belajar cara hidup. Saya dengar orang lain berkata bahwa
seseorang harus hidup untuk dirinya sendiri, bukan demi orang lain,
dan akan menderita jika terlalu baik dan jujur. Saya merasa
nilai-nilai itulah yang berefek negatif terhadap kita di dunia ini.
Sekarang, saya sering melihat pelajar bertengkar dan berteriak pada
orangtua mereka jika kebiasaan buruk mereka dikoreksi. Ada orang
yang menjadi beringas dan tidak memperdulikan bagaimana perasaan
orang lain. Orang lain bahkan melukai hati orangtua atau anak
mereka demi alasan tidak masuk akal. Bagi saya, semua ini jauh
sekali. Falun Dafa memurnikan hati saya, dan membuat saya menjadi
jujur, ramah, toleran, tenang dan hangat.
Ibu saya pernah berkata kepada saya, ”Jika semua orang di dunia
berlatih Falun Dafa dan menjadi baik, kita tidak memerlukan
polisi.” Saya tidak mengerti apa maksudnya sampai saya membaca buku
itu. Jika semuanya dapat memikirkan orang lain terlebih dahulu
dalam segala perbuatan mereka, akan lebih sedikit masalah dalam
masyarakat dan masa depan pasti akan cerah.
Secara otomatis saya menjadi perhatian terhadap orang lain setelah
saya mulai berlatih Falun Dafa. Saya berhenti bergosip di belakang
teman-teman saya, memberikan tempat duduk saya di bis kepada mereka
yang memerlukan dan tidak lagi merasa gembira jika nilai ujian
teman saya lebih jelek. Saya diberitahu harus memikirkan orang lain
ketika masih SD, tetapi, saya tidak benar-benar mengerti apa
artinya sampai saya belajar Falun Dafa.
Chinese version click here
English
version click here