(Minghui.org) Saya menjadi praktisi Falun Dafa pada tahun 1996. Sebelumnya, saya menderita rematik berat, dan mencari bantuan medis kemana-mana, namun tidak ada satupun yang berhasil. Setelah mulai berlatih Falun Gong, saya mengikuti prinsip “Sejati-Baik-Sabar” dengan gigih dan teguh mematut diri berdasarkan prinsip-prinsip Fa. Dengan demikian, karakter saya semakin meningkat, dan seluruh penyakit yang pernah saya derita sebelumnya lenyap dalam sekejab. Saya merasa bahwa saya adalah orang yang paling bahagia.
Pada 20 Juli 1999, rezim Jiang
mulai menganiaya Falun Dafa. Saya pergi ke Beijing sebanyak empat
kali untuk memohon keadilan dengan damai dan tiga kali ditangkap
secara ilegal oleh polisi. Saya juga ditangkap dan ditahan beberapa
kali dengan tuduhan yang dibuat-buat. Suatu saat, saya juga
dipenjara di kelas pencucian otak. Saya telah ditangkap banyak
kali. Dalam berbagai kesulitan, dengan keteguhan saya pada Guru dan
Dafa, saya berhasil bertahan selama lima tahun ini, namun, di
artikel ini saya tidak akan menceritakan lebih lanjut mengenai
bagaimana saya dapat menempuh sejauh ini. Saya hanya ingin
menceritakan pada Guru dan rekan-rekan praktisi mengenai pengalaman
dan pemahaman saya dalam mengklarifikasi fakta dan penyelamatan
makhluk hidup.
Setelah Sebuah Kecelakaan Mobil
Karena teguh pada Dafa, saya kehilangan pekerjaan. Untuk bertahan
hidup, saya melakukan pekerjaan paruh waktu sebagai seorang akuntan
di sebuah perusahaan.
Pada Desember 2000, saya mengendarai sepeda untuk menuju Kantor
Pajak. Dalam perjalanan, sebuah mobil menabrak saya. Saya terjatuh
dengan keras di atas trotoar tujuh hingga delapan meter jauhnya dan
kepala saya terbentur beton. Roda depan sepeda saya ringsek, dan
jari-jari roda terlepas semua. Tas yang saya bawa terlempar jauh
dan isinya berserakan dimana-mana. Saya segera bangkit dari tanah,
namun merasa sedikit sakit di kepala. Namun, saya sadar bahwa
sebagai seorang praktisi Dafa, saya seharusnya baik-baik saja. Saya
melihat mobil berjalan ke depan sedikit dan kemudian berhenti.
Kedua penumpang dan pengemudi sangat ketakutan. Mereka tertekan.
Para pejalan kaki berteriak, “Berbaringlah!”
Saat itu saya pikir bahwa jika si pengemudi tidak menghampiri saya,
saya tidak akan mendapat kesempatan untuk menjelaskan fakta
kebenaran tentang Dafa padanya. Pada kesempatan itu, saat saya baru
saja berpikir demikian, si pengemudi keluar dari mobil dan berjalan
mendekati saya. Saya mengatakan kepada pengemudi dengan suara
keras, “Jangan takut! Saya seorang praktisi Falun Gong. Saya tidak
akan menyalahkan Anda! Tidak akan terjadi sesuatu pada saya!”
Mendengar saya berkata demikian, dia merasa lega, dan orang-orang
di sekitar semuanya terdiam. Pada saat itu, sepasang muda-mudi
keluar dari mobil. Pengemudi dengan cemas bertanya pada saya,
“Bagian mana yang sakit? Perlukah kita pergi ke rumah sakit dan
memeriksa keadaan Anda?” Saya berkata padanya, “Jangan khawatir!
Saya tidak apa-apa. Tidak perlu ke rumah sakit. Guru saya
mengatakan untuk memikirkan orang lain terlebih dahulu.” Pada saat
bicara ini, datang seorang petugas polisi jalan raya. Setelah
mengetahui apa yang terjadi, ia berencana melaporkan kejadian ini.
Ia bertanya pada saya, “Dimana Anda merasa sakit? Mari pergi ke
rumah sakit untuk memeriksa keadaan Anda.” Saya berkata padanya,
“Tidak ada masalah pada diri saya, dan tidak perlu ke rumah sakit.
Namun sepeda saya rusak. Yang saya perlukan adalah agar pengemudi
memperbaiki sepeda saya. Saya tidak akan meminta uang satu sen-pun
darinya.” Polisi itu berkata, “Jika semua orang seperti praktisi
Falun Gong, segalanya akan menjadi lebih mudah.”
Pengemudi meletakkan sepeda saya di atas mobil, dan mempersilahkan
saya masuk ke dalam mobilnya. Kami pergi mencari bengkel sepeda.
Setelah berbicara dengan mereka, saya mengetahui bahwa pasangan
muda itu baru saja menikah tiga hari yang lalu. Saat kecelakaan
terjadi, mereka dalam perjalanan menuju ke rumah pengantin baru
dengan menggunakan mobil paman mereka. Pasangan muda itu berkata
pada saya, “Melihat Anda tertabrak seperti itu – Anda jatuh keras
sekali – kami sangat ketakutan. Kami tidak berani keluar dari
mobil. Anda berlatih Falun Gong. Guru Anda benar-benar melindungi
Anda!” Pengemudi berkata, “Saya beruntung menabrak Anda hari ini,
kalau tidak maka akan benar-benar celaka.” Saya berkata,
“Keberuntungan saya juga karena berlatih Falun Gong. Saya tidak
akan bisa seperti ini sekarang apabila saya tidak berlatih
Falun Gong. Saya akan membawa kemalangan pada kalian. Guru saya
telah menulis di dalam Zhuan Falun,
“Pengemudi memang memacu mobil, namun apakah mungkin dia sengaja
menabrak orang? Bukankah dia tidak sengaja? Namun orang sekarang
memang demikian, jika tidak memeras uangnya, kerumunan orang itu
merasa tidak adil.”
“Kalian juga menyaksikan sendiri. Begitu banyak orang yang menyuruh
saya untuk berbaring. Apa maksudnya itu? Bukankah maksud mereka
agar saya memeras Anda? Sekarang ini, televisi menyerang dan
menghina Guru kami dan Falun Gong. Tolong, jangan percaya pada
semua kebohongan itu! Setelah kalian mengenal lebih banyak praktisi
Falun Gong di kemudian hari dan membaca lebih banyak materi
klarifikasi fakta Falun Gong, kalian akan lebih mengerti. Sungguh
disayangkan saya tidak membawa brosur saat ini.” Pengemudi
benar-benar terharu dan berkata, “Falun Gong benar-benar hebat!
Saya seorang pengusaha. Beberapa waktu yang lalu, saat saya membuka
pintu toko, saya melihat sebuah poster bertuliskan, ‘Falun Dafa
baik’ di pintu. Sekarang saya benar-benar mengerti apa maksudnya.
Di kemudian hari, tolong sebarkan lebih banyak materi-materi
sehingga akan lebih banyak orang yang mengetahui Falun Gong adalah
baik.”
Saat pengemudi membayar ongkos perbaikan sepeda di bengkel, ia juga
memberikan 100 yuan pada saya. Pasangan muda juga mendesak saya
untuk mengambil uang tersebut. Melihat saya menolak dengan halus,
mereka berkata, setidaknya saya mengambil 50 yuan. Saya mengatakan
pada mereka bahwa saya tidak akan mengambil satu sen pun. Melihat
hal ini, sang pemilik bengkel langsung berteriak, “Anda seorang
praktisi Falun Gong, bukan?” Saya bertanya, “Bagaimana Anda tahu?”
Ia berkata, “Hanya mereka yang berlatih Falun Gong yang akan
melakukan hal seperti ini.” Ia juga mengingatkan saya untuk lebih
berhati-hati, karena polisi telah menangkap sejumlah besar praktisi
saat itu.
Saya merasa sangat gembira bahwa mereka telah mengetahui kebenaran.
Apapun kebohongan yang dikarang oleh rezim Jiang, segera setelah
orang-orang mengetahui fakta sebenarnya mereka tidak akan lagi
dapat dibohongi.
Peristiwa Tanda Tangan Sekolah
Suatu siang pada Maret 2001, putra saya yang berusia 10 tahun
datang ingin melihat saya di tempat kerja setelah pulang sekolah.
Sesaat setelah ia memasuki gerbang, ia berkata, “Bu, saya telah
melakukan kesalahan hari ini. Siang ini, sekolah telah mengatur
seluruh sekolah untuk berpartisipasi dalam mengumpulkan tanda
tangan ‘anti-aliran sesat.’ Para guru dan murid di seluruh sekolah
berbaris dengan kuas pena untuk membubuhkan tanda tangan di sebuah
kain putih panjang. Kepala sekolah dan guru-guru memperhatikan kami
membubuhkan tanda tangan. Saya tidak ingin membubuhkan tanda
tangan, namun saya takut; maka saya menulis sebuah nama palsu
dengan lafal yang sama namun karakter berbeda.” Saya berkata,
“Bagaimana kamu dapat menandatanganinya? Dengan melakukan hal
tersebut, bukankah kamu baru saja membantu kejahatan? Kamu harus
pergi dan mencoret namamu.”
Putra saya tidak berani pergi sendiri. Saya lalu menemaninya ke
sekolah. Saat itu hampir pukul 6 sore, dan seluruh siswa sudah
pulang. Hanya ada beberapa guru yang masih berada di sekolah. Kami
tiba di Kantor Administrasi Sekolah. Empat guru bersiap-siap hendak
pulang. Saya maju dan bertanya, “Kalian ada kegiatan mengumpulkan
tanda tangan siang tadi, bukan?” Mendengar ini mereka gembira, dan
bertanya, “Anak anda datang ke sini untuk tanda tangan?” Saya tidak
segera menjawabnya namun bertanya, “Apakah kain putih yang kalian
gunakan untuk mengumpulkan seluruh tanda tangan masih ada di
sini?” “Ya, cepat bubuhkan tanda tangan Anda!” Sambil
berkata, mereka bergegas membukakan pintu. Saya berkata, “Kami
tidak datang ke sini untuk tanda tangan, namun untuk mencoret
namanya.” “Apa?” Mereka bertanya. “Kami ke sini untuk mencoret
namanya,” Saya mengulangi.
Mereka hampir tidak percaya apa yang mereka dengar dan terlihat
cukup terkejut. Mereka tidak jadi membukakan pintu untuk saya. Saya
berkata, “Saya seorang praktisi Falun Gong.” Setelah itu, saya
menjelaskan pada mereka bagaimana saya memperoleh manfaat dari
latihan Falun Gong. Mereka berkata, “Anda lihat praktisi-praktisi
itu bahkan membakar diri mereka sendiri di Lapangan Tiananmen.
Tolong jangan berlatih lagi.” Saya berkata, “Zhuan Falun secara
terbuka menekankan bahwa praktisi tidak boleh membunuh kehidupan.
Guru juga mengajarkan kami di dalam ceramahnya yang lain bahwa
bunuh diri adalah dosa. Televisi menyiarkan peristiwa bakar diri
ini layaknya sebuah pertunjukan. Hal ini hanya mampu menipu
orang-orang yang tidak mengetahui kebenaran seperti kalian. Mudah
sekali bagi kami [praktisi] untuk mengetahui hal itu tidak benar
ketika kami melihatnya.” Salah satu guru bertanya dengan nada yang
mengancam, “Dimana Anda bekerja? Siapa nama Anda?” Saya mengatakan
pada mereka. “Kalian tidak perlu bertanya dimana saya bekerja. Jika
saya takut, saya tidak akan ke sini. Falun Gong mengajarkan orang
untuk bersikap mengikuti prinsip Sejati, Baik dan Sabar. Sebagai
guru, tidakkah kalian mengharapkan murid-murid kalian juga
mengikuti kata-kata tersebut?” Salah satu dari mereka menjawab,
“Anda tidak boleh memaksakan pendapat Anda pada anak Anda. Anak itu
telah membubuhkan tanda tangannya, Anda tidak boleh melawan
keinginannya.”
Saya berkata, “Kalian salah. Setelah pulang sekolah anak saya tidak
pulang ke rumah, namun pergi ke tempat kerja saya untuk mengatakan
pada saya bahwa ia telah melakukan suatu kesalahan hari ini di
sekolah. Semula ia tidak ingin tanda tangan, namun melihat kepala
sekolah dan para guru menyaksikan, karena takut, ia menuliskan nama
palsu. Jika kalian tidak percaya, kalian dapat bertanya padanya
apakah ia ingin memberikan tanda tangan.” Anak saya segera
membalas, “Saya tidak mau memberikan tanda tangan!” Seorang lainnya
berkata, “Bukankah mereka telah membawa kain itu ke Pusat Komite
Pendidikan?” Saya berkata, “Bukankah Anda baru saja berkata bahwa
kain itu masih di sini?” Mereka tidak mengatakan apapun. Lalu salah
seorang dari mereka berkata. “Sebenarnya, kami sedang mengumpulkan
tanda tangan untuk menentang aliran sesat. Tidak mengatakan bahwa
itu ‘Falun Gong.’” Saya dengan tulus berkata, “Ini yang baru saja
kalian katakan. Jika pengumpulan tanda tangan itu bukan ditujukan
pada Falun Gong tapi hanyalah aliran sesat pada umumnya, kami
setuju. Jika itu ditujukan pada Falun Gong, kami dengan tegas tidak
ingin menandatanganinya, karena Falun Gong bukanlah aliran sesat,
namun mengajarkan orang untuk berbelas kasih. Seandainya Anda tidak
menghapus namanya, kami akan mengumumkan apa yang baru saja kalian
katakan, bahwa tanda-tangan ini bukan ditujukan pada Falun
Gong.”
Pada saat yang sama, saya pikir bahwa seandainya mereka benar-benar
tidak mengizinkan saya mencoretnya, itu tidaklah menjadi masalah
karena mereka sudah mengetahui maksudnya. Segera saat pikiran ini
muncul, saya menyadari bahwa pikiran itu salah. Apa maksud saya
datang ke sini? Bagaimana saya dapat membiarkan hal seperti ini?
Karenanya, saya melanjutkan, “Mengarang Peristiwa Bakar Diri di
Lapangan Tiananmen ini adalah untuk menipu orang. Mereka yang
melakukannya adalah iblis yang sesungguhnya. Dari mana mereka
mendapat alat pemadam api, dan bagaimana seseorang dapat terus
bernyanyi setelah pita suaranya terbakar?” [Gadis yang diduga ikut
bakar diri terlihat bernyanyi di rumah sakit, padahal dalam bakar
diri pita suara juga bsa terbakar.]
Kedua guru masuk ke kantor administrasi. Semakin lama saya
berbicara, kekuatan semakin terasa, seiring mereka sendiri yang
semakin ragu-ragu. Saat keluar dari kantor mereka berkata, “Kami
baru saja mendiskusikannya. Karena Anda sangat teguh, kami akan
mempersilahkan Anda mencoret nama.” Namun kain putih itu terlalu
panjang, sehingga setelah waktu yang lama kami masih tidak dapat
menemukan nama anak saya. Seorang dari mereka berkata, “Karena
sangat sulit untuk menemukannya, mengapa tidak pilih saja secara
acak salah satu nama siswa dan kemudian mencoretnya.” Saya segera
berkata pada anak saya, “Kita adalah praktisi Sejati, Baik dan
Sabar. Kata pertama adalah Sejati. Menemukan nama yang kau tulis
dan mencoretnya barulah benar.” Anak saya mengangguk setuju.
Para guru berhenti bicara. Akhirnya, putra saya mencoret namanya
sendiri. Saat kami tiba di rumah, anak saya mengatakan pada saya
bahwa diantara keempat guru, salah satunya adalah wakil kepala
sekolah, dua dari mereka adalah direktur dan lainnya seorang guru.
Saya berkata padanya, “Jika besok gurumu berbicara mengenai masalah
ini lagi, ingatlah bahwa seandainya jika kita tidak dapat pergi ke
sekolah lagi, kita tidak akan menghina Dafa.” Putra saya menjawab,
“Sekarang saya tidak takut lagi. Saya tahu apa yang harus
dilakukan.”
Hari berikutnya, putra saya berdiri di baris terakhir saat jam
olahraga karena ia tinggi. Guru wali kelas berdiri di belakangnya.
Ia melihat wakil kepala sekolah mendatangi dan berbicara dengan
guru wali kelas. Kemudian guru wali kelas berkata, “Itu tidak
mungkin dia? Anak ini sangat baik! Sejak saya mulai mengajar kelas
ini, saya perhatikan pikiran anak ini sangat baik.” Setelah sekolah
usai, guru wali kelas memberitahukan putra saya, “Saya tahu
apa yang terjadi kemarin. Jangan khawatir. Bersikaplah seperti
tidak terjadi apa-apa, dan lakukanlah apa yang perlu kamu lakukan
di kemudian hari.”
Setelah beberapa waktu, kelas putra saya sedang berlatih sebuah
program. Ia dan seorang teman sedang latihan mengarang dialog
sebuah komik yang ditulis sendiri. Saat wakil kepala sekolah
melihatnya, ia memuji putra saya dan berkata, “Kamu yang
menulisnya?” Tahun berikutnya, putra saya naik ke kelas lima.
Sekolah sedang memilih seorang siswa untuk menulis essai untuk
dipresentasikan di hadapan sekolah. Akhirnya, putra saya terpilih
sekali lagi. Saat ia mempresentasikannya di hadapan seluruh
sekolah, wakil kepala sekolah kembali melihat putra saya dan sekali
lagi memuji, “Ternyata kamu lagi!” Sejak saat putra saya mencoret
namanya, sekolah tidak lagi pernah menyinggung masalah Falun
Gong.
Perubahan Hati Ibu Mertua Saya
Saya menulis sebuah artikel untuk mempromosikan Falun Dafa pada
bulan Oktober 1999. Artikel ini dikirim kepada pemerintahan daerah
terkait dan kemudian dikirim lagi ke departemen kepolisian. Hal ini
berakibat pada penyelidikan, penyitaan barang-barang milik saya dan
penahanan. Sebuah stasiun televisi lokal menyiarkan saya sebagai
seorang praktisi yang keras kepala. Keluarga ibu mertua saya geram!
Mereka pikir saya, sebagai menantunya, telah membuat mereka
kehilangan muka. Saudara ipar perempuan dan laki-laki datang untuk
menyalahkan saya. Mereka berkata saya membawa pengaruh buruk pada
saudara mereka, suami saya yang mulai berlatih Falun Dafa pada
1999. Jika bukan karena saya, saudaranya tidak akan berlatih Falun
Gong. Mereka mengatakan pada suami saya untuk menceraikan saya. Ibu
mertua juga memanggil saya, meminta saya untuk melepaskan kultivasi
Falun Dafa. Saya menolak.
Pada 8 Januari 2000, saya dan suami berlatih Falun Gong di luar dan
polisi menangkap kami, dengan alasan melanggar Konstitusi China.
Polisi memukul dan memaki suami saya dengan kata-kata kasar. Kami
ditahan selama lebih dari sepuluh jam dan kemudian dilepaskan
setelah polisi memeras 4.000 yuan dari saudara laki-laki suami
saya. Sebelum kami tiba di rumah, orangtua saya yang juga praktisi
dan mertua saya sudah berada di rumah. Begitu kami tiba, ayah
mertua saya melempar mangkuk makan malam putra saya ke lantai
sambil berkata, “Begitulah bagaimana kamu membiarkan anak makan
sendirian di rumah.”
Ketika ibu mertua dan saudara ipar perempuan mengetahui bahwa kami
ditahan semalaman dan putra kami yang berusia sembilan tahun
tinggal di rumah sendirian, mereka semakin berang. Mereka memukul
suami saya sambil memarahinya dan kemudian mereka ganti memukul
saya. Saat memukul, mereka juga mencaci-maki orangtua saya dengan
kata-kata yang hina. Akhirnya, mereka mencaci Guru kami. Kelopak
mata suami saya memar. Tamparan saudara ipar perempuan saya membuat
saya jatuh tersungkur di lantai. Saya merasa pening dan melihat
bintang-bintang berwarna emas di sekeliling. Selama perkelahian,
anak saya menemukan buku Zhuan Falun di tempat tidur dan diam-diam
menyembunyikannya. Saat itu di sana, saya merasa berkultivasi
sangatlah sulit. Jadi saya diam-diam melafalkan satu kalimat dalam
Zhuan Falun,
“Namun acap kali saat konflik terjadi, jika tidak sampai merangsang
lubuk hati seseorang, akan sia-sia dan tidak berguna, tidak akan
mendapat peningkatan.”
Saya melafalkan berkali-kali untuk dapat menahan semua ini. Ayah
saya selalu tampak tenang. Ibu saya hanya bersikap seperti orang
normal. Beberapa lama setelah malam itu, ibu saya sering mengatakan
apa yang terjadi dan merasa itu tidak adil.
Hari berikutnya, manajer tempat kerja menipu saya untuk ikut serta
sebuah rapat di distrik kami. Saya pergi bersama beberapa praktisi
Falun Gong. Hasilnya, kami diam-diam dikirim ke kelas cuci otak.
Kami menderita siksaan secara verbal, pemukulan dan hukuman fisik
lainnya, termasuk dipaksa berdiri di luar, dalam cuaca dingin dan
diancam. Saya dianiaya selama 22 hari. Saya menyerah setelah
mendapat tekanan hebat untuk menulis “Pernyataan Jaminan” untuk
tidak berlatih lagi, melawan hati nurani saya. Setelah itu, saya
berbicara pada sekretaris partai mengenai fakta penganiayaan dan
menyatakan bahwa saya akan tetap berlatih Falun Dafa. Pimpinan
tempat kerja saya memerintahkan saya untuk tidak datang lagi
bekerja.
Setelah kembali ke rumah, saya memikirkannya dalam hati. Saya
menemukan bahwa beberapa tahun ini saya berkultivasi Falun Dafa
hanya di permukaan saja. Saya tidak mendapat peningkatan Xinxing
yang mantap. Masih terdapat banyak sekali keterikatan! Mengingat
kembali saat saya dipukul oleh ibu mertua dan saudara ipar, saya
hanya menahan kesabaran saja. Dihadapkan dengan lingkungan yang
begitu buruk saat di kelas cuci otak, bagaimana saya dapat melewati
ujian Xinxing ini? Saat itu, saya bersikap dari sudut pandang
kultivasi pribadi, karena saya belum mengetahui bahwa ujian-ujian
ini adalah pengaturan dari kekuatan lama. Saya menyadari harus
tenang dan belajar Fa untuk benar-benar mengkultivasikan Xinxing.
Ini merupakan pelajaran berharga yang saya dapatkan melalui
kejadian ini, yang membuat saya dapat lebih gigih melewati
ujian-ujian berikutnya.
Saat saya kembali dari kelas cuci otak, sudah tiba Festival Musim
Semi tahun 2000. Saya membeli sebuah sweater yang bagus untuk ibu
mertua. Saudara perempuan saya berkata, “Ia telah memukulmu dan
kamu masih membelikannya sebuah sweater?” Saya berkata, “Saya tidak
benci padanya. Sayalah yang salah.” Saudara perempuan saya berkata,
“Betapa mulia hati seorang praktisi!” Hari berikut saya dan suami
membawa sweater itu ke rumah ibu mertua. Suatu kebetulan saudara
ipar perempuan juga ada di sana. Saat mereka melihat kami, mereka
sangat terkejut tetapi gembira. Saat saya menunjukkan sweater baru
dan meminta ibu mertua untuk mencobanya, ia menangis. Ia menepuk
pundak saya dengan kedua tangannya dan kemudian memegang wajah
saya. Ia bertanya apakah saya masih merasa sakit. Saat itu juga
saya menyadari hatinya. Seorang yang tidak berkultivasi, menghadapi
tekanan hebat dari kejahatan, hatinya luluh oleh rasa belas kasih!
Saudara ipar perempuan saya juga ikut menangis dan berkata,
“Sudahlah, sudahlah. Semua sudah berakhir. Baik-baiklah setelah
ini.” Ibu mertua berkata, “Kamu tidak mendapat gaji selama berapa
lama. Kamu tidak membeli sesuatu untuk diri sendiri namun kamu
membelikan sesuatu yang indah bagi saya.” Saya mengatakan padanya
bahwa itu yang seharusnya saya lakukan.
Sejak saat itu, hubungan dengan ayah dan ibu mertua semakin baik.
Saat kami ada waktu, kami akan datang mengunjungi mereka. Saya
ingin memberitahu kebenaran Falun Dafa, namun mereka semua
mempercayai apa yang dikatakan media. Karena saya telalu gelisah,
saya tidak dapat membuat ibu mertua memahami, namun memaksanya
semakin menjauh. Ibu mertua tidak mempercayai apa yang saya
katakan. Ia mengkritik Guru. Saya tidak tahan dengan ini. Saya
mengatakan padanya dengan keras, “Kamu dapat memukul saya atau
memarahi saya jika saya berbuat kesalahan; namun, saya tidak dapat
membiarkanmu mengkritik Guru saya. Walaupun saya ditahan, saya
tidak melakukan sesuatu hal yang buruk. Penahanan adalah kesalahan
pemerintah. Saya tidak membuat kamu kehilangan muka. Jika kamu
merasa demikian, kita dapat menjaga jarak!” Ibu mertua saya tidak
dapat berkata apa-apa. Ayah mertua datang meminta saya untuk pergi.
Saya pergi.
Kemudian, saya mendengar dari suami saya yang masih ada di sana,
bahwa ibu mertua berlutut di depan suami saya; suami saya
membantunya berdiri dan dengan tenang berkata, “Ibu, tenanglah jika
kamu ingin berbicara. Apa lagi yang dapat ia lakukan jika kamu
bersikap seperti ini? Ia mendapat manfaat dari berlatih Falun Dafa,
maka ia ingin mengatakan padamu bahwa Falun Dafa baik.” Ibu mertua
saya berkata, “Saya memukul, saya mengomel. Saya tidak dapat
menemukan cara lain [untuk mengubah kamu dan dia]. Saya tidak akan
mengganggu kalian lagi.”
Selang beberapa waktu, saya merasa harus mengklarifikasi fakta
kepada mereka. Semua saudara ipar saya tidak mengatakan apa-apa
lagi mengenai Falun Gong. Mereka tidak mendengar, bertanya, atau
menyebut Falun Gong. Apa yang dapat saya lakukan? Saya dan suami
dipaksa meninggalkan rumah untuk menghindari penangkapan, maka kami
jarang pulang ke rumah. Saya ditahan lagi pada tahun 2001. Polisi
memberitahu orangtua saya bahwa saya dijatuhi hukuman di kamp kerja
paksa selama tiga tahun. Ibu mertua juga mendengar bahwa saya
dipenjara selama tiga tahun di kamp kerja paksa.
Namun, setelah sembilan hari, saya keluar dari kamp kerja paksa
dengan kekuatan pikiran lurus. Saat pergi mengunjungi ibu mertua,
mereka terkejut. Ketika saya mengatakan bahwa saya tidak membayar
uang jaminan dan tidak melepaskan Falun Gong, tetapi dilepaskan
karena tidak bekerja sama dengan kejahatan selama itu, ibu mertua
terdiam karena terkejut. Saya berkata, “Anda lihat polisi ingin
mengirim saya ke kamp kerja paksa dan meminta 3.000 yuan dari
orangtua saya. Orangtua saya tidak bekerja sama dengan mereka.
Mereka tidak memberikan sepeserpun. Saya juga tidak bekerja sama,
jadi saya kembali. Waktu yang lalu saat kami ditahan, seharusnya
saudara ipar laki-laki tidak perlu membayar 4.000 yuan. Polisi
menghabiskan uang itu. Bahkan diam-diam memasukannya ke saku mereka
sendiri. Memberikan lebih banyak uang akan membuat mereka lebih
banyak menangkap orang.
Ibu mertua berkata, “Saya tidak mengetahui hal ini saat itu. Kami
sangat takut dan cemas sepanjang hari. Walau saya tidak bertanya
padamu saat kamu datang, saya tidak berhenti memikirkanmu. Saya
tidak enak makan dan tidak dapat tidur. Kamu tidak tahu berapa kali
saya menangis, terutama saat kalian berdua pergi ke Beijing, saya
merasa langit sudah runtuh.” Saya menjawab, “Bu, ini karena Anda
belum mengetahui kebenaran. Seandainya Anda mengetahuinya, Anda
tidak akan merasa sedemikian buruk.”
Sejak saat itu, ibu mertua mulai mendengar fakta kebenaran. Saya
belajar dari pengalaman yang lalu, dan mulai mengklarifikasi fakta
dengan memberitahunya mengenai latihan gerakan dan menjadi orang
baik. Tidak lama setelah itu, ketika ia sedang bersiap-siap pindah
rumah, saya dan suami sering pergi ke rumahnya untuk memberikan
bantuan. Atas inisiatif kami sendiri, kami mengerjakan pekerjaan
yang berat dan kotor terlebih dulu. Ibu mertua sangat gembira. Ia
mengatakan pada anak saya, “Ibumu benar-benar menjadi lebih baik
setelah berlatih Falun Gong.” Kemudian saya dan suami membawa
video player untuk memperlihatkan VCD klarifikasi fakta kepadanya.
Ia tidak ingin melihat sebelumnya, namun sekarang ibu mertua sudah
tidak tertipu lagi. Ia melihat kebohongan di televisi. Di bawah
pengaruhnya, seluruh keluarga tidak lagi menolak Falun Gong dan
mulai mengetahui kebenaran. Saudara ipar perempuan selalu
memberikan kami bantuan finansial selama masa-masa sulit akibat
penganiayaan. Apa yang membuatnya menjadi lebih baik lagi adalah
ibu mertua juga memperoleh Fa dan mulai berkultivasi dua tahun yang
lalu. Kebahagiaan dan canda tawa kembali ke keluarga kami.
Penghargaan dari Sepupu Saya
Pada musim panas 2002, sepupu saya Jun masuk rumah sakit. Ketika
saya dan suami datang menjenguknya, kami menjelaskan fakta
kebenaran mengenai Peristiwa Bakar Diri di Lapangan Tiananmen. Enam
orang yang berada di dalam bangsal, semuanya kecuali seorang yang
tidak ada di tempat, berjalan mendekat untuk mendengarkan. Saat
kami berada di tengah-tengah percakapan, pasien satunya datang. Ia
adalah seorang pria berusia 60-an dan tidak terlihat sehat. Saat ia
mengetahui kami sedang berbicara mengenai Falun Gong, ia menjadi
sangat marah. Saya memancarkan pikiran lurus saat berbicara, untuk
memusnahkan unsur-unsur jahat di belakangnya dan berharap ia tidak
berbicara. Ia tidak mengucapkan kata-kata namun wajahnya berubah
masam. Setelah saya selesai berbicara, Jun ketakutan sambil
berbisik dengan suami saya, “Jangan biarkan sepupu saya berbicara
lagi. Tidakkah kamu lihat betapa marahnya orang itu? Ia mungkin
dapat melaporkanmu.” Saya mengatakan padanya untuk tidak
khawatir.
Hari berikut saat saya tiba, Jun dan istrinya berkata pada kami,
“Kemarin malam setelah kamu pulang, pria tersebut mengucapkan
kata-kata umpatan menghina Falun Gong, namun pagi ini seluruh
tubuhnya kaku; ia tidak mampu bergerak; ia tidak dapat berbicara
lagi. Seluruh keluarganya datang. Bahkan dokter tidak mampu
mendiagnosa apa yang salah. Setelah beberapa jam keadaannya mulai
membaik dan dapat bangun dengan perlahan.” Saya berkata, “Saya akan
mengatakan padanya jika saya memiliki kesempatan.” Jun dan istrinya
ketakutan, “Tolong jangan. Ia sangat menentang Falun Gong!”
Sejak saat itu saya sering pergi ke rumah sakit. Saya menyapa pria
itu terlebih dulu saat saya datang, dan mengucapkan selamat tinggal
padanya saat saya pulang, terkadang, saya berbicara sedikit
padanya. Pada mulanya ia enggan untuk berbicara dengan saya.
Perlahan, sikapnya berubah. Orangtua saya juga membicarakan
pengalaman berharganya bersama Falun Gong saat tiba di rumah sakit.
Ada sepasang suami istri yang langsung ingin mempelajari teknik
gerakannya. Saya memberi mereka buku Zhuan Falun dan sebuah kaset
video untuk mengajari mereka latihan Falun Gong. Sepupu Jun mulai
berlatih Falun Gong setelah ia keluar dari rumah sakit. Ia juga
mengajak teman-temannya untuk berlatih Falun Dafa.
Setelah Jun keluar dari rumah sakit saya masih sering pergi ke
sana. Terkadang saat saya tidak terlihat beberapa hari, mereka akan
berkata, “Kami berharap dapat bertemu dengan Anda. Apakah Anda
membawa bukunya?” Suatu saat saat saya tiba, hanya tinggal pria tua
itu. Ia berkata, “Mereka pergi makan di bawah.” Ia meminta saya
untuk mendekatinya dan berkata, “Nak, dapatkah saya meminjam buku
itu?” Saya berkata, “Tentu, saya akan memberikannya pada Anda;
namun pertama Anda harus mengerti bahwa Zhuan Falun adalah buku
yang berharga.” Maka saya mengeluarkan CD klarifikasi fakta dan
brosur-brosur. Saya katakan padanya untuk membaca brosur-brosur
tersebut pertama kali dan melihat CD saat ia sudah boleh pulang,
dan saya akan kembali membawakannya buku tersebut.
Kira-kira sepuluh hari berikutnya saya pergi untuk memberikannya
materi klarifikasi fakta lagi. Pria tua itu tampak sehat. Diam-diam
ia memberitahu saya, “Dokter hendak melakukan operasi pada saya,
karena injeksi dan obat-obatan tidak membuat saya semakin baik
namun sebaliknya. Tetapi, beberapa hari ini, kondisi saya tiba-tiba
berubah. Dokter mengatakan bahwa saya tidak perlu dioperasi. Mereka
merasa heran dan bertanya-tanya apa yang terjadi? Nak, saya
mengerti mengapa!” Ia menunjukan brosur klarifikasi fakta yang
bertuliskan, “Peringatan dari langit.” “Dia-lah yang telah menolong
saya. Saya mengerti setelah membaca buku Zhuan Falun ini. Terkadang
saya tidak dapat mengendalikan emosi. Namun, saat saya mengingat
kata-kata Guru Li, saya menjadi tenang. Nyonya muda, terima kasih
banyak!” Saya dapat merasakan bahwa seluruh perkataan ini murni
dari hatinya. Saya sangat senang ia dapat mengerti kebenaran dan
memiliki masa depan yang indah!
Saya Gembira Menjadi Pembantu Rumah Tangga
Tahun lalu, melalui sebuah rekomendasi, saya menemukan sebuah
pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Saat wawancara dengan
pemilik rumah, saya mengetahui bahwa orangtuanya tinggal di tempat
yang sama dengan orangtua saya. Mereka semuanya pensiunan pegawai
pemerintah. Saya merasa agak kehilangan muka. Setelah tiba di
rumah, saya memberitahu orangtua saya mengenai pekerjaan ini. Ayah
sangat menentang pekerjaan ini, terutama sejak orangtua saya ada
konflik dengan orangtuanya sebelum mereka berlatih Falun Gong.
Suami juga tidak setuju pada awalnya. Ayah berkata, “Rumah manapun
boleh kecuali rumah miliknya.” Hati saya teriris dan tidak ingin
menerima pekerjaan itu. Saya menyadari, bahwa apa yang dialami
praktisi bukanlah kebetulan; pasti ada faktor untuk membantu
seorang praktisi meningkat. Saya khawatir akan hasilnya dan
mengharapkan keluarga itu tidak mempekerjakan saya melainkan
mempekerjakan orang lain. Namun yang terjadi sebaliknya; ia tidak
hanya mempekerjakan saya tetapi juga langsung meminta saya untuk
segera membersihkan rumah barunya yang sangat besar. Keluarga ini
memiliki dua rumah yang sangat besar yang akan membuat saya lelah
untuk membersihkannya.
Memikirkannya berulang kali, saya menyadari bahwa saya adalah
seorang praktisi Dafa. Akhirnya, saya melihat hal ini dari sudut
pandang penyelamatan manusia. Orang-orang tersebut di lingkungan
biasa tidak dapat melihat kebenaran dan menentang Falun Gong;
sebagai seorang pembantu rumah tangga, saya dapat langsung bertatap
muka dengan mereka dan mengklarifikasi fakta kepada mereka.
Saya merasa diperlakukan tidak adil saat pertama datang bekerja di
sana. Saya bekerja dengan keras. Semakin keras saya bekerja semakin
merasa tidak adil, karena saya pikir bahwa kami sama-sama berasal
dari keluarga pejabat, jadi mengapa saya harus menjadi pembantu
rumah tanggamu? Hanya beberapa saat saya menuruti keterikatan ini,
saya jatuh dari sebuah kursi dan mendapat luka memar di bokong .
Lalu saya teringat ajaran Guru dalam ceramahnya di Zhuan
Falun,
“Anda dibiarkan terjungkal, agar dapat Wu (sadar) akan Tao.”
Dengan berpegang pada pikiran ketidakadilan ini, saya sama sekali
tidak terlihat seperti seorang praktisi. Saya segera memancarkan
pikiran lurus untuk melenyapkan pikiran jahat, dan menggunakan
sepenuh waktu yang tersisa untuk belajar Fa dan meluruskan pikiran
saya.
Terkadang, saat saya berpikir bahwa saya telah melepaskan beberapa
keterikatan, setelah periode waktu tertentu keterikatan tersebut
datang lagi. Saya sering bertemu tamu-tamu yang datang mengunjungi
pemilik rumah. Suatu hari saat saya sedang membersihkan ruang tamu,
seorang tamu masuk dan bertanya kepada si pemilik siapa saya. Ia
menjawab saya adalah pembantu rumah tangganya, yang membuatku
jengkel. Saya merasa sangat tidak enak sehingga saya masuk ke
sebuah kamar tidur, malu untuk bertemu dengan orang-orang. Saat
saya memasuki kamar tidur, saya segera menyadari bahwa ini adalah
keterikatan akan harga diri. Mengapa saya harus malu mencari
pendapatan dengan cara yang jujur melalui kerja keras? Pengikut
Dafa berkultivasi dengan cara yang mulia. Di lain waktu saat orang
datang, saya dengan tenang menyambut mereka. Saat para tamu
bertanya pada pemilik rumah siapakah saya, ia malah berkata, “Dia
adalah teman saya yang datang membantu saya.” Sesungguhnya, saya
sudah tidak peduli lagi bagaimana ia akan memperkenalkan
saya.
Saat pertama kerja di sini dan mengenal keluarganya, saya
mengklarifikasi fakta mengenai Falun Dafa kepada mereka. Namun,
mereka tidak ingin mendengarnya dan bahkan menentangnya; maka saya
memutuskan untuk tidak terlalu tergesa-gesa memberitahu kebenaran
Dafa kepada mereka. Hal pertama yang saya lakukan adalah melakukan
tugas dengan baik. Walaupun pekerjaan lain yang bukan bagian
pekerjaan saya juga saya lakukan. Pada mulanya mereka diam-diam
mengamati saya. Mereka bahkan sering menawarkan bonus tambahan
kepada saya. Saya lalu mengatakan pada mereka bahwa kami para
praktisi tidak akan menerima pemberian orang lain, dan tidak
menjadi masalah apakah kalian berada di rumah atau tidak, saya akan
tetap melakukan semuanya seperti biasa. Saya menjelaskan pada
mereka bahwa untuk berkultivasi, kami tidak hanya berlatih teknik
gerakan saja, hal yang paling penting adalah mengkultivasi Xinxing
(kualitas moral) kami. Berangsur-angsur, majikan saya menjadi
semakin percaya pada saya. Setelah itu saat mereka tidak berada di
rumah, mereka akan menitipkan kunci kepada saya dan merasa cukup
tenang dengan keberadaan saya di sana. Mereka bahkan berkata pada
orang-orang sekitar, “Pembantu rumah tangga kami adalah seorang
praktisi Falun Gong. Ia sungguh hebat, wanita bermoral tinggi. Ia
melakukan pekerjaan dengan sangat baik; kami benar-benar merasa
nyaman dengannya.” Mereka juga memberi saran kepada orang lain agar
mencari seorang praktisi Falun Gong untuk menjadi pembantu rumah
tangga jika mereka ingin. Keluarga lainnya juga mengatakan pada
saya hal demikian.
Anak perempuan dari keluarga ini kuliah di sebuah universitas di
Beijing. Ketika kembali ke rumah saat liburan, saya mengklarifikasi
fakta kepadanya. Ia berkata pada saya, “Saat saya pulang, ibu dan
ayah sudah memberitahu saya bahwa pembantu rumah tangga kita adalah
seorang praktisi Falun Gong yang sangat baik. Mereka selalu
memujimu.” Saat teman-temannya datang mengunjunginya, saya juga
memberitahu mereka tentang “Peristiwa bakar diri di Lapangan
Tiananmen” adalah rekayasa dan mengapa Jiang Zemin takut pada Falun
Gong. Tidak lama kemudian, anak perempuan itu pergi ke Kota Xi'an
untuk mengunjungi kerabatnya. Setelah pulang ke rumah, ia bercerita
pada saya, “Saya pergi mengunjungi kerabat saya di Xi'an dan saya
tahu bahwa mereka sering mengganti pembantu rumah tangga karena ada
yang mencuri barang dan ada yang tidak melakukan pekerjaan dengan
baik. Saya memberitahu mereka bahwa orang yang dipekerjakan
keluarga kami adalah seorang praktisi Falun Gong yang telah
melakukan pekerjaan dengan sangat baik bahkan kami sering
menitipkan kunci padanya. Tahukah kamu apa yang mereka katakan?
Mereka ingin saya bertanya padamu apakah kamu ingin bekerja pada
mereka. Mereka akan memberimu gaji yang lebih tinggi!” Gadis itu
tertawa keras.
Ia terus tertawa sambil berkata, “Saya mengatakan pada mereka bisa
juga kalau mereka dapat menggaji seorang praktisi Falun Gong di
daerah sekitar mereka, namun kata mereka, mereka tidak dapat
menemukan seorang praktisi Falun Gong.” Mendengar perkataan ini
saya tahu bahwa mereka telah memiliki pemahaman yang benar mengenai
Falun Gong. Cara yang terbaik untuk membuktikan kebenaran adalah
bertindak lurus sebagai seorang praktisi.
Guru berkata di “Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Boston (Tahun
2002)"
"Penampilan kalian sebagai seorang Xiulian adalah tulus murni, ada
begitu banyak orang merasa kalian memang adalah baik setelah
melihat penampilan kalian. Jika kita sendiri sehari-hari tidak
memperhatikan perilaku diri sendiri, dengan demikian penampilan
kalian akan terlihat oleh orang-orang biasa, mereka tidak dapat
memahami anda secara mendalam seperti mempelajari Fa, mereka hanya
melihat penampilan anda. Mungkin sepatah kata ataupun sebuah
penampilan anda, akan dapat membuat dia tidak terselamatkan, akan
dapat mengakibatkan kesan yang tidak baik bagi Dafa."
Tahun lalu saat mendekati Festival Musim Semi, ada banyak orang
yang mencari pembantu rumah tangga. Agar dapat mengklarifikasi
fakta dengan baik, selama periode tersebut, saya terkadang bekerja
bersama dengan seorang rekan praktisi. Ada sebuah keluarga dari
kepala sebuah biro. Pada mulanya mereka tidak mengetahui apapun
mengenai Falun Gong, dan kepala biro tersebut agak menentang Falun
Gong dikarenakan berita bohong di televisi. Melalui perkataan dan
perbuatan kami, dalam upaya mengklarifikasi fakta kepada mereka,
mereka mulai mendapatkan kesan yang baik terhadap Falun Gong. Istri
dari kepala biro (Ny. Wang) adalah seorang kepala bagian dari
sebuah unit fasilitas. Suatu hari ia memberitahukan saya, “Suatu
malam, televisi menayangkan lagi sesuatu mengenai Falun Gong. Saat
saya tiba di kantor keesokan harinya, semua orang dari seksi kami
memperbincangkan betapa jeleknya Falun Gong. Saya lalu berdiri dan
berkata, ‘Kalian semua mengatakan bahwa Falun Gong tidak baik,
tetapi pembantu rumah tangga saya adalah seorang praktisi Falun
Gong. Mengapa ia tidak bertingkah seperti yang diberitakan di
televisi? Sifatnya bahkan lebih baik dibandingkan seorang pejabat;
kita bahkan tidak dapat membandingkan diri kita dengannya. Jika
seluruh orang berlatih Falun Gong, masyarakat pasti akan semakin
baik. Rekan-rekan saya berkata bahwa saya sungguh hebat dan
berkata, ‘Anda telah diperbaiki oleh Falun Gong.’”
Ada sebuah keluarga lain dimana kami bekerja. Saati awal pertemuan,
kami memberitahu dia bahwa kami adalah praktisi Falun Gong, ia
sangat ketakutan hingga melangkah mundur sambil mengatakan bahwa
Falun Gong sangat menakutkan. Dihari berikut, ia mengetahui bahwa
Ny. Wang yang telah merekomendasikan kami, dan bertanya, “Tahukah
kalian bahwa para pembantu rumah tangga itu adalah praktisi Falun
Gong? Ny. Wang menjawab dengan tenang, “Tahu. Saya lupa memberitahu
Anda bahwa mereka adalah praktisi Falun Gong. Mereka sangat baik
dan bermoral tinggi. Anda dapat tenang. Mereka tidak seperti yang
diberitakan di televisi.” Itulah yang diberitahukan Ny. Wang kepada
saya kemudian. Saat kami bekerja pada orang itu di minggu
berikutnya, ia tidak lagi begitu takut. Akhtirnya, ia mengetahui
kebenaran Dafa melalui perkataan dan perbuatan kami. Pada tanggal 8
Maret, Hari Wanita Sedunia, nyonya rumah hendak memberi kami bonus
100 yuan dan berkata, “Sebelum saya bertemu dengan kalian, saya
mempercayai apa yang diberitakan di televisi dan berpikir bahwa
praktisi Falun Gong membunuh orang dan membakar diri. Sekarang saya
mengerti bukan saja kalian tidak bertindak seperti yang ditayangkan
di TV, namun sebenarnya, dari sikap kalian, saya mengetahui bahwa
kalian adalah orang-orang yang baik, bahkan lebih baik daripada
orang baik. Saya sangat gembira dapat mengenal kalian. Hari ini
adalah Hari Wanita, kantor saya memberikan kami bonus 200 yuan.
Saya tidak memiliki apa-apa untuk diberikan pada kalian, maka saya
akan memberikan kalian 100 yuan sebagai hadiah.” Saya berkata,
“Anda telah mengetahui kebenaran Falun Gong, yang membuat kami jauh
lebih gembira daripada Anda memberikan kami uang, sebanyak apapun.
Ketulusan Anda telah kami ketahui, namun kami tidak dapat menerima
uang Anda.” Ia benar-benar terharu.
Daerah tempat tinggal Ny. Wang hanya terdapat dua gedung. Karena
pengiriman dikontrol secara ketat, tidak terdapat materi
klarifikasi fakta di sana. Banyak orang tua sering berkumpul di
depan ruang resepsionis selama musim panas untuk bercakap-cakap.
Banyak dari mereka yang tidak saya kenal, namun mereka berinisiatif
untuk berbicara dan menyapa saya. Mereka sangat ramah, yang membuat
saya merasa heran. Saya menanyakan hal ini pada Ny.Wang. Ny. Wang
berkata, “Anda belum tahu! Ini karena para keluarga dimana Anda
pernah bekerja semua memujimu. Saya juga memberitahu mereka kisah
Anda. Sekarang, di area permukiman ini seluruh orang sudah
mengetahui bahwa Anda adalah seorang praktisi Falun Gong. Mereka
juga tahu Anda sangat baik dan ayah Anda adalah seorang pejabat
tinggi. Karena Anda berlatih Falun Gong, Anda dikeluarkan dari
pekerjaan terdahulu dan Anda harus bekerja sebagai pembantu rumah
tangga saat ini.” Saya berkata, “Propaganda mengklaim bahwa
praktisi Falun Gong tidak peduli pada keluarga dan pengangguran.
Sesungguhnya Jiang-lah yang tidak mengijinkan kami untuk bekerja
saat ia masih menyebarkan berita bohong untuk menipu orang-orang.”
Ny. Wang berkata, “Benar! Sekarang saya benar-benar mengerti
semuanya.”
Ny. Wang sekarang juga mulai berlatih Falun Gong. Walau ia belum
selesai membaca Zhuan Falun, seluruh penyakitnya telah sembuh. Ia
juga melihat sebuah Falun. Ia berkata, “Falun Gong benar-benar
hebat. Guru sangat luar biasa!”
Sekarang, saya tidak lagi berpikir melakukan pekerjaan kasar
sebagai pembantu rumah tangga adalah pekerjaan hina, saya bahkan
mulai menyukai pekerjaan ini. Orangtua saya juga mulai mengubah
pikiran mereka. Ayah berkata, “Selama mereka dapat mengetahui
kebenaran Dafa, jika mereka menginginkan kamu melakukan pekerjaan
ini, maka lakukanlah. Saya mendukungmu sepenuhnya.”
Saya masih ingat seorang rekan praktisi bertanya, “Anda adalah
tokoh utama dari sejak awal penganiayaan dan pihak berwenang telah
mencatat data Anda; mengapa Anda tidak dimasukkan ke kamp kerja
paksa?” Pemahaman saya adalah bahwa saat penderitaan datang
menimpa, apakah kita dapat menyadari bahwa kita adalah praktisi
Falun Gong, dan apakah kita dapat memegang teguh keyakinan pada
Dafa dan Guru, mempunyai pikiran lurus adalah hal yang sesungguhnya
berperan. Saya pikir itu adalah kunci utama.
Saya menyadari apa yang telah saya kerjakan belum cukup.
Dibandingkan dengan rekan-rekan praktisi yang gigih, saya jauh
tertinggal. Saya juga masih jauh dari standar kriteria Dafa. Saya
akan menggunakan sepenuhnya waktu yang tersisa dan melakukan dengan
baik tiga hal yang seharusnya dilakukan oleh praktisi Dafa [belajar
Fa, memancarkan pikiran lurus dan mengklarifikasi fakta mengenai
Falun Dafa dan penganiayaan].
Ini adalah sedikit pengalaman pribadi. Jika ada hal yang kurang
layak, mohon dikoreksi.
Sumber: “Compassion Overcomes Evil” (Belas Kasih Mengalahkan
Kejahatan)