(Minghui.org)
Situs Web Minghui pada 19 Desember menerbitkan animasi “Buah
Ginseng,” sebuah episode dari cerita “Raja Kera,” Animasi ini
dibuat beberapa tahun yang lalu, dan saat masih muda saya telah
menontonnya. Menontonnya kembali ingatan saya tergugah.
Kisah “Buah Ginseng“ menceritakan
tentang Biksu Tang dan tiga orang muridnya yang sedang dalam
perjalanan ke India untuk memperoleh sutra (kitab agama Buddha),
singgah di Kuil Wazhuangguan. Dua anak laki-laki yang menjaga kuil
menghidangkan dua buah ginseng pusaka Dewa kepada Biksu Tang. Biksu
Tang menolaknya, jadi kedua anak itu memakannya sendiri. Cu Pat Kay
(Si Babi), murid Biksu Tang mendengar kejadian tersebut. Ia meminta
Raja Kera untuk mencuri buah-buah itu agar mereka juga bisa
merasakannya. Ketika kedua anak penjaga kuil mengetahui beberapa
buahnya hilang, mereka menuduh Biksu Tang dan murid-muridnya yang
mencuri. Tuduhan ini membuat Raja Kera marah, dan dia merobohkan
pohon buah ginseng itu, dan mengajak Biksu Tang dan kedua murid
lainnya meninggalkan Kuil. Ketika kepala kuil pulang, dia sangat
geram. Dia menangkap Biksu Tang dan murid-muridnya, menuntut agar
pohon-pohon buah ginseng itu dikembalikan seperti semula. Raja Kera
pergi mencari bantuan kemana-mana, dan akhirnya meminta bantuan
Bodhisatwa Guanyin untuk menyelamatkan pohon-pohon itu, yang
akhirnya meredakan situasi.
Ketika saya menonton kembali animasi itu, saya bisa melihat banyak
hal dari pandangan seorang yang berkultivasi. Menurut pendapat saya
kekalutan yang diderita olah empat orang itu seharusnya tidak
terjadi atau dapat dicegah. Karena ketiadaan pikiran lurus atau
keterikatan pribadi akhirnya mereka memperbesar kesulitan yang
kecil.
Andaikan Cu Pat Kay tidak punya sifat ingin tahu dan tidak mudah
terpengaruh oleh hal-hal yang remeh, dia tidak akan mencuri dengar.
Ataupun jika tak sengaja mendengar sesuatu, dia tidak akan serakah
dan berusaha mencuri buah. Jika Raja Kera berpikiran lurus, dia
tidak akan terpengaruh oleh Cu Pat Kay. Bahkan dia akan menunjukkan
kesalahan yang dilakukan Cu Pat Kay, dan segalanya akan beres. Jika
mereka berhenti setelah melakukan kesalahan pertama, tidak
membuatnya lebih buruk dengan merobohkan pohon ginseng, mereka
tidak akan menemui masalah yang begitu besar yang mengakibatkan
mereka harus bersusah payah menyelesaikan masalah tersebut. Yang
paling buruk adalah perjalanan mereka mencari sutra menjadi
tertunda.
Hal ini membuat saya berpikir tentang ramalan “dunia kiamat” pada
tahun 2012. Para praktisi di wilayah kami bereaksi berbeda-beda.
Beberapa orang membicarakannya dengan sangat tertarik, ada yang
mengikuti terus di internet, diantaranya ada yang memikirkan
kemungkinan-kemungkinan skenario sehingga mereka tidak dapat
berkonsentrasi pada pekerjaannya, ada yang menimbun persediaan
kebutuhan hidup, dan memperingatkan teman serta sanak keluarganya
agar selalu siap sedia. Tentu saja masih ada juga yang melakukan
tiga hal, dan tidak merasa terganggu. Semua ramalan-ramalan sudah
tidak tepat lagi setelah Guru mengajarkan Fa, semuanya ditentukan
berdasarkan kebutuhan pelurusan Fa. Bahkan jika kesulitan atau
beberapa keadaan khusus benar-benar terjadi, dengan perlindungan
Guru apa yang perlu dikhawatirkan oleh praktisi? Guru bahkan akan
melindungi orang-orang biasa yang baik, apa lagi para praktisi.
Lagi pula apapun yang dijumpai para praktisi harus dihadapi dengan
pikiran lurus.
Kemudian terpikir oleh saya gangguan-gangguan yang disebabkan oleh
Konferensi Partai Komunis China (PKC) ke-16 yang terjadi beberapa
tahun yang lalu, insiden Wang Lijun dan Konferensi PKC yang ke-18.
Andaikan para praktisi tetap bersikap tenang dan tidak terpengaruh
oleh gangguan dari luar, dengan teguh melakukan tiga hal, maka
banyak masalah mungkin tak akan pernah terjadi atau akan lenyap.
Gangguan-gangguan ini mungkin akibat dari keterikatan kita dan
seharusnya dapat dihindari. Jika praktisi dapat tidak terpengaruh,
dan bahkan dapat memberitahukan temannya yang terpengaruh bila
mereka melihatnya, maka gangguan itu akan menjadi lebih ringan,
dapat terkendali, dan tidak mempengaruhi wilayah yang lebih luas.
Rekan-rekan praktisi, marilah kita meningkatkan diri bersama-sama,
dan mengerjakan tiga hal dengan teguh. Kita jangan sampai
terpengaruh oleh gangguan dari luar, dan menciptakan gangguan bagi
diri kita sendiri. Marilah kita jalani detik-detik terakhir ini
dengan baik dan mengikuti Guru pulang ke rumah.
Di atas adalah pemahaman pribadi saya. Tolong tunjukan
kekurangannya.
Chinese version click here
English
version click here