(Minghui.org)
Salam Hormat kepada Guru! Salam kepada rekan-rekan praktisi di
seluruh dunia!
Menoleh ke belakang perjalanan kultivasi saya selama periode
Pelurusan Fa lima tahun ini, saya mengalami penganiayaan yang
sangat keji. Namun berkat penyelamatan dan perlindungan Guru yang
belas kasih, saya dapat menahan kesengsaraan dengan tekanan yang
sangat besar.
Pada tanggal 20 Juli 1999,
penganiayaan terhadap Falun Gong terjadi secara menyeluruh di
China. Polisi menahan dan menganiaya praktisi Falun Gong,
menggeledah rumah mereka, memasukkannya ke dalam penjara, mengirim
mereka ke kamp-kamp kerja paksa, memaksa mereka menyerahkan
buku-buku Falun Gong, menghancurkan buku-buku Dafa dan menggunakan
cara tak bermoral dan kejam untuk menuduh dan menghujat Falun Gong.
Di bawah tekanan yang teramat berat dari polisi, karyawan dan
anggota keluarga, saya merasa hampir tidak bisa bernafas. Saya
terus menerus mempertimbangkan apakah saya harus meneruskan
kultivasi atau tidak. Guru mengatakan kepada kita di dalam puisi
(Hongyin):
“Tenang Dalam Bencana”
Fa-lurus disebarkan,
Kesulitan di atas kesulitan.
Puluhan ribu iblis menghalangi,
Dalam bahaya ada bahaya.”
Karena saya sudah banyak belajar Fa pada saat itu, Fa Guru terus
bermunculan di dalam pikiran saya, yang membantu saya memutuskan
untuk selalu mengikuti Guru dan tidak melepaskan Dafa. Sejak itu,
saya memperkuat ketetapan hati untuk mengikuti Guru dan melanjutkan
kultivasi sampai akhir, tidak peduli seberapa besarnya
tekanannya.
Mengatasi Ujian Sulit dari Tekanan Orangtua
Ketika pergi mengunjungi kedua orangtua saya, mereka tidak gembira
bertemu dengan saya dan berperilaku seakan tidak menyukai saya.
Sesungguhnya, saya merasa mereka benar-benar membenciku. Mereka
tidak mau menerima hadiah dari saya, mereka juga tidak mengizinkan
saya masuk ke dalam rumahnya. Hal ini terus saja terjadi bila saya
mengunjungi mereka. Sungguh amat menyakitkan. Apa yang mesti saya
lakukan? Bagaimana cara menunjukkan cinta yang benar kepada mereka?
Bagaimana memperlakukan mereka dengan benar?
Setelah belajar Fa, saya menyadari ingin menjadi kultivator sejati
dan melakukan apa yang diminta oleh Guru kepada kita. Hanya dengan
memperlakukan diri menurut standar seorang praktisi, saya baru
dapat menunjukan kasih saya kepada orangtua. Supaya kedua orangtua
saya mengetahui bahwa seluruh praktisi Falun Gong adalah orang yang
baik merupakan cara yang benar bagi saya untuk memperlakukan mereka
dengan baik. Sejak memperoleh pengertian ini, saya tidak lagi
memendam rasa sakit hati terhadap mereka atas kesalahpahaman
mereka. Alhasil, kedua orangtua saya segera merubah perilakunya
terhadap saya, dan sejak itu mereka memperlakukan saya dengan
sangat baik ketika mengunjungi mereka. Mereka juga mengantar saya
keluar ketika akan pulang, dan ibu saya berkata, ”Datanglah ke
rumah kapanpun bila ada waktu, dan tidak perlu membawa apapun. Kami
tahu kamu tidak mempunyai banyak uang.” Saya sungguh-sungguh
merasakan kekuatan belas kasih Guru dan Dafa. Dengan meningkatkan
Xinxing (kualitas moral), saya dengan cepat menerobos tingkatan
dari memiliki perasaan yang kuat terhadap kedua orangtua
saya.
Sepenuhnya Menyangkal Pengaturan Kekuatan Lama dan
Menentang Penindasan
Pada tanggal 1 November 1999, saya naik kereta untuk pergi ke
Beijing demi mengajukan permohonan. Ada empat atau lima orang yang
berangkat bersama waktu itu. Salah seorang rekan praktisi ditahan
oleh polisi di kereta dan memberikan informasi tentang siapa saja
yang pergi bersamanya. Jadi polisi menemukan kami dan membawa kami
kembali di tengah perjalanan ke Beijing. Akhir Desember, saya
berangkat lagi ke Beijing untuk mengajukan permohonan. Saya
membentangkan spanduk di Lapangan Tiananmen. Saat memegang spanduk,
saya berteriak keras-keras, “Falun Dafa Hao (baik)!” Saya pergi ke
Beijing beberapa kali untuk melindungi Fa. Saya ditangkap secara
illegal, disiksa dan dipenjara berkali-kali.
Ketika mereka memukuli praktisi di pusat tahanan, polisi berkata
bahwa mereka sedang membantu para praktisi menghapus karma mereka
dan meningkatkan Xinxing. Saya paham bahwa dengan cari ini polisi
hanyalah berbuat dosa dan mendapatkan karma. Mereka tidak pantas
menghapuskan karma orang lain, mereka juga tidak dapat meningkatkan
Xinxing orang lain. Hanya Guru yang bisa menanggung ini untuk
praktisi dan makhluk hidup serta menghapus karma mereka. Saya
menyadari bahwa makhluk hidup tidak boleh melakukan kejahatan
terhadap Dafa, karena siapapun yang melakukan kejahatan terhadap
Dafa akan jatuh ke dalam gerbang tanpa kehidupan. Jadi selama
bertahun-tahun penganiayaan ini, tidak ada satupun yang berani
memukul atau memaki saya ataupun menghujat Guru dan Dafa di depan
saya, dan juga tidak ada seorangpun yang berani mencoba memaksa
saya menulis apa yang disebut sebagai Pernyataan Jaminan. Karena
saya mempunyai pikiran lurus dari lubuk hati, tidak ada seorangpun
yang boleh memperlakukan saya seperti ini.
Saya juga melihat polisi menggunakan kesempatan ini untuk memeras
uang dari praktisi. Polisi berkata kepada anggota keluarga praktisi
ataupun majikan mereka, jika mereka memberi uang kepada polisi,
maka praktisi tersebut akan dibebaskan. Saya pikir seharusnya tidak
membantu polisi di dalam kejahatan ini. Saya mengerti bahwa tidak
bisa menggunakan uang untuk menukarkan kebebasan berkultivasi.
Setelah pikiran ini timbul, anggota keluarga saya tidak memberikan
uang sepersen pun, namun tetap saja polisi membebaskan saya.
Pada tanggal 16 Juli 2000, saya pergi ke Beijing lagi untuk membela
Dafa. Polisi menangkap lebih dari dua puluh praktisi dan saya di
rumah seorang rekan praktisi. Mereka membawa kami ke kantor polisi
di Beijing dan menanyakan nama dan alamat semua praktisi. Ketika
saya melihat beberapa praktisi dipukul dengan sangat keji sampai
mereka menjerit kesakitan, saya mulai terus menerus membaca sajak
di dalam hati.
“Hidup dan mati bukanlah kata bualan
Dapat atau tidak melihat wujud sebenarnya”
(“Hati Mengerti Sendiri,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju
2)
Saya bertanya pada diri sendiri apakah saya datang ke sini untuk
membuktikan Dafa ataukah hanya ikut-ikutan dengan membabi buta
saja. Karena saya datang untuk membuktikan Dafa, seluruh perkataan
dan perbuatan saya harus sesuai dengan permintaan Dafa dan saya
harus mengikuti apa yang Guru katakan. Setelah memiliki pikiran
lurus ini, saya merasa sangat lega. Tidak ada seorang polisi pun
yang menginterogasi saya. Kemudian Guru berkata,
“Saya beritahu anda, jika seseorang sekiranya tidak punya karma
yang begitu besar, mereka mutlak tidak akan diterpa kesulitan yang
begitu besar. Harus dingin kepala dengan jernih membedakan antara
Xiulian pribadi dengan kejahatan yang menganiaya Fa adalah dua hal
yang berbeda.”
(“Ceramah Fa di Amerika Bagian Barat,” Dao Hang)
Saya menyadari bahwa jika saya tidak memiliki keterikatan yang kuat
terhadap rasa takut dan pikiran manusia lainnya, tidak akan ada
penambahan kesesengsaraan yang disebabkan oleh diri sendiri, karena
Fashen Guru selalu bersama saya.
Pada saat itu, saya merasa Guru sedang mengawasi dan melihat
kesungguhan hati saya. Guru akan melakukan apapun untuk saya
apabila saya mempunyai pikiran yang lurus. Saya mengerti bahwa apa
pun cara yang digunakan oleh kekuatan lama, seperti memukul dan
menginterograsi, mereka tidak ingin semua terlihat. Apa yang
sesungguhnya mereka inginkan adalah untuk mengetahui apakah
praktisi akan terus berlatih Falun Gong atau tidak. Oleh sebab itu,
bilamana polisi menginterograsi saya, saya selalu menolak
bekerjasama dengan mereka. Saya berkata kepada mereka bahwa tidak
peduli bagaimana atau mengapa saya pergi ke sana atau dengan siapa
saja, karena mereka tidaklah benar-benar peduli dengan detail
tersebut. Apa yang mereka benar-benar pedulikan adalah apakah saya
akan terus berkultivasi atau tidak. Saya kemudian berkata kepada
polisi, ”Saya memutuskan untuk mengikuti ‘Sejati-Baik-Sabar’ dan
berasimilasi dengan ‘Sejati-Baik-Sabar.’”
Akhir bulan Juli, saya menerima artikel Guru “Pengumuman” (sekarang
ada di Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II) dari seorang rekan
praktisi. Saya jadi mengerti bahwa saya harus mengklarifikasi fakta
kepada manusia biasa dan menyingkap penganiayaan keji terhadap
Falun Dafa. Saya mulai melakukan klarifikasi fakta. Saya keluar dan
menggantungkan spanduk, menempelkan materi di dinding dengan pita
perekat, dan mengantarkan materi klarifikasi ke rumah-rumah. Suatu
kali, saya dan seorang rekan praktisi menggantungkan spanduk,
polisi melihat kami dan mengejar kami. Saya bilang kepada praktisi
itu untuk tidak perlu takut ataupun cemas. Kami berpisah arah. Dan
akhirnya polisi tidak dapat menemukan kami dan meninggalkan area
tersebut. Di bawah perlindungan Guru, kami lolos dengan selamat.
Kami telah menerobos penganiayaan itu.
Bulan Maret 2001, selama Kongres Nasional Ke-16 di Tiongkok,
beberapa orang ingin menculik dan mengirim saya ke kelas pencucian
otak. Saya menolak pergi karena pikir masih banyak orang yang
sedang menunggu untuk mengetahui kebenaran Falun Dafa. Karena
kelas-kelas pencucian otak adalah tempat yang diatur oleh kekuatan
lama untuk menganiaya praktisi Dafa, saya putuskan tidak akan
pergi. Akhirnya mereka tidak berhasil mengirim saya.
Akhir Juni 2001, ketika saya menempelkan materi-materi Dafa di
sebuah dinding apartement, seorang penjaga menangkap saya di pintu
gerbang. Dengan didorong dan diseret, dia membawa saya ke kantor
keamanan. Dia menggunakan tongkat listrik menyentuh meja dan
tongkat itu memercikan api. Jelas dia akan menyengat saya dengan
tongkat itu. Jantung saya berdebar keras, namun kemudian saya
terpikir bahwa seharusnya saya tidak boleh merasa takut, dan saya
teringat perkataan Guru,
“Bila seorang praktisi Xiulian dalam kondisi apapun dapat
melepaskan pikiran perihal hidup dan mati, kejahatan pasti akan
takut, bila semua praktisi dapat berbuat demikian, dengan
sendirinya kejahatan akan lenyap. Kalian sudah tahu tentang prinsip
Fa saling menghidupi dan saling membatasi, bila sudah tidak ada
lagi rasa takut, maka faktor yang membuat anda takut juga sudah
tidak eksis lagi. Ini bukanlah secara paksa dilakukan, melainkan
dicapai dengan pelepasan sungguh-sungguh yang tanpa beban.”
(“Menyingkirkan Keterikatan Terakhir,” Petunjuk Penting Untuk Gigih
Maju II)
Saat menjadi tenang, saya mulai menjelaskan kepada polisi itu
bagaimana Falun Gong mengajarkan orang menjadi baik dan bagaimana
pemerintah menjebak dan memfitnah Falun Gong di televisi. Dia lalu
berkata, ”Saya sekarang mengerti. Anda boleh pergi dan teruskan
pekerjaanmu. Juga, tolong tinggalkan beberapa materi Dafa di
kendaraan pimpinan kami.” Kemudian dia membebaskan saya.
Pada tanggal 9 Juli 2001, saya ditangkap karena mencetak
materi-materi klarifikasi. Saya dipenjara di pusat tahanan Dashan
di Kota Qingdao. Saya mencari ke dalam, seperti yang Guru minta,
dan menemukan bahwa saya masih memiliki keterikatan rasa cemburu
dan pamer. Saya melihat kebocoran ini telah dimanfaatkan oleh
kejahatan. Apakah ketidakmurnian pikiran saya telah memberikan
peluang kepada kekuatan lama untuk menganiaya saya? Saya memahami
bahwa apakah kekuatan lama yang menganiaya ataukah itu adalah
kebocoran saya sendiri, yang pasti saya tidak akan menerima
penganiayaan ini. Tidak peduli bagaimanapun lingkungan saya, saya
harus mengerjakan dengan baik permintaan Guru. Jadi setiap hari
saya memancarkan pikiran lurus, melakukan latihan dan
mengklarifikasi fakta kepada sesama tahanan. Saya pikir bahwa tidak
seharusnya saya berada di dalam penjara dan saya harus keluar serta
klarifikasi fakta dan menyelamatkan orang. Oleh karena itu, di
bawah perlindungan Guru, saya keluar dari pusat tahanan itu dengan
kepala tegak dan bermartabat.
Pada tanggal 28 Desember 2001, saya ditahan kembali saat berada di
rumah seorang rekan praktisi. Satu bulan kemudian, saya dikirim ke
Desa Wangcun, Kota Zibo dan dijatuhi hukuman secara ilegal dua
tahun di kamp kerja paksa. Setelah sampai di kamp, saya terus
memancarkan pikiran lurus dan dalam waktu yang sama mencari ke
dalam untuk menemukan hal apa yang tidak saya kerjakan dengan baik
dan di bagian mana saya telah mengakui pengaturan kekuatan lama.
Ketika beberapa bekas praktisi yang tersesat berusaha untuk mencuci
otak saya, segera saya menyadari bahwa saya harus merubah konsep
sesudah lahir saya yang melenceng menjadi pikiran lurus yaitu
mengasimilasi diri dengan Sejati-Baik-Sabar, daripada berkompromi
dengan kejahatan. Pikiran lurus saya menjadi sangat kuat. Dengan
tegas saya bertanya kepada para kolaborator itu, ”Mengapa kalian
memutarbalikan Dafa dan terlibat dengan hal yang disebut sebagai
menyingkap dan mengkritik Guru? Sebelum penganiayaan dimulai,
mengapa kalian tidak berkata hal yang negatif terhadap Guru? Kalian
bertindak seperti ini karena kalian takut pada penganiayaan dan
pencucian otak. Kalian tidak melindungi Dafa.” Mereka tidak
menjawab sepatah kata pun.
Berikutnya datang penjaga. Saya teringat perkataan Guru pada
artikel “Saran,” (Petunjuk Penting untuk Gigih Maju II):
“Mereka yang melakukan apa yang disebut pekerjaan ‘merubah
pendirian orang,’ juga adalah manusia yang terkelabui. Mengapa
tidak sebaliknya menyingkap kejahatan dan mengklarifikasi fakta
pada mereka? Saya sarankan agar semua praktisi yang sedang dirubah
pendiriannya secara paksa (tidak termasuk mereka yang belum
ditangkap untuk dirubah pendiriannya) menyingkap kejahatan dan
mengklarifikasi fakta pada orang-orang yang melakukan pekerjaan
merubah pendirian, bersamaan itu beritahu pada mereka tentang
hubungan sebab akibat dari “kebaikan dan kejahatan pasti ada
balasannya.” Yang takut orang-orang mengetahui fakta kebenaran
adalah kejahatan, bukan pengikut Dafa.”
Para penjaga mengatakan padaku bahwa lingkungan di sana sangat
bagus. Lalu saya bertanya kepada mereka, ”Bukankah tempat ini di
mana Zhou Songtao dari Kota Qingdao dianiaya sampai meninggal?”
Kemudian saya menceritakan peristiwa bakar diri di Lapangan
Tiananmen kepada mereka. Setelah selesai, mereka meninggalkan saya
tanpa sepatah kata pun. Dengan perlindungan Guru, saya menggunakan
kekuatan pikiran lurus untuk memusnahkan seluruh unsur kejahatan di
dimensi lain yang menganiaya saya. Akhirnya, saya keluar dari pusat
penahanan itu dengan kepala tegak dan bermartabat dalam dua hari.
Sekali lagi saya terjun ke dalam arus Pelurusan Fa.
Dalam perjalanan kultivasi, secara umum saya telah merasa tenang,
walau terkadang juga mengalami frustrasi. Karena saya mempunyai
kepercayaan yang teguh terhadap Guru, dari lubuk hati saya, tidak
ada yang dapat memaksa saya untuk melepaskan
“Sejati-Baik-Sabar.”
Guru berkata,
“Bukankah orang-orang mengatakan, kamu punya seribu akal cerdik,
saya punya ketentuan yang sudah ditetapkan? Dengan kata lain
pengikut Dafa harus tahu apa yang sedang kita lakukan, harus
berkesadaran jernih, apakah ada kaitannya dengan pembuktian
kebenaran Fa.” (“Ceramah Fa Pada Konferensi Fa di Atlanta Tahun
2003”).
Selama kultivasi di masa Pelurusan Fa, beberapa rintangan berat
telah membuat saya menjadi lebih jernih, rasional, dan teguh. Pada
saat yang sama, banyak keterikatan dan konsep-konsep pikiran yang
tidak lurus telah disingkirkan. Saya memahami bahwa untuk
menyangkal pengaturan kekuatan lama, kita harus sangat ketat
terhadap diri kita sendiri, mencurahkan sepenuh hati belajar Fa
lebih banyak, serta lebih memperhatikan hal pemancaran pikiran
lurus. Kita harus menggunakan Dafa untuk membimbing kita dan
mengikuti permintaan Guru. Kita harus sepenuhnya menyangkal
pengaturan kekuatan lama dan melangkah dengan lurus. Saya akan
terus berusaha keras untuk melangkah ke depan dengan pikiran lurus
dan perbuatan lurus. Kita akan berbuat sesuai dengan ajaran dan
harapan Guru, dan kita tidak akan mengecewakan makhluk hidup. Kita
tidak akan gagal dalam memenuhi sumpah janji dan harapan
kita.
Ini hanyalah pemahaman pribadi. Mohon tunjukkan jika ada hal yang
tidak tepat.
Sumber: Buku “Compassion Overcomes Evil” (Belas Kasih Mengalahkan
Kejahatan)