Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kelompok Belajar Kami Tetap Bertahan Selama 10 Tahun Meski Ada Penganiayaan

20 Sep. 2012 |   Oleh: praktisi di China


(Minghui.org) Kami hidup di daerah pedesaan. Ketika penganiayaan Falun Dafa mulai di bulan Juli 1999, kami kehilangan tempat belajar Fa dan latihan bersama. Waktu itu saya belum begitu paham tentang Fa. Namun karena kesetiaan kami kepada Dafa dan Guru, selama masa sangat berbahaya itu kami tetap bisa bertahan.

Pada 25 April 2001, delapan orang praktisi dari desa kami pergi ke Beijing untuk ikut mengajukan permohonan agar penganiayaan dihentikan. Berturut-turut mereka ditangkap secara illegal dan disiksa. Mereka ditahan, disuapi dengan paksa, disetrum dengan tongkat listrik, dan didenda. Rumahnya digeledah sampai porak peranda. Pada hari-hari yang dinamakan tanggal sensitif, seperti antara lain tanggal 20 Juli, pada hari itu di tahun 1999 dimulai penganiayaan, mereka diawasi dengan ketat. Orang-orang dari kantor 610 dan polisi dari kantor kepolisian lokal terus menerus mengganggu mereka.

Sejak tahun 2000 Guru menerbitkan banyak artikel untuk memandu kultivasi kami. Biasanya kami hanya menerima satu copy untuk seluruh desa, dan kami perbanyak sendiri. Meski penganiayaan berlangsung sangat hebat, para praktisi masih membagikan materi Falun Dafa dan membuat banner serta menulis pesan-pesan klarifikasi fakta pada dinding-dinding bangunan. Dengan perlindungan Guru, kultivasi kami tidak ada yang tertinggal. Kami sungguh berterima kasih atas belas kasih Guru. Di sini kami akan sharing pengalaman-pengalaman kami selama 10 tahun terakhir.

Ketika penganiayaan berlangsung paling hebat dalam beberapa tahun permulaan, yang membuat kami sangat sedih adalah kami tidak bisa berbuat banyak. Kami harus menyembunyikan buku-buku Dafa. Namun kebanyakan dari kami tak ada yang tergoyahkan kesetiaan kami kepada Guru dan Fa. Kami masih terus melakukan latihan di rumah, dan menghafalkan Fa sebanyak kami dapat melakukannya. Bila kami sedang belajar Fa, kami dapat menghilangkan pikiran-pikiran yang membingungkan, dan mempertahankan pikiran lurus.

Jika kami ingin berdiskusi tentang pemahaman kami, kami pergi ke rumah seorang praktisi yang sudah menikah. Mereka berdua praktisi, dan anak-anak mereka tidak ada yang menentang. Rumah mereka menjadi tempat pertemuan kami. Makin banyak kami berdiskusi dan sharing tentang pemahaman kami, kami makin merasa mantap. Pada awal pertengahan tahun 2002, setiap sore kira-kira 10 orang praktisi berlatih bersama. Lama-lama kami mengeluarkan beberapa buku Zhuan Falun yang dulu kami sembunyikan, dan mulai belajar Fa bersama. Disinilah dimulainya kelompok belajar kami. Suatu waktu anggota kami mencapai belasan orang. Kami belajar satu ceramah sehari. Setelah menyelesaikan sembilan ceramah, kami mempelajari Hong Yin dan ceramah-ceramah lainnya. Sejak itu kami selalu berlatih, baik dalam cuaca terang maupun hujan.

Pada 2003, karena belajar Fa kami lebih teratur, pemahaman kami juga bertambah. Kami mulai melakukan klarifikasi fakta. Kami membagikan bahan klarifikasi di jalan-jalan, juga tak ketinggalan ke rumah-rumah. Pada akhir tahun 2004, ketika Sembilan Komentar Partai Komunis diterbitkan, kami membagi-bagikan ke skala yang lebih luas. Untuk menulis pesan-pesan dalam brosur, kami menggunakan kertas berwarna kuning cemerlang dengan tulisan tercetak merah. Kami tempelkan dimana-mana. Untuk meringankan beban praktisi dari wilayah lain, salah seorang dari kami membeli laptop, dan dengan sebuah printer dari praktisi lainnya dari kota, akhirnya kami bisa membentuk tempat produksi kami sendiri. Suatu hari, dua orang praktisi wanita pergi ke desa di pegunungan untuk membagi-bagikan material. Mereka sampai di sana kira-kira pada jam 11 malam. Mereka melihat bahwa brosur-brosur itu bercahaya. Itu pasti Guru yang memberi semangat para pengikutnya untuk menyelamatkan manusia di dunia.

Pada 2005, kelompok belajar kami pindah ke rumah praktisi lain, yang lebih besar. Demi keselamatan, kami tak pernah mengatakan kepada anggota keluarga kami ataupun kepada orang lain. Pada musim panas, banyak orang keluar ke jalan-jalan untuk mendinginkan badan, sambil bermain kartu atau berbincang-bincang sampai malam. Suasana ini membikin suatu kesulitan kepada para praktisi yang akan pergi belajar bersama. Sedapat mungkin berusaha menghindari mereka [demi keamanan]. Dengan semakin banyak orang yang mengetahui kebenaran Falun Dafa, suasana itu menjadi lebih baik, tidak mengkhawatirkan lagi. Lambat laun para praktisi tidak perlu waspada lagi tentang keselamatan. Setelah belajar bersama, mereka masih membentuk kelompok kecil dan berbincang-bincang di jalanan.

Pada musim panas tahun 2006, kelompok belajar kami belajar di rumah salah satu praktisi. Di dalam ruang belajar hanya ada satu meja dengan jam wekker dan beberapa mangkuk. Di bawah digelar matras sebagi tempat duduk jika belajar Fa. Kami jarang merapikannya kembali, meski setelah belajar pun. Tidak ada rasa khawatir sedikitpun diantara kami. Sebenarnya, ini manifestasi sifat malas. Suatu hari empat orang polisi datang dan menyelidiki di sekitar halaman. Ketika sampai di ruang sebelah barat, mereka menemukan matras yang tergelar di lantai. Mereka membuka peti besar, dan menemukan buku-buku Dafa dan banyak brosur klarifikasi fakta. Polisi itu menanyakan siapa pemilik rumah ini. “Falun Dafa berkumpul menggunakan tempat ini. Kamu bertanggung jawab.” Pada awalnya praktisi itu ketakutan, tetapi dapat menguasi diri menjadi tenang, dan berkata kepada dirinya sendiri. “Tunggu sebentar. Seorang praktisi Dafa seharusnya bisa mengendalikan situasi ini.” Dengan pikiran lurus, dia mulai klarifikasi fakta tentang Dafa kepada polisi-polisi itu. “Kami membaca buku [Zhuan Falun] dan hidup dengan pedoman Sejati-Baik-Sabar. Apanya yang salah? Jika Anda tidak percaya, silahkan anda membacanya sendiri, nanti Anda akan tahu apa itu ‘anti masyarakat.’ Tidak ada. Pemerintah membuat kesalahan menganiaya Falun Dafa.” Salah seorang polisi menjawab: “Jika pemerintah mengatakan tidak boleh latihan, jangan Anda lakukan. Berkumpul suatu kegiatan terlarang.” Praktisi itu melanjutkan. “Kami dapat memurnikan jiwa dan hati kami jika membaca buku itu, dan menyehatkan badan jika berlatih. Apa ada yang salah dengan itu?” Praktisi itu mempunyai pikiran yang lurus, dan sangat meyakinkan. Polisi itu tidak dapat menemukan kata-kata untuk melanjutkan pembicaraan. Akhirnya salah seorang polisi lainnya berkata: “Anda begitu meyakinkan. Kami tidak akan menangkap Anda hari ini. Tunggu peringatan dari kepolisian. Anda harus datang jika kami panggil. Kami akan menyita buku-buku dan brosur ini.” Kemudian polisi itu meninggalkan tempat.

Setelah polisi pergi, praktisi itu meminta semuanya untuk memancarkan pikiran lurus dengan intensif. Pada sore hari para praktisi di kelompok kami melihat ke dalam untuk mencari apa yang salah. Mereka menemukan mentalitas manusia biasa, seperti sifat malas, mencari kenyamanan, kehilangan kewaspadaan keamanan, dan seterusnya. Kami secara terus menerus tiap jam memancarkan pikiran lurus untuk menahan kejahatan menganiaya Falun Dafa. Pada saat yang sama kami belajar Fa dengan baik. Setelah ujian ini terlewati, banyak praktisi yang merasa ketakutannya menghilang. Pada akhirnya, polisi tidak datang lagi.

Meski insiden ini tidak banyak merugikan, kami melihat ke dalam dan sepakat bahwa kelompok kami terlalu besar hingga kurang aman, jadi kami bagi menjadi tiga kelompok kecil, beranggotakan 5-6 orang tiap kelompok. Kami bertemu 10 hari sekali, dan sharing bila mana diperlukan. Kemudian pertemuan kami atur sebulan sekali.

Kami menggunakan uang kertas untuk menulis pesan-pesan klarifikasi fakta dalam jumlah yang lumayan banyak. Mula-mula pesan itu kami tulis dengan tangan, tetapi kemudian dengan stensil, dan akhir-akhir ini menggunakan printer. Tak ada seorang pun di pasar yang menolaknya.

Setiap tahun ketika kami merayakan Tahun Baru China, orang-orang biasanya membeli syair yang mecolok dan lukisan model pedusunan untuk ditempelkan di dinding-dinding mereka. Para praktisi memutuskan pada malam sebelum perayaan Tahun Baru menulis pesan-pesan klarifikasi pada kertas merah dan ditempelkan di mana saja yang bisa ditempeli. Pada Hari Tahun Baru, ketika orang-orang saling berkunjung, mereka pasti akan melihatnya. Tempelan-tempelan ini dibiarkan terus sampai lama sekali.

Sekarang ini sudah 10 tahun sejak kelompok belajar kami dimulai pada tahun 2002. Hujan atau terang kami tetap bertahan. Setiap malam kami belajar satu ceramah dari Zhuan Falun, dan sharing pengalaman setiap akhir bulan.

Mohon ditunjukkan hal-hal yang kurang sesuai.

Chinese version click here
English version click here