Nama: Liao
Yuanfu (廖远富)
Jenis Kelamin: Pria
Usia: 47 tahun
Alamat: Desa Shuitang di Kecamatan Panlian,
Kabupaten Miyi
Pekerjaan: Petani
Tanggal Kematian: 7 November 2012
Tanggal Penangkapan Terakhir: 15 Desember
2000
Tempat Penahanan Terakhir: Penjara Deyang
(德阳监狱)
Kota: Kabupaten Miyi
Provinsi: Sichuan
Penganiayaan yang Diderita: Tidak boleh tidur,
cuci otak, vonis ilegal, pemukulan, digantung memakai borgol,
pemenjaraan, penyiksaan, pemerasan, pengekangan fisik, interogasi,
penahanan.
Pelaku Utama Penganiayaan: Kepala Seksi Keamanan
Politik Xiang Jinfa di Departemen Kepolisian Miyi
(Minghui.org) Liao Yuanfu mulai
berlatih Falun Gong pada 1996. Kesehatan dan semangatnya meningkat
serta penuh energi. Liao ramah dan suka menawarkan bantuan
kepada yang membutuhkan. Falun Dafa mengajarkannya bahwa tujuan
dari hidup adalah untuk kembali ke jati diri sejati. Ia menganggap
ketenaran dan perolehan dengan sangat ringan dan memikirkan orang
lain terlebih dahulu sebelum dirinya sendiri.
Pada Juli 1999, Falun Dafa difitnah dan penganiayaan brutal oleh
Partai Komunis China (PKC) dimulai. Liao berbicara demi Falun Dafa
dan mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan di muka umum. Ia
pergi ke Beijing untuk mencari keadilan bagi Guru Li.
Pada 20 Oktober 1999, Liao dan sekitar dua puluh praktisi berkumpul
di salah satu rumah di Binghaiba untuk membaca buku-buku Falun
Gong. Xiang Jinfa, Yang Zihua, Zhou Lin, Liao Hongbin, Chai Faxiang
dan Li Xuesong dari Departemen Kepolisian Miyi dan petugas dari
Kantor Polisi Binggu menangkap semua praktisi di kelompok belajar
tersebut. Dua puluh enam praktisi Falun Gong dikunci di lantai dua
tempat ruang pertemuan seksi Keamanan Politik di departemen
kepolisian. Siang hari cuacanya panas sehingga Liao hanya
mengenakan kaos. Tetapi, pada malam hari sangat dingin dan petugas
Chai Faxiang membuka semua pintu dan jendela sehingga para praktisi
gemetaran kedinginan. Liao dikirim ke Pusat Rehabilitasi
Obat-obatan Miyi dan ditahan di sana selama tujuh hari.
Liao pergi ke Beijing dua kali pada Oktober dan November 1999,
ditangkap dan ditahan. Pada November 1999, Liao pergi ke
Beijing untuk memohon keadilan, ditangkap dan ditahan selama
sebulan di Kabupaten Miyi. Xiang Jinfa, kepala seksi Keamanan
Politik di Departemen Kepolisian Miyi, memberitahu istri Liao bahwa
Liao akan dibebaskan jika ia membayar 1.000 yuan. Karena tidak
cukup uang di rumah, ia meminjam dari bank dan memberikan 1.000
yuan kepada Xiang Jinfa. Tetapi, Xiang Jinfa tidak membebaskan Liao
setelah menerima uangnya. Ia membuat perjanjian dengan Pusat Cuci
Otak Kecamatan Panlin begitu Liao keluar dari pusat tahanan, ia
akan dibawa ke Pusat Cuci Otak Panlian. Liao mengalami pemukulan
brutal, hukuman fisik dan cuci otak brutal di pusat tersebut.
Pada 14 Desember 2000, Liao menggantung spanduk Falun Dafa di luar.
Ia ditangkap di rumah pada pagi hari, 15 Desember oleh petugas dari
Seksi Keamanan Politik dan polisi bersenjata. Liao dikirim ke Seksi
Keamanan Politik dari Departemen Kepolisian. Polisi memukuli Liao
dengan tinju dan tendangan serta popor senjata. Wajah Liao
membengkak akibat pemukulan dan matanya biru lebam. Pemukulan itu
berlangsung selama beberapa jam. Selama interogasi oleh kepala
seksi Xiang Jinfa, tangan Liao diborgol dan digantung dengan hanya
jempol kaki menyentuh lantai. Xiang Jinfa dan petugas lainnya
memukuli Liao dengan tongkat. Liao disiksa selama beberapa hari di
sana. Liao kemudian dikirim ke pusat tahanan. Di pusat tahanan,
instruktur Liu Qichao menghantam Liao dengan serencengan kunci
pintu tahanan di pusat tahanan itu. Liao divonis sepuluh tahun
penjara pada 24 Januari 2001 dan dipindahkan ke Penjara
Deyang.
Saat di penjara, agar “merubah” Liao, penjaga menggunakan semua
metode yang ada untuk menyiksanya. Penjaga menyuruh tahanan
kriminal untuk memonitor Liao sepanjang waktu dan disuruh untuk
menghina, memukul dengan bebas. Tubuh Liao segera dipenuhi dengan
luka-luka, baru dan lama. Selama sepuluh tahun di penjara, Liao
mengalami berbagai penyiksaan fisik dan mental yang tak
terbayangkan. Selain tangan dan kakinya diborgol serta hukuman
fisik lainnya, penjaga penjara dan tahanan mengikat pergelangan
tangan dan kaki Liao dengan kawat. Kawat itu mengiris daging Liao
dan meninggalkan bekas luka dalam dan jelas kelihatan setelah
kematiannya. Kaki Liao telah menghitam dan ada kelainan otot di
bawah lutut kakinya.
Setelah Liao dibebaskan, melalui belajar Fa dan meditasi,
kesehatannya perlahan pulih dan ia dapat melakukan beberapa
pekerjaan ringan di ladang. Tetapi, Kantor 610 setempat dan komite
desa sering mengganggu dan mengancamnya. Pada Januari 2012, petugas
dari Kecamatan Panlian dan Desa Shuitang memanggilnya untuk
“berbicara” di kantor desa. Mereka melarang Liao berlatih Falun
Gong, berhubungan dengan praktisi lain dan membicarakan tentang
penganiayaan yang dideritanya. Pejabat itu mengatakan jika ia tidak
bekerja sama, mereka akan menghentikan subsidi pensiun ibunya yang
berusia 80 tahun (setiap orang berusia lebih dari 60 tahun berhak
atas subsidi pensiun 60 yuan perbulan), menahan kesempatan kerja
bagi putranya (putra Liao sedang kuliah di tahun kedua) dan baik ia
maupun putranya tidak diperkenankan buka usaha.
Petugas meminta ia menuliskan pernyataan jaminan, tetapi Liao
menolak. Mereka kemudian memaksa Liao mencap sidik jari pada
sepotong kertas. Tidak diketahui apa yang ditulis oleh petugas itu
di kemudian hari pada kertas tersebut.
Pada Maret 2012, Liao merasa sakit seluruh badannya dan kehabisan
napas, sangat tidak nyaman. Kondisinya menurun dan segera tidak
bisa bangun serta mengurus diri sendiri. Selama sakit, untuk
mencegah praktisi Falun Gong lain mengunjunginya, petugas pengawas
mengancam Liao dan anggota keluarganya. Liao dikirim ke Rumah Sakit
Huaxi di Chengdu pada September dan didiagnosa menderita beragam
kanker termasuk kanker paru-paru. Kondisinya dinyatakan tidak dapat
disembuhkan. Setelah pulang ke rumah, ia hanya bisa berbaring
sambil merasakan sakit yang menusuk. Ia kehilangan berat badan dan
tinggal tulang dan kulit. Liao meninggal dalam kesakitan pada 27
November 2012, meninggalkan istri, ibu dan putranya yang masih
kuliah.
Rekan-rekan praktisi, teman-teman, kerabat dan tetangga sedih atas
kematian Liao dan pergi ke rumahnya untuk membantu pemakamannya.
Polisi berpakaian preman dari Divisi Keamanan Domestik Miyi berbaur
dengan kerumunan di rumah Liao dan diam-diam mengawasi siapa yang
datang ke pemakaman dan setiap praktisi Falun Gong di pemakaman
ditangkap.
Praktisi Falun Gong Zhang Jihui, Zhang Jiping, dan Zhang Jifang
adalah bersaudara, dan mereka tinggal di desa yang sama dengan
Liao. Mereka pergi ke rumah Liao untuk membantu pemakaman. Polisi
dari Kecamatan Panlian dan kantor polisi setempat menangkap mereka
setelah mereka tiba di rumah. Mereka ditahan di Kantor Polisi
Chengguan dan rumah mereka digeledah. Zhang Jifang dibebaskan pada
hari kedua. Zhang Jihui dan Zhang Jiping dikirim ke Pusat Penahanan
Shuanggou di Miyi, dan dibebaskan pada 30 November. Pada hari
pemakaman, banyak praktisi Falun Gong diikuti dan sangat banyak
praktisi dan keluarga mereka diancam.
Chinese version click here
English
version click here