(Minghui.org) Li Hongcheng mulai berlatih Falun Dafa pada Oktober 1995. Pada suatu malam, 4 Februari 2000, dia dan praktisi-praktisi lainnya pergi ke Lapangan Tiananmen di Beijing untuk permohonan damai atas nama Falun Dafa dan telah ditahan oleh polisi. Inilah ceritanya.
1. Klarifikasi fakta di
Pekan Raya Desa
Saya bertemu banyak teman lama ketika berada di pekan raya desa.
Semua orang tahu bahwa saya baru saja dibebaskan dari kamp kerja
paksa. Ketika mereka bertanya apakah saya telah dipukuli, saya
berkata, “Lebih dari sekedar pukul, saya mengalami berbagai macam
penyiksaan.” Saya dengan terus terang menceritakan bagaimana kamp
kerja paksa menyiksa saya.
Makin banyak orang berdatangan dan mengelilingi saya. Saya
menceritakan kepada mereka bagaimana Jiang Zemin tidak mentolerir
warga menjadi orang baik dan bagaimana ia merekayasa peristiwa
bakar diri di Lapangan Tiananmen, juga semua bukti palsu seputar
berbagai peristiwa dan kebohongan-kebohongan yang telah
“ditanamkan” untuk menipu masyarakat. Kerumunan orang semakin
membesar hingga menghalangi jalan, maka saya berpindah ke tempat
lain untuk melanjutkan cerita kepada mereka tentang fakta
kebenaran. Saya mengklarifikasi fakta seperti ini di tiga tempat
yang berbeda.
Sore itu, Wang Yonggui dan polisi lainya datang ke rumah saya dan
menanyai saya ke mana saya pergi tadi pagi. Saya berkata, “Saya
menemui beberapa teman di pekan raya desa dan berbincang-bincang
dengan mereka. Saya menceritakan kepada mereka fakta-fakta tentang
bagaimana kamp kerja paksa dan pusat penahanan menyiksa saya dengan
berbagai cara seperti bangku harimau, menyayat bagian tubuh sebelah
atas dan alat vital saya dengan sepatu bergigi besi, dan memasukkan
tongkat listrik ke dalam mulut saya.” Setelah mendengar itu, dua
polisi mengacungkan jempol mereka dan berkata, “Kami betul-betul
memuji Anda, Anda berani melakukan sesuatu dan bertanggung jawab
atas itu. Kami diperintahkan oleh atasan. Tolong pertimbangkan
situasi kami. Jangan berbicara terlalu lama. Pindahlah ke tempat
lain setelah berbicara sebentar di satu tempat. Jika Anda melakukan
ini, kami tidak akan mencegah Anda berbicara.” Saya berkata,
“Berbicara adalah hak asasi manusia. Terlebih lagi, apa yang
dikatakan adalah kebenaran. Anda tidak menganiaya saya, tetapi saya
hanya mengklarifikasi fakta kepada Anda jika Anda melakukannya.”
Mereka berkata, “Ya, baguslah, tetapi jangan berbicara terlalu
lama, singkat saja.” Kemudian mereka pergi.
2. Teguh pada Pendirian Kita dan Mengutarakan Kebenaran
dengan Jelas dapat Menghancurkan Proses “Transformasi”
Jiang
Pada tahun 2002, Komite Partai Kota mengadakan kelas
“transformasi.” Chen Yishun adalah penanggung jawab lokal di tempat
kami tinggal. Ia datang ke rumah saya sekali sehari. Suatu hari ia
mengatakan bahwa Komite Partai akan mengadakan kelas transformasi
dan ia ingin saya menghadirinya. Saya bertanya, “Siapa yang akan
datang untuk men-transformasi kami?” Ia menjawab,
“Praktisi-praktisi lama yang telah ditransformasi dan dibebaskan
dari kamp kerja paksa. Seluruh desa telah diberitahukan tentang
pertemuan itu.” Saya berkata, “Tidak masalah. Bagaimanapun, saya
mempunyai syarat bahwa forum itu membiarkan saya berbicara.” Ia
berkata, “Baiklah.” Saya menjawab, “Baiklah, saya akan ke sana.
Mari kita lihat siapa yang akan men-transformasi siapa.” Pagi
berikutnya saya hanya menunggu telepon mereka setelah sarapan pagi.
Beberapa saat kemudian, mereka menelepon untuk memberitahu saya
tidak perlu pergi ke sana. Mereka takut kalau mereka akan
kehilangan kendali atas hasil pertemuan itu jika saya pergi ke
sana.
Dua hari kemudian, Wang Yonggui, komandan kantor polisi setempat,
dan Du Xueshan, Sekretaris Komite Partai, memimpin satu tim untuk
menggeledah rumah saya. Mereka menuduh saya memasang spanduk Falun
Dafa secara ilegal. Saya sedang tidak ada di rumah hari itu, dan
istri saya sendirian di rumah. Mereka pergi setelah menggeledah
beberapa waktu.
Sore itu setelah pulang ke rumah, saya berpikir, “Ada sesuatu yang
tidak benar. Mereka menggeledah rumah saya tanpa alasan. Saya harus
meminta alasannya.” Hari berikutnya saya pergi ke Komite Partai
Kota dan mencoba berbicara dengan sekretaris, tetapi dia tidak ada
di kantor. Saya memutuskan untuk berbicara dengan asistennya dan
berkata, “Anda pergi ke rumah saya kemarin dan menggeledah. Anda
tidak punya alasan untuk melakukan ini dan mengatakan bahwa itu
hanya karena saya memasang spanduk. Bukankah Anda yang melanggar
hukum dengan menggeledah rumah orang lain sesuka hati Anda?”
Khawatir situasinya menjadi lepas kontrol ia berkata, “Ya, saya
tahu tentang situasi ini. Bagaimanapun, saya tidak memimpin tim
itu. Otoritas daerah mengeluarkan perintah penggeledahan.” Saya
bertanya kepadanya, “Saya telah dituduh membuat spanduk. Apakah
Anda melihat saya melakukan itu atau apakah ada sidik jari pada
spanduk itu?” Ia menjawab, “Saya hanya bercanda dengan Anda.” Saya
berkata, “Bagaimana Anda bisa menganggap ini bercanda? Anda juga
menggeledah rumah saya. Saya tidak akan pulang sebelum saya menemui
sekretaris.”
Ketika bertemu dengan sekretaris saya berkata, “Tanpa bukti apapun,
Anda mengeluarkan surat perintah penggeledahan dan masuk ke rumah
saya.” Ia bertanya apa yang akan saya lakukan mengenai hal itu.
Saya berkata, “Saya akan pergi ke Beijing untuk mengadukan Anda
melanggar hukum. Beraninya Anda mengeluarkan surat perintah
penggeledahan itu.” Dia berkata kalau dia tidak melakukan itu.
Kemudian, ia memanggil kepala desa untuk datang dan membujuk saya
pergi. Mereka memberitahu saya bahwa mereka tidak akan menggeledah
rumah saya lagi. Kemudian saya berkata, “Jika ini terjadi lagi,
saya tidak akan membukakan pintu jika saya ada di rumah. Jika Anda
menendang pintu sampai terbuka dan masuk ke rumah saya, saya akan
menganggapnya sebagai pencurian. Jika saya tidak ada di rumah dan
Anda menggeledah rumah saya, saya akan pergi ke Kantor Dewan
Nasional di Beijing.” Mereka berkata ini tidak akan terjadi
lagi.
3. Menghadapi Lansung Tuntutan Tak Beralasan dan Menentang
Tindakan Kejahatan
Tiga hari sebelum Tahun Baru Imlek. Wang Yonggui dan Sekretaris
datang lagi ke rumah saya. Dia berkata, “Menurut instruksi kami,
kami menempatkan kesejahteraan Anda sebagai prioritas pertama kami.
Jika Anda punya masalah dengan keuangan pribadi atau rumah tangga
Anda, kami dapat membantu.” Saya berkata, “Saya punya satu
pertanyaan. Falun Dafa sangat baik, tetapi mengapa Anda tidak
membiarkan orang-orang berlatih? Hal penting dalam hidup saya,
karena Dafa, saya menjadi orang yang sangat baik. Apakah ada yang
salah? Jiang berkata bohong, menolak Sejati-Baik-Sabar, mencabut
hak-hak asasi orang untuk menjadi orang baik, mengirim para
praktisi Falun Dafa ke penjara untuk dianiaya, menyiksa orang-orang
baik dengan berbagai cara keji, dan telah menyiksa begitu banyak
orang sampai meninggal dunia, yang mana melanggar hukum!” Ia tampak
memahami apa yang saya maksudkan. Dia berkata, “Ini bagus. Maka
Anda berlatih saja di rumah. Jangan pergi ke Beijing.” Saya
berkata, “Pergi ke Beijing tidak melanggar hukum.”
4. Meyakinkan Orang-orang dengan Alasan Rasional untuk
Menjaga Spanduk Dafa
Saya mencari nafkah dengan menjadi sopir taksi. Saya berhubungan
dengan orang-orang seperti kaya atau miskin, tua atau muda.
Bilamana menemukan sesuatu di belakang duduk kendaraan saya (bahkan
telepon selular), saya selalu meninggalkan kendaraan dan berusaha
untuk menemukan pemilik barang tersebut. Saya berusaha sebisa
mungkin untuk menemukan mereka, sekalipun menghabiskan lebih banyak
bensin dan menyita waktu yang berharga, mengurangi uang yang dapat
saya peroleh dari mengantar orang. Orang-orang yang bepergian
antara kota Yuji dan stasiun pembangkit listrik mengenal saya, dan
usaha saya meningkat berkat kejujuran saya. Semua orang mengatakan
bahwa saya baik hati, maka itu semua orang yang bertemu dengan saya
berseru, “Falun Dafa Hao!” (Falun Dafa Baik) Dimanapun saya berada,
mereka berhenti dan berbicara dengan saya. Seseorang berkata, “Tuan
Li, klarifikasi fakta lebih banyak kepada kami.” Saya hanya punya
keyakinan. Saya akan mengklarifikasi fakta untuk menyelamatkan
semua makhluk hidup ke manapun saya pergi.
Suatu hari saya pergi ke kantor polisi setempat untuk mendaftarkan
alamat baru bagi keponakan saya. Seorang polisi melihat saya dan
berseru, “Saya baru dipindahkan dari pusat penahanan ke Kantor
Polisi Kota Yuji. Saya adalah kapten ketika di pusat penahanan.
Anda sedang berlatih gerakan ketika saya sedang bertugas, maka saya
memborgol Anda ke jendela.” Saya mengakhiri perkataannya dan
berkata, “Saya katakan Anda bisa memborgol tangan saya tetapi tidak
hati saya.”
Pengawas kantor polisi juga hadir dan mendengar percakapan kami. Ia
berkata, “Tuan Li, apa arti kata-kata pada spanduk di rumah Anda?”
Saya jawab, “Kata-kata itu tertulis seperti ini: ‘Prinsip abadi
yakni kebaikan akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan akan
dibalas dengan kejahatan. Membakar keluh kesah yang tertahan
sepanjang jaman pasti akan ditepati.’ Tulisan horisontal (dari atas
ke bawah) pada spanduk menyatakan ‘Apa yang salah dengan
Sejati-Baik-Sabar?’” Pengawas itu meminta saya untuk menurunkan
spanduknya. Saya berkata, “Beri saya kesempatan untuk menjelaskan
tujuannya, yang mana akan sungguh-sungguh meyakinkan Anda untuk
membiarkannya tetap berada di sana. Jika apa yang saya katakan
tidak berdasar, saya akan menurunkannya. Bagaimana menurut Anda?”
Dia berkata, “Baiklah.”
Saya berkata, “Merupakan kebenaran mutlak bahwa kebaikan akan
dibalas kebaikan dan kejahatan dibalas kejahatan, bukan? Kami
melakukan hal-hal baik, tetapi pemerintah menentangnya. Mereka yang
menentang kami adalah jahat. Sebaliknya, polisi harus menangkap
mereka yang menganiaya kami, bukan? Kami belajar Falun Dafa,
mengklarifikasi fakta, melakukan sesuatu dengan tulus, dan menjadi
orang yang lebih baik. Apakah ini salah? Bukankah ini luar biasa
bagus? Orang-orang berbohong untuk mengelabui seseorang. Adalah
baik untuk meceritakan yang sebenarnya. Sehingga kata ‘Zhen’
(Sejati) tida bisa diubah. ‘Shan’ (Baik) berarti melakukan kebaikan
dan memperhatikan orang orang lain di manapun berada. Bagaimanapun,
berbuat kejahatan akan merugikan orang lain. Dengan demikian
menurut Anda apakah kata ‘Shan’ (Baik) dapat diubah atau tidak?” Ia
berkata, “Tidak bisa diubah.” Saya melanjutkan, “Mari kita lihat
kata ‘Ren’ (Sabar). Sabar bukan berarti pengecut. Hati yang penuh
kesabaran dapat mentolerir kehidupan. Anda menyakiti dan memukul
saya, tetapi saya tidak membalas Anda. Tetapi jika Anda memukul
saya dan saya menikam Anda dengan pisau, lalu bagaimana? Menurut
Anda mana yang baik? Menurut pendapat Anda, apakah ‘Zhen-Shan-Ren’
(Sejati-Baik-Sabar) baik atau apakah
‘Kebohongan-Kekejaman-Perkelahian’ itu baik? Ia berkata, “Tentu
saja kata ‘Sabar’ adalah baik.” Saya menjawab, “Dengan kata lain,
kata ‘Ren’ (Sabar) tidak bisa diubah juga. Maka ketiga kata itu,
‘Zhen-Shan-Ren’ (Sejati-Baik-Sabar) tidak bisa diubah.” Saya
berbicara dengannya beberapa saat. Kemudian, seorang datang. Ia
menggelengkan kepalanya dan berkata, “Anda tidak perlu berbicara
lagi. Saya mengerti dengan jelas apa yang Anda katakan. Kata-kata
itu seharusnya tetap di tempat.” Kata-kata saya telah tergantung di
sana selama beberapa tahun. Tidak seorangpun yang dapat
menurunkannya.
5. Muncul Lagi dari Sarang Kejahatan
Pada suatu malam, polisi dari pembangkit tenaga listrik menangkap
saya di rumah dan membawa saya ke pusat penahanan. Saya berseru,
“Falun Dafa Hao!” sepanjang perjalanan. Ketika tiba di pusat
penahanan, mereka memberitahu saya bahwa secara administratif
mereka memvonis saya di luar pengadilan. Saya dipukuli hingga tidak
sadarkan diri. Saya tidak tahu berapa lama tak sadarkan diri ketika
bangun. Apa yang dapat saya dengar adalah tongkat listrik menyengat
di sekitar telinga saya. Saya tidak tahu berapa lama mereka
memukuli saya. Saya merasakan sakit yang luar biasa, dan rasanya
badan saya seakan-akan remuk. Saya bahkan tidak dapat berdiri. Saya
terus melakukan mogok makan dan bersikeras berlatih gerakan. Liu
Zheng, pengawas, berkata, “Tuan Li, saya akan menahanmu selama lima
belas hari. Pada pagi hari di hari kelima belas, saya akan
membiarkanmu pergi, apakah Anda makan atau tidak.” Saya berkata,
“Anda tidak berkata jujur. Saya tidak dapat mempercayai kata-kata
Anda.” Saya meneruskan klarifikasi fakta kepada orang-orang yang
ditahan bersama saya di dalam ruangan yang sama. Mereka semua
mengetahui fakta kebenaran setelah mendengar apa yang saya katakan
dan tidak lagi menaruh kebencian terhadap Falun Dafa. Selain itu,
mereka malah berteriak, “Falun Dafa Hao!”
Pada hari ketiga belas, penjaga pusat penahanan membawa saya keluar
dan memindahkan saya ke kantor polisi, di mana mereka mulai
memproses saya untuk syarat kerja paksa. Pada jam 09.00 pagi
berikutnya, saya dikirim ke kamp kerja paksa. Pada waktu itu, saya
tidak makan dan minum selama tiga belas hari. Saya tidak punya
tenaga sedikitpun. Ketika tiba di pusat medis kamp kerja,
dokter dan perawat, yang bertanggung jawab atas pemeriksaan medis,
mengenal saya. Mereka berkata, “Apakah ini tuan Li? Apa yang
terjadi? Apa yang telah Anda lakukan?”
Dokter itu bertanya, “Tuan Li, mengapa Anda dalam kondisi seperti
ini?” Polisi tidak berani berkata apa pun. Dokter berkata, “Tuan
Li, buka mata Anda. Lihat ke saya. Saya adalah dokter. Saya pernah
pergi ke rumah Anda.” Pelan-pelan saya membuka mata tetapi tidak
dapat melihat dengan jelas siapa dia. Dia berkata, “Tuan Li, apa
yang telah Anda lakukan? Sudah berapa hari Anda tidak makan?” Saya
berkata, “Saya tidak melakukan apa-apa. Saya berada di rumah ketika
mereka menangkap saya. Saya telah tidak makan dan minum selama tiga
belas hari. Mereka menyiksa, memukul dan melakukan kekerasan
terhadap saya. Tetapi saya tidak membenci mereka. Saya hanya bisa
melakukan mogok makan untuk menentang penganiayaan.”
Kamp kerja paksa akhirnya memutuskan bahwa mereka tidak lagi
menerima saya, maka polisi harus membebaskan saya.
6. Melanjutkan Klarifikasi Fakta Baik di Dalam maupun di
Luar Kantor Polisi
Pada kesempatan lain, saya dilaporkan ketika sedang mengklarifikasi
fakta di Pasar Qilihe di Kabupaten Yi. Setengah jam kemudian,
polisi mengirim saya ke Kantor Polisi Qilihe. Mereka bermaksud
mengirim saya ke pusat penahanan dan kemudian ke kamp kerja paksa.
Mereka menanyakan alamat rumah saya, tetapi saya menolak untuk
memberitahu mereka. Salah seorang polisi tahu bahwa saya berasal
dari Kota Lihai. Saya hanya memberitahu mereka betapa baik dan
lurusnya Falun Dafa dan juga bahwa Falun Dafa adalah Fa alam
semesta. Ia mengeluarkan sebuah formulir dan hampir
menyelesaikannya, tetapi setelah dia mendengar apa yang saya
katakan, dia berhenti. Kemudian pengawas itu menelepon kantor
polisi di daerah saya dan menyuruh saya pergi. Saya berkata,
“Mengapa saya harus pergi? Saya belum menyelesaikan pesan saya,
jadi bagaimana mungkin saya bisa pergi?” Dia berkata, “Apa maksud
Anda tidak mau pergi? Anda masih ingin tetap di sini?” Saya
berkata, “Apakah saya kemari karena kemauan saya sendiri? Bukankah
Anda yang meminta saya kemari? Sekarang saya ada di sini, saya
tidak ingin kunjungan saya menjadi sia-sia. Saya akan menyelesaikan
klarifikasi fakta dan kemudian pergi. Anda seharusnya mengembalikan
semua materi-materi saya yang telah Anda sita, juga buku Dafa itu.”
Mereka tidak mengembalikannya kepada saya, tetapi saya tetap berada
di sana dan tidak mau pergi. Akhirnya ia membawa saya keluar pintu
gerbang dan menyuruh dua orang untuk menguncinya sehingga saya
tidak dapat masuk kembali.
Saya kemudian pergi ke kantor pemerintahan kota untuk klarifikasi
fakta. Setelah selesai, saya bermeditasi di sana. Sekelompok orang
dari pemerintahan datang dan memukuli saya. Saya kembali ke halaman
dan duduk bersila. Pada saat itu, banyak orang datang dan berkata,
“Orang ini berlatih Falun Gong. Dia sangat baik. Pemerintah tidak
mengijinkan siapa pun berlatih Falun Gong. Ia datang ke kantor
pemerintahan kota dan melakukan latihan!” Pada waktu itu, beberapa
polisi datang dan menyeret saya ke dalam mobil. Kemudian, polisi
menjadi khawatir, “Kemana kita mengirimnya? Tidak ada fasilitas
yang akan menerimanya.” Saya memegang kuat pintu mobil, karena saya
tidak ingin pergi berssama dengan mereka. Dua orang keluar dari
kendaraan, melepaskan tangan saya dari pintu, dan memaksa saya
masuk. Mereka membawa mobil kembali ke kantor polisi.
Ketika mereka membawa saya ke kantor polisi, pengawas itu terkejut,
“Kamu sungguh hebat. Kami telah membawamu pergi jauh dan sekarang
kamu kembali lagi. Apakah kamu bisa terbang? Perjalanan kamu sangat
cepat. Mengapa kamu ke sini lagi?” Saya berkata, “Anda tidak
mengembalikan buku Dafa kepada saya. Bagaimana saya bisa tidak
kembali?” Ia tidak ingin mengembalikan buku, maka saya hanya duduk
di lantai kantor polisi itu. Ketika saya mencoba duduk bersila,
pengawas itu berkata, “Beri dia buku itu, cepat. Suruh dia pergi.”
Saya berkata, “Saya tidak bisa pergi. Saya belum selesai
klarifikasi fakta kepada Anda.” Ketika dia melihat banyak orang
mendatangi pasar untuk berdagang, ia menyuruh dua orang untuk
memindahkan saya dari tempat itu. Ketika saya melihat sudah tidak
ada jalan untuk masuk ke pasar, saya hanya mengklarifikasi fakta di
pintu masuk pasar. Tak seorangpun mencegah saya mengklarifikasi
fakta lagi.
Suatu sore, saya kembali ke kantor polisi yang sama. Ketika
pengawas itu bertanya kepada saya mengapa saya ke sana, saya
berkata, “Saya belum menyelesaikan klarifikasi fakta saat terakhir
kali ke sini. Saya harus datang untuk menyelesaikan pesan saya.”
Setelah dia mendengar ini, ia memerintahkan seseorang untuk
mendorong saya ke luar pintu gerbang. Kemudian ia mengambil bangku
kayu, duduk sendiri dekat pintu gerbang itu, dan berkata, “Kamu
akan datang lagi jika saya tidak mendengarkan kamu. Bicara saja
kepada saya di sini.” Saya memperhatikan lebih dari sepuluh orang,
termasuk polisi di pintu gerbang. Saya mulai menceritakan tentang
latihan Falun Dafa memberikan banyak manfaat, berkultivasi dapat
menyembuhkan penyakit dan orang-orang dapat menjadi sehat, kamp
kerja paksa memukuli orang-orang baik dengan brutal dan menyatakan
semua yang telah dipukuli sampai mati sebagai bunuh diri, dan
bagaimana Jiang Zemin merusak dan memerintahkan polisi untuk
menangkap orang-orang baik. Saya juga membicarakan hubungan antara
kehilangan dan memperoleh. Saya berbicara lebih dari satu jam. Ia
berkata, “Tuan Li, Anda sudah selesai berbicara. Saya juga mengerti
apa yang Anda katakan. Jangan datang ke sini lagi.”
7. Menghilangkan Gangguan dari Kamp Kerja
Paksa
Bilamana ada hari peringatan “sensitif”, seperti misalnya 20 Juli,
saat penganiayaan dimulai pada tahun 1999, atau 25 April, ketika
10.000 praktisi berkumpul dengan damai di depan Kantor Pengaduan
Dewan Negara, dekat pusat pemerintahan Zhongnanhai, Beijing pada
tahun 1999, kamp kerja paksa akan mengirim seseorang untuk
mengganggu saya. Pada tahun 2004, seseorang dari kamp kerja paksa
datang untuk mengganggu saya lagi. Kali ini adalah seorang kapten
dari kamp kerja paksa yang datang ke rumah saya. Saya
meyakinkannya, “Saya tidak melakukan kejahatan apapun. Menghukum
saya adalah salah. Jangan mengancam saya dengan hukuman tiga tahun.
Bahkan tiga haripun terlalu lama. Saya bukan napi. Saya tidak akan
pergi.”
Akhirnya, ketika dijatuhi hukuman tiga tahun sepuluh bulan, kapten
itu datang lagi. Saya katakan padanya, “Saya tidak mengakui
kesalahan apapun. Saya tidak akan pergi!” Ia kemudian datang ke
rumah dan meminta saya untuk menuliskan, “Saya rajin mentaati dan
mematuhi hukum.” Saya berkata, “Setiap hari, saya dengan ketat
mentaati dan mematuhi hukum. Apakah saya masih perlu menulisnya?”
Ia berkata, “Akan baik-baik saja asalkan Anda menulisnya.” Saya
berkata, “Tidak! Saya tidak akan menulis sepatah katapun. Anda
menghukum saya lebih dari tiga tahun di dalam kamp kerja paksa.
Sekarang Anda meminta saya untuk menulis ini. Tidak akan!” Ia dapat
melihat bahwa saya tidak akan menulis apapun. Ia meminta saya untuk
menghadap Komite Partai dan kemudian menemui kepala desa. Kepala
desa berkata, “Ia berperilaku sangat baik. Jika ada panggilan dari
pengadilan, ia selalu muncul. Ia tidak pernah menyimpan barang yang
ia temukan. Dia adalah orang baik. Warga setempat mengatakan dia
orang yang baik. Jangan ganggu dia.” Seminggu kemudian, seseorang
dari kamp kerja paksa datang dan berkata, “Ini pemberitahuan
tentang pembebasan Anda. Kamp kerja paksa tidak akan bertanggung
jawab jika terjadi sesuatu pada Anda di kemudian hari.” Ia memberi
selembar kertas dan meminta saya menandatanganinya. Saya berkata,
“Tidak. Saya tidak akan menandatangani apapun. Bawa ini pergi!” Ia
berkata, “Anda tidak perlu tanda tangan. Saya hanya meninggalkan
ini pada Anda. Kami tidak peduli jika Anda membuangnya.” Setelah
itu, ia pergi begitu saja.
Sumber: buku “Compassion Overcomes Evil” (Belas Kasih Mengalahan
Kejahatan)