(Minghui.org)
1. Falun Dafa
Menyelamatkan Saya
Saya mulai berlatih Falun Dafa pada awal April 1998. Pada waktu itu
saya baru berumur 35 tahun tetapi kondisi fisik saya sangat
mengerikan, dengan segala macam penyakit. Saya mengalami edema
(pemupukan cairan) di sekujur tubuh dan saya mengalami kelainan
jantung berat sejak umur 23 tahun. Tiap tahun saya diopname
beberapa kali karena masalah jantung ini. Selain penyakit-penyakit
ini, saya juga mengalami hipertensi, gangguan ginjal, dan tumor
kandung kemih, saya harus bergantung pada alat diuretic untuk buang
air kecil. Meskipun dengan bantuan obat, saya hanya bisa buang air
kecil setetes demi setetes. Pada saat kencing terasa sangat
menyakitkan dan air kencing bercampur dengan darah. Lagipula, suami
saya menjalankan bisnis ke luar kota sepanjang tahun, dia telah
ditangkap dan ditahan tiga kali karena berkelahi dengan orang lain.
Semua perasaan diantara kami sebagai suami istri telah lama hancur,
dan kami hampir bercerai. Saya beberapa kali terpikir untuk bunuh
diri untuk mengakhiri penderitaan ini. Tetapi ketika saya melihat
ayah saya yang telah tua dan dua anak-anak saya yang belum genap
berumur 10 tahun, apa yang dapat saya lakukan hanya menangis dan
terus berjuang, yang mana setiap hari tampak bagaikan
setahun.
Suatu hari, suami saya tiba-tiba
menelepon saya dan berkata, "Saya bersalah dan saya menyesal.
Sekarang saya ingin belajar Falun Gong dan saya akan berusaha
menjadi orang baik. Tunggu saya pulang dan kita tidak akan
bercerai." Pada waktu itu saya tidak mempercayainya. Latihan macam
apa begitu efektif yang benar-benar bisa membuat suami saya kembali
menjadi orang baik? Setelah dia kembali ke rumah, saya lihat suami
saya benar-benar telah berubah; dia telah berubah menjadi seorang
yang sepenuhnya berbeda.
Saya ingin tahu dan dengar apa yang Guru Li (pencipta Falun Gong)
ucapkan. Jadi, saya dan suami menonton video tape ceramah Guru Li.
Sejak saat itu saya mulai berlatih.
Pada hari ketiga setelah saya mulai berlatih Falun Gong, saya pergi
ke kamar mandi untuk buang air kecil. Betapa kagetnya saya, tidak
sesulit seperti sebelumnya dan perut saya segera terasa terbebas,
perasaan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Pada saat itu,
saya sangat terharu sampai tidak bisa menahan air mata. Saya tidak
pernah menduga bahwa penderitaan yang telah saya geluti selama enam
atau tujuh tahun bisa lenyap secara ajaib seperti itu! Segera
setelah itu, penyakit-penyakit lain juga lenyap; saya menjadi orang
yang sehat sepenuhnya.
Saya dan suami sangat merasakan kebesaran Falun Dafa. Kami ingin
lebih banyak orang memperoleh manfaat dari berlatih Falun Gong.
Maka sejak saat itu, setiap hari, salah satu dari kami akan tinggal
untuk mengurus toko kami dan yang lainnya pergi keluar untuk
memperkenalkan latihan ini kepada orang lain. Dengan menggunakan
uang tabungan kami, kami mencetak, "Pengenalan Singkat tentang
Falun Dafa," dan kami juga membentuk kelompok belajar Fa di rumah
kami.
2. Mengklarifikasi Fakta
Hanya setahun setelah kami berlatih Falun Dafa, "Peristiwa Tianjin"
terjadi, diikuti oleh "Kejadian 25 April" pada tahun 1999. Pada
waktu itu, walaupun kami tidak banyak memahami prinsip-prinsip Fa,
kami tahu bahwa menjelaskan kebenaran dan membela Fa adalah hal
yang paling tepat dilakukan karena secara pribadi kami telah
mengalami keindahan Falun Dafa. Oleh karena itu, kami tahu bahwa
ketika seseorang memperlakukan Dafa dengan tidak adil dan berbicara
dengan tidak adil tentang Guru kami, kami seharusnya tampil untuk
memberitahu fakta kebenaran kepadanya; jika tidak kami tidak punya
kualifikasi sebagai pengikut Guru Li.
Pada 23 April 1999, ketika kami mendengar "Peristiwa Tianjin," kami
segera pergi ke penerbit surat kabar. Malam itu, polisi memaksa
kami keluar dari kantor penerbit dengan pukulan dan tendangan
kasar, dan empat personil polisi membawa keluar mereka yang menolak
untuk pergi. Segera setelah permohonan damai di Kantor Dewan
Permohonan Negara dekat Zhongnanhai di Beijing, kami mendengar
bahwa pihak otoritas ingin membatalkan pesanan-pesanan penerbitan
buku Dafa. Beberapa lusin dari kami pergi ke Biro Publikasi Beijing
untuk meminta mereka mempertimbangkannya. Kami memberitahu mereka
tentang perubahan positif, fisik maupun mental yang telah kami
alami setelah kami belajar Falun Dafa. Petugas yang menemui kami
menyarankan kami meninggalkan tempat, berkata mereka akan
menyampaikan permintaan kami kepada atasan mereka dan mereka
kemudian akan memberi jawaban yang jelas kepada kami.
Tidak lama setelah itu, kami mendengar bahwa stasiun TV Beijing
akan menyiarkan suatu tayangan TV dengan isi yang memfitnah Falun
Dafa. Maka kami pergi ke stasiun TV Beijing untuk klarifikasi
fakta. Petugas yang menemui kami mencatat apa yang saya katakan dan
meminta saya untuk menulis nama saya; mereka berkata akan
melaporkan kepada atasan mereka. Sejak waktu itu, banyak praktisi
Falun Dafa di Beijing dan sekitarnya yang mendengar tentang situasi
itu juga pergi ke stasiun TV untuk klarifikasi fakta. Akhirnya
tayangan TV tersebut tidak jadi disiarkan.
Pada bulan Juni, Pemerintah Pusat menyampaikan pengumuman yang
melarang gangguan apapun terhadap latihan kita. Pengumuman itu
diumumkan melalui kendaraan propaganda di distrik kami. Kami semua
merasa bahagia, mengira bahwa akhirnya gangguan telah berakhir dan
bahwa kami sekarang bisa menenangkan pikiran kami untuk belajar Fa
dan melakukan latihan lagi.
Akan tetapi, penindasan besar-besaran dimulai pada 20 Juli 1999.
Sekitar tanggal 2 Agustus 1999, seorang wartawan bernama Cheng
Busayaan dari surat kabar setempat menulis suatu cerita yang
memutarbalikan fakta tentang Falun Gong, bahkan membuat berbagai
macam kebohongan dalam cerita itu. Kami segera pergi menemui dia
untuk mengklarifikasi fakta. Pada awalnya dia sangat kasar. Kami
katakan kepadanya bahwa kebohongan dan pemutarbalikan fakta yang
dibuatnya berlawanan dengan suara hatinya dan itu akan berefek
negatif terhadap reputasi surat kabarnya; siapa yang akan percaya
apa yang tercetak di dalam surat kabar lagi? Setelah mendengar hal
itu, dia tahu bahwa dia bersalah dan meminta maaf. Dia berkata
bahwa dia tidak punya pilihan dalam masalah itu dan ada perintah
dari atas untuk memaksa wartawan menulis artikel seperti itu di
semua daerah. Kemudian, suami saya sering kali pergi ke penerbit
surat kabar itu untuk berbicara dengan kepala dan editor dari surat
kabar tersebut, meminta mereka untuk mengklarifikasi fakta tentang
Falun Gong di surat kabar mereka. Mereka menolak. Selanjutnya, kami
mendapat pemahaman bahwa jika mereka menolak untuk mengklarifikasi
fakta untuk kami, kami akan mengklarifikasi fakta sendiri. Kemudian
kami menulis sebuah artikel klarifikasi fakta, yang telah dicetak
dalam jumlah besar dan kami sebarkan sendiri.
3. Saya Akan Berbicara Kebenaran Walaupun Saya Akan
Mati
Pada 19 Juli 1999, ada penangkapan besar-besaran terhadap para
pembina tempat latihan Falun Gong di seluruh negeri. Suami saya
adalah seorang diantara mereka yang dibawa pergi. Saya pergi untuk
meminta pembebasannya, tetapi pihak otoritas menolak. Pada 23 Juli
1999, sore hari, mereka menyiarkan dengan berkeliling, "Melarang
Falun Gong." Rekan-rekan praktisi dan saya pergi ke pemerintahan
kota dan kantor permohonan, tetapi dua-duanya mengatakan tidak
dapat berbuat apa-apa. Kemudian kami pergi ke Beijing untuk
melakukan permohonan. Lalu saya berpikir bahwa sekalipun saya harus
meninggal saya akan tetap mengatakan kebenaran: "Falun Dafa
Baik!"
Pada hari kedua di Beijing, saya pergi ke Lapangan Tiananmen. Ada
banyak praktisi di lapangan tetapi kami tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Ketika polisi menghentikan kami dan bertanya apakah kami
berlatih Falun Gong, kami semua berkata "ya," dan ketika mereka
memerintahkan kami untuk masuk ke dalam mobil polisi, kami lakukan
sebagaimana yang diperintahkan. Dengan cara begini banyak praktisi
dan saya dikembalikan ke daerah kami masing-masing. Pos polisi
jalanan membawa saya ke kantor administrasi; mereka kemudian
berusaha menggoyahkan pikiran saya. Saya tetap mengatakan kepada
mereka tentang perubahan positif, baik fisik maupun mental yang
suami dan saya telah alami. Mereka berkata, "Jika kamu bicara
begini, kami akan mengirim kamu ke pusat penahanan. Kamu pikirkan
baik-baik hal ini. Kali ini banyak yang akan dieksekusi." Saya
katakan, "Saya akan tetap mengatakan kebenaran bahwa Dafa adalah
Baik dan saya tidak akan dapat ditakut-takuti dengan
kematian."
Saya dan suami ditahan bersama-sama. Kata-kata pertama yang
diucapkan suami saya ketika dia melihat saya adalah, "Kita mutlak
tidak akan menulis surat penyesalan. Apakah salah belajar Falun
Dafa? Tidak. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Kita tidak akan
menulisnya karena kita tidak melakukan kesalahan apapun." Saya
setuju dengan dia dan berkata, "Benar." Kemudian, mereka memanggil
saudara-saudara (laki-laki) saya yang bekerja di tempat lain dan
menyuruh mereka untuk memaksa saya menulis surat penyesalan.
Petugas berkata bahwa jika saya menolak menulisnya, mereka akan
memaksa kakak saya untuk memukul saya. Kakak saya menolak bekerja
sama dengan mereka. Akhirnya, petugas kehabisan akal dan mereka
membiarkan kami pulang.
Suatu hari saya sedang membaca dan belajar Fa di toko ketika
beberapa orang masuk (mereka adalah orang-orang yang sedang
memonitor kami) dan berusaha merampas buku saya. Saya berkata,
"Buku ini mengajarkan orang untuk menjadi baik dan mengajarkan
orang bagaimana menjadi orang baik. Sebelumnya, jika kamu
mengganggu saya dan mencampuri urusan saya, saya akan melempar kamu
keluar dan saya tidak akan memperlakukan kamu begini sopan seperti
yang saya lakukan sekarang. Hal ini karena saya telah menjadi
seorang yang lebih baik semenjak saya belajar Falun Gong." Mereka
diam dan pergi.
4. Melepaskan Segalanya Demi Keadilan Bagi Dafa dan
Guru
Setelah 20 Juli 1999, kami tidak bisa lagi belajar Fa dan melakukan
latihan di tempat umum karena penganiayaan ini, tetapi kami
melanjutkan dengan belajar Fa bersama di rumah kami. Pada akhir
Agustus, dua praktisi dari Provinsi Hubei datang ke rumah kami dan
berbagi pemahamannya bahwa kita harus menghormati Dafa sebagai
prioritas utama dan kita harus melangkah maju membuktikan kebenaran
Dafa. Kami setuju dan berpikir, "Karena ketidakadilan sedemikian
itu dikenakan pada Guru, kita harus pergi ke Beijing untuk
mengembalikan reputasi Guru."
Pada tanggal 5 September 1999, seluruh keluarga kami berangkat ke
Beijing dengan sedikit uang dan beberapa pakaian ganti. Untuk
mengurangi perhatian, suami saya mengajak putra kami dan saya
mengajak putri kami, dan kami pergi ke Beijing secara terpisah.
Saya segera ditangkap setelah tiba di lapangan Tiananmen, dan
ditahan di lantai basement bersama seorang praktisi dari Kota
Tangshan. Dalam hati saya berpikir "Saya harus keluar karena saya
harus membuktikan kebenaran Fa." Begitu polisi yang sedang
mengawasi kami tidak memperhatikan, saya berjalan keluar. Saya
lihat ada orang yang menjaga di tiap-tiap lantai, tetapi mereka
sedang ngobrol atau bercanda satu sama lain ketika saya berjalan
melewati mereka, dan tak satupun dari mereka memperhatikan saya.
Ketika saya berjalan menuju pintu depan yang berputar, saya menjadi
berhadap-hadapan dengan seorang polisi yang telah menginterogasi
saya sebelumnya. Dalam hati saya berpikir, "Dia tidak bisa melihat
saya." Sungguh-sungguh, dia bertindak seolah-olah tidak melihat
saya saat dia berjalan tepat melewati saya. Ketika saya keluar,
saya mendengar orang di belakang saya berteriak, "Seseorang lolos,
seseorang lolos!" Saya tidak melihat ke belakang dan menggunakan
segenap kekuatan saya untuk lari. Saya merasa seolah-olah kaki saya
tidak menginjak tanah, dan walaupun saya menggunakan segenap
kekuatan saya untuk berlari cepat, saya merasa seolah-olah saya
hanya berjalan perlahan. Meski demikian, polisi tetap tidak dapat
mengejar saya. Saya melambaikan tangan kepada taksi dan pergi ke
Stasiun Kereta Api Selatan Beijing. Keberhasilan lolos ini sekali
lagi menampakan kekuatan ajaib Dafa, membuat saya merasa lebih
teguh dalam keyakinan saya pada Guru dan Dafa.
Pada saat subuh, saya kembali ke lapangan Tiananmen dan saya
teringat suami dan kedua anak saya. Seketika itu juga, saya temukan
putra saya berdiri di lapangan tersenyum pada saya. Didalam hati
saya berterima kasih kepada Guru atas pengaturan ini. Pada malam
hari ketika kami kembali ke tempat kediaman sementara kami, kami
melihat sekelompok polisi berjaga di depan pintu masuk. Sejak saat
itu, sepanjang hari, keluarga kami pergi ke lapangan Tiananmen
untuk berbagi pemahaman dengan praktisi lain, dan pada malam hari
kami tidur di hotel. Kemudian, departemen kepolisian setempat
memasukan kami dalam daftar "orang yang dicari" dan mengirim
foto-foto kami ke hotel-hotel. Hari-hari dilewati dengan berita
tentang rumah para praktisi yang digeledah. Demi keamanan, kami
membeli beberapa tenda dan pergi ke gunung Jiulong. Kami tinggal di
gunung selama 58 hari. Siang hari, kami masih pergi ke lapangan
Tiananmen untuk bertemu dengan praktisi-praktisi lainnya, dan pada
malam hari kami membawa praktisi yang tidak punya tempat tinggal
kembali ke gunung. Beberapa praktisi tidak mempunyai banyak uang,
dan beberapa terpaksa makan sisa-sisa makanan dari restoran. Cuaca
berangsur-angsur menjadi lebih dingin, dan praktisi yang telah
lebih dulu keluar rumah di tahun tersebut memakai pakaian tipis,
dan pada malam hari beberapa praktisi tidur di jalanan. Hampir
semua uang yang kami bawa diberikan kepada rekan-rekan praktisi.
Kami mendengar bahwa 100 yuan berpindah dari satu praktisi ke
praktisi lainnya, karena mereka tidak mau menghabiskan uang untuk
diri mereka sendiri. Banyak praktisi melakukan pengorbanan luar
biasa untuk membuktikan kebenaran Dafa.
Suatu hari, saya bertemu empat praktisi dari Kota Tangshan. Mereka
telah lebih dari tiga kali memanjat dinding di Pusat Penahanan Kota
Tangshan untuk meloloskan diri. Mereka tidak punya apa-apa selain
pakaian tipis yang mereka kenakan. Mereka tidak punya uang,
sehingga mereka mengemis makanan ketika berjalan ke Beijing. Ketika
saya melihat mereka, sepatu mereka rusak, kaki mereka berdarah dan
melepuh. Mereka tampak kotor, kedinginan, dan kelaparan. Kami
memeluknya dan menangis, dan kami merasa seperti keluarga yang
telah lama pisah bersatu kembali. Saya segera membeli sepatu
soft-soled (bertapak lunak) dan dua set pakaian dalam untuk mereka,
memberi mereka masing-masing 300 yuan, dan membawa mereka ke suatu
tempat di mana mereka bisa mandi. Kemudian saya membawa mereka ke
gunung sehingga mereka bisa beristirahat dan belajar Fa. Lusinan
praktisi Dafa tinggal di gunung pada waktu ini. Hidup di gunung
sangat sulit, karena perlu lebih dari dua jam untuk naik turun ke
tempat berkemah, jadi sangat sulit bagi kami untuk memperoleh
makanan dan air. Kami makan mie instan dengan air dingin, dan
ketika makanan kami berjamur, kami menjemurnya di bawah sinar
matahari dan kemudian memakannya. Air sulit didapat, dan kami
menyimpannya untuk banyak praktisi tua dan anak-anak. Masing-masing
praktisi menggunakan air kurang dari separuh cangkir untuk menyikat
gigi. Sebuah rutabaga yang diawetkan kami bagi-bagi untuk semua,
masing-masing dapat satu kali gigitan. Ketika hujan, hidup menjadi
lebih sulit lagi, kami harus tidur di atas tanah basah dan
berlumpur, tetapi tak seorangpun mengeluh karena kami menikmati
kegembiraan dalam penderitaan kami. Kami berbagi pengalaman dan
pemahaman kami, dan pergi ke lapangan Tiananmen bersama-sama untuk
membuktikan kebenaran Dafa. Kemudian, polisi dari departemen
kepolisian kota datang ke gunung dan menangkap lusinan praktisi.
Putra saya tidak terlihat dan saya tidak tahu keberadaannya.
Pada 28 Oktober 1999, ketika kami mendengar propaganda fitnahan
dari pemerintah di radio, hati kami terasa berat. Hari berikutnya
kami pergi ke Lapangan Tiananmen dan tidak terjadi apapun dengan
kami. Kami sangat hening dan tenang, juga tidak merasa takut. Dalam
hati saya berkata kepada Guru, "Guru, inilah saya!" Menentang
badai, kami berjalan ke tengah-tengah lapangan dan mulai melakukan
latihan Falun Gong. Segera, polisi datang dan membawa kami ke
Kantor Polisi Qianmen. Kami dikembalikan ke kota kediaman kami oleh
petugas dari departemen kepolisian setempat pada hari yang
sama.
5. Saya Tidak Akan Menulis Pernyataan Jaminan, dan Saya
Akan Keluar
Di departemen kepolisian, mereka menginterogasi dan merekam saya
dan suami saya, mengatakan kami adalah "pemeran utama" di provinsi
kami. Sebelum saya dipisahkan dari suami, saya pegang tangannya dan
berkata, "Tak peduli apapun yang terjadi, kita harus tetap gigih
maju sampai akhir. Jangan lupa judul dari artikel berbagi
pengalamanmu, 'Guru Menyelamatkan Saya, dan Saya Akan Selalu
Xiulian Dafa'. Tak peduli apapun yang terjadi, kita berdua tetap
gigih maju sampai akhir." Dia memegang tangan saya erat-erat dan
berkata, "Jangan khawatir." Segera, saya mendengar suami saya telah
dikirim secara ilegal untuk melakukan kerja paksa selama tiga
tahun.
Di pusat penahanan, ketika polisi menginterogasi, saya tidak
mengatakan apapun. Saya tahu bahwa saya tidak akan pernah
mengkhianati rekan-rekan praktisi. Kemudian mereka meminta saya
menulis Pernyataan Jaminan, dan saya berkata, "Saya tidak akan
menulisnya sekalipun kamu menembak saya dengan senapan." Ketika
saya melihat praktisi lain menyerah dan menulis Pernyataan Jaminan
untuk bisa keluar, saya merasa sangat sedih terhadap mereka, maka
saya katakan kepada mereka jangan menulis pernyataan itu. Kepala
divisi menampar wajah saya dan melaporkan kepada kepala pusat
penahanan, dengan mengatakan saya mempengaruhi yang lain untuk
tidak menulis Pernyataan Jaminan.
Suatu hari, putra saya mengirimkan beberapa barang kepada saya,
yang mana saya menemukan secarik kertas dengan kata-kata, "Ibu,
saya merindukanmu." Saya tidak bisa menahan air mata ketika saya
membacanya. Saya menaruh kertas itu di saku dan melihatnya bilamana
saya merindukannya. Beberapa hari kemudian, saya menerima sepucuk
surat dari keluarga saya yang meminta saya untuk menulis Pernyataan
Jaminan sebagai pertukaran pelepasan diri saya. Saya segera
menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Saya berpikir seperti
seorang manusia biasa, dan kejahatan berusaha menghancurkan
keteguhan saya dengan memanfaatkan keterikatan saya terhadap
keluarga. Saya teringat kata-kata Guru:
“Hai para pengikut, pelepasan secara total terhadap bentuk-bentuk
duniawi bagi pengikut yang berumah tangga ialah keterikatan yang
disingkirkan secara berangsur-angsur, sedangkan bagi pengikut yang
biksu / biksuni, justru merupakan sesuatu yang pertama-tama harus
dipenuhi, dan merupakan kriteria sebagai biksu / biksuni.”
(“Prinsip bagi Pengikut yang Biksu/Biksuni,” Petunjuk Penting untuk
Gigih Maju I).
Saya telah meninggalkan rumah, dan sekarang saya harus melepaskan
keterikatan-keterikatan. Setelah saya menyadari hal ini, keluarga
saya berhenti meminta saya untuk menulis pernyataan. Saya hanya
mempunyai satu pikiran, "Saya tidak melakukan kesalahan apapun.
Saya tidak akan menulis Pernyataan Jaminan, dan saya akan
keluar."
Kira-kira 50 hari kemudian, orang dari kantor administrasi jalan
menjemput saya dan menahan saya selama tiga hari. Saya memprotes
dan meminta dilepaskan. Saya katakan pada mereka akan melakukan
mogok makan jika mereka menolak untuk melepaskan saya. Mereka takut
bertanggung jawab jadi mereka membawa surat Pernyatan Jaminan yang
telah dibuat sebelumnya dan meminta saya menandatanganinya,
sehingga mereka bisa menyampaikannya ke atasan mereka. Saya
berkata, "Jika saya melakukan itu, kamu telah menyelesaikan tugasmu
tetapi saya telah gagal sebagai pengikut. Jika saya menandatangani,
berarti saya menghina Dafa dan diri sendiri." Mereka pergi ke ibu
mertua saya dan meminta 3.000 yuan padanya. Saya berkata kepada
mertua saya, "Bu, saya tidak melakukan kesalahan apapun, mereka
adalah orang yang melakukan kejahatan dengan menganiaya saya.
Mengapa kita harus memberinya uang? Jangan memberi mereka seper sen
pun, dan saya tidak akan menulis pernyataan apapun. Saya akan
keluar!" Mereka tidak bisa mendapatkan apapun dari saya, jadi
mereka melepaskan saya tiga hari kemudian.
6. Saya adalah Pengikut Dafa, Saya Tidak Boleh Dimasukkan
ke Kamp Kerja Paksa
Tidak lama setelah Festival Musim Semi tahun 2000, saya menyadari
bahwa saya seharusnya melakukan latihan secara terbuka di luar,
karena saya adalah seorang praktisi. Sekali lagi, saya ditangkap
dan dikirim ke pusat penahanan karena melakukan latihan di taman.
Pada bulan-bulan berikutnya, ada yang disebut "hari-hari sensitif,"
seperti Konggres Rakyat Nasional, "25 April" dan "13 Mei."
Konsekuensinya, saya menghabiskan kebanyakan waktu di pusat
penahanan. Setiap kali setelah saya dilepaskan, saya pergi ke taman
untuk melakukan latihan dan ditangkap lagi. Banyak praktisi lain
juga ditangkap dan dikirim ke pusat penahanan selama waktu itu.
Kemudian kami mulai melakukan mogok makan untuk memprotes
penganiayaan ini. Pada waktu itu, walaupun saya telah dihukum kerja
paksa, karena melakukan mogok makan, saya dilepaskan.
Tepat sebelum "20 Juli," seorang praktisi memberi saya salinan
materi-materi klarifikasi fakta. Saya rasa itu sangat bagus dan
memutuskan untuk memperbanyaknya untuk dibaca oleh banyak orang.
Bersama dengan dua rekan praktisi yang mengetahui tentang
teknologi, saya membeli sebuah PC dan sebuah printer. Kemudian kami
membentuk tempat pembuatan materi klarifikasi fakta yang pertama
kami. Kami adalah pemula dan tidak punya pengalaman. Pada
pertengahan musim panas yang terik, kami memakai T-Shirt dan celana
pendek sewaktu bekerja dan pakaian kami basah oleh keringat.
Melewati banyak kesulitan, kami memproduksi beberapa ribu materi
klarifikasi fakta. Selama periode waktu itu, selalu ada orang di
depan rumah saya yang mengamati saya, dan mereka mengikuti saya
bila saya pergi. Akan tetapi, dengan bantuan Guru, saya selalu
mampu mengecoh mereka. Suatu kali, salah seorang dari mereka
bertanya kepada saya, "Bagaimana bisa kamu selalu saja menghilang
ketika keluar dari rumahmu? Kemana saja kamu?" Saya berkata,
"Adalah kebebasan saya untuk pergi kemana saya ingin pergi. Kamu
tidak berhak untuk mencampurinya."
Pada 20 Juli, polisi takut kalau kami akan pergi ke Beijing,
sehingga mereka melakukan pemeriksaan pada setiap jalan
penyeberangan. Tetapi mereka tetap gagal untuk menangkap kami.
Sesungguhnya, pada hari itu, para praktisi membagi-bagikan banyak
materi klarifikasi fakta di dalam kota. Ini adalah materi
klarifikasi fakta yang pertama di area itu dan orang-orang merasa
sangat senang. Banyak praktisi menyebarkan materi-materi itu di
tempat umum, mengklarifikasi fakta kepada orang-orang secara
langsung.
Pada 9 Agustus, Guru mempublikasikan artikel “Rasional.” Guru
berkata,
"Ada praktisi mengatakan bahwa Xiulian yang paling baik adalah
masuk ke dalam pusat tahanan, kamp rehabilitasi kerja paksa atau
dihukum dalam penjara demi membuktikan kebenaran Fa. Hai para
praktisi, bukanlah begitu, melangkah keluar untuk membuktikan
kebenaran Fa dengan berbagai cara adalah perbuatan mulia, tetapi
secara mutlak ini bukan berarti anda harus ditangkap oleh kekuatan
jahat.” “Ditangkap bukanlah merupakan tujuan, membuktikan kebenaran
Dafa barulah benar-benar mulia. Adalah demi membuktikan kebenaran
Dafa anda baru melangkah keluar.” “Jangan secara sukarela
membiarkan kejahatan membawa anda pergi." (Petunjuk Penting Untuk
Gigih Maju II).
Saya segera menyerap kata-kata Guru dan memahami selapis prinsip
Fa. Membuktikan Dafa tidak berarti harus ditangkap. Pada masa lalu,
setiap kali sebelum saya pergi keluar membuktikan Dafa, saya punya
pikiran bahwa saya mungkin akan ditangkap. Tampaknya telah menjadi
suatu konsep. Saya bahkan mengenakan dua set pakaian dalam untuk
bersiap-siap tinggal di pusat penahanan. Artikel guru "Rasional"
membantu saya memahami banyak prinsip, dan saya menyadari banyak
kekurangan saya. Saya tahu bagaimana membuktikan kebenaran Dafa
dimasa yang akan datang.
Pada 1 Oktober, tiga orang dari kami membuat spanduk sepanjang tiga
meter. Kami membentangkannya di Lapangan Tiananmen dan membacanya
dengan keras-keras, "Falun Dafa Baik." Kami dibawa kembali dan
ditahan di pusat penahanan. Saya melakukan mogok makan untuk
memprotes penahanan ilegal itu. Pada hari keduabelas dari mogok
makan, mereka mau memindahkan saya ke Kamp Kerja Paksa Kaiping di
Kota Tangshan, dan meminta saya menandatangani surat tugas. Saya
menolak. Mereka berkata ingin memindahkan saya ke kamp kerja paksa
sebelum 20 Juli. Saya katakan, "Apa yang membuat kamu berpikir saya
harus dipindahkan ke kamp kerja paksa? Undang-undang mana yang
telah saya langgar? Saya adalah seorang praktisi Falun Dafa. Saya
tidak boleh dimasukkan ke kamp kerja paksa. Saya tidak melanggar
hukum. Kamulah orang yang melanggar hukum yang mana seharusnya kau
tegakkan."
Di kamp kerja paksa itu, ketika mereka mengetahui saya telah
melakukan mogok makan selama 12 hari, mereka membawa saya ke rumah
sakit kamp kerja untuk pemeriksaan rutin. Di rumah sakit itu, saya
mengklarifikasi fakta kepada para dokter. Saya menceritakan tentang
peningkatan yang saya alami baik secara fisik maupun mental setelah
berlatih Falun Gong dan perubahan yang dramatis pada suami saya
setelah dia mengikuti latihan itu. Saya katakan mengapa saya sangat
tabah meskipun suami saya telah dikirim ke kamp kerja. Ketika saya
selesai bicara, dokter menulis tanda "X" besar-besar di atas nama
saya pada formulir dan bersikeras menolak saya masuk ke dalam kamp
kerja paksa. Polisi yang memasukkan saya ke sana merasa sangat
cemas bahkan mereka pergi membeli dua bungkus rokok untuk menyuap
dokter itu. Dengan tegas saya menunjuk pada mereka dan berkata,
"Kamu ingin terus menganiaya saya dengan menyuap. Kalau saya dapat
keluar hidup-hidup, saya akan mengekspos kalian semua." Setelah
kejadian itu, bagaimanapun mereka memohon, kamp kerja paksa tetap
menolak menerima saya.
Pada perjalanan kembali dari kamp kerja paksa, polisi berhenti pada
sebuah restoran besar untuk makan. Mereka bahkan memesan minuman
hangat untuk saya dan berkata minuman dingin tidak baik untuk saya
karena saya sedang mogok makan. Saya menolak minuman itu. Sewaktu
mereka sedang makan, saya duduk bersila di atas kursi dan mulai
mengklarifikasi fakta kepada pelayan-pelayan di lobi itu (tidak ada
banyak tamu di sana karena pada saat itu sudah lewat waktu ramai di
restoran tersebut). Kedua polisi itu tidak mempedulikan apa yang
sedang saya lakukan. Mereka bahkan menyuruh saya minum sedikit air
untuk membasahi kerongkongan. Setelah makan, mereka memutuskan
untuk membawa saya kembali ke pusat penahanan lagi. Akan tetapi,
kepala pusat penahanan bersikeras menolak menerima saya. Mereka
harus membawa saya pulang ke rumah.
Pada Hari Tahun Baru 2001, lima atau enam orang dari kami para
praktisi yang bekerja di tempat pembuatan materi klarifikasi fakta
memutuskan untuk melakukan pembuktian kebenaran Dafa lagi di
Beijing. Beberapa orang merasa khawatir bahwa pekerjaan bisa
terpengaruh, tetapi saya katakan, "Tidak ada masalah. Kita akan
kembali setelah melakukan pekerjaan pembuktian kebenaran Dafa."
Pada waktu itu, praktisi telah menjadi lebih dewasa. Pada awalnya,
para praktisi semata-mata ditangkap dan menahan penderitaan secara
pasif. Kemudian, mereka menolak untuk bekerja sama dengan
kejahatan, dengan menolak untuk memberikan nama dan alamat mereka,
dan menggunakan mogok makan untuk memprotes penahanan ilegal itu.
Oleh karena itu, saya katakan, "Selama kita melakukan mogok makan
dan menolak memberikan nama dan alamat kita, kita akan kembali
dalam beberapa hari." Seperti yang kami duga, kecuali bagi seorang
praktisi yang ditahan selama satu bulan, kebanyakan dari kami
dikembalikan dalam waktu satu minggu. Pekerjaan kami di tempat
pembuatan materi tidak terganggu.
Di Lapangan Tiananmen, saya terus meneriakan, "Falun Dafa Baik!"
sewaktu membagikan materi klarifikasi fakta kepada kerumunan
orang-orang. Polisi menendang dan memukul saya sewaktu menarik saya
ke mobil polisi. Tidak lama setelah itu, mobil van polisi penuh
dengan praktisi yang ditangkap. Saya di bagian belakang dari mobil
itu. Ketika mobil mulai bergerak, dari balik jendela saya
membentangkan spanduk yang telah saya bawa tetapi tidak sempat
menggunakannya. Orang-orang di lapangan sangat terkejut melihat
spanduk “Falun Dafa Baik” yang menyolok mata pada mobil polisi yang
sedang bergerak. Polisi yang berdiri merasa cemas, mereka memburu
mobil itu dan berusaha menghubungi polisi di mobil itu. Ketika para
praktisi di dalam mobil itu melihat apa yang saya lakukan, mereka
segera membentuk suatu dinding penghalang untuk melindungi saya.
Oleh karena itu, polisi di mobil itu tidak mengetahui apa yang
terjadi sampai mereka diberitahu oleh polisi di lapangan. Mereka
menghentikan mobil itu dan beberapa polisi mengangkat pentungan
karet mereka dengan gila memukul setiap orang, termasuk anak-anak
dan orang tua, dalam usaha mereka mendapatkan saya. Mereka merebut
spanduk itu dari saya dan dengan ganas memukul saya dengan
pentungan karet. Ketika saya berpaling saya melihat setiap praktisi
dipukul sampai hidung dan mulut mereka berdarah, dan memar-memar di
sekujur wajah mereka. Seorang perempuan tua dipukul sedemikian
kejam sehingga wajahnya bengkak dan bahkan dia tidak bisa membuka
matanya. Pada saat itu saya merasa bahwa rekan-rekan praktisi kita
benar-benar luar biasa. Mereka telah melindungi Dafa dengan taruhan
jiwa mereka.
Lebih dari 100 praktisi dikirim ke Pusat Penahanan Distrik
Dongcheng. Keluar dari mobil, saya lihat polisi berbaris dua
barisan. Salah seorang perwira polisi membawa banyak pentungan
karet dalam bungkusan mantel militer, dan menjatuhkannya ke tanah.
Dia menuntut, "Barang siapa yang menolak memberikan namanya akan
dipukul sampai mati. Pihak atasan telah mengatakan bahwa kematian
karena pemukulan akan dianggap sebagai bunuh diri."
Setelah itu, mereka mulai mengambil foto dan sidik jari, dan
menginterogasi praktisi Dafa. Saya sama sekali menolak untuk
bekerja sama, oleh karena itu saya dipukul secara brutal. Pada
waktu itu, para penganiaya sangat garang, terutama di Distrik
Dongcheng, Beijing. Anda harus melepaskan keterikatan hidup dan
mati ketika tidak mau bekerja sama dengan perintah-perintah atau
permintaan-permintaan apapun. Pada waktu itu, saya berpikir bahwa
karena Dafa telah memberi saya kehidupan, saya akan menyerahkannya
kembali kepada Dafa. Saya siap menanggung segala resiko dan saya
harus menolak bekerja sama permintaan apapun dari mereka.
Ketika saya menolak untuk difoto, seorang polisi wanita mengayunkan
pentungan karet memukul kepala saya. Empat benjelon bengkak sebesar
tinju segera timbul di kepala saya akibat pukulan itu. Akhirnya
kami dibawa ke sel. Praktisi-praktisi di masing-masing sel
melafalkan Hong Yin dan "Lunyu" dengan suara keras. Para penjaga
menjadi sangat marah sehingga mereka mengambil satu orang praktisi
dari masing-masing sel, yang mereka pikir sebagai kepalanya, dan
melucuti pakaian luar kami, menyingkirkan sepatu, dan meletakkan
kami di sel yang sangat dingin. Kami terus-menerus melafalkan
ceramah Guru. Mereka menghukum dengan memaksa kami untuk tetap
berdiri. Kami kemudian melakukan latihan sewaktu berdiri. Seorang
rekan praktisi kehilangan kesadaran dan dibawa keluar. Pada saat
itu, saya berpikir seharusnya tidak tinggal di sini dan harus
segera keluar. Saya pura-pura pingsan, dan dibawa keluar. Ketika
mereka memeriksa saya, saya tampak tidak ada tekanan darah dan
denyut nadi, maka saya dibawa ke dalam ruangan untuk diinfus. Saya
merasa sangat mual dan muntah berserakan di tempat tidur. Mereka
berkata bahwa jika saya memberitahu nama dan alamat, mereka akan
melepaskan saya. Saya bilang, "Saya minta dilepaskan tanpa syarat.
Kami tidak salah berlatih Falun Dafa. Ini adalah keyakinan pribadi.
Adalah kamu yang melanggar hukum. Adalah Jiang Zemin yang melanggar
hukum." Pada hari keempat dari mogok makan, saya dilepaskan.
7. Tidak Gentar Pada Waktu Bahaya, Menakutkan Tetapi Tidak
Membahayakan
Setiap kali saya dibebaskan dari penahanan, segera saya kembali
melibatkan diri di dalam kebesaran Pelurusan-Fa. Ketika saya
mendengar rekan praktisi di kota kediaman saya, Kota Tangshan,
tidak bisa memperoleh artikel-artikel terbaru dan materi-materi
Dafa Guru, saya mengirimkannya sendiri kepada mereka dalam sebuah
koper kulit yang besar. Pada waktu itu, "Kasus bakar diri" baru
saja dihembuskan dan kejahatan sedang garang-garangnya. Pemeriksaan
di stasiun kereta api sangat ketat, dan ketika melewati pemeriksaan
karcis masuk, setiap penumpang dipaksa membuka tas mereka untuk
pemeriksaan. Pada waktu itu, saya belum tahu mengenai pemancaran
pikiran lurus, tetapi saya berkata dalam hati: "Saya tidak
mengijinkan kalian memeriksa bungkusan saya." Hasilnya, setiap kali
saya mendekati pintu masuk, pemeriksa juga berpaling, atau ngobrol
dengan yang lain dan saya mengambil kesempatan itu untuk lewat
tanpa diperhatikan. Kemudian pemeriksa mengecek penumpang di
belakang saya. Setiap kali, para penumpang di depan dan di belakang
saya diperiksa sementara saya lewat dengan mulus berkat bantuan
Guru.
Kemudian, saya menyadari bahwa ini bukan suatu cara yang bagus
untuk memberikan materi kepada praktisi. Lebih baik membantu mereka
membentuk tempat pembuatan materi mereka sendiri sehingga mereka
bisa men-download dan memproduksi materi sendiri. Oleh karena itu,
seorang praktisi di wilayah kami yang menguasai komputer membantu
praktisi di Kota Tangshan untuk membuat tempat produksi materi.
Beberapa bulan kemudian, praktisi lain diculik oleh polisi, dan dia
mengungkapkan keberadaan tempat produksi materi, tetapi dia tidak
tahu tepat lokasinya sehingga polisi menyelidikinya. Pada saat ini
Guru telah memberitahu kita bagaimana melakukan pemancaran pikiran
lurus, dan editor Clearwisdom juga telah mengumumkan waktu-waktu
khusus untuk memancarkan pikiran lurus. Oleh karena itu, kami
menambahkan niat pikiran melindungi tempat materi kami sewaktu
sedang memancarkan pikiran lurus. Dengan cara ini, kami lolos dari
beberapa kali pencarian. Seluruh apartemen yang berdekatan dicari
tetapi polisi tidak masuk ke apartemen kami sementara kami sedang
duduk di dalam melakukan pemancaran pikiran lurus.
Selanjutnya, kami pindah ke suatu bungalow. Suatu hari ketika saya
memasuki halaman, kira-kira enam orang polisi mengikuti saya dan
meminta identitas saya. Saya berdiri di halaman sambil memancarkan
pikiran lurus, karena pada satu ruangan dimana ada materi-materi
yang telah dicetak dan ada 40 kotak kertas cetak baru di gudang.
Saat itu saya sangat tenang dan berkepala dingin, dan saya
mengatasi mereka sambil memancarkan pikiran lurus. Akhirnya, polisi
tidak masuk ke ruangan manapun. Ketika saya duduk di dalam, jantung
saya mulai berdetak dengan keras dan saya merasa ketakutan setelah
peristiwa itu. Benar-benar sangat berbahaya. Tidak bisa saya
ungkapkan perasaan terima kasih saya kepada Guru. Pada saat-saat
kritis, Guru yang belas kasih melindungi saya. Sepanjang saya
memiliki pikiran lurus dan tidak ada keterikatan terhadap perasaan
takut, siapapun tidak dapat membahayakan saya. Tempat produksi
materi berjalan dengan lancar selama satu setengah tahun tanpa
gangguan apapun. Satu kotak demi satu kotak materi klarifikasi
fakta Dafa disebarkan di area-area terdekat, dan menyelamatkan
sejumlah besar makhluk hidup dari racun kebohongan penguasa.
8. Bagai Intan Tak Terusakan
Pada akhir Nopember 2001, seorang praktisi yang punya kontak dengan
kami diculik oleh polisi dan mengungkapkan lokasi tempat materi
kami, dan mengidentifikasi saya sebagai orang yang bertanggung
jawab. Pada 2 Desember, jam 09.00, saya diculik sewaktu sedang
mengirim materi Dafa kepada praktisi lainnya. Untuk membantu
praktisi itu lolos, saya berteriak keras-keras, "Falun Dafa Baik!"
"Bakar diri di Lapangan Tiananmen adalah bohong." Akibatnya, banyak
pejalan yang lewat berkerumun di sekeliling. Kemudian saya
menceritakan kepada mereka fakta tentang Dafa. Polisi memukul dan
menendang saya dengan kasar. Saya berkata, "Lihat! Inilah apa yang
disebut 'perlakuan baik' terhadap praktisi Falun Gong sebagaimana
dipropagandakan oleh acara TV."
Polisi membawa saya ke pos polisi, dan dengan puas berkata,
"Akhirnya kami dapatkan kamu. Kami telah menunggu penangkapanmu
dalam waktu lama." Untuk memperoleh informasi lebih banyak tentang
lokasi produksi materi, mereka berusaha menyentuh saya dengan
perasaan manusia. Mereka berkenalan dengan saya untuk membujuk
saya. "Bila kamu mau bicara beberapa patah kata tentang lokasi
materi, kamu akan dilepaskan." Saya tidak berkata sepatah katapun
tentang lokasi materi, tetapi mengklarifikasi fakta Dafa kepada
mereka. Saya juga katakan kepada mereka, "Mutlak tidak mungkin bagi
saya untuk mengkhianati rekan-rekan praktisi saya." Mereka
menjawab, "Kami mempunyai banyak cara untuk membuat kamu
berbicara." Saya jawab, "Kamu boleh lakukan apapun yang kamu
inginkan, tetapi saya tidak akan mengucapkan sepatah kata, meskipun
sampai mati!"
Pada malam hari mereka mulai menyiksa saya. Mereka mengikat tangan
dan lengan saya di belakang punggung dengan tali, dan kemudian
mengangkat tali dengan sebatang tongkat. Akibatnya, seluruh berat
badan saya tergantung pada tali itu sehingga tangan dan lengan saya
sangat kesakitan. Setelah saya diangkat pada ketinggian tertentu,
mereka melepaskan tali dan saya jatuh ke bawah. Mereka menyebut
penyiksaan ini "mengangkat tali." Saya diangkat dan dijatuhkan tiga
kali pada malam itu. Tanpa mengendurkan tali, lengan saya mati rasa
sampai-sampai tidak merasakan sakit apapun. Tetapi mereka selalu
mengendurkan tali untuk menyadarkan saya kembali, sehingga
merasakan kesakitan yang luar biasa. Kemudian saya diikat lagi.
Rasa sakitnya sulit diuraikan. Setelah penyiksaan "mengangkat tali"
saya diikat dengan ketat pada sebuah kursi. Polisi memukul kaki
saya dengan sebatang tongkat sebesar jari, begitu kejamnya sehingga
pecahan kecil-kecil tongkat itu berserakan dimana-mana. Akibat
pukulan itu, daging pada kaki saya terbuka, terkoyak dan berdarah.
Kemudian mereka mulai memukul badan saya dengan sebatang tongkat
yang tebal. Mereka menyodokan salah satu ujung tongkat itu ke kaki
saya dan menekannya dengan keras dengan seluruh berat badan mereka.
Kemudian kepala saya ditekan ke bawah dengan kaki mereka untuk
memukul punggung saya. Saya berkata kepada mereka, "Mustahil bagi
saya untuk mengungkapkan nama rekan-rekan praktisi!" Saya
memancarkan pikiran lurus sewaktu menatap mereka.
Mereka menyiksa saya dengan cara seperti ini selama tiga hari,
tidak membiarkan saya tidur. Selama siang hari polisi tidak banyak
menyiksa saya. Mereka hanya memukul bagian yang bengkak dan bagian
yang sakit dengan tongkat pemukul, kemudian berusaha memaksa saya
untuk memberi mereka informasi yang mereka inginkan. Mereka juga
membawa enam kantong penuh dengan file, yang menyatakan bahwa 28
orang telah mengaku kepada otoritas mengenai identitas saya.
Pada hari keempat mereka berusaha membuat rekaman video diri saya.
Mereka mendudukan saya pada bangku kemudian membungkus saya dengan
mantel. Saya menyadari bahwa mereka sedang mengupayakan fakta-fakta
yang direkayasa, jadi dengan tegas saya menolak bekerja sama.
Seorang polisi kemudian berjongkok di belakang bangku di mana saya
duduk dan menjulurkan tangannya kedalam mantel untuk menarik rambut
saya ke belakang sehingga kepala saya terangkat. Polisi lain
berdiri di belakang saya untuk memaksa saya seolah-olah saya sedang
merobek sebuah buku dengan kedua tangan. Saya mendekapkan kepalan
tangan saya ke dada saya sehingga mereka tidak bisa melakukannya.
Seorang polisi merobek sebuah buku dan melemparkannya kepada saya
dan yang lain melemparkan air ke wajah saya untuk membuat air mata.
Saya menutup mata saya tanpa ekspresi apapun. Saya pikir bahwa
selama saya tidak buka mulut mereka tidak akan bisa merekayasa
apapun. Mereka mengacak-acak selama setengah jam tanpa hasil.
Kemudian mereka melemparkan video-recorder ke atas meja dan mulai
memukul saya dengan kejamnya. Setelah itu, mereka berusaha merekam
saya lagi. Mereka melakukan tiga atau empat kali usaha dengan
sia-sia. Setiap saat mereka menggunakan kekerasan brutal, dengan
sepatu kulit, tinju, dan telapak tangan mereka menimpa saya seperti
hujan deras. Saya penuh dengan memar-memar dan goresan, dan
bagian-bagian dari badan saya mati rasa. Akhirnya mereka menyerah.
Bahkan dua tahun kemudian, beberapa bagian dari badan saya masih
mati rasa.
Saya dibawa ke pusat penahanan kira-kira jam 23.00 pada hari itu.
Sebelum pergi, saya berkata kepada mereka dengan belas kasih, "Saya
tidak membenci kalian meskipun kalian telah memukul saya sedemikian
rupa. Saya semata-mata berharap bahwa kalian jangan memperlakukan
praktisi-praktisi Dafa seperti ini. Saya tidak punya dendam dengan
kalian. Bisakah kalian hidup sesuai dengan hati nurani kalian?"
Saya merasakan bahwa belas kasih saya menyentuh hati mereka, dan
mereka mengungkapkan perasaan malu mereka.
Direktur Bai dan polisi Liang menginterogasi saya pada hari
berikutnya di pusat penahanan. Saya menunjukkan kesabaran dan belas
kasih dari seorang kultivator. Daripada membenci mereka, saya
mengklarifikasi fakta tentang Dafa selama lebih dari tiga jam,
sepenuhnya demi kebaikan diri mereka. Saya berbicara tentang
mengapa saya dengan teguh berkultivasi Dafa, mengapa saya dari jauh
kembali ke kota kediaman saya untuk menyebarkan materi-materi Dafa,
dan mengapa begitu penting saya mengklarifikasi fakta kepada
mereka, semua itu adalah demi kebaikan diri mereka sendiri. Belas
kasih saya menyentuh hati mereka. Direktur Bai mengeluarkan air
mata. Polisi Liang tidak mampu duduk tenang dan berjalan
mondar-mandir. Saya dapat merasakan bahwa mereka dihukum oleh suara
hati mereka sendiri. Mereka tidak bertanya apa-apa selama tiga jam,
saya menghabiskan waktu dengan mereka. Interogasi berbalik menjadi
kesempatan untuk menyelamatkan mereka melalui Dafa. Mereka berharap
tidak bertemu saya lagi.
Di pusat penahanan, polisi membawa serta praktisi yang mengkhianati
saya, untuk mengidentifikasi saya. Dia mengangguk mengenali saya.
Tiba-tiba air mata saya bercucuran. Tak peduli betapa kejamnya saya
dipukul di departemen kepolisian, saya tidak mengeluarkan air mata.
Akan tetapi, ketika rekan praktisi, orang yang telah bersama saya
begitu baik sepanjang waktu, melakukan hal seperti ini pada
saat-saat kritis, saya menangis dalam kesedihan – bukan karena dia
mengkhianati saya, tetapi bersedih atas tindakannya.
Pada hari kelima, ketika saya melihat polisi memberi makan secara
paksa kepada praktisi yang melakukan mogok makan, saya mulai
memancarkan pikiran lurus. Polisi datang memukuli saya, dan saya
menjerit keras-keras. Setelah itu mereka melakukan pemaksaan makan
kepada saya. Metode memberi makan secara paksa di Pusat Penahanan
Tangshan sangat barbar sekali. Polisi memukul saya dan membuka
mulut saya dengan baja pengungkit dan palu. Saya menutup mulut saya
rapat-rapat sehingga mereka tidak bisa memasukan makanan. Mereka
berusaha keras menekuk leher saya dan menjepit muka saya, sampai
leher dan muka saya berdarah. Karena mulut saya tertutup, mereka
menjepit hidung saya. Saya hampir tidak bisa bernafas. Pada saat
ini terdengar seperti Guru sedang membaca dengan suara keras dan
tenang di dekat telinga saya,
"Di India banyak master Yoga dapat beberapa hari duduk di dalam
air, beberapa hari dipendam dalam tanah, membuat diri sepenuhnya
diam, bahkan denyut jantung pun dapat dikendalikan..." (Zhuan
Falun).
Saya segera menyadari. Jika orang lain dapat menahan nafas selama
beberapa hari, saya juga dapat melakukannya. Begitu pikiran ini
muncul, saya juga berhenti bernafas. Setelah beberapa detik,
seorang narapidana berteriak sangat emosi, "Hentikan, dia akan
mati!" Mereka segera menghentikan dan melepaskan saya. Saya jatuh
ke tanah dan kehilangan kesadaran, dan mereka mulai menyadarkan
saya.
Karena pemberian makan secara paksa telah gagal, mereka membawa
saya ke klinik di pusat penahanan untuk diinfus. Saya menolak
bekerja sama, dan berkata kepada mereka, "Saya minta dilepaskan
tanpa syarat. Saya tidak bersalah. Kamu harus melepaskan
saya!"
Pada hari ketujuh, mereka membawa saya ke rumah sakit jiwa. Saya
diminta menggunakan pakaian pasien, dan seorang perawat membawa
saya ke ruangan untuk berganti. Ketika dia melepaskan pakaian saya
dan melihat tubuh saya dipenuhi memar-memar dan goresan
dimana-mana, dia tidak tahan dan menangis. Dia cepat-cepat
mengenakan pakaian pada saya. Saya katakan pada dia bahwa mereka
memukul saya seperti ini hanya karena saya berkultivasi Falun Dafa
untuk menjadi seorang yang baik. Saya katakan pada dia bahwa saya
telah diculik lima belas kali dan saya sama sekali tidak bersalah.
Saya jelaskan bahwa saya telah melakukan mogok makan selama tujuh
hari. Dia segera membawa saya kembali ke dokter rumah sakit. Saya
katakan kepada dokter, "Sebagai seorang dokter, tugas anda adalah
menyembuhkan luka-luka dan menyelamatkan orang yang sekarat.
Sebelum berkultivasi Falun Dafa, saya menderita tumor kandung
kemih, dan buang air kecil sering berdarah. Saya mengalami edema
berat dan tekanan darah tinggi. Begitu saya mulai berlatih Dafa,
semua penyakit saya lenyap. Bagaimana saya dapat tidak berterima
kasih kepada Guru saya dan melepaskan Dafa?" Setelah berbicara,
saya diminta untuk melakukan tes urin. Saya jawab, "Saya telah
melakukan mogok makan selama 7 hari. Saya lebih banyak mengeluarkan
darah daripada urin." Kemudian polisi Liang dari departemen
kepolisian berkata, "Bila kamu menerima dia, saya akan membayar
double biayanya." Dokter menutup bukunya dengan keras, berdiri
dengan marah dan berkata dengan keras, "Sekalipun kamu membayar
saya 100.000 yuan, saya tidak akan menerima dia. Bagaimana dia bisa
bertahan di sini?" Setelah berbicara, dia berpaling dan
pergi.
9. Guru Tepat Berada di Sisi Saya
Setelah pulang saya hanya beristirahat selama satu hari. Karena
saya tidak apa-apa, saya pergi ke tempat produksi materi
klarifikasi fakta pada hari kedua dan lagi mengaktifkan diri dalam
penyelamatan makhluk hidup.
Akan tetapi pada waktu itu, lambat laun saya berkembang pikiran
yang tidak baik. Yaitu, saya menjadi terikat dengan ego saya dan
saya merasa bahwa saya selalu benar. Rekan-rekan praktisi di lokasi
materi klarifikasi fakta juga mempunyai keterikatan yang sama. Oleh
karena itu, konflik diantara kami sering timbul. Saya juga
mempunyai suatu mentalitas yang kaku dalam melakukan tugas-tugas
saya. Walaupun saya belajar Fa setiap hari, ketika mata saya sedang
membaca buku, pikiran saya memikirkan hal-hal lain. Kami tidak
melihat ke dalam ketika menjumpai masalah; melainkan, saling
menyalahkan satu sama lain. Kami gagal saling menyelaraskan satu
sama lain. Akibatnya, pada suatu hari, saya meninggalkan tempat
materi klarifikasi fakta dalam kemarahan. Ketika saya berusaha
menghidupkan sepeda motor, sepeda motor tersebut tidak bisa hidup.
Pada saat itu, saya menyadari bahwa saya salah dan semestinya saya
tidak pergi. Tetapi ketika saya kembali ke tempat itu, seorang
rekan praktisi masih marah dan lagi dia merespon dengan kata-kata
yang tidak enak. Saya tidak bisa tahan lagi sehingga saya pergi
lagi. Sewaktu di jalan, saya melakukan kesalahan menggunakan
telepon umum untuk menelepon berturut-turut memberi nasihat kepada
beberapa orang yang tersadarkan di jalur iblis yang baru saja
dilepaskan. Konsekuensinya, begitu saya menggantungkan gagang
telepon, sebuah mobil polisi berhenti di pinggir dan menangkap saya
lagi. Oleh karena keterikatan, saya dimanfaatkan oleh
kejahatan.
Kali ini siapapun tidak ada yang menyentuh saya. Mereka tahu bahwa
mereka tidak bisa memperoleh apa-apa dari saya. Pada hari kedua
mogok makan, saya dijemput oleh polisi dari Biro Keamanan Publik
setempat. Mereka membawa saya ke pusat cuci otak. Tak peduli apapun
yang mereka lakukan, saya tidak mau keluar dari mobil dan melawan
ketika mereka bergumul dengan saya. Ketika mereka menyeret saya ke
ruangan besar, badan saya mulai kejang-kejang. Mereka sekali lagi
membawa saya ke rumah sakit untuk perawatan darurat. Saya tetap
menolak perawatan medis mereka. Polisi berteriak dengan marahnya,
"Jangan kira kamu bisa keluar dengan mogok makan kali ini. Kamu
akan mendapat hukuman 20 tahun." Saya menjawab dengan sebuah
senyum, "Kapankah kata-katamu pernah masuk hitungan? Adalah
kata-kata Guruku dan kata-kataku yang berlaku." Lima atau enam
orang dari mereka secara paksa mengikat saya pada tempat tidur dan
menginfus saya. Saya berteriak-teriak di rumah sakit itu selama
lebih dari dua jam, "Saya ingin pulang! Saya tidak bersalah
berlatih Falun Dafa!" Setelah itu, kapan saja mereka datang memberi
saya infus, saya berteriak keras-keras, "Falun Dafa Baik!"
Akhirnya, mereka tidak bisa melakukan apapun terhadap saya sehingga
mereka meminta keluarga saya untuk membayar 1.000 yuan sebagai
tebusan, yang mana saya dengan keras menolaknya. Saya berkata
kepada Kepala Biro Yang, "Karena penganiayaanmu, saya tidak
memperoleh satu yuan pun selama beberapa tahun terakhir ini dan
orangtua saya harus mengasuh kedua anak-anak saya yang sedang
sekolah. Sekarang, kamu meminta kami memberimu uang. Apakah kamu
masih mempunyai hati nurani? Jika kamu mengambil meskipun hanya
satu yuan dari mereka, saya mutlak tidak akan pergi dari sini."
Pada hari kelima, mereka melepaskan saya lagi dengan tanpa
syarat.
Dari pelajaran ini, saya melihat lebih banyak kekurangan dalam diri
sendiri. Saya berbagi pengalaman itu dengan rekan-rekan praktisi.
Kami semua meningkatkan diri di dalam Fa; oleh karena itu, kami
menjadi lebih dewasa dan rasional. Kami belajar Fa lebih banyak,
melihat ke dalam diri kami, melepaskan ego dan tidak lagi saling
menyalahkan. Hasilnya, kami harmonis dan membuat pekerjaan di
tempat materi klarifikasi fakta mengalami kemajuan dan lancar. Pada
tahun 2002, pekerjaan pembuktian Fa kami sungguh-sungguh meluas ke
setiap daratan dan lembah, bukit dan pegunungan. Materi-materi
klarifikasi fakta, spanduk-spanduk, poster, dan "Falun Dafa Baik"
bisa dilihat di mana-mana. Kemudian, kami berhasil memasukan 30
pengeras suara kecil ke dalam pusat-pusat penahanan, kamp-kamp
kerja paksa, dan daerah-daerah berpenduduk padat di kota itu, dan
menyiarkan pesan-pesan klarifikasi fakta, yang mengguncang hebat
kejahatan. Segera setelah itu, provinsi mendatangkan regu khusus
dan mereka menyatakan akan menemukan saya dan praktisi kunci di
lokasi materi klarifikasi fakta lainnya, sekalipun mereka harus
menggali lobang ke dalam tanah. Konsekuensinya, mereka memasang
gambar-gambar saya dan praktisi lainnya di jalan-jalan utama.
Mereka memasang gambar-gambar itu pada siang hari dan pada malam
harinya rekan-rekan praktisi pergi keluar menurunkannya. Mereka
membentuk blokade jalan pada setiap sudut jalan. Mereka membawa
gambar-gambar kami dan memeriksa identitas orang-orang dari rumah
ke rumah. Namun, saya sangat tenang dan tidak takut sedikitpun.
Sama sekali tidak mempengaruhi pekerjaan Dafa kami. Apapun yang
harus kami lakukan, kami terus melakukannya. Seluruh area kami
telah meningkatkan intensitas pemancaran pikiran lurus. Para
praktisi semua berusaha sebaik-baiknya meluangkan waktu lebih
banyak untuk memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan gangguan
kejahatan.
Suatu hari, tiga orang laki-laki datang ke gedung kami dengan
sebuah buku catatan besar. Kami segera duduk memancarkan pikiran
lurus dengan satu pikiran di kepala: "Tidak mengijinkan mereka
menggeledah unit ini." Mereka tinggal di sini selama satu minggu.
Setiap telepon pada masing-masing rumah disadap. Kami tidak dapat
keluar, dan usaha klarifikasi fakta kami terganggu. Kami
memancarkan pikiran lurus supaya mereka pergi. Akhirnya, mereka
pergi tanpa memeriksa unit kami. Walaupun mereka telah memeriksa
gedung dengan sangat hati-hati, karena tindakan dan pikiran lurus
kami semua, kejahatan tetap tidak bisa memperoleh apapun.
Meskipun demikian, pada akhir tahun 2002 situasi berubah. Karena
kami telah melakukan dengan baik dan dipuji oleh rekan-rekan
praktisi, kami terjebak arus dan timbul mentalitas untuk
menyelesaikan sebuah tugas, dan kami berusaha menciptakan situasi
dengan pergerakan yang besar. Karena hal ini, beban kerja kami
meningkat dan waktu belajar Fa lebih sedikit, dan ketika belajar
Fa, kami tidak bisa menenangkan pikiran. Karena beban kerja
meningkat, kami harus menambah lebih banyak orang dan sumber daya.
Beberapa praktisi yang rasa keselamatannya sangat buruk dan tidak
memperhatikan apa yang mereka ucapkan, terlalu banyak menimbulkan
faktor-faktor tidak aman bagi lokasi produksi materi klarifikasi
fakta. Bahkan ada praktisi dengan sifatnya yang buruk membentuk
kelompok kecil dan mengurangi unsur-unsur yang lurus di dalam
keseluruhan tubuh kami. Akhirnya, kejahatan mengambil keuntungan
dari celah kekosongan kami. Pada akhir tahun 2002, dua lokasi besar
materi klarifikasi fakta digeledah satu demi satu dan tujuh orang
praktisi kunci diculik. Kami menderita kerugian keuangan sangat
besar, yang dengan serius merusak pekerjaan Falun Dafa di area
lokal itu.
10. Terkatung-katung di Ujung Kematian, Melewatinya dengan
Pikiran Lurus
Lokasi produksi materi klarifikasi fakta di Tangshan diambang
kehancuran. Adalah saat Festival Musim Semi tahun 2003, Guru telah
mempublikasikan ceramah baru. Saya merasa sangat gelisah. Suami
saya baru saja dilepaskan dari kamp kerja paksa berkat pikiran
lurus. Kami memutuskan untuk jalan terus dan mendirikan kembali
lokasi produksi materi klarifikasi fakta. Karena kami masih
mempunyai banyak celah kebocoran dan pada waktu itu
praktisi-praktisi setempat tidak dalam kondisi kultivasi yang baik,
tiga bulan kemudian, lokasi yang baru didirikan kembali lagi
dihancurkan. Saya, suami, juga praktisi lainnya satu per satu
ditangkap. Pada 30 Maret 2003, jam 21.00, saya dan praktisi lain
kembali ke lokasi produksi materi klarifikasi fakta dan ditangkap
oleh polisi yang sedang menunggu di dalam rumah itu. Suami saya
sudah ditangkap. Mereka tahu bahwa tidak ada yang dapat mereka
lakukan dengan saya, sehingga mereka mengirim saya ke Kamp Kerja
Paksa Kaiping di Tangshan. Begitu saya tiba di sana saya berteriak,
"Falun Dafa Baik!" Saya berteriak ketika berjalan. Setelah saya
diterima, saya mulai kejang-kejang. Mereka segera melakukan
akupunktur pada saya dan melakukan pemeriksaan electrocardiogram.
Pada akhirnya, kamp kerja paksa menolak menerima saya, sehingga
mereka kembali mengirim saya ke pusat penahanan.
Di pusat penahanan, saya melakukan mogok makan untuk memprotes
penahanan ilegal itu. Saya dengan tegas menolak bekerja sama dengan
otoritas. Suatu kali ketika mereka memberi makan secara paksa
kepada saya, saya berusaha keras menolak dan tidak bekerja sama
dengan mereka, sehingga mereka tidak bisa memaksakan apapun. Mereka
dengan bengis memukul saya sampai pingsan. Mereka menyiramkan air
dingin untuk menyadarkan saya kembali, kemudian, melanjutkan
memberi makan secara paksa kepada saya. Mereka menyiksa saya
seperti itu sampai lima kali dan saya mengalami pingsan lima kali.
Pada akhirnya, mereka tidak mampu memaksa bahkan setetespun. Mereka
mengikat saya pada sebuah kursi metal dan tidak melepaskan saya
selama beberapa hari. Mereka tidak mengijinkan saya menggunakan
toilet sehingga saya buang air kecil di atas kursi itu. Sampai
mereka melihat ada darah di dalam air seni saya, mereka melepaskan
saya dari kursi itu. Mereka berusaha memaksa saya memakai seragam
penjara ketika saya kembali ke sel. Saya katakan pada mereka bahwa
saya tidak akan memakainya karena saya bukan penjahat. Gerombolan
narapidana satu sel berusaha memaksa saya untuk memakainya. Saya
berontak dan merobek-robek tiga seragam penjara. Mereka tetap tidak
bisa membuat saya mengenakan seragam itu. Pada akhirnya, polisi
berkata dengan marah, "Jika dia tidak mau memakainya, biarkan
saja."
Kemudian, mereka memberi makan secara paksa sewaktu saya tidak
sadar. Setelah saya kembali ke sel, saya mengalami sakit perut
hebat. Saya terus menerus memuntahkan air, dan segera menjadi suatu
genangan air. Saya bahkan tidak punya uang satu yuan pun, apalagi
sepotong kain lap. Para napi mengeluarkan lap mereka untuk mengepel
muntahan, yang segera saja menjadi basah. Saya tidak tahu apa yang
mereka telah beri makan paksa pada saya. Air seni saya kembali
mengandung darah dan seluruh badan saya terasa sakit. Pada hari
ketujuh, saya tiba-tiba mulai memuntahkan sejumlah besar darah.
Para napi sangat ketakutan. Mereka menggedor-gedor pintu dan
memanggil penjaga serta dokter penjara. Sementara itu, praktisi
Falun Dafa di sel yang berbeda juga waspada. Namun, setelah
memuntahkan darah, perut saya segera terasa lebih baik dan saya
tidak lagi merasa sakit. Setelah itu, saya berada dalam keadaan
setengah sadar. Seolah-olah saya telah mencapai ambang batas
penahanan penyiksaan fisik dan mental.
Saya teringat suatu Sabtu malam ketika saya merasa sangat tidak
enak, tetapi saya tidak ingat apa yang terjadi setelah itu. Ketika
saya menjadi siaga, saya berpikir tentang memancarkan pikiran
lurus. Akan tetapi, setelah mengucapkan, "Fa meluruskan alam
semesta," saya tidak bisa mengingat kalimat berikutnya. Kemudian,
saya tidak sadar lagi. Saya tidak tahu berapa lama sebelum saya
memperoleh kembali kesadaran. Kemudian, saya merasa seolah-olah
hidup saya akan berakhir. Saya juga merasakan jiwa saya
meninggalkan badan saya selama beberapa saat, kemudian kembali
sesaat kemudian. Bolak-balik, saya berada dalam keadaan demikian
beberapa kali. Setelah itu, ketika saya bangun lagi, saya mulai
memancarkan pikiran lurus untuk membasmi kejahatan. Saya dengan
teguh berkata, "Tak seorangpun berhak untuk mengambil jiwa saya.
Saya adalah pengikut Li Hongzhi." Saya berusaha sadar dan sadar,
kemudian saya pingsan lagi. Tetapi ketika saya bangun, saya masih
teringat pikiran ini, "Siapa yang menganiaya saya? Saya tidak akan
membiarkan kamu menguasai tubuh saya. Saya adalah pengikut Li
Hongzhi. Tanpa ijin Guru saya, siapapun tidak dapat membawa saya
pergi." Kemudian saya mengucapkan, "Fa meluruskan alam semesta,"
tetapi saya tetap tidak bisa mengingat kalimat berikutnya. Kemudian
saya jatuh tak sadar lagi. Ketika saya bangun lagi, saya berpikir
mengenai para praktisi Falun Dafa yang meninggal karena
penganiayaan. Jadi saya berkata kepada Guru, "Guru, apakah Engkau
setuju membiarkan mereka membawa pergi tubuh fisik saya? Apakah
saya harus pergi?" Namun, setelah bertanya kepada Guru, segera,
dengan tekad kuat saya berkata, "Tidak, saya mutlak tidak akan
mendengarkan mereka. Saya mutlak tidak akan mengikuti jalur mereka.
Saya mutlak menginginkan tubuh fisik saya. Saya masih ingin
menyelamatkan makhluk hidup." Setelah berkata demikian, saya
kembali menjadi siaga. Sepanjang malam itu, saya terkatung-katung
di ujung kematian.
Pagi-pagi benar saya bangun. Saya sadar kembali. Akhirnya, saya
telah menolak pengaturan kekuatan lama dengan pikiran lurus dan
kembali ke jalur yang diatur oleh Guru! Saya tidak menjadi kasus
kematian lain karena penganiayaan, dan saya bisa melanjutkan apa
yang Guru ingin kita lakukan. Saya adalah seorang praktisi Falun
Dafa yang membantu Guru dalam Pelurusan Fa dan yang dicemburui
banyak kehidupan di atas langit. Saya merasa sangat bahagia.
11. Sungguh-sungguh Tidak Bekerja Sama dengan
Kejahatan
Pada hari kedua otoritas mengirim saya ke Rumah Sakit Rakyat
Tangshan. Dokter di ruang gawat darurat berkata bahwa saya bisa
mati kapan saja. Tetapi dokter yang memeriksa saya tidak menemukan
ketidakberesan pada diri saya. Mendengar bahwa saya tidak sakit,
polisi mau membawa saya kembali ke pusat penahanan. Tetapi sesaat
setelah saya meninggalkan pusat penahanan, saya memancarkan pikiran
bahwa saya mutlak tidak akan kembali. Karena pikiran ini, yang
termanifestasi di dimensi ini, dokter di unit gawat darurat tidak
setuju dengan polisi itu. Dia berkata, "Jika kamu ingin membawa dia
pergi, kamu harus menandatangani namamu. Saya tidak
bertanggungjawab dengan hal ini jika dia mati. Jika kamu tidak mau
menandatangani namamu, maka kamu tidak boleh membawa pasien ini
pergi." Mereka takut untuk bertanggung jawab, sehingga tidak
seorangpun yang menandatanganinya. Dokter kemudian berkata, "Jika
kamu membawa dia pergi, kamu tidak dapat menyatakan bahwa pasien
ini pernah berada di rumah sakit kami." Pada waktu itu, polisi
dengan marah menepuk saya dan berkata, "Tinggallah di rumah
sakit!"
Mereka membawa saya ke unit cerebral angiopathy di lantai tiga.
Mereka berusaha menginfus saya dan saya bersikeras menolak bekerja
sama dengan mereka. Beberapa orang datang dan memegangi saya,
namun, mereka tetap tidak berhasil. Setelah itu, dokter menyuruh
mereka semua pergi sehingga dia bisa berbicara dengan saya sendiri.
Begitu mereka meninggalkan ruangan, dia memegang tangan saya. Dia
sangat memperhatikan saya dan berkata, "Apakah kamu tahu betapa
serius keadaanmu? Saya menyarankan kamu untuk diinfus." Saya
berkata, "Saya adalah seorang praktisi Falun Dafa. Ini adalah yang
kedelapanbelas kali saya telah ditangkap dan dianiaya." Kemudian
saya mengklarifikasi fakta kepadanya. Akhirnya saya berkata, "Saya
seorang praktisi Falun Dafa. Saya baik-baik saja. Jangan
khawatirkan saya." Dia memegang tangan saya dengan genggaman yang
erat dan berkata, "Apakah kamu bisa lolos?" Saya katakan, "Ya,
tidak masalah." Setelah itu, dia membawa botol obat itu dan
meninggalkan ruangan.
Satu demi satu, pasien rumah sakit datang melihat saya setelah
mereka mendengar bahwa ada seorang praktisi Falun Gong di rumah
sakit itu. Saya mengklarifikasi fakta kepada mereka bahwa "Bakar
diri di Lapangan Tiananmen" adalah direkayasa oleh pemerintah untuk
memfitnah Falun Gong.
Karena saya menolak mengunakan pengobatan apapun, saya dikirim ke
rumah sakit jiwa setelah 24 jam. Begitu saya tiba di sana, saya
merasakan suasana yang mengerikan. Beberapa orang menangis,
beberapa berteriak-teriak, dan beberapa berteriak tidak karuan.
Juga ada praktisi-praktisi Falun Dafa yang ditahan di dalam. Pada
suatu gang, saya bertemu dengan seorang rekan praktisi dengan
sebuah selang makanan terikat pada mulutnya. Tampaknya dia sedang
diberi makan secara paksa. Saya segera berkata kepada dia, "Jika
kamu mau diberi makan secara paksa oleh mereka, berarti kamu
bekerja sama dengan kejahatan. Bukankah Guru mengatakan bahwa kita
seharusnya tidak bekerja sama dengan kejahatan dalam hal apapun?
Apakah artinya tidak bekerja sama dengan kejahatan dalam hal
apapun? Kamu sedang menunggu untuk diberi makan secara paksa,
bukankah kamu menerima penganiayaan ini?" Ketika mendengar hal itu,
polisi cepat-cepat menyeret saya pergi.
Mereka membawa saya ke suatu ruangan besar dimana hanya ada satu
tempat tidur besar di tengah-tengah lantai. Mereka meletakkan saya
di tempat tidur itu dan mengikat saya dengan tali sehingga saya
tidak bisa bergerak sama sekali. Sekalipun demikian, selama saya
bisa menggerakkan mulut saya, saya berteriak, "Falun Dafa Baik.
Falun Dafa adalah latihan yang lurus." Setelah melakukan
pemeriksaan elektrokardiogram, mereka berkata, "Orang ini tidak
akan hidup." Mereka segera ingin menginfus saya. Tetapi mereka
tidak dapat menemukan pembuluh darah di bagian manapun pada tubuh
saya. Setelah menusuk enam belas kali pada lengan saya, mereka
akhirnya dapat menusukan jarum ke dalam pembuluh darah. Ketika
mereka memalingkan mata, saya menyingkirkan jarum itu. Darah segar
terus menetes dari jarum itu. Pada waktu itu, seorang perawat
datang dan membujuk saya, "Biarkan saya memasukkan jarumnya. Kamu
dalam keadaan sakit parah sekarang. Jika saya tidak memasukkan
jarum itu untuk kamu, kamu tidak akan bisa hidup." Saya berkata,
"Mereka seharusnya mengirim saya pulang ke rumah. Saya minta mereka
melepaskan saya dan mengirim saya pulang dengan tanpa syarat."
Akhirnya, mereka tidak dapat memberi infus pada saya. Saya tinggal
di sana selama 24 jam lagi.
Karena tidak ada yang bisa dilakukan pada saya, mereka membawa
saudara perempuan saya pada hari kedua. Ketika saudara saya melihat
saya sedang disiksa seperti itu, dia tidak tahan dan menangis. Saya
juga menangis. Dokter menyuruh saudara saya untuk mengenakan
pakaian pada saya. Saat itu, saya merasa sekujur tubuh saya lemah.
Saya tidak bisa bergerak, maupun mengenakan pakaian; suara saya
lemah dan hampir sekarat. Walaupun demikian, saya tidak mau bekerja
sama dengan kejahatan. Saya tidak tahu dari mana saya mendapatkan
kekuatan ketika saya berontak melawan mereka. Beberapa orang tidak
dapat menangani saya. Sungguh-sungguh keajaiban Falun Dafa dan
perlindungan Guru.
Mereka membiarkan saudara saya mengenakan pakaian pada saya dan
mengatakan kepadanya dia bisa membawa saya pulang. Saya percaya
pada mereka. Saya mengendorkan pemancaran pikiran lurus dan setuju
pulang bersama saudara saya. Akibatnya, kejahatan memanfaatkan
celah kekosongan saya. Sungguh-sungguh "baik atau buruk yang akan
terjadi berasal dari pikiran sekilas." (Zhuan Falun) Kultivasi
sangat serius. Seseorang harus mencapai standar untuk menerobos
setiap tingkatan.
Kepala dari Biro Ketertiban Umum setempat datang dengan beberapa
orang polisi dengan dua kendaraan. Mereka membawa saya ke luar
dengan tandu. Ketika saya tidak melihat saudara saya mengikuti
saya, saya sadar saya telah ditipu. Walaupun kepala saya jernih
ketika itu, saya tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Saya susah
bernafas dan hanya bisa mengucapkan kata-kata dengan
terpatah-patah. Penglihatan saya kabur. Bahkan pada kondisi begini,
mereka masih membawa saya ke kamp kerja paksa. Mereka mengatakan
bahwa mereka harus mendapat persetujuan di tingkat provinsi sebelum
melepaskan saya dan saya adalah orang yang sedang di perhatikan di
provinsi itu.
Ketika kami tiba di kamp kerja paksa, mereka membawa saya masuk
dengan tandu. Begitu saya masuk, saya berteriak, "Falun Dafa Baik."
Walaupun suara saya lemah, saya terus mengulang-ulang kata-kata
ini. Pada waktu itu, saya berpikir bahwa sepanjang saya masih punya
seutas nafas, saya akan ucapkan, "Falun Dafa Baik." Dengan cara
ini, saya tetap tidak bekerja sama dengan kejahatan. Saya berontak
setiap kali petugas kamp kerja menyentuh saya. Hasilnya, saya hanya
tinggal di kamp kerja paksa selama beberapa jam. Mereka memeriksa
saya dan menemukan bahwa tidak ada tekanan darah dan tidak ada
denyut nadi. Mereka mengira saya akan mati, jadi kamp kerja paksa
menolak untuk menerima saya. Mereka tidak punya pilihan selain
membawa saya pulang.
12. Menolong Suami Saya dan Menyelamatkan Makhluk
Hidup
Suami saya telah dihukum di kamp kerja paksa pada Oktober 1999 dan
menderita tiga tahun penganiayaan dan penyiksaan di dua kamp sejak
saat itu. Namun, dia tidak pernah menyerah. Dia kemudian
meninggalkan kamp kerja paksa dengan pikiran lurus dan kembali lagi
mengabdikan dirinya pada kekuatan maha besar Pelurusan Fa setelah
kembali ke rumah.
Setelah itu, karena dia sibuk dengan pekerjaan Falun Dafa, dia pun
tidak punya waktu untuk belajar Fa. Dia jarang memancarkan pikiran
lurus. Karena banyak kebocorannya, dia dimanfaatkan lagi oleh
kejahatan. Pada 20 Februari 2004, suami saya tertangkap lagi dan
dimasukkan ke kamp kerja paksa.
Selama waktu itu, suami saya mempunyai banyak keterikatan. Ketika
kami berdua melakukan pekerjaan Falun Dafa, kami terus-menerus
mempunyai konflik. Sesungguhnya, inilah alasan mengapa kejahatan
mengambil keuntungan dari dia, dan saya juga bertanggung jawab atas
apa yang terjadi. Kami berdua mempunyai kepribadian yang keras dan
terikat pada ego masing-masing. Dia ingin melakukan sesuatu dengan
cara begini dan saya ingin melakukan dengan cara begitu. Kami juga
tidak dapat saling meyakinkan satu dengan yang lainnya. Sebagai
suami isteri, kami sering saling mengkritik satu sama lain. Suatu
kali suami saya keluar karena dia sangat marah pada saya. Pada
waktu itu saya merasa sangat menderita, merasa bahwa kultivasi
terlalu sulit. Saya merasa seolah-olah saya tidak bisa lagi
melanjutkan kultivasi. Tak peduli betapa sulit atau jahatnya
situasi, di dalam membuktikan kebenaran Falun Dafa, saya belum
pernah punya pikiran semacam itu. Namun, pada saat itu, saya merasa
bahwa saya benar-benar tidak bisa melewati ujian antara saya dan
suami saya. Saya sangat kesal.
Kemudian, Guru kita yang belas kasih memberi petunjuk di dalam
mimpi saya.
"Berkultivasi hingga tanpa tersisa satupun keterikatan baru dapat
mencapai kesempurnaan!" ("Xiulian Bukan Politik," Petunjuk Penting
Untuk Gigih Maju I).
Saya masih mempunyai celah kebocoran besar seperti itu. Bagaimana
saya bisa pulang bersama Guru? Pada saat itu, rekan praktisi juga
datang membantu saya. Saya melihat kekurangan saya sendiri. Saya
sangat menyesal dan memutuskan untuk berubah. Maka saya temui suami
saya dan meminta dia pulang bersama saya. Karena pikiran saya telah
berubah, suami saya juga berubah. Dia juga mencari ke dalam dirinya
sendiri. Sebelumnya, saya merasa apapun yang dia lakukan adalah
tidak benar; dan sekarang, saya tidak lagi merasa demikian. Kami
berdua mengalami peningkatan. Akan tetapi, kadang-kadang kami masih
tidak bisa menangani diri kami dengan baik, karena kami masih belum
membersihkan pikiran kami sepenuhnya. Hal ini merupakan suatu
cobaan terberat bagi saya di dalam kultivasi. Melalui hal ini saya
benar-benar menyadari bahwa:
"Lelah tubuh belum dianggap derita, Berkultivasi hati paling sulit
dilewati." ("Derita Pikiran Dan Hatinya," Hong Yin).
Dengan masuknya suami saya ke dalam penjara lagi, saya melewati
suatu periode penyesalan yang menyakitkan selama beberapa hari.
Akhirnya, saya bisa menerobos dari keadaan kultivasi pribadi. Dari
perspektif kultivasi Pelurusan Fa, saya sepenuhnya menyangkal
pengaturan kekuatan lama. Kekuatan lama seharusnya tidak menganiaya
kita sekalipun kita mempunyai celah kebocoran; kita seharusnya
menempuh jalur kultivasi yang diatur oleh Guru. Oleh karena itu,
saya memulai proses menolong suami saya. Dalam proses menolong
suami, saya memutuskan untuk menggunakan kesempatan ini untuk
menyelamatkan lebih banyak orang.
Pertama-tama saya meminta rekan-rekan praktisi membantu saya
menulis surat terbuka kepada kepala-kepala pemerintahan di
tingkat-tingkat berbeda di area lokal kami. Di dalam surat itu,
saya membicarakan tentang perubahan yang sangat besar pada jiwa dan
raga saya dan suami saya setelah berlatih Falun Dafa. Saya menulis
mengenai penganiayaan yang telah kami tanggung selama beberapa
tahun terakhir ini, dan mengenai kondisi kritis suami saya yang
sedang terjadi sekarang di kamp kerja paksa. Rekan-rekan praktisi
menyebarkan surat itu ke orang-orang bersamaan saya membawa surat
tersebut ke Biro Ketertiban Umum untuk meminta suami saya
dilepaskan. Saya pergi ke Kantor Permohonan. Saya mengklarifikasi
fakta kepada siapa saja yang saya jumpai dan kemudian saya
menunjukkan surat itu kepada mereka. Banyak orang yang kemudian
memahami kebenaran menyatakan simpati mereka kepada Falun Dafa dan
perasaan marah mereka kepada rejim Jiang. Akan tetapi, mereka tidak
berani melangkah untuk menegakkan keadilan bagi saya dan mereka
melemparkan tanggung jawab itu kepada orang lain. Saya pergi ke
banyak tempat yang mereka sarankan, karena ini adalah suatu
kesempatan untuk mengklarifikasi fakta. Akhirnya, kepala bagian
yang menangani masalah Falun Gong mengatakan bahwa dia tidak akan
menghalangi sepanjang kamp kerja paksa mau melepaskan suami saya.
Setelah saya menemui otoritas di area lokal saya, berkali-kali,
saya membawa anak-anak saya pergi ke kamp kerja paksa meminta
pelepasan suami saya. Setiap kali kami pergi ke sana, saya
memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan unsur-unsur kejahatan
di dimensi lain di kamp kerja paksa.
Dengan keampuhan Falun Dafa dan pikiran lurus serta perbuatan lurus
kultivator-kultivator kita, halangan-halangan yang dilihat dari
perspektif pikiran manusia tampaknya mustahil dilewati, pada
akhirnya terterobos satu demi satu. Sebagai contoh, saya dengar
bahwa saya dan suami saya sangat terkenal di provinsi dan
dikategorikan sebagai apa yang disebut "orang keras kepala." Namun,
kami diberikan kesempatan untuk bertemu secara terbuka di kamp
kerja paksa. Kamp kerja paksa belum pernah mengijinkan hal ini
sebelumnya. Dengan penjaga yang mengamati kami, kami berbagi
pemahaman tentang prinsip-prinsip Fa dan bagaimana melepaskan
keterikatan-keterikatan serta meninggalkan kamp kerja paksa. Para
penjaga tidak menghentikan kami. Mereka juga mengatakan apa yang
kami telah katakan adalah tepat dan kami telah berkultivasi dengan
baik. Setelah memahami kesulitan-kesulitan kami, seorang polisi
yang baik mengambil 500 yuan dari sakunya dan bersikeras bahwa saya
dan anak-anak saya harus menerima uangnya. Ini sungguh tak dapat
dibayangkan. Ketika kita benar-benar melepaskan pikiran-pikiran
manusia kita dan lebur ke dalam Fa, sangat luar biasa tak dapat
dilukiskan. Tidak ada apapun yang tidak bisa dilakukan Fa.
Pada akhirnya, setelah menghadapi berbagai kesulitan berulang-ulang
kali, tak peduli apakah situasinya melunak ataukah semakin
keras,
"Dengan satu hati anda yang tidak tergoyah, akan dapat mengatasi
puluhan ribu yang berkecamuk." ("Menyingkirkan Keterikatan
Terakhir," Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II).
Akhirnya, kejahatan tidak bisa mengalahkan kebaikan. Suami saya
dilepaskan tanpa syarat. Sungguh benar bahwa apa yang manusia
katakan tidak terhitung apa-apa. Guru sedang menyaksikan kita.
Sepanjang watak, kualitas moral kita memenuhi standar, kita dapat
menyelesaikan apapun. Sebagaimana halnya Guru katakan di dalam
Zhuan Falun,
"Saat sulit bertahan Ren, anda coba pertahankan Ren. Saat terlihat
tidak ada harapan, dikatakan sulit untuk dilakukan, maka anda boleh
coba lihat akhirnya dapat atau tidak. Bila anda benar-benar
berhasil, anda menemukan memang benar ‘Setelah melewati bayangan
pohon willow, akan ada kecerahan bunga dan sebuah desa
lain.’”
Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1998. Saya tidak
mempunyai pendidikan yang baik, juga tidak bisa berbicara banyak
mengenai prinsip-prinsip Fa. Saya hanya berkeyakinan teguh pada
Guru Li. Saya melepaskan hidup dan mati dan mengikuti Guru. Saya
lakukan apa yang Guru katakan yang harus kita lakukan. Pikiran saya
sederhana dan tidak mempunyai banyak konsep-konsep yang terbentuk
sebelumnya. Saya telah sampai pada titik ini melewati angin dan
hujan. Dengan kehadiran Guru dan Falun Dafa di sisi saya, ketika
saya melihat ke belakang, saya tidak merasa bahwa ia begitu sulit.
Saya merasa bahwa Guru telah berada di sisi saya melindungi saya
sepanjang waktu. Tanpa Guru atau Falun Dafa, apa yang dapat saya
lakukan? Bukankah segala sesuatu telah diberikan kepada saya oleh
Falun Dafa? Sesungguhnya, jalan besar adalah sangat mudah dan
sederhana. Jika anda tidak mempunyai banyak konsep-konsep, anda
tidak akan ada banyak hambatan, dan kultivasi juga tidak akan
sulit. Sepanjang anda mendengarkan kata-kata Guru, berpikir dan
berbuat lurus, dan melepas hidup dan mati, anda akan seperti intan
tak terusakkan dan siapapun tidak dapat mencelakai anda. Pada
akhirnya, saya masih harus mendengarkan kata-kata Guru, dan dengan
pasti melakukan dengan baik tiga hal yang Guru minta dari kita.
Saya harus berjalan dengan baik pada jalur yang terakhir dan
menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup, memenuhi janji yang saya
buat pada masa prasejarah. Dengan melepaskan semua keterikatan
untuk mencapai kesempurnaan, saya menyambut tibanya Fa meluruskan
dunia manusia.
Sumber: dari buku “Compassion Overcomes Evil” (Belas Kasih
Mengalahkan Kejahatan)